Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK I

FISIKA BANGUNAN

1. Achmad Ferdy Syahnaz Setiawan (183112700520028)


2. Dania Hasna Ningtyas (183112700520031)
3. Rachmawatha Wahyuni Surya Uthama (183112700520029)
4. Rizqi Kabirilka (143112700540012)

TEKNIK FISIKA
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
AKUSTIK
Kata “akustik” berasal dari kata Yunani ακουστικός (akoustikos), yang berarti “dari atau untuk
pendengaran, siap untuk mendengar” dan bahwa dari ἀκουστός (akoustos), “dengar, terdengar”,
yang merupakan kata kerja ἀκούω (akouo), “saya mendengar”.
Akustik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara
diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya,serta mempelajari bagaimana suatu ruang
/ medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri yang sensasinya dirasakan oleh
telinga. Ilmu akustik bukan bagaimana merancang interior, pemahaman yang salah tentang
peranan ilmu akustik akan berakibat salah juga dalam penerapannya.
Peranan ilmu bidang akustik sama pentingnya dengan ilmu bidang arsitek, kedokteran, ekonomi,
dan lain – lain. Mereka memiliki peranan yang sama, sama – sama untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia.
Dalam kaitannya dengan suara, akustik digunakan sebagai standar untuk mengukur mutu bunyi
sebuah ruangan. Misalnya, sebuah sebuah gedung pertunjukan biasanya harus memenuhi standar
akustik tertentu agar bunyi yang dihasilkan maksimal saat diterima pendegar di ruangan itu.
Akustik di sini memiliki pengertian sebuah ilmu yang digunakan untuk menunjang suara atau
sebuah musik. Sehingga, tidak akan baik sebuah konser musik atau pertunjukan tertentu tanpa
menggunakan ilmu akustik di dalam penataan dan pembangunnya. Dalam kasus ini, tidak banyak
orang yang menyadari dan paham akan pentingnya ilmu akustik ini. Terkadang, orang-orang hanya
merasa bahwa gedung pertunjukan itu baik dan kurang baik tanpa tahu mengapa bisa baik dan
tidak baik. Inilah keterkaitan sebuah cabang ilmu fisika (akustrik) dengan musik yang tidak banyak
orang tahu.
Hal-hal yang menentukan kondisi mendengar dalam suatu ruang – dan merupakan pertimbangan
arsitektur murni – seperti bentuk ruang, dimensi dan volume, letak batas-batas permukaan,
pengaturan tempat duduk, lapisan permukaan dan bahan-bahan untuk dekorasi interior, sedikit
banyak akan menentukan penampilan akustik ruang tersebut.
Oleh karena itu pengendalian bunyi secara arsitektural mempunyai dua sasaran yaitu :
1. Akustik Ruang
Akustik ruang bertujuan menyediakan keadaan yang paling diinginkan untuk
menghasilkan perambatan dan penerimaan bunyi dalam ruang yang digunakan untuk
berbagai tujuan mendengar seperti auditorium.
2. Pengendalian Bising
Ruang lingkup pengendalian menyangkut peniadaan atau pengurangan bising dalam
jumlah yang memadai
Suatu ruang dengan waktu reverbrasi yang tidak memenuhi tuntutan kualitas akustik akan merusak
kondisi akustik ruang, padahal waktu reverbrasi merupakan parameter akustik ruang yang sangat
sering digunakan dalam mendisain raung tertutup, disamping pentingnya menghilangkan cacat
akustik yang terjadi dalam ruang dengan jalan menciptakan penyebaran bunyi.
Pentingnya pengedalian dengung dalam rancangan akustik auditorium telah mengharuskan
masuknya besaran standar yang relevan yaitu waktu reverbrasi T, yaitu lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk bunyi meluruh 60 dB.
Waktu reverbrasi akan berubah dengan perubahan frekuensi, dikarenakan penyerapan bermacam-
macam bahan dan lapisan penutup yang digunakan dalam rancangan auditorium kadang-kadang
berubah cukup banyak denganperubahan frekuensi, maka sangat penting untuk menyatakan atau
menghitung waktu reverbrasi untuk sejumlah frekuensi wakil pada jangkauan frekuensi audio
misalnya frekuensi 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000. Jumlah frekuensi wakil ini tergantung
pada pentingnya hal-hal yang berkaitan. Bila suatu waktu reverbrasi disebutkan tanpa menyertakan
suatu frekuensi tertentu, maka reverbrasinya adalah untuk frekuensi tengah 500 Hz.
Setiap ruang dengan fungsi yang berbeda-beda memiliki standar RT yang berbeda pula. Misalnya,
antara ruang dengan fungsi speech dan musik pasti memiliki perbedaan RT. Untuk fungsi ruang
speech, RT yang direkomendasikan berkisar antara 0,5-1 detik dengan RT optimum 0,75 detik,
sedangkan untuk ruang jenis musik, RT yang disarankan berkisar antara 1-2 detik dengan RT
optimum 1,5 detik. Rumus perhitungan RT dalam kondisi yang dianggap normal yaitu sebagai
berikut:
0,161 𝑉
𝑅𝑇 =
𝐴
Keterangan :
RT = Reverberation Time (detik)
V = Volume Ruanga (m2)
A = Total Luas Permukaan Absorpsi (m2)
= Σ s. α
= Luas Permukaan x Koefisien Absorpsi

Untuk menghasilkan kualitas suara atau acoustics performance yang optimal, maka pemilihan
bahan akustik harus benarbenar dipertimbangkan. Pilih material yang koefisien absorpsinya sesuai
dengan yang dibutuhkan. Koefisien absorpsi tiap-tiap material dapat dilihat pada tabel koefisien
absorpsi.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbesar RT suatu ruang adalah dengan cara
mengganti beberapa material dengan koefisien absorpsi yang lebih kecil dari sebelumnya, material
dengan koefisien absorpsi yang kecil adalah material yang sifatnya cenderung memantulkan bunyi,
contohnya marmer, akrilik, kaca, dan lain-lain. Sedangkan untuk memperkecil RT suatu ruang
dengan cara mengganti beberapa material dengan koefisien absorpsi yang lebih besar dari
sebelumnya, material dengan koefisien absorpsi yang besar adalah material yang sifatnya
cenderung memantulkan bunyi, contohnya kursi empuk penonton, penontonnya sendiri, kain, dan
lain-lain. Apabila pada kasus khusus, yaitu ruang dengan beberapa fungsi, dapat menggunakan
material yang fleksibel dan adaptable. Dalam artian bisa diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai