MAKALAH
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
Dosen Pengampu: Ns. Zidni Nuris Y., M.Kep.
oleh
Kelompok 1
Ainiyah Suyono 16010097 Muhamad Fauzi 16010126
Angga Dwi Praditya 16010100 Muhammad Indra P. 16010129
Fifi Hardiyanti 16010111 Muhammad Rizqi S. 16010130
Firda Dwi Anugrah 16010112 Regita Yuniar D. 16010132
Furqon Romadhon 16010114 Riski Ardani 16010134
Hidayah Auliyatur 16010115 Septiani Puji Lestari 16010135
Ira Indah Lestari 16010116 Siti Azlinda 16010136
Irfan Budi Laksono 16010117 Syaifiyatul M. 16010138
Khusnul Chotimah W. 16010119 Tria Yunis Maulinda 16010139
Lenia Hidayatil M. 16010121 Vita Putri Rahayu 16010141
Maria Ulfa Dwi S. 16010123
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmat-Nya kepada kami sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Ansietas” ini sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ns. Zidni Nuris Y., M.Kep., selaku dosen
pengajar Keperawatan Jiwa I yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk
mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang
konsep ansietas.
Walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi kami menyadari
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu kritik dan saran tetap kami harapkan demi perbaikan makalah ini ke depan. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
ansietas
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian ansietas
2. Mengetahui dan memahami etiologi ansietas
3. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis ansietas
1
4. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala ansietas
5. Mengetahui dan memahami klasifikasi ansietas
6. Mengetahui dan memahami diagnose keperawatan
7. Mengetahui dan memahami terapi pada ansietas
8. Mengetahui dan memahami pohon masalah dari ansietas
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ansietas atau kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang
tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Ansietas merupakan
pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang
merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang
buruk ada suatu yang buruk akan terjadi dan pada umunya disertai gejala-gejala
otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Stuart dan Larnia, 1998).
3
kehilangan harga diri, dimana biasanya orang yang mengalami hilangnya harga diri
bisa berakibat timbulnya ansietas berat (Herri Zan Pieter, 2011).
4
2.5 Klasifikasi Ansietas
2.5.1 Anggora Fobia
Dimuali pada usia 15-35 tahun dua kali lebih sering terjadi pada
perempuan. Pasien mengalami serangan ansietas akut ketika berada atau
memikirkan disuatu tempat yang sulit menemukan jalan keluar atau tersedia
pertolongan. Ansietas yang dialaminya disertai gangguan panic, bahkan
hanya dengan memikirkannya saja klien akan mengalami situasi tersebut.
2.5.2 Fobia Sosial
Ketakutan yang menetap untuk tampil pada situasi sosial. Pasien takut
bahwa orang lain mengira dirinya bodoh, lemah, atau gila. Pasien
mengetahui bahwa ketakutannya berlebihan, tetapi ansietas dan prilaku
menghindarnya dapat benar-benar mengganggu rutinitas sehari-hari dan
kehidupan sosial pasien. Gejala yang sering bersemu merah, pasien
menghindari makan, minum didepan public.
2.5.3 Gangguan Panik
Ditandai dengan serangan ansietas berat yang tidak diperkirakan dan tidak
berkaitan dengan situasi tertentu gambaran umumnya adalah sesak napas,
takut mati, takut menjadi gila, dan keinginan untuk segera melarikan diri
tanpa mempertimbangkan konsekuesinya.
2.5.4 Gangguan Stres Pasca Trauma
Ansietas yang terjadi setelah trauma yang berat seperti penganiayaan atau
kecelakaan yang serius (Teifion Davies, 2009).
5
5. Ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan kurangnya percaya diri
dalam kemempuan mengatasi masalah ditandai dengan perubahan pola tidur,
koping tidak efektif dan ketidakmampuan mengatasi masalah
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan gangguan psikososial ditandai dengan kurang minat pada makanan,
gangguan sensasi rasa dan kelemahan otot untuk mengunyah (T. Heather
Herdman, 2015).
6
2.8 Pohon Masalah
ISDS
Ketidakefektifan koping
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji untuk pasien dengan ansietas adalah (NANDA, 2012):
1) Perilaku
Penurunan produktivitas, gerakan yang irelevan, gelisah, melihat sepintas,
insomnia, kontak mata yang buruk, mengekspresikan kekhawatiran karena
perubahan dalam peristiwa hidup, agitasi, mengintai, dan tampak waspada.
Individu akan berperilaku menghindar seperti menghindari orang-orang,
tempat, dan peristiwa yang berkaitan dengan timbulnya ansietas
sebelumnya (Videbeck, 2008).
2) Afektif
Gelisah, kesedihan yang mendalam, distress, ketakutan, perasaan tidak
adekuat, berfokus pada diri sendiri, peningkatan kewaspadaan, iritabilitas,
gugup, senang berlebihan, rasa nyeri yang meningkatkan
ketidakberdayaan, peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten,
bingung, menyesal, ragu/ tidak percaya diri, dan khawatir.
3) Fisiologis
Wajah tampak tegang, tremor tangan, peningkatan keringat, peningkatan
ketegangan, gemetar, tremor, dan suara bergetar.
4) Simpatik
Anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut kering, wajah merah,
jantung berdebar-debar, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut
nadi, peningkatan refleks, peningkatan frekuensi pernapasan, pupil
melebar, kesulitan bernapas, vasokonstriksi superfisial, kedutan pada otot,
dan kelemahan.
5) Parasimpatik
Nyeri abdomen, penurunan tekanan darah, penurunan denyut nadi, diare,
vertigo, letih, mual, gangguan tidur, kesemutan pada ekstremitas, sering
berkemih, dan dorongan segera berkemih.
6) Kognitif
Menyadari gejala fisiologis, blocking pikiran, konfusi, penurunan lapang
persepsi, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan untuk belajar,
penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah, ketakutan terhadap
8
konsekuensi yang tidak spesifik, lupa, gangguan perhatian, khawatir,
melamun, dan cenderung menyalahkan orang lain.
9
makan ( misalnya
penghilang rasa sakit,
antiemetik ) jika diperlukan
Manajemen gangguan
makan ( 1030 )
1. Observasi klien selama dan
setelah pemberian
makanan makanan ringan
untuk meyakinkan bahwa
intake atau asupan
makanan yang cukup
tercapai dan dipertahankan
2. Monitor perilaku klien yang
berhubungan dengan pola
makan, penambahan dan
kehilangan berat badan
3. Beri dukungan ( misalnya
terapi relaksasi,
kesempatan untuk
membicarakan perasaan )
sembari klien juga
berusaha mengintegrasikan
perilaku makanan yang
baru, perubahan citra tubuh
dan perubahan gaya hidup
4. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk
mengembangkan rencana
perawatan dengan
melibatkan klien dan orang-
orang terdekatnya dengan
tepat
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi selama Peningkatan tidur ( 1850 )
yang berhubungan 2x24 jam diagnosa dapat teratasi 1. Monitor atau catat pola
dengan pola tidur tidak tidur pasien dan jumlah jam
10
menyehatkan ditandai Tidur ( 0004 ) tidur
dengan kesulitan jatuh Kode Indikator S.A S.T 2. Bantu untuk
tidur, sering terjaga 000403 Pola tidur 2 5 menghilangkan situasi
tanpa jelas 000401 Jam tidur 2 5 setres sebelum tidur
penyebabnya dan 000404 Kualitas tidur 3 5 3. Tentukan pola tidur atau
perubahan pola tidur 000421 Kesulitan 3 5 aktivitas pasien
normal memulai tidur 4. Diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai
Kode diagnose:000198 Keterangan : teknik untuk meningkatkan
1 = sangat terganggu tidur
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu
11
makanan ringan untuk keinginan
meyakinkan bahwa intake atau untuk
asupan makanan yang cukup makan
tercapai dan dipertahankan 101404 Merasakan 2 5 4
Respon : makanan
Klien mulai memakan makanan 101405 Energi 3 5 5
ringan yang diberikan meskipun untuk
sedikit makan
4. Kolaborasi dengan tim 101407 Intake 3 5 5
kesehatan lain untuk nutrisi
mengembangkan rencana Diagnosa teratasi sebagian
perawatan dengan melibatkan
klien dan orang-orang P :
terdekatnya dengan tepat 1. Tentukan status gizi pasien dan
Respon : kemampuan pasien untuk
Klien dan keluarga melakukan memenuhi kebutuhan gizi
apa yang diarahkan 2. Anjurkan pasien terkait dengan
kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau
usia
3. Observasi klien selama dan
setelah pemberian makanan
makanan ringan untuk meyakinkan
bahwa intake atau asupan
makanan yang cukup tercapai dan
dipertahankan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain untuk mengembangkan
rencana perawatan dengan
melibatkan klien dan orang-orang
terdekatnya dengan tepat
12
2. Gangguan pola tidur 1. Monitor atau catat pola tidur S : klien mengatakan bahwa tidurnya
yang berhubungan pasien dan jumlah jam tidur sudah mulai teratur dan sudah mulai
dengan pola tidur Respon : tidak kesulitan untuk tidur
tidak menyehatkan Klien menjelaskan mengenai
ditandai dengan jam tidurnya O:
kesulitan jatuh tidur, 2. Bantu untuk menghilangkan TD : 110/80 mmHg
sering terjaga tanpa situasi setres sebelum tidur RR : 16x/menit
jelas penyebabnya Respon : HR : 75x/menit
dan perubahan pola Klien sudah merasakan situasi S : 36,5o C
tidur normal nyaman sebelum tidur
3. Tentukan pola tidur atau A :
Kode diagnosa : aktivitas pasien Kode Indikator S. S. S.
000198 Respon : A T C
Klien tidak melakukan aktivitas 000403 Pola tidur 2 5 5
yang dapat mengganggu pola 000401 Jam tidur 2 5 5
tidurnya 000404 Kualitas 3 5 5
4. Diskusikan dengan pasien dan tidur
keluarga mengenai teknik untuk 000421 Kesulitan 3 5 5
meningkatkan tidur memulai
Respon : tidur
Klien dan keluarga Diagnosa teratasi
melaksanakan teknik yang
sudah didiskusikan P:
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ansietas atau kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang
tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Ansietas merupakan
pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang
merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang
buruk ada suatu yang buruk akan terjadi dan pada umunya disertai gejala-gejala
otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Stuart dan Larnia, 1998).
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat kita harus memberi asuhan keperawatan pada
pasien ansietas dengan tepat dan sesuai, kita juga harus mampu membedakan
jenis-jenis kecemasa
14
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. (2008). Manajemen Stress, Cems dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
15