Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU. Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan sangat penting untuk mengembangkan potensi, kecerdasan serta

keterampilan manusia dalam berbagai bidang kehidupan, karena kualitas sumber

daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan. Oleh sebab itu,

pembaharuan dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kualitas bangsa.

Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting

untuk dipelajari karena pelajaran matematika merupakan ilmu pengetahuan yang

mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin ilmu. Diperlukan penguasaan matematika yang kuat sehingga

mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar.

Melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta memiliki kemampuan bekerja sama

(Depdiknas, 2006). Di dalam kurikulum 2013 yang sudah direvisi ditahun 2017

1
2

dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dikembangkan ada 4, yaitu: 1) Berpikir

Kritis/memecahkan masalah, 2) Kreativitas, 3) Komunikasi, 4) Kolaborasi.

Kreativitas merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting dimiliki

oleh siswa. Menurut Widowati (2007: 17) bagian utama kreativitas adalah

divergent thinking yang dikembangkan pada tahun 1950-an oleh psikolog J.P

Guilford, yang mengamati divergent thinking sebagai bagian utama dari

kreativitas. Selain itu, menurut Runco (2001: 7) kemampuan divergent thinking

tidak sama dengan kemampuan kreatif, tapi kemampuan berpikir divergen

merupakan ciri potensial untuk kegiatan kreatif. Pehkonen (1997: 65)

mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kombinasi antara berpikir logis dan

berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tapi masih dalam kesadaran.

Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan

masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang berguna dalam

menyelesaikan masalah. Oleh karena itu kemampuan berpikir divergen dalam

pembelajaran matematika sangat dibutuhkan untuk menghasilkan banyak ide

dalam menyelesaikan masalah.

Kemampuan berpikir divergen perlu dikembangkan. Menurut Khodijah

(2016 : 107) dengan mengembangkan kemampuan berpikir divergen siswa akan

mampu menyelesaikan masalah dari berbagai ide yang dimilikinya selain itu

siswa juga dapat mencermati permasalahan dari segala sudut pandang,

mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya yang masuk akal atau logis,

menyatukan berbagai ide ke dalam satuan ide baru yang utuh, mampu menangkap

objek secara keseluruhan dengan baik. Dalam hal ini, sebuah sudut pandang baru
3

berkaitan dengan prinsip kemampuan berpikir divergen perlu dijadikan pegangan

dalam pembelajaran, yaitu bukan belajar menemukan satu jawaban benar yang

menjadi tujuan setiap pemecahan masalah, tetapi bagaimana mengkonstruksi

segala kemungkinan jawaban yang masuk akal atau logis, beserta segala

kemungkinan prosedur dan argumentasinya kenapa jawaban tersebut masuk akal

sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah dunia nyata lainnya, yang

biasanya jauh lebih kompleks dan tak terduga.

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan ataupun aktivitas yang

dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan suatu perubahan dalam

dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera

dan pengalamannya (Rahyubi, 2012: 6). Setiap siswa memiliki cara belajarnya

masing–masing agar lebih mudah dalam memahami materi yang sedang

dipelajari. Seberapa cepat siswa memahami materi yang dipelajari tentu sangat

tergantung pada kemampuan siswa tersebut dalam memahami dan menyerap

informasi. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara belajar yang

berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Hal ini

disebabkan setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda – beda.

Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh setiap individu

dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima (Deporter,

2003: 110). Menurut Nasution (2010: 94) gaya belajar adalah cara yang konsisten

yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,

cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal. Jika guru mengetahui gaya

belajar dari masing – masing siswanya, maka guru dapat mengajar sesuai dengan
4

gaya belajar sebagian besar siswanya, sehingga pembelajaran akan berlangsung

efektif dan siswa mudah dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa gaya belajar yang dimiliki siswa merupakan

salah satu modalitas yang berpengaruh dalam proses pembelajaran, pemrosesan

dan komunikasinya. Selain itu siswa yang mengetahui karakteristik gaya

belajarnya sendiri akan mempermudah dalam memahami meteri dan

meningkatkan hasil belajarnya.

SMA Negeri 1 Larangan merupakan SMA yang terletak di Jalan Raya

Barat Sitanggal Larangan B Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Sekolah ini

berada di desa Sitanggal yang jauh dari keramaian kota dan dekat dengan

persawahan, oleh karenanya siswa di sekolah tersebut merupakan siswa yang

memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. SMA Negeri 1 Larangan merupakan

sekolah yang terakreditasi A dan sudah menerapkan kurikulum 2013, selain itu

sekolah ini juga sudah menerapkan Full Day School. SMA Negeri 1 Larangan

merupakan sekolah yang mendapatkan piagam penghargaan dari Bupati Brebes

sebagai sekolah Adiwiyata pada tahun 2017. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah

yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan

adanya lingkungan yang sehat, bersih dan indah membuat siswa – siswi di sekolah

tersebut merasa nyaman dan kondusif dalam proses belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Deskripsi Kemampuan Berfikir Divergen Matematis Siswa Kelas

X MIPA 5 SMA Negeri 1 Larangan Ditinjau dari Gaya Belajar ”.


5

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pembahasan “Bagaimana gambaran

kemampuan berpikir divergen matematis siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1

Larangan ditinjau dari gaya belajar ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kemampuan

berpikir divergen matematis siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Larangan

ditinjau dari gaya belajar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Bila tujuan penelitian ini tercapai, hasil penelitian dapat memberikan

manfaat kepada beberapa pihak, meliputi :

1. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui seberapa besar kemampuan berfikir divergen

matematis dan dapat mengetahui gaya belajarnya sehingga siswa dapat

memperoleh prestasi yang lebih baik.

2. Bagi Guru

Dapat memberikan gambaran kepada guru terkait dengan strategi

yang harus dilakukan dalam pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswanya

untuk memicu kemampuan berpikir divergen matematisnya.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan

pembelajaran matematika. Selain itu dapat meningkatkan dan


6

mengembangkan mutu pendidikan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan

memajukan program institusi pendidikan.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dalam melakukan

penelitian pendidikan supaya pembelajaran lebih baik lagi, serta dapat

sebagai acuan agar dapat diterapkan di sekolah lain maupun dikembangkan

untuk perkembangan siswanya.

Anda mungkin juga menyukai