Anda di halaman 1dari 12

PEREKONOMIAN INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN LUAR NEGERI


DAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Dosen pembimbing: I Komang Gede,SE,M,M

Nama Kelompok:

1. I Gusti Ngurah Agus Tresna Wijaya (1802022072)


2. I Wayan Rista Devitriana (1802022035)
3. Ni Kadek Oktaviani (1802022074)
4. Ni Putu Ayu Fitry Swandewi (1802022041)

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

TAHUN AJARAN 2019/2020


1. Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan

a. Pengertian Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri/internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh


penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama
untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan
tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.

b. Manfaat Perdagangan Luar Negeri

Manfaat perdagangan internasional lainnya adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi

Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua


kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara
yang paling efisien dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta
efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi dunia.

2. Perluasan Konsumsi dan Produksi

Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi


penduduk suatu negara.

3. Peningkatan Produktifitas

Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan


berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari
negara lain dalam memproduksi barang tersebut.
4. Sumber Penerimaan Negara

Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari
pajak-pajak ekspor dan impor.

c. Faktor Pendorong Perdagangan Luar Negeri


Kerjasama internasional di bidang perdagangan terjadi karena adanya beberapa faktor
pendorong yang mengharuskan suatu negara mengadakan kerja sama di bidang perdagangan.
Karena setiap negara tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa
adanya sumber daya dari negara lain, bisa dari sumber daya alamnya, sumber daya manusia,
pemodalan maupun dalam hal teknologi. Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong timbulnya
perdagangan internasional:

1. Adanya Pasar Bebas

Kebebasan ekonomi atau liberalisme sudah mulai ditanamkan dalam perdagangan


internasional. Siapa saja berhak meningkatkan dan memperluas pasarnya untuk menjual
belikan produk lintas negara.

Pasar bebas dibutuhkan untuk meningkatkan kerja sama antar negara yang berpeluang
menambah pendapatan negara. Kebebasan ekonomi menjadi pemicu individu maupun
kelompok untuk berlomba-lomba menambah pasar dan meningkatkan produksi.

2. Adanya Perbedaan Kondisi Geografis

Setiap negara memiliki keadaan geografis yang berbeda dengan negara lain yang
menyebabkan perbedaan pada sumber daya yang dihasilkan.

Sebagai contoh dahulunya rempah-rempah hanya didapatkan di wilayah tropis seperti


Indonesia, sehingga Indonesia menjadi pemasok rempah-rempah terbesar di beberapa negara
barat. Setiap negara tidak dapat memenuhi semua sumber daya yang dibutuhkan sehingga
perlu melakukan pertukaran dengan negara lain.

3. Peningkatan Perkembangan Teknologi dan Informasi

Saat ini untuk melakukan interaksi dengan negara lain tidak harus bertatap muka,
karena segala komunikasi sekarang bisa dilakukan dengan teknologi informasi berbasis
internet.
Perkembangan digitalisasi dan peralatan komunikasi memicu setiap negara untuk
meningkatkan produksinya untuk dipasarkan negara lain dengan asumsi bahwa di negara
tersebut tidak dapat menyediakan barang atau jasa tersebut.

4. Adanya Perbedaan Teknologi

hanya perbedaan sumber daya alamnya saja, namun perbedaan sumber daya
manusiannya juga dapat menyebabkan perbedaan kemampuan dalam hal teknologi.
Perbedaan teknologi ini menyebabkan suatu negara yang hanya bisa menghasilkan barang
mentah harus mengekspor ke negara lain untuk diolah dan diimpor kembali ke negaranya
dengan harga lebih mahal.

Begitu juga sebaliknya, jika suatu negara hanya maju dalam teknologi saja tanpa adanya
pasokan sumber daya alam maka ia membutuhkan bantuan dari negara lain. Inilah peran
suatu bentuk perdangan internasional yang saling menguntungkan

5. Menghemat Biaya

Perdagangan internasional dinilai dapat menghasilkan pasar yang lebih luas dan
pendapatan lebih banyak daripada jika hanya diproduksi dalam negeri saja. Sehingga
produksi dalam skala besar tentunya dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk
produksi (fixed cost).

Jenis perdagangan internasional

Ada beberapa jenis perdangan internasional yang dilakukan antar negara maupun sekelompok
negara. Mengacu pada pengertian perdagangan internasional di atas, adapun beberapa
jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Ekspor dan Impor

Bentuk perdagangan internasional yang paling sering dilakukan. Ada dua cara untuk
melakukan ekspor, yaitu ekspor biasa (melalui ketentuan yang berlaku) dan ekspor tanpa L/C
(barang boleh dikirim melalui izin departemen perdagangan).

2. Barter

Saat ini, barter atau pertukaran barang dengan barang masih sering dilakukan dalam
perdangan internasional. Jenisnya meliputi direct barter, switch barter, counter purchase dan
bay back barter.
3. Konsinyasi

Konsinyasi adalah penjualan dengan pengiriman barang ke luar negeri dimana belum
ada pembeli tertentu di luar negeri. Penjualannya dapat dilakukan melalui pasar bebas atau
bursa dagang dengan cara lelang

4. Package Deal

Perdagangan yang dilakukan melalui perjanjian dagang (trade agreement) dengan negara
lain.

5. Border Brossing

Perdagangan yang timbul dari dua negara yang saling berdekatan untuk memudahkan
penduduknya saling melakukan transaksi.

2. Kebijakan dan Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor dan Subsitusi Impor)

Kebijakan perdagangan luar negeri / internasional setiap negara berbeda dengan


negara lain. Ada negara yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free
trade), ada yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula
yang memilih gabungan keduanya.
a). Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara
berlangsung dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis dan aliran
liberal (klasik), liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan
ekonomi karena beberapa alasan berikut.
1). Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan skala
ekonomis dan alokasi sumber daya.
2). Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan
perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
3). Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk
tingkat laba, tabungan, dan investasi.
4). Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli, laba,
tabungan, dan investasi.
5). Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang
lebih luas atas barang-barang yang tersedia.
b). Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan
daya saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms
of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih
tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah
yang menjadi alasan utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis. Dalam
kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang digunakan
oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi,
dan larangan impor.
1) Tarif atau Bea Masuk
Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
2) Kuota
adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam periode
tertentu, biasanya satu tahun.
3) Subsidi
Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga
produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong konsumen
membelinya.
4) Larangan Impor
alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara tidak
menghendaki impor barang tertentu.

3. Kecenderungan Perdagangan LN (Globalisasi)

1. Prnsip-prinsip perdagangan internasional


Terdapat sejumlah konsep atau teori yang menjelaskan faktor-faktor apa yang
mendorong terjadinya perdagangan antar negara, mengapa perdagangan antar negara bisa
menguntungkan kedua belah pihak dann dalam produk-produk apa sebaiknya tiap negara
berspesialisasi. Dari teori-teori tersebut orang bisa mengambil prinsip-prinsip yang bisa
menjadi pedoman dalam melaksanakan perdagangan internasional.

a) Teori Perdagangan Klasik


1. Teori Keunggulan Multak (Absolute Advantage)
Adalah bahwa suatu negara akan melaksanakan spesialisasi dana negara tersebut memiliki
keunggulan absolut dan tidak memproduksi atau melakukan impor tehadap jenis barang lain
di mana negara tersebut tidak memiliki keunggulann absolut terhadap negara lain yang
memproduksi barang sejenis. Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor (impor) suatu
jenis barang jika negara tersebut dapat (tidak dapat) membuatnya lebih efisien atau murah di
bandingkan negara lain. Jadi teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input,
misalnya tenaga kerja, dalam proses produksi sangat menentukan keunggulan atau daya
saing. Tingkat keunggulan diukur berdasarkan nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen.
2) Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
Sering dijumpai bahwa suatu negara yang efisien dalam memproduksikan suatu barang,
juga efisien dalam memproduksikan barang-barang lain. Ini disebabkan, misalnya oleh
penggunaan teknologi dan mesin-mesin yang lebih efisien atau tenaga kerja yang trampil.
Negara tersebut mempunyai keunggulan mutlak dalam produksi semua barang. Dalam hal
ini, menurut David Ricardo, yang berlaku adalah teori keunggulan komparatif. Suatu negara
hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan
mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah.
3) Teori Proporsi Faktor Produksi
pemikian teori faktor-faktor proporsi dari Hecksher dan Ohlin bahwa perdagangan
antara dua negara terjadi karena adanya perbedaan alam opportunity cost antara dua negara
tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya.
Misalnya, Indonesia tanah lebih luas dan bahan-bahan baku serta tenaga kerja (unskilled)
lebih banyak dari pada Singapura. Sedangkan di Singapura memiliki tenaga kerja (skilled)
lebih banyak. Jadi teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan atau sebaiknya mengekspor
barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak (harga relatif faktor
produksi tersebut murah), sehingga barang-barang tersebut harganya murah. Indonesia
sebaiknya mengekspor barang-barang yang padat karya atau padat bahan baku yang
melimpah, seperti minyak dan komoditi pertanian.

b). Teori Perdagangan Modern


1. Teori Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)
The Competitive Advantage of Nations, 1990 yang dikemukakan oleh Michael E.
Porter adalah tentang tidak adanya korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber
daya alam yang tinggi dan sumber daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara
untuk dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan. Ada empat atribut
utama yang menentukan mengapa industri tertentu dalam suatu negara dapat mencapai sukses
internasional :
(1) Kondisi faktor produksi
(2) Kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri
(3) Eksistensi industri pendukung, serta
(4) Kondisi persaingan dan struktur perusahaan dalam negeri
Selain itu, pemerintah juga berperan sentral dalam pembentukan keunggulan
kompetitif. Kebijakan seperti anti trust, regulasi, deregulasi atau pembeli juga sangat
mempengaruhi persaingan ini.
2. Pendekatan Alternatif Dalam Teori Perdagangan
Apa yang telah diuraikan di atas adalah teori atau pandangan mengenai perdagangan
internasional dari para ekonom yang disebut “main – stream economics” yang bersumber dari
pandangan kaum Klasikd an Nekolasik, yang tidak lain adalah ilmu ekonomi “liberal”
(liberal economics). Dalam kenyataan, menurut pandangan ini, selalu terdapat perbedaan
“kekuatan ekonomi” pihak-pihak yang melakukan perdagangan (hubungan ekonomi), ada
unsur “kekuasaan monopoli” (monopolistic power), yang bisa meerusak harmoni dan
keseimbangan seperti yang digambarkan teori Neoklasik, yang menimbulkan
ketidakmerataan dalam pembanguan manfaat perdagangan bisa beraneka ragam.

Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional


Dampak Positif :

1. Produksi global dapat ditingkatkan.


2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Dampak Negatif :

1. Karena perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang menjadi lebih bebas,
sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor industri.
2. Dapat memperburuk neraca pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil.
4. Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

4. Analisa Hutang Luar Negeri

Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun
dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang
diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali
dengan persyaratan tetentu atau hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang
berasal dari negara asing, badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang
internasional yang berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang
mengakibatkan pembayaran di masa yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai
kesepakatan bersama.
Dalam rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-program
pembangunan yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu
syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan adalah cukup tersedianya dana investasi.
Kebutuhan dana investasi tersebut secara ideal seharusnya dapat dibiayai dari dana
(tabungan) dalam negeri. Tetapi dalam kenyataannya seperti negara berkembang lainnya,
Indonesia masih menghadapi masalah keterbatasan modal dalam negeri yang dibutuhkan
untuk pembiayaan pembangunan. Hal tersebut tercermin dengan adanya kesenjangan antara
tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang diperlukan. Untuk menutup investasi yang
diperlukan ini, pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan
ekonomi Indonesia. Di samping itu, pinjaman luar negeri diperlukan dalam upaya menutup
kesenjangan antara kebutuhan valuta asing yang telah ditargetkan dengan devisa yang
diperoleh dari penerimaan hasil kegiatan ekspor.

Factor penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara
umum yaitu:
1. Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar
negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total
perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor,
pembayaran transfer. Transaksi berjalan yang menurun tiap tahunnya, sebenarnya masih
surplus, artinya seharusnya tidak perlu melakukan pinjaman utang. Tetapi ada peramalan-
peramalan yang mengatakan triwulan kedepan defisit sehingga dibutuhkan utang pinjaman
luar negeri, akhirnya indonesia kembali berhutang dan semakin menambah hutang Indonesia
terhadap luarg negeri. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan sekali.
Kebijaksanaa dalam menyelesaikan masalah juga sangat dibutuhkan. Dimana pemerintah
seharusnya memaksimalkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia agar
menimimalisir import dari luar negeri dan juga mengurangi pinjaman laur negeri.
2. Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh
perbedaan tingkat suku bunga. Hal yang paling tidak dapat dihindari disini adalah perbedaan
tingkat suku bunga, hal ini sangat berpengaruh sekali dimana rupiah sebagai mata uang
Indonesia nilai mata uangnya jauh di banding negara-negara asing. Sehingga cukup sulit
untuk mengendalikan hutang luar negeri. Karena meningkatnyasemakin meningkatnya
investasi yang terjadi, hal itu yang mendorong Indonesia untuk berhutang karena tingkat suku
bunga yang berbeda tersebut.
3. Meningkatnya Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan
komponen suku bunga nominal. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk
berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman
luar negeri. Karena minat orang Indonesia rendah pemerintah terpaksa melakukan utang luar
negeri, kenaikan harga-harga barang yang terus-menerus inilah yang menyebabkan orang
enggan untuk berinvestasi.
4. Struktur perekonomian tidak efisien - dengan alat ukur ICOR
Incremental capital output ratio (ICOR) adalah rasio antara investasi di tahun yang
lalu dengan pertumbuhan output (PDRB). ICOR mencapai 4,9 (1984 – 2011) yang
seharusnya antara 3 – 3.5. Jadi ada pemborosan sekitar 30%, karena tidak efisien dalam
penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar
negeri.

Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia


Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik.
Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat
keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat
dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara
donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif
ekonomi itu sendiri.
a. Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia
dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan
adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan
tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan
target yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3. Sebagai sumber investasi swasta
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
b. Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi).
Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN, karena utang luar negeri tersebut harus
dibayarkan beserta dengan bunganya, dan masih banyak akibat jangka panjang yang
ditimbulkan pijaman luar negeri ini.
5. Analisis Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan,
neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item
finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.

1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa)
dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu
transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa)
dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu
transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
3. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi
ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode
tertentu. Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi
finansial.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://dapriliabcd.blogspot.com/2017/06/makalah-perekonomian-indonesia.html
http://pendidikanku13.blogspot.com/2016/10/analisa-kecenderungan-perdagangan-luar.html

http://bbs.binus.ac.id/ibm/2018/05/dampak-globalisasi-terhadap-perdagangan-internasional/

https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran

Anda mungkin juga menyukai