Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperarawatan adalah merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
professional, bersifat holistic, dan komperhensif yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakin melalui
kiat-kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan
keperawatan yang akan diterima oleh klien. Oleh karena itu, untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu mengembangkan ilmu dan
praktik keperawatan salah satunya melalui penggunaan model konseptual dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien.
Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli,
salah satunya adalah Self Care Defisit oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model
konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara
mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Teori ini juga merupakan landasan bagi perawat dalam memandirikan
klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi
dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan
suatu perilaku yang dapat dipelajari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi keperawatan menurut Dorothea Otem ?
2. Bagaimana teori Self Care ?
3. Bagaimana teori Self Care Defisit ?
4. Bagaimana teori Nursing System ?

1
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerahui defisnisi keperawatan menurut Dorothea Orem.
2. Agar mahasiswa mengetahui teori Self Care.
3. Agar mahasiswa mengetahui teori Self Care Defisit.
4. Agar mahasiswa mengetahui teori Nursing System.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Menurut Dorothea Orem


Dorothea Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi
tentang keperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan
perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus
dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit,
atau cidera, dan mengatasi bahaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki, perempuan
dan anak-anak. Ketika perawatan tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau
kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan
diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khusunya dalam pandangan mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri
dari :
1. Air (udara) : pemeliharaan dalam pengambilan udara.
2. Water (air) : pemeliharaan pengambilan air.
3. Food (makanan) : pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan.
4. Elimination (eliminasi) : pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi.
5. Rest and Activity (istirahat dan kegiatan) : keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.
6. Solitude and Socia Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan dalam
keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial.
7. Hazart Prevention (pencegahan risiko) : kebutuhan akan pencegahan resiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat.
8. Promotion of Normality.

3
B. Teori Self Care
Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep
self care, self care agency, basic conditioning factor, dan kebutuhan self care
therapeutic. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatandan
kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu
membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan
perkembangan manusia.
Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self
care. Kemampuan individu untuk melakuan self care dipengaruhi oleh basic conditioning
factor seperti : umur, jenis kelamin,status perkembangan, status kesehatan, orientasi
sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostic, penatalaksanaan modalitas),
sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care therapeutic (Therapeutic self care demand) adalah
merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan
tindakan yang akan dilakukan.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite.Orem mengidentifikasikan tiga kategori self care requisite :
1. Universal meliputi : udara, air, makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,
solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup kesejahteraan dan
peningkatan fungsi manusia.
2. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang
meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti : pekerjaan baru,
perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut.
3. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat terjadinya
perubahan struktur normal dan kerusakan integrita individu untuk melakukan self
care akibat suatu penyakit injuriy.

4
C. Teori Self Care Deficit
Self Care Deficit merupakan dari teori general keperawatan menurut Orem.
Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus
ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif.
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi
atau adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan
dalam membantu sel care :
1. Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain.
2. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
3. Memberikan dukungan fisik dan psikologis.
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal.
5. Pendidikan.
Perawat dapat membantu dengan menggunakan beberapa atau semua metode tersebut
dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan diantara konsep yang
telah dikemukakannya.

Self
Care
A
Self Self
Care Care
A D
Self
Care
deficit

Nursing
Agency

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa jika kebutuhan lebih banyak
dari kemampuan, maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakan-tindakan yang
dapat dilakukan oleh perawat pada saat memberikan pelayanan keperawatan dapat

5
digambarkan sebagai domain keperawatan. Orem (1991) mengidentifikasikan
lima area aktifitas keperawatan yaitu :
a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu,
keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan
keperawatan.
b. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
c. Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan
untuk kontak dan dibantu perawat.
d. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam
bentuk keperawatan.
e. Mengkordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-
hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan
sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

D. Teori Nursing System


Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care deficit, self care agency dan
kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency
adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah
dididik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu
orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan
dan pengembangan self care agency. Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing
system yaitu :
WHOLLY COMPENSATORY SYSTEM

m
Menyelesaikan therapeutic self care klien
Tindakan
Perawat Kompensasi ketidakmapuan untuk self care
Pendukung dan melindungi klien

6
PARTLY COMPENSATORY SYSTEM

Menjalankan beberapa kegiatan self


Konpensasi keterbatasan klien untuk selfcare
Tindakan
Perawat Membantu klien sesuai kebutuhan

Menjalankan beberapa kegiatan self


Tindakan
Konpensasi keterbatasan klien untuk selfcare
Perawat
Membantu klien sesuai kebutuhan

a. Wholly Compensatory System


Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan
menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan penggerakan
dimanipulatif atau adanya aalsan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang
termasuk dalam kategori ini yaitu: tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya
koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak
dapat melakukan ambulasi dan penggerakan manipulatif, tidak mampu membuat
keputusan yang tepat tentang self care nya.
b. Partly Convensatory Nursing System
Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan
lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur
kemapuan melakukan self care.
c. Supportive Educative System
Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau
eksternal self care tetapi tidak dapat melakukanya tanpa bantuannya. Hal ini juga
dikenal dengan supportive-developmental system.

7
BAB III
PEUTUP

A. Kesimpulan
Definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan
diri sendiri. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatandan
kesejahteraan. Self Care Deficit merupakan dari teori general keperawatan menurut
Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus
ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif.
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care.

8
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Ridwan. 2016. Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga. Semarang : Unnes
Press.
http://www.academia.edu/9007194/konsep_keperawatan_Berdasarkan_TEORI_OREM

Suara, Mahyar, dkk. 2013. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Budiono, Sumirah Budi Pertami. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.

Putra, Siti Atava Rizema. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Yogyakarta : Penerbit D-Medika.

Anda mungkin juga menyukai