Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

MAKALAH
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
Dosen Pengampu: Ns. Zidni Nuris Y., M.Kep.

oleh
Kelompok 1
Ainiyah Suyono 16010097 Muhamad Fauzi 16010126
Angga Dwi Praditya 16010100 Muhammad Indra P. 16010129
Fifi Hardiyanti 16010111 Muhammad Rizqi S. 16010130
Firda Dwi Anugrah 16010112 Regita Yuniar D. 16010132
Furqon Romadhon 16010114 Riski Ardani 16010134
Hidayah Auliyatur 16010115 Septiani Puji Lestari 16010135
Ira Indah Lestari 16010116 Siti Azlinda 16010136
Irfan Budi Laksono 16010117 Syaifiyatul M. 16010138
Khusnul Chotimah W. 16010119 Tria Yunis Maulinda 16010139
Lenia Hidayatil M. 16010121 Vita Putri Rahayu 16010141
Maria Ulfa Dwi S. 16010123

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat-Nya kepada kami sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Ansietas” ini sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ns. Zidni Nuris Y., M.Kep., selaku dosen
pengajar Keperawatan Jiwa I yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk
mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang
konsep ansietas.
Walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi kami menyadari
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu kritik dan saran tetap kami harapkan demi perbaikan makalah ini ke depan. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat.

Jember, Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3

2.1 Pengertian Ansietas ......................................................................................... 3


2.2 Etiologi Ansietas .............................................................................................. 3
2.3 Manifestasi Klinis Ansietas ............................................................................... 4
2.4 Tanda dan Gejala Ansietas .............................................................................. 4
2.5 Klasifikasi Ansietas .......................................................................................... 5
2.6 Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 5
2.7 Terapi Ansietas ................................................................................................ 6
2.8 Pohon Masalah Ansietas ................................................................................. 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................... 8

3.1 Pengkajian ....................................................................................................... 8


3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 9
3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................................... 9
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................................... 11

BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 14

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14


4.2 Saran ............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Kecemasan atau ansietas merupakan suatu keadaan yang normal dari


manusia untuk menghadapi situasi tertentu, tetapi juga dapat berubah
menjadi gangguan mental jika berlebihan dan tidak sebanding dengan
situasi. Disini peran perawat sangat dibutuhkan oleh pasien dengan
kecemasan yang tinggi, perawat harus memiliki kemampuan dalam
mengatasi kecemasan atau ansietas agar tidak terjadi secara terus-menerus
yang dapat berdampak pada psikologis atau fisiologinya (Boky, 2013).

Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu


yang subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara
khusus penyebabnya. Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab
dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir,
gelisah, takut disertai berbaagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat
terjadi atau menyertai situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan
(Angkat, 2013).

Ansietas muncul karena adanya stressor terhadap individu dan


adanya gangguan dari fungsi mekanisme pertahanan ego yang maladaptif,
jika pertahananan tersebut adaptif maka individu akan mampu mengurangi
munculnya gejala ansietas. Pertahanan ego disebut juga sebagai
mekanisme koping (G. Sonia, 2014).

2.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
ansietas
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian ansietas
2. Mengetahui dan memahami etiologi ansietas
3. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis ansietas

1
4. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala ansietas
5. Mengetahui dan memahami klasifikasi ansietas
6. Mengetahui dan memahami diagnose keperawatan
7. Mengetahui dan memahami terapi pada ansietas
8. Mengetahui dan memahami pohon masalah dari ansietas

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ansietas

Ansietas merupakan istilah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari


yakni menggambarkan keadaan kekhawatiran, kegelisah yang tidak menentu, atau
reaksi ketakutan dan tidak tentram yang terkadang disertai berbagai keluhan fisik.
Ansietas merupakan respon emosional dan penilaian individu yang subjektif yang
dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara khusus factor
penyebabnya (Ermawati, dkk, 2009).

Gangguan kecemasan sering juga dianggap sebagai suatu gangguan yang


berkaitan dengan perasaan khawatir tidak nyata, tidak masuk akal, tidak cocok
yang berlangsung terus (intens) atas prinsip yang terjadi (manifestasi) dan
kenyataan yang dirasakan orang yang mengalami gangguan kecemasan selalu
diikiuti rasa ketakutan yang difuse, tidak jelas, tidak menyenangkan dan timbulnya
rasa kewaspadaan yang tidak jelas (Herri Zan Pieter, 2011).

Ansietas atau kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang
tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Ansietas merupakan
pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang
merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang
buruk ada suatu yang buruk akan terjadi dan pada umunya disertai gejala-gejala
otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Stuart dan Larnia, 1998).

2.2 Etiologi Ansietas

Berdasarkan teori psikonalisis ansietas merupakan konflik emosional antara


dua elemen kepribadian, yakni id, ego, dan superego. Id mencerminkan dorongan
instingtif dan implus–implus primitif ego melambangkan mediator antara id dan
superego, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang di
kenali oleh norma- norma lingkungan, agama dan bdaya. Kaitannya pada ansietas
adalah peringatan terhadap pertahanan ego.

Adapun pada teori interpersonal mengatakan bahwa antsietas terjadi akibat


ketakutan atas penolakan interpersonal dan di sertai dengan trauma masa
perkembangan seperti kehilangan atau perpisahan orang tua. Deikian juga dengan

3
kehilangan harga diri, dimana biasanya orang yang mengalami hilangnya harga diri
bisa berakibat timbulnya ansietas berat (Herri Zan Pieter, 2011).

2.3 Manifestasi Klinis Ansietas

Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas


(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya

2.4 Tanda dan Gejala Ansietas


1. Berkeringat dingin
2. Gangguan asam lambung
3. Gelisah
4. Gemetar
5. Sakit kepala
6. Diare
7. Kelelahan
8. Khawatir
9. Cemas
10. Takut
11. Malu
12. Bimbang
13. Panik
14. Napas Lambat (I. M. Ingram, 1995).

4
2.5 Klasifikasi Ansietas
2.5.1 Anggora Fobia
Dimuali pada usia 15-35 tahun dua kali lebih sering terjadi pada
perempuan. Pasien mengalami serangan ansietas akut ketika berada atau
memikirkan disuatu tempat yang sulit menemukan jalan keluar atau tersedia
pertolongan. Ansietas yang dialaminya disertai gangguan panic, bahkan
hanya dengan memikirkannya saja klien akan mengalami situasi tersebut.
2.5.2 Fobia Sosial
Ketakutan yang menetap untuk tampil pada situasi sosial. Pasien takut
bahwa orang lain mengira dirinya bodoh, lemah, atau gila. Pasien
mengetahui bahwa ketakutannya berlebihan, tetapi ansietas dan prilaku
menghindarnya dapat benar-benar mengganggu rutinitas sehari-hari dan
kehidupan sosial pasien. Gejala yang sering bersemu merah, pasien
menghindari makan, minum didepan public.
2.5.3 Gangguan Panik
Ditandai dengan serangan ansietas berat yang tidak diperkirakan dan tidak
berkaitan dengan situasi tertentu gambaran umumnya adalah sesak napas,
takut mati, takut menjadi gila, dan keinginan untuk segera melarikan diri
tanpa mempertimbangkan konsekuesinya.
2.5.4 Gangguan Stres Pasca Trauma
Ansietas yang terjadi setelah trauma yang berat seperti penganiayaan atau
kecelakaan yang serius (Teifion Davies, 2009).

2.6 Diagnosa Keperawatan


1. Keputusasaan yang berhubungan dengan stress jangka panjang ditandai
dengan gangguan pola tidur, isyarat verbal dan kurang kontak mata
2. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan
ditandai dengan kesulitan jatuh tidur, sering terjaga tanpa jelas penyebabnya
dan perubahan pola tidur normal
3. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan gangguan fungsi psikososial
ditandai dengan menolak menerima perubahan, perasaan negative tentang
tubuh dan perubahan lingkungan sosial
4. Ansietas yang berhubungan dengan stressor ditandai dengan insomnia,
gelisah, putus asa dan anoreksia

5
5. Ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan kurangnya percaya diri
dalam kemempuan mengatasi masalah ditandai dengan perubahan pola tidur,
koping tidak efektif dan ketidakmampuan mengatasi masalah
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan gangguan psikososial ditandai dengan kurang minat pada makanan,
gangguan sensasi rasa dan kelemahan otot untuk mengunyah (T. Heather
Herdman, 2015).

2.7 Terapi Ansietas

2.7.1 Terapi individual


Mengajak klien mengeksplorasi rangsangan yang menimbulkan ansietas,
mengajari untuk menghambat respon ansietas melalui penyelesaian dan
analisis logis.membantu klien memahami bagaimana pikirannya, perasaan ,
dan situasi yang dapat mencetuskan respon yang terantisipasi.tingkatkan
pengenalan pada keterbatasan diri dalam seangan ansietas sehingga klien
dapat memulai membentuk control pada sebuah keterbatasannya.
Mendorong klien untuk mengatasi kecemasannya, seperti mengatakan
“kamu dapat mengatasi segala masalahmu”.ajarkan klien tentang relaksasi
untuk mengurangi ketegangan fisik.mengkaji dan memonitor gejala
kecemasan yang menimbulkan bunuh diri.
2.7.2 Terapi kelompok
Mengajari klien strategi koping untuk mengatasi kejadian hidup yang penuh
stress.beri kesempatan klien untuk membuat dan mencoba cara baru dalam
bersikap dan berfikir. Dorong klien untuk menggunakan teman kelompok
dalam menentramkan suasana hati. Membantu klien mengidentifikasi kapan
ansietas meningkat dan mereduksi proses ansietasnya.
2.7.3 Terapi keluarga
Dengan mengajarkan kepada keluarga tentang ansietas yang terjadi pada
klien. Mengajarkan keluarga untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi yang efektif, mereduksi konflik keluarga dan mengajarkan
tentang makna kejujuran, empati dan keterbukaan.
2.7.4 Terapi obat-obatan
Menggunakan obat ansietas (terutama benzodiazepin), anti depresan
(seperti serotonin reuptake inhibitor), inhibitor oksidase monoamine (obat
untuk panic berat) (Herri Zan Pieter, 2011).

6
2.8 Pohon Masalah

ISDS

Keputusasaan Gangguan koonsep diri

Ketidakefektifan koping

Gangguan citra tubuh


Ansietas Gangguan pola tidur
(core problem)
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Stressor
(Penyebab)

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji untuk pasien dengan ansietas adalah (NANDA, 2012):
1) Perilaku
Penurunan produktivitas, gerakan yang irelevan, gelisah, melihat sepintas,
insomnia, kontak mata yang buruk, mengekspresikan kekhawatiran karena
perubahan dalam peristiwa hidup, agitasi, mengintai, dan tampak waspada.
Individu akan berperilaku menghindar seperti menghindari orang-orang,
tempat, dan peristiwa yang berkaitan dengan timbulnya ansietas
sebelumnya (Videbeck, 2008).
2) Afektif
Gelisah, kesedihan yang mendalam, distress, ketakutan, perasaan tidak
adekuat, berfokus pada diri sendiri, peningkatan kewaspadaan, iritabilitas,
gugup, senang berlebihan, rasa nyeri yang meningkatkan
ketidakberdayaan, peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten,
bingung, menyesal, ragu/ tidak percaya diri, dan khawatir.
3) Fisiologis
Wajah tampak tegang, tremor tangan, peningkatan keringat, peningkatan
ketegangan, gemetar, tremor, dan suara bergetar.
4) Simpatik
Anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut kering, wajah merah,
jantung berdebar-debar, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut
nadi, peningkatan refleks, peningkatan frekuensi pernapasan, pupil
melebar, kesulitan bernapas, vasokonstriksi superfisial, kedutan pada otot,
dan kelemahan.
5) Parasimpatik
Nyeri abdomen, penurunan tekanan darah, penurunan denyut nadi, diare,
vertigo, letih, mual, gangguan tidur, kesemutan pada ekstremitas, sering
berkemih, dan dorongan segera berkemih.
6) Kognitif
Menyadari gejala fisiologis, blocking pikiran, konfusi, penurunan lapang
persepsi, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan untuk belajar,
penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah, ketakutan terhadap

8
konsekuensi yang tidak spesifik, lupa, gangguan perhatian, khawatir,
melamun, dan cenderung menyalahkan orang lain.

3.2 Diagnosa keperawatan


1. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan
ditandai dengan kesulitan jatuh tidur, sering terjaga tanpa jelas penyebabnya
dan perubahan pola tidur normal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan gangguan psikososial ditandai dengan kurang minat pada makanan,
gangguan sensasi rasan dan kelemahan otot untuk mengunyah.
3.3 Intervensi keperawatan

No Diagnosa keperawatan Indikator ( NOC ) Intervensi ( NIC )


1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen nutrisi (1100)
nutrisi kurang dari 2x24 jam diagnosa dapat teratasi 1. Tentukan status gizi pasien
kebutuhan tubuh yang dan kemampuan pasien
berhubungan dengan Nafsu makan ( 1014) untuk memenuhi kebutuhan
gangguan psikososial Kode Indikator S.A S.T gizi
ditandai dengan kurang 101401 Hasrat 2 5 2. Tentukan jumlah kalori dan
minat pada makanan, keinginan jenis nutrisi yang
gangguan sensasi rasa untuk makan dibutuhkan untuk
dan kelemahan otot 101404 Merasakan 2 5 memenuhi persyaratan gizi
untuk mengunyah makanan 3. Bantu pasien membuka
101405 Energi untuk 3 5 kemasan makanan,
Kode diagnosa : 00002 makan memotong makanan dan
101407 Intake nutrisi 3 5 makan jika diperlukan
4. Anjurkan pasien terkait
Keterangan : dengan kebutuhan
1 = sangat terganggu makanan tertentu
2 = banyak terganggu berdasarkan
3 = cukup terganggu perkembangan atau usia (
4 = sedikit terganggu misalnya : peningkatan
5 = tidak terganggu protein pada wanita
menyusui )
5. Beri obat-obatan sebelum

9
makan ( misalnya
penghilang rasa sakit,
antiemetik ) jika diperlukan
Manajemen gangguan
makan ( 1030 )
1. Observasi klien selama dan
setelah pemberian
makanan makanan ringan
untuk meyakinkan bahwa
intake atau asupan
makanan yang cukup
tercapai dan dipertahankan
2. Monitor perilaku klien yang
berhubungan dengan pola
makan, penambahan dan
kehilangan berat badan
3. Beri dukungan ( misalnya
terapi relaksasi,
kesempatan untuk
membicarakan perasaan )
sembari klien juga
berusaha mengintegrasikan
perilaku makanan yang
baru, perubahan citra tubuh
dan perubahan gaya hidup
4. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk
mengembangkan rencana
perawatan dengan
melibatkan klien dan orang-
orang terdekatnya dengan
tepat
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi selama Peningkatan tidur ( 1850 )
yang berhubungan 2x24 jam diagnosa dapat teratasi 1. Monitor atau catat pola
dengan pola tidur tidak tidur pasien dan jumlah jam

10
menyehatkan ditandai Tidur ( 0004 ) tidur
dengan kesulitan jatuh Kode Indikator S.A S.T 2. Bantu untuk
tidur, sering terjaga 000403 Pola tidur 2 5 menghilangkan situasi
tanpa jelas 000401 Jam tidur 2 5 setres sebelum tidur
penyebabnya dan 000404 Kualitas tidur 3 5 3. Tentukan pola tidur atau
perubahan pola tidur 000421 Kesulitan 3 5 aktivitas pasien
normal memulai tidur 4. Diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai
Kode diagnose:000198 Keterangan : teknik untuk meningkatkan
1 = sangat terganggu tidur
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu

3.4 Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
1. Ketidakseimbangan 1. Tentukan status gizi pasien dan S : Keluarga mengatakan bahwa
nutrisi kurang dari kemampuan pasien untuk nutrisi klien sudah kembali normal
kebutuhan tubuh memenuhi kebutuhan gizi atau cukup dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan Respon :
dengan gangguan Klien mengatakan bahwa dia O :
psikososial ditandai tidak nafsu makan TD : 110/80 mmHg
dengan kurang minat 2. Anjurkan pasien terkait dengan RR : 16x/menit
pada makanan, kebutuhan makanan tertentu HR : 75x/menit
gangguan sensasi berdasarkan perkembangan S : 36,5o C
rasa dan kelemahan atau usia
otot untuk Respon : A:
mengunyah Klien mengatakan bahwa dia Kode Indikator S. S. S.
ingin mencoba makan A T C
Kode diagnosa : 3. Observasi klien selama dan 101401 Hasrat 2 5 4
00002 setelah pemberian makanan

11
makanan ringan untuk keinginan
meyakinkan bahwa intake atau untuk
asupan makanan yang cukup makan
tercapai dan dipertahankan 101404 Merasakan 2 5 4
Respon : makanan
Klien mulai memakan makanan 101405 Energi 3 5 5
ringan yang diberikan meskipun untuk
sedikit makan
4. Kolaborasi dengan tim 101407 Intake 3 5 5
kesehatan lain untuk nutrisi
mengembangkan rencana Diagnosa teratasi sebagian
perawatan dengan melibatkan
klien dan orang-orang P :
terdekatnya dengan tepat 1. Tentukan status gizi pasien dan
Respon : kemampuan pasien untuk
Klien dan keluarga melakukan memenuhi kebutuhan gizi
apa yang diarahkan 2. Anjurkan pasien terkait dengan
kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau
usia
3. Observasi klien selama dan
setelah pemberian makanan
makanan ringan untuk meyakinkan
bahwa intake atau asupan
makanan yang cukup tercapai dan
dipertahankan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain untuk mengembangkan
rencana perawatan dengan
melibatkan klien dan orang-orang
terdekatnya dengan tepat

12
2. Gangguan pola tidur 1. Monitor atau catat pola tidur S : klien mengatakan bahwa tidurnya
yang berhubungan pasien dan jumlah jam tidur sudah mulai teratur dan sudah mulai
dengan pola tidur Respon : tidak kesulitan untuk tidur
tidak menyehatkan Klien menjelaskan mengenai
ditandai dengan jam tidurnya O:
kesulitan jatuh tidur, 2. Bantu untuk menghilangkan TD : 110/80 mmHg
sering terjaga tanpa situasi setres sebelum tidur RR : 16x/menit
jelas penyebabnya Respon : HR : 75x/menit
dan perubahan pola Klien sudah merasakan situasi S : 36,5o C
tidur normal nyaman sebelum tidur
3. Tentukan pola tidur atau A :
Kode diagnosa : aktivitas pasien Kode Indikator S. S. S.
000198 Respon : A T C
Klien tidak melakukan aktivitas 000403 Pola tidur 2 5 5
yang dapat mengganggu pola 000401 Jam tidur 2 5 5
tidurnya 000404 Kualitas 3 5 5
4. Diskusikan dengan pasien dan tidur
keluarga mengenai teknik untuk 000421 Kesulitan 3 5 5
meningkatkan tidur memulai
Respon : tidur
Klien dan keluarga Diagnosa teratasi
melaksanakan teknik yang
sudah didiskusikan P:

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ansietas atau kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang
tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Ansietas merupakan
pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang
merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang
buruk ada suatu yang buruk akan terjadi dan pada umunya disertai gejala-gejala
otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Stuart dan Larnia, 1998).

Ansietas muncul karena adanya stressor terhadap individu dan


adanya gangguan dari fungsi mekanisme pertahanan ego yang maladaptif,
jika pertahananan tersebut adaptif maka individu akan mampu mengurangi
munculnya gejala ansietas. Pertahanan ego disebut juga sebagai
mekanisme koping (G. Sonia, 2014).

Berdasarkan teori psikonalisis ansietas merupakan konflik emosional antara


dua elemen kepribadian, yakni id, ego, dan superego. Id mencerminkan dorongan
instingtif dan implus–implus primitif ego melambangkan mediator antara id dan
superego, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang di
kenali oleh norma- norma lingkungan, agama dan bdaya. Kaitannya pada ansietas
adalah peringatan terhadap pertahanan ego

4.2 Saran
Sebagai seorang perawat kita harus memberi asuhan keperawatan pada
pasien ansietas dengan tepat dan sesuai, kita juga harus mampu membedakan
jenis-jenis kecemasa

14
DAFTAR PUSTAKA

Angkat, L. Y. (2013). Kebutuhan Aman Nyaman, Ansietas di Kecamatan Medan


Polonia . Jurnal Keperawatan Media Ners, 1-2.

Boky, H. (2013). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien. Jurnal e-Gigi, 1.

G. Sonia, H. A. (2014). Mekanisme Koping Dengan Kepatuhan Kemoterapi. MKA, 1-2.

Hawari, D. (2008). Manajemen Stress, Cems dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Herri Zan Pieter, B. J. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

I. M. Ingram, G. C. (1995). Psikiatri. Jakarta: EGC.

T. Heather Herdman, S. K. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2015-2017, Ed 10. Jakarta: EGC.

Teifion Davies, T. C. (2009). Kesehatan Mental. Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai