Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Klasifikasi Tanin
Tannin termasuk senyawa poli fenol yang artinya tannin memiliki bagian
berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu :
1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)
Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk
jembatan oksigen, sehingga tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin
yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain
membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang
bisa disebut Ellagitanins. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam
hexahydroxydiphenic (HHDP). Yang dapat terpecah menjadi asam galic jika
dilarutkan dalam air. Asam elagat yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tannin
merupakan ester asam heksaoksidifenat.
Biosintises Tannin
Secara umum biosintesa tannin merupakan biosintesa asam galat dengan
precursor senyawa fenol propanoid dan terdiri dari beberapa bagian, seperti :
1) Tannin-terkondensasi atau flavolan
Tannin ini secara biosintesa terbentuk dengan cara kondensasi katekin
tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer
yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon
dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8 Nama lain untuktanin-
terkondensasi adalah proantosianidin yang kebanyakannya adalah proantosianidin
yang bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin. dan apabila
direaksikan dengan asam panas,akan menyebabkan putusnya beberapa ikatan
karbon-karbon dan membebaskan monomer antosianidin.
2) Tannin-terhidrolisiskan
Tannin ini terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima
gugus ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer
asam galat, yaitu asam heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan glukosa.
Bila dihidrolisis elagitanin ini menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan
ini pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat menghasilkan gallic
atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam lemah atau basa
lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh gallotannins
adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan dalam
daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.
KESIMPULAN
Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang
mempunyai berat molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus
lainnya (seperti karboksil) sehingga dapat membentuk kompleks dengan protein
dan makromolekul dan merupakan komponen zat organik derivat polimer
glikosida yang terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan
berkeping dua (dikotil). Tannin merupakan senyawa kompleks dalam bentuk
campuran polifenol. Monomer tannin adalah digallic acid dan D-glukosa. Tanin
terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida
galoiglukosa. Tannin dibedakan menjadi Tanin yang Terhidrolisis dan Tanin yang
terkondensasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, Elok dkk. 2010. Fraksinasi dan identifikasi senyawa tannin pada daun
belimbing wuluh. Malang : Univ. Islam Negeri Mualana.
Malangngi, Liberty dkk. 2012. Penentuan kandungan tannin dan uji aktivitas
antioksidan ekstrak bii buah alpukat. Manado : Unsrat.
www.academia.edu
MAKALAH
TANIN
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019