Anda di halaman 1dari 9

TUGAS I – RESUME VIDEO

FISIKA BANGUNAN

NAMA : RACHMAWATHA WAHYUNI SURYA UTHAMA


NPM : 183112700520029

TEKNIK FISIKA
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
Video 1 – Green Building
Sabuah bangunan bisa disebut Green Building dengan memperhatikan banyak hal selain dari
lingkungan hijau diantara lain adalah efisiensi penggunaan listrik, efisiensi penggunaan air,
pengolahan sampah, kenyamaan pengguna dan lain-lain.
Green Building mencakupi beberapa hal yaitu :
1. Tepat Guna Lahan
Mendorong pembangunan di tempat yang sudah memiliki infrastruktur pendukung, area
hijau, aksebilitas, komunitas, pengendalian lahan, transportasi umum dan penanganan air
di musim hujan.
2. Efisiensi dan Konversi Energi
Mengetahui konsumsi listrik agar dapat melakukan pemantauan dan penghematan listrik
(pencahayaan, pengkondisian udara, reduksi panasperangkat hemat energi dan sumber
daya terbarukan)
3. Konservasi Air
Memantau dan menghemat penggunaan air, pemanfaatan air hujan, irigasi dan pengelolaan
air limbah
4. Sumber dan Siklus Material
Mendorong penggunaan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber yang
ramah lingkungan sehingga dapat menghindari kerusakan ekologis, atau penggunaan
material bekas dan daur ulang, serta menggunakan material lokal
5. Kesehatan dan Kenyamanan Building
Mencakup siklus udara bersih, pencahayaan alami, kenyamanan visual, minimalisasi
sumber polutan, tingkat kebisingan dan kenyamanan spatial.
6. Manajemen Lingkungan Bangunan
Memperhatikan desain dan konstruksi bangunan yang ramah lingkungan, memberikan
panduan pembangunan rumah, mengatur pengelolaan sampah, kemanan, inovasi dan
desain rumah tumbuh.
Penerapan green building dimulai dengan low hanging fruit (rendah biaya, rendah upaya) sehingga
efisien dan oprimal
Video 2 – Uji Ketahanan Bangunan dari Gempa Bumi
Sebuah laboratorium di Eropa yakni Laboratorium Pusat Riset Bersama Komisi Eropa telah
membuat simulasi teknologi baru dengan tujuan mempersiapkan infrastruktur urban jika bencana
gempa bumi melanda.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 aktuator untuk menggerakkan 2 tiang penyangga
ke depan dan kebelakang dengan mensimulasikan gerakan gempa bumi di tanah. Jaringan sensor
dan kamera steril dengan resolusi tinggi akan merekam deformasi yang terjadi pada tiang saat uji
coba.
Data yang didapatkan dari uji coba tersebut dipakai untuk membuat metode baru dan peralatannya
untuk evaluasi bahaya seismic jembatan di seluruh eropa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkokoh struktur jembatan sehingga
meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa bumi.
Gempa bumi biasanya berlangsung selama 15 – 20 detik, namun di lapangan uji coba dilakukan
selama 3 – 5 jam. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat mengikuti secara real bagaimana
perkembangan kerusakan dari siklus keseluruhan gempa bumi.
Dari penelitian ditemukan bahwa satu tiang yang diisolasi dari tanah dengan menggunakan
bantalan baja mengalami kerusakan lebih ringan.
Data – data yang diperoleh dari penelitian dibuatlah model simulasi komputer jembatan termasuk
semua tiang penyangga dengan harapan dapat digunakan untuk mengkalibrasi semua model
jembatan di Eropa.
Video 3 – 10 Rumah Anti Gempa
Negara kita Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh The Ring of
Fire dan berada diatas 3 tumpukan lempeng benua.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang tidak dapat dihindari, maka setidaknya kita harus bisa
mencegah kerusakan yang terjadi dengan membuat rumah dan gedung tahan gempa.
Berikut merupakan beberapa list rumah anti gempa yang terdapat di dunia :
1. Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat), Indonesia
Rumah ini memiliki teknologi anti gempa yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Pengembangan Perumahan dan Pemikiran Kementrian PUPR. RUmah ini
memakai konsep bongkar pasang dengan menggabungkan panel-panel dan baut.
Pembangunannya hanya membutuhkan waktu 24 jam dengan 3 pekerja. Rumah ini
termasuk murah dan ramah lingkungan, dan bisa dibongkar untuk menjadi bangunan
lainnya.
2. Rumah Tanah Gempa, Afrika
Bangunan ini terbuat dari bahan bekas yang disusun menyerupai batu bata. Rangka dan
pondasi masih sama dengan rumah-rumah pada umumnya. Rumah ini juga memakai energi
Surya untuk menghasilkan energi.
3. Rumah Domes, Desa Sumberharjo, Yogyakarta
Bangunan ini disebut rumah domes karena bentuknya yang bulat dan menyerupai dome.
Bangunan ini merupakan sumbangan dari World Associaation of non-Goernment and The
Domes for The World Foundation. Perumahan rumah dome di Yogyakarta ini memiliki
lahan sebesar 2 hektar dengan 80 unit rumah beserta fasilitas umum lainnya seperti masjid,
aula, klinik kesehatan dan MCK
4. Rumah Stryfoam, Kyushu, Jepang
Japan Dome House, sebuah perusahaan di Jepang telah melakukan percobaan semenjak
tahun 2002 dan berhasil membuat rumah yang dari stryfoam. Rumah hasil rancangan Japan
Dome House ini terbukti dapat menahan gempa bumi ber skala 7 skala richter yang terjadi
di Kyushu pada 2016
5. Rumah Melayang, Jepang
Rumah ini memakai system dashing udara. Pondasi rumah diganti dengan pondisi untuk
mendeteksi gempa. Jika gempa terdeteksi, dalam waktu 1 detik bangunan akan mengangkat
3 cm dari tanah hingga gempa berhenti.
6. Barrataga (Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa), Yogyakarta
Seorang professor dari Universitas Islam Indonesia, Profesor Sawidi telah
mengembangkan teknologi system ketahanan gempa. Rangka rangak dari bangunan
terbuat dari beton kolo. Balok bawah, balok peti atas, balok lantai dan menyambungkannya
dengan simpul simpul barrataga agar tidak patah saat gempa. Bahan podasi bangunan ini
adalah pasar yang memiliki teknologi peredam getaran yang bisa meredam hingga 20%
dan bisa menahan gempa bermagnitude hingga 8 skala richter. Teknologi ini masih terus
diteliti dan dikembanglan.
7. Taipei 101
Gedung ini merupakan salah satu gedung tertinggi di dunia dan selesai dibangun pada
tahun 2014. Gedung ini menggunakan peredam getaran internal besar untuk
mengendalikan goyongan dengan harapan dapat meminimalisasi kerusakan structural jika
terjadi gempa.
8. Mori Tower, Tokyo, Jepang
Bangunan ini menggunakan teknologi motion absorption dan teknik peredam untuk
ketahanan terhadap gempa. Bangunan ini memiliki 192 peredam kejut dengan dimensi
kecil yang berisi cairan peredam getaran beupa minyak minyak tebal. Ketika menara
bergoyang, minyak akan tergelincir kea rah yang berlawanan untuk meminimalkan
goyangan yang dihasilkan oleh gempa.
9. Rumah Kaya Tradisional, Jepang
Rumah ini menggunakan teknologi dan system tahan gempa, dimana pondasinya berfungsi
sebagai peredam dan penahan getaran. Bahan dari bangunan ini adalah kayu ringan.
10. Sebuah Rumah di Shinjuku, Jepang
Rumah ini merupakan hasil rancangan Tim Apollo Architects yang selesai dibangun pada
tahun 2016. Rumah ini memiliki 3 lantai dan terbuat dari beton dana tap berbingkai kayu
ringan
Video 4 – Natural Ventilation and Human Comfort
Kondisi panas dirasakan oleh tubuh tidak hanya berhubungan dengan suhu namun juga karena
berhubungan dengan kelembaban (humidity).
Manusia menghembuskan uap dan ketika berada pada ruangan tertutup dalam waktu yang lama,
maka level kelembaban dalam ruangan tersebut akan relative lebih tinggi daripada di luar. Tibuh
manusia cukup sensitive. Kita dapat menyadari zona nyaman yang berkaitan dengan kelembaban
suhu pada velocity udara. Zona nyaman yang ideal ada pada kisaran 20% – 80% Kelembaban
Relatif (Relative Humidity / RH) dan 65o – 78o tergantung dari kecepatan udara. Apabila kondisi
ruangan di sekitar keluar dari zona tersebut dan keadaan udara tetap (tidak ada pergerakan udara)
maka tubuh manusia akan merespon terhadap kondisi tersebut.
Kondisi dimana udara tenang namun suhu dingin namun kelembabannya tinggi, kita masih
mungkin merasa hangat karena kelembaban yang tinggi memperlambat penguapan cairan tubuh
seperti keringat. Tubuh kita menghasilkan panas pada setiap detiknya. Apabila panas tidak dapat
dilepaskan ke udara yang lebih dingin, tubuh akan merasa panas.
Ketika sebuah material berubah dari fasa cairan ke fasa uap, material menghilangkan panas dari
sekitarnya. Tubuh manusia menghilangkan panas melalui keringat dimana panas diambil oleh
aliran udara oleh tubuh kita dengan mengubah keringat dari cairan ke uap. Apabila kelembaban di
sekitar lebih rendah atau suhu lebih rendah atau pergerakan udara disekitar lebih cepat atau
kombinasi dari hal-hal tersebut terjadi, efek pendinginan akan terjadi lebih cepat.
Kipas angina dapat mempercepat gerakan udara di dalam ruangan. Dibandingkan AC, kipas angin
dapat menghemat lebih banyak energi. Selain itu kipas angina juga bagus untuk kesehatan.
Apabila kita berada dalam ruangan tertutup dalam waktu yang lama, maka kita akan menghirup
udara yang sama yang ada dalam ruangan tersebut secara terus menerus. Sedangkan ketika
manusia bernafas, manusia menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, dalam ruang
tertutup akan menyebabkan prosentasi oksigen didalan ruangan lebih rendah sehingga
menyebabkan rasa jemuk dan kantuk karena prosentase karbon dioksida yang lebih tinggi pada
waktu yang sama melepaskan produk pembakaran dan material bangunan dan furniture
mengeluarkan kontaminasi. Dengan adanya gas-gas dan partikel-partikel tersebut tetap berada di
dalam ruangan, tubuh manusa dapat menjadi penat, pusing bahkan allergic.
Untuk mendapatkan ventilasi yang efektif, ertama kita harus menempatkan jendala pada posisi
yang searah dengan arah angin. Memiliki dua jendela akan lebih efektif daripada hanya memiliki
satu jendela. Selain itu hilangkan penghalang yang mengganggu pergerakan aliran udara dan
memaksimalkan ruang yang bisa diventilasi. Pergerakan udara tidak sama pada setiap tempat di
rumah karena memilih jalan termudah untuk keluar. Penhalang akan memperlambat kecepatan
aliran udara dan di beberapa tempat akan tetap lebih panas terutama di musim panas ketika terkena
radiasi matahari
Rumah dengan open floor pan adalah cara yang baik untuk memaksimalkan efek ventilasi.
Video – 5 Prinsip Ventalisasi
Ventilasi yang baik ditentukan dengan adanya kenyamanan termal dan udara segar yang cukup
tanpa memerlukan penggunaan energi.
Langkah – langkah untuk desain ventalisasi yang baik adalah :
 Orientasi Bangunan
Ukuran dan penempatan jendela yang sesuai dengan iklim
 Ventilasi Silang
Ventilasi silang membantu menyerap udara dingin masuk dan mendorong udara pengap
dan panas keluar dari gedung.

Hal – hal yang tidak boleh dilakukan adalah :


1. Jendela berada tepat saling berhadapan pada gedung menyebabkan sebagian ruangan
terventilasi sedangkan area lainnya tidak.
2. Saluran keluar lebih kecil dari saluran masuk
3. Jendela berada pada posisi tanpa distribusi udara
4. Sekat penghalang dekat dengan jendela sehingga air masuk terhalang oleh sekat.
Yang seharusnya dilakukan :
1. Posisi jendela bereda bersebrangan namun tidak secara langsung berhadapan menyebabkan
udara ruangan bercampur lebih baik dalam menyebarkan udara segar dan dingin
2. Membelokkan arah angina
3. Saluran keluar lebih besar dari saluran masuk
4. Sekat penghalang diletakkan jauh dari jendela
Menempatkan saluran masuk di level rendah dalam ruangan dan saluran keluar di level atas tinggi
bisa mendinginkan ruangan dengan efektif sesuai dengan teori konveksi alami udara “Stack
Ventilation”
Udara hangat naik karena less dense daripada udara dingin sehingga bisa mendapatkan udara segar
di dalam ruangan.
Video 6 – Akustik pada Bangunan
Akustik adalah cabang dari ilmu fisika yang berhubungan dengan pembelajaran tentang produksi,
transmisi dan penerimaan suara.
Bunyi yang dihasilkan pada bangunan seperti aula musik, stasiun broadcast harus didesain
sedemikian rupa agar bunyi yang diproduksi tidak menghasilkan distorsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek akustik dalam auditorium adalah :
1. Kekerasan Suara
Auditorium harus mempunyai bunyi yang cukup keras. Untuk distribusi suara yang baik
harus ada permukaan parabola pada dinding dibelakang speaker dengan speaker sebagai
pusatnya. Setelah direfleksikan, bunyi akan sampai kepada pendengar.
2. Reverbration Time
Reverbration adalah bunyi terdengar secara terus-menerus dikarenakan pemantulan yang
berhasil dari obyek-obyek di sekitarnya meskipun sumber suara sudah berhenti.
Pada auditorium, tidak boleh ada reverberation yang berlebihan.
Reverbaration time adalah waktu yang dibutuhkan agar intensitas bunyi berkurang sebesar
60dB dari nilai awal.
Waktu reverbrasi dapat dikendalikan dengan memperkecil jumlah jendela, melapisi
dinding dengan absorbing material seperti cardboard, memakai upholstered seat dan
menutupi lantai dengan karpet.
Wakti reverbrasi yang diperbolehkan pada bangunan auditorium adalah 1-2 detik untuk
music dan 0.5 – 1 detik untuk pidato.
3. Gema
Pengulangan bunyi dikarenakan pemantulan suara oleh suatu penghalang
Echo berlangsung selama 1-10 detik dikarenakan persistansi suara. Echo terdengar setelah
1/10 detik dari suara aslinya
Untuk mengurangi gema, permukaan pemantul harus dibuat lebih absorptive.
4. Pemfokusan dan Gangguan
Pemusatan bunyi yang tidak diperlukan harus dihindari dan tidah boleh ada zone of silence.
Maka dari itu, permukaan melengkung pada dinding atau atap harus dihindari karena
interferensi, sehingga bunyi pada suatu titik terdengar maksimum sedangkan pada titik lain
lebih rendah.
Untuk menghindari hal tersebut, maka dinding harus dibuat lebih kasar dan absorptive.
5. Efek Resonansi
Bunyi yang dihasilkan di dalam aula setara dengan frekuensi natural dari kolom di dalam
ruang kosong aula, jendela kaca mulai bergetar secara resonansi sehingga menghasilkan
efek yang mencengangkan Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan convex cylindrical
segments pada atap dan dinding ruangan.
6. Efek Echelon
Terjadi karena percampuran suara yang dihasilkan di dalam aula bercampur dengan suara
langkah kaki, ketika seseorang sedang menaiki tangga.
7. Soundproofing Aula
Aula harus dibuat kedap suara ketika pintu ditutup sehingga tidak ada suara yang masuk
dari luar dan tidak ada pula bunyi yang keluar dari kursi.
Hal hal tersebut dapat dicegah dengan menutup pintu secara perlahan, pemakaian AC
daripada kipas angina sebagai pengkondisian udara.

Anda mungkin juga menyukai