Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penggunaan obat tradisional pada masyarakat pada umumnya masih


sebatas dalam bentuk jamu, dengan cara penyajiannya direbus atau diseduh,yang
menyebabkan bentuk sediaan yang kurang stabil dan takaran dosis yang tidak
tepat. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan pembuatan
dalam bentuk sediaan farmasetis yang lebih baik dari bahan alam, yaitu dengan
membuatnya dalam bentuk sediaan tablet dari ekstrak tanaman.
Tanin terdiri dari senyawa-senyawa kompleks yang tersebar luas di dunia
tumbuhan (Kindom Plantae) dan hampir semua famili dari tanaman mengandung
tanin.Tanin biasanya terdapat pada bagian tanaman yang spesifik seperti daun,
buah, kulit batang atau batang.Secara kimia tanin adalah substansi
kompleks.Tanin biasanya terbentuk dalam bentuk campuran polifenol yang sulit
dipisahkan karena tidak terkristalisasi.Tanin memiliki sifat khas yaitu
mengendapkan protein dari larutan dan dapat berkombinasi dengan protein
menyebabkan tahan terhadap enzim protelitik dan merupakan senyawa fenol yang
larut dalam air.
Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang
terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua
(dikotil). Monomer tannin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin
terdiri dari campuran senyawa polifenol kompleks dan biasanya tergabung dengan
karbohidrat rendah. Dengan adanya gugus fenol,menyebabkan tannin dapat
berkondensasi dengan formaldehida yang sangat reaktif terhadap formaldehida
dan mampu membentuk produk kondensasi, yang tahan air dan panas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Tanin
Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang
mempunyai berat molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus
lainnya (seperti karboksil) sehingga dapat membentuk kompleks dengan protein
dan makromolekul dan merupakan komponen zat organik derivat polimer
glikosida yang terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan
berkeping dua (dikotil). Tannin merupakan senyawa kompleks dalam bentuk
campuran polifenol yang sukar mengkristal yang dapat didefenisikan sebagai
kromotografi. Monomer tannin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin
terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanya
tergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, maka
tannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi
sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk. Tannin
banyak merupakan metabolit sekunder yang biasanya bersifat astrigen dengan rasa
khas yang sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin kondensas yang
disintesis dari prekursor flavonoid dan tannin (proanthocyanidins) hidrolisis yang
diprekursor oleh asam dehydroshikimic terdapat pada daun, buah, kulit batang
atau batang.
Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah
depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh
lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa
senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan
dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat.
Tannin juga memiliki sifat seperti membentuk larutan koloidal yang
bereaksi asam dalam air,mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid,tidak
mengkristal dan dalam larutan alkali dapat mengoksida oksigen serta
mengendapakn protein dari larutannya. Tannin merupakan bahan dalam proses
metabolisme dan pelindung pada bagian tertentu bagi tumbuhan yang baru
tumbuh, sebagai anti hama yang mencegah serangga dan fungi. Selain itu tannin
juga mempunyai efek terapi adstrigensia pada jaringan hidup dan sebagai
antiseptic (cthnya:mengendapakn protein pada luka). Selain itu tannin juga
merupakan antidotum (keracunan alkaloid)dengan cara mengeluarkan asam tamak
yang tidak larut.
Apabila tannin dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksi yang
sederhana seperti : As. Gallat terurai pirogalol, As. Protokatekuat katekol dan As.
Ellag dan Tenol-fenol lain.

Klasifikasi Tanin
Tannin termasuk senyawa poli fenol yang artinya tannin memiliki bagian
berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu :
1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)
Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk
jembatan oksigen, sehingga tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin
yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain
membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang
bisa disebut Ellagitanins. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam
hexahydroxydiphenic (HHDP). Yang dapat terpecah menjadi asam galic jika
dilarutkan dalam air. Asam elagat yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tannin
merupakan ester asam heksaoksidifenat.

Gambar 2.1 Struktur gallotanin-tannin terhidrolisis


2. Tanin terkondensasi (condensed tannins)
Tanin ini tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi yang
meghasilkan asam klorida yang kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid yang
merupakan senyawa fenol. Karena gugus fenol itu sehingga tannin dapat
berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi ini sangat reaktif
terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi Tanin
terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada seluruh
tumbuhan terutama pada tumbuhan berkayu. Dan banyak ditemukan tumbuhan
paku-pakuan. Tannin ini sering disebut Proanthocyanidin merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya
adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari
epiccatechin dan catechin.

Gambar 2.2 struktur catechin dan procyanidin-tanin terkondensasi

Biosintises Tannin
Secara umum biosintesa tannin merupakan biosintesa asam galat dengan
precursor senyawa fenol propanoid dan terdiri dari beberapa bagian, seperti :
1) Tannin-terkondensasi atau flavolan
Tannin ini secara biosintesa terbentuk dengan cara kondensasi katekin
tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer
yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon
dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8 Nama lain untuktanin-
terkondensasi adalah proantosianidin yang kebanyakannya adalah proantosianidin
yang bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin. dan apabila
direaksikan dengan asam panas,akan menyebabkan putusnya beberapa ikatan
karbon-karbon dan membebaskan monomer antosianidin.
2) Tannin-terhidrolisiskan
Tannin ini terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima
gugus ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer
asam galat, yaitu asam heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan glukosa.
Bila dihidrolisis elagitanin ini menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan
ini pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat menghasilkan gallic
atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam lemah atau basa
lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh gallotannins
adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan dalam
daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.

Tanaman yang Mengandung Tannin


1. Jambu biji (Psidium guajava L ).
Jambu biji mengandung banyak tannin yang berfungsi sebagai anti diare
karena dapat dapat menyerap racun dan dapat menggumpalkan protein.. Daun
jambu biji sering digunakan untuk membasmi bakteri/mikroba penyebab diare
(Salmonella typhii, E. coli, Shigella dysentriae). Dalam jambu biji terdapat 9 -
12% tannin , minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajavarin dan vitamin..
sementara itu daun kering jambu biji yang digiling halus mengandung 17,4%
tannin . Makin halus serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya.

Gambar 2.3 jambu biji (Psidium guajava L ).


2) Belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L ).
Tanaman ini banyak digunakan sebagai obat tradisional yang dapat
mengatasi beberapa penyakit seperti batuk, diabetes, rematik, gondongan,
sariawan, sakit gigi, gusi berdarah, jerawat, diare samapi tekanan darah tinggih.
Bahan aktif yang digunakan sebgai obat adalah tannin. Selain tannin, belimbing
juga mengandung unsure lain seperti karbohidrat, protein, vit. C, kalsium dan
fosfor.

Gambar 2.4 Belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L ).


3) Biji buah alpukat (Persea americaba mill)
Tanaman ini dipercaya dapat mengobati sakit gigi, maag kronis, hipertensi
dan diabetes militus. Biji alpukat memeiliki beberapa senyawa yang dapat
menurunkan kadar glukosa darah,seperti polifenol, flavonoid, tripernoid, kuinon,
saponin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid.

Gambar 2.5 Biji buah alpukat (Persea americaba mill)


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang
mempunyai berat molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus
lainnya (seperti karboksil) sehingga dapat membentuk kompleks dengan protein
dan makromolekul dan merupakan komponen zat organik derivat polimer
glikosida yang terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan
berkeping dua (dikotil). Tannin merupakan senyawa kompleks dalam bentuk
campuran polifenol. Monomer tannin adalah digallic acid dan D-glukosa. Tanin
terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida
galoiglukosa. Tannin dibedakan menjadi Tanin yang Terhidrolisis dan Tanin yang
terkondensasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, Elok dkk. 2010. Fraksinasi dan identifikasi senyawa tannin pada daun
belimbing wuluh. Malang : Univ. Islam Negeri Mualana.

Malangngi, Liberty dkk. 2012. Penentuan kandungan tannin dan uji aktivitas
antioksidan ekstrak bii buah alpukat. Manado : Unsrat.

www.academia.edu
MAKALAH

TANIN

OLEH KELOMPOK 4/B

1. Maria Pedan Halimakin ( 518011008)


2. Nurcahyani Umar (518011090)
3. Melzawin Elma Manuhutu (518011173)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai