Anda di halaman 1dari 32

Saya jatuh dari motor, tangan lecet dan keluar darah dan dikarenakan perjalanan msh

jauh saya memilih menutupnya dengan plester krna kondisi hujan. Sampai tujuan,
kemudian saya membersihkan dengan betadin. Menutup luka dengan kasa yg saya beri
betadin. Yg ingin saya tanyakan, setelah semalam kemudian saya membuka luka itu
sperti berair. Apakah itu infeksi dok? Lalu bagaimana cara penanganan yg tepat?

dr. Nisia Putri Rinayu


Dokter
Jun 07, 2016 at 07:19 PM

Halo Kamaratih, Luka lecet atau disebut Vulnus eskoriatum adalah luka superficial yang
hanya mengenai bagian epidermis(lapisan terluar) kulit. Perawatan luka lecet pada
umumnya ialah dengan perawatan luka terbuka, artinya tidak perlu ditutupi dengan
kasa. Untuk perawatan luka lecet, sebaiknya Anda melakukan:

 Rutin membersihkan luka dengan cairan infus atau NaCl setidaknya 2


kali sehari. Bersihkan luka harus menyeluruh dan hindari adanya
kotoran yang tertinggal. Hindari pula menggosok luka terlalu keras
karena dapat menyebabkan luka baru.
 Setelah bersih, berikan cairan desinfektan seperti povidone iodine
untuk mencegah infeksi. Jangan berikan obat salep atau cream
karena dapat menjadi media untuk tumbuhnya kuman.
 Biarkan luka terbuka, tetapi pastikan selalu bersih dan tidak terpapar
debu atau kotoran.
 Jaga agar luka tetap kering, hindari terkena air.
Biasanya luka akan kering setelah 3-5 hari tergantung luas dan kedalaman luka. Lama
penyembuhan juga tergantung ukuran, luas dan kedalaman luka. Serta adanya faktor lain yang
mempengarungi penyembuhan luka, seperti kencing manis, malnutrisi atau gangguan pembuluh
darah. Sebenarnya, pada proses penyembuhan, luka akan mengeluarkan cairan bening dan itu
wajar.Karena itu, luka lecet sebaiknya tidak usah ditutup untuk mempercepat proses mengeringnya
luka. Penutupan luka lecet malah menyebabkan luka menjadi lembab, berair dan benyek yang
malah memperlambat proses penyembuhan dan mengeringnya luka. Tanda-tanda infeksi pada luka
yang perlu diwaspadai, antara lain area sekitar luka kemerahan, bengkak dan nyeri, keluar cairan
kuning pekat (nanah) dari lukan dan demam. Bila didapatkan tanda-tanda infeksi, segera
dikonsultasikan kedokter untuk dilakukan pemeriksaan langsung dan pengobatan lebih lanjut.
Berikut artikel yang bisa Anda baca Luka infeksiSemoga membantu. dr. Nisia Semoga membantu
ya. dr. Nisia
Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi
jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Jenis Luka:

1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka.

Luka Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka bedah tak terinfeksi
yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga infeksi pada sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi
Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds). Jenis luka ini adalah luka pembedahan
dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi
tidak selalu terjadi.
Luka terkontaminasi (Contamined Wounds) adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan
operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna.
Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds) adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka.
Dan tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar dengan adanya
mikroorganisme tersebut.

2. Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka.

 Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang terjadi
pada lapisan epidermis kulit.
 Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada
lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda
klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
 Stadium III : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai suatu lubang
yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
 Stadium IV : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah mencapai lapisan
otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.

3. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka.


 Luka Akut. Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
 Luka Kronis. Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

MACAM LUKA dan PENANGANANYA

1. Vulnus excoriasi (Luka lecet)

a) Pengertian : Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka robek,
mengingat luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.
b) Cara penanganan : Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih dahulu
menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak
memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah bersih, berikan
desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih,
hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena hanya akan menjadi sarang kuman, dan
pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap hari, karena akan melukai jaringan yang baru
terbentuk.

2. Vulnus punctum (Luka tusuk)

a) Pengertian : Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus diingat maka kita
harus curiga adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut.
b) Cara penanganan : Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik
benda yang menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai
pembuluh darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah
membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup
menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi.

3. Vulnus contussum (luka kontusiopin)

a) Pengertian : luka kontusiopin adalah luka memar, tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan,
karena hanya aka mengakibatkan robek pembuluh darah semakin lebar saja.
b) Cara penanganan : Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air dingin, karena akan
mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan pembuluh-pembuluh darah
yang robek.

4. Vulnus insivum (Luka sayat)


a) Pengertian : luka sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa
logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka ini biasanya tipis.
b) Cara penanganan : yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan desinfektan.

5. Vulnus schlopetorum

a) Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan
tembakanya.
b) Cara penanganan : jangan langsung mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan
adalah membersihkan luka dengan H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama
setidaknya seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Diharapkan
dalam waktu seminggu posisi peluru sudah mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah
terbentuk jaringan disekitar peluru.

6. Vulnus combustion (luka bakar)

a) Pengertian : adalah luka yang disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan zat panas seperti
air panas(air memdidih), api, dll.
b) Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan
menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya.
Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka
dengan tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi. Dan ingat
kebutuhan cairan pada pasien luka bakar.

7. Luka gigitan.

a) Pengertian : luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan
binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular berbisa
yang berbahaya.
b) Cara penanganan : mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan
menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari
luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi
pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil
menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari
gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain.
Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.

8. Laserasi atau Luka Parut.

a) Pengertian : Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya
karena jatuh saat berlari.
b) Cara penanganan : Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu
dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain
bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan
kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing (
kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit.
Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

9. Terpotong atau Teriris

a) Pengertian : Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam,
bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah
arteri yang putus terpotong.
b) Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan
bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada
pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan
dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung
secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang. Tujuan cara ini untuk
menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit.
Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan
efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.

PENANGANAN LUKA (secara umum)

Dalam penanganan luka, sudah umum diketahui bahwa salah satu yang harus dilakukan adalah
tindakan debridement. Debridement bertujuan untuk membuat luka menjadi bersih sehingga
mengurangi kontaminasi pada luka dan mencegah terjadinya infeksi. Debridement bisa dilakukan
dengan beberapa cara, dari yang kurang invasif hingga invasif, yaitu debridement secara biologik,
mekanik, otolitik, enzimatik, dan surgical.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

1. Fase Inflamasi

adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan
lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka
dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

2. Fase Proliferatif
adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas
sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk
struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.

3. Fase Maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan.
Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi,
warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari
kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan
mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

 Usia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
 Infeksi, Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga
menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari
luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
 Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya
ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
 Hematoma, Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang
besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat
proses penyembuhan luka.
 Benda asing, Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum,
fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang
kental yang disebut dengan nanah (�Pus�).
 Iskemia, Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada
bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan
pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada
pembuluh darah itu sendiri.
 Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah,
nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan
protein-kalori tubuh.
 Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera,� Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif diberikan segera
sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan
setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
Cara Mengobati Gigitan Ular
3 Metode:Mengobati Gigitan Ular BerbisaMengobati Gigitan Ular yang Tidak BerbisaMemahami Ular dan Gigitannya

Mimpi buruk setiap pendaki gunung adalah di saat menuruni bukit di hari yang cerah,
menyatu dengan alam, tiba-tiba ada ular yang muncul dan menyerang Anda. Dalam
situasi ini, Anda harus tahu cara merawat gigitan ular dengan benar. Jika dirawat
dengan benar, bisa ular yang paling ganas sekalipun dapat diatasi. Jadi jangan takut,
lanjutkan rencana Anda untuk menikmati alam bebas, mendaki gunung, berkemah, atau
sekadar menikmati pemandangan alam, hanya saja, pahamilah bahaya gigitan ular dan
persiapkan diri Anda dengan cara untuk mengatasinya jika terjadi.
Metode 1
Mengobati Gigitan Ular Berbisa
1.
1
Hubungi nomor telepon unit gawat darurat, atau berteriak untuk meminta
pertolongan. Jika Anda sendirian, tetapi bisa bergerak menuju tempat yang aman,
berusahalah untuk meminta bantuan. Sebagian besar gigitan ular tidak berbahaya,
tetapi jika Anda digigit oleh ular berbisa, pertolongan medis segera sangat diperlukan
untuk mengatasinya. Petugas ambulans biasanya mengetahui jenis ular yang hidup di
suatu daerah dan dilengkapi dengan perawatan yang sesuai. Hubungi unit gawat
darurat atau ambulans sehingga Anda bisa pergi ke rumah sakit segera.
 Anda tidak dapat menentukan apakah ular itu berbisa atau tidak hanya dengan melihat
bekas gigitannya saja. Sebaiknya, segera cari pertolongan medis seperti apa pun luka
gigitan ular tersebut.
 Tetap tenang. Panik akan meningkatkan denyut jantung Anda, dan jika ular itu memang
berbisa, peningkatan denyut jantung hanya akan membuatnya menyebar lebih cepat ke
seluruh tubuh Anda. [1] Berusahalah semampu Anda untuk tetap tenang.
 Jika Anda bisa, hubungi nomor telepon darurat keracunan: (021)4250767 atau
(021)4227875 untuk meminta saran pertolongan pertama sementara Anda menunggu
pertolongan datang. [2]
2.
2
Ingat-ingat tampilan ular yang menggigit Anda.[3] Petugas medis di ambulans dan
dokter di unit gawat darurat membutuhkan gambaran tampilan ular untuk menentukan
ular itu berbisa atau tidak. Jika mungkin, ambil foto ular yang menggigit Anda, atau
mintalah teman sesama pendaki untuk mengingat-ingat tampilan ular untuk
menegaskan apa yang Anda lihat.
 Jangan coba untuk menangkap ular itu--ular sangat cepat bergerak dan terkecuali Anda
adalah pawang ular berpengalaman, usaha ini tidak akan banyak bermanfaat.
 Jangan coba berjalan mendekati ular atau berusaha untuk melihat ular lebih jelas jika
Anda masih terancam gigitannya. Tindakan ini berbahaya. Anda hanya perlu melihat
ular sekilas kemudian menjauh.
3.

3
Jauhi ular itu. Anda harus segera menjauhi daerah jangkauan ular, sehingga tidak
digigit untuk kedua kalinya. Berjalanlah menjauh dari tempat Anda digigit. Tetapi,
jangan berlari atau menghindar terlalu jauh. Jantung Anda akan berdenyut lebih cepat
saat tubuh Anda bergerak terlalu cepat, sehingga bisa ular akan lebih cepat menyebar
ke seluruh tubuh Anda.
 Berjalanlah ke tempat yang tidak akan didekati oleh ular. Cari batuan datar di tempat
yang lebih tinggi, tanah lapang, atau tempat yang tidak banyak memiliki tempat
persembunyian ular.
 Cobalah untuk tidak bergerak sama sekali setelah Anda mencapai tempat yang lebih
aman.
4.

4
Batasi gerakan dan lindungi bagian yang terkena gigitan. Walaupun Anda perlu
membatasi gerakan, jangan ikat bagian yang terkena gigitan. Selain itu, pertahankan
bagian itu sehingga lebih rendah dibandingkan jantung Anda. Hal ini akan membantu
menghambat penyebaran bisa ular.
 Mempertahankan bagian yang terkena gigitan di bawah jantung Anda akan
menghambat aliran darah dari bagian tersebut ke arah jantung, yang dapat memompa
bisa ular ke seluruh tubuh Anda. [4]
 Jika Anda bisa, buatlah belat untuk mencegah bagian yang terkena gigitan bergerak.
Gunakan batang kayu atau papan, dan letakkan di kedua sisi bagian itu. Kemudian,
ikatkan kain di bagian bawah, tengah, dan atas papan untuk mempertahankan
posisinya.
5.

5
Lepaskan pakaian, perhiasan, atau benda lain yang terpasang ketat. Gigitan ular
berbisa bisa menimbulkan pembengkakan hebat dalam waktu singkat. Pakaian longgar
sekalipun bisa terasa terlalu ketat saat bagian itu mulai membengkak.
6.

6
Bersihkan luka gigitan ular semampu Anda, tetapi jangan membilasnya dengan
air. Ambil lap bersih yang direndam dalam air, dan bersihkan luka gigitan ular dengan
lembut sebisa mungkin. Setelah luka itu bersih, tutupi dengan kain bersih.
7.
7
Tunggu atau cari pertolongan medis. Pilihan yang terbaik adalah mencari
pertolongan medis secepat mungkin. Jika setelah luka gigitan bersih, bagian itu hanya
sedikit atau tidak membengkak sama sekali, ini adalah pertanda bagus--kemungkinan
ular yang menggigit Anda tidak berbisa. Walaupun begitu, Anda masih berisiko
mengalami infeksi atau reaksi serius lainnya, termasuk juga reaksi alergi, jadi Anda
masih membutuhkan pertolongan medis segera.
8.
8
Hindari langkah yang akan memperparah kondisi Anda. Ada banyak mitos dalam
cara mengobati gigitan ular, dan beberapa mitos ini sebenarnya dapat memperparah
kondisi Anda.
 Jangan mencoba mengiris luka gigitan dan mengisap bisa ular keluar. Mengiris luka
gigitan hanya akan menambah masalah dan meningkatkan risiko infeksi. Siapa pun
yang mengisap bisa ular justru mungkin akan menelan sebagian bisa dan mengalami
keracunan.
 Jangan mengikat atau menempelkan es ke luka gigitan. Para ahli meyakini bahwa
mengikat luka dapat memutus aliran darah, dan es bisa memperparah luka.[5][6]
 Jangan minum alkohol atau minuman berkafeina--keduanya bisa meningkatkan denyut
jantung Anda dan menyebarkan racun yang berada di dalam darah Anda. Sebagai
gantinya, cukupi kebutuhan cairan tubuh Anda dengan minum air.
9.

9
Pahami perawatan medis yang seharusnya Anda terima. Di unit gawat darurat
(UGD), Anda akan mendapatkan perawatan untuk meredakan bengkak, nyeri, dan
gejala apa pun yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa. Dokter di UGD juga akan
memantau tekanan darah, gejala gangguan di aliran darah dan sistem saraf, serta
adanya reaksi alergi serta pembengkakan.
 Perawatan yang diberikan akan disesuaikan dengan gejala yang Anda tunjukkan. Jika
tidak ada gejala yang muncul, Anda mungkin masih perlu menginap sehingga kondisi
Anda dapat dipantau selama 24 jam, karena dalam beberapa kasus, gejala akibat
gigitan ular butuh waktu selama itu hingga muncul.
 Jika ular yang menggigit Anda berbisa, Anda mungkin akan diberi antibisa ular. Antibisa
ini merupakan kombinasi dari antibodi yang dibuat untuk melawan bisa ular, dan
terbukti aman dan efektif untuk digunakan pada orang dewasa maupun anak-anak.
Anda mungkin akan diberi antibisa ular lebih dari satu dosis, sesuai dengan gejala
Anda.
 Kemungkinan, Anda juga akan diberi resep antibiotik spektrum luas untuk memastikan
Anda tidak terinfeksi. Suntikan tetanus juga mungkin akan diberikan.
 Untuk kasus gigitan ular yang berat, Anda mungkin perlu dioperasi.
10.
10
Ikuti anjuran perawatan lanjutan gigitan ular. Setelah Anda diizinkan pulang dari
rumah sakit, Anda harus memberikan perhatian ekstra untuk menjaga luka gigitan itu
bersih dan terlindungi, serta mengikuti semua anjuran medis dalam merawat luka Anda.
Anjuran ini meliputi cara mengganti perban, cara membersihkan luka (biasanya dengan
air hangat dan sabun), serta cara mengenali terjadinya infeksi.
 Tanda-tanda infeksi meliputi pembengkakan, nyeri, kemerahan, panas, dan keluarnya
cairan dari bagian yang sakit, atau bahkan demam. Jika Anda mengalami salah satu
dari gejala ini pada luka gigitan, hubungi dokter Anda sesegera mungkin.
11.
11
Tetap tenang dan menunggu jika Anda tidak dapat mencari pertolongan. Jika
Anda berada jauh di dalam hutan, dan pertolongan medis sepertinya tidak dapat
mencapai tempat Anda dalam waktu singkat, langkah yang terbaik adalah mencari
tempat yang nyaman dan menunggu hingga racun keluar dari tubuh Anda. Dalam
sebagian besar kasus, ular tidak menyuntikkan bisa dalam jumlah yang dapat
membunuh. Berikan perawatan pada gejala yang timbul, dan yang paling penting,
tenanglah dan jangan banyak bergerak. Ketakutan terhadap ular dan rasa cemas yang
muncul setelahnya sering kali menyebabkan kematian, karena denyut jantung yang
kencang akan membuat bisanya menyebar jauh lebih cepat.
 Jika Anda mendaki gunung dan bertemu dengan pendaki lainnya, mintalah mereka
untuk menelepon atau membawakan bantuan, atau tanyakan apakah mereka punya
alat penyedot bisa ular.
Metode 2
Mengobati Gigitan Ular yang Tidak Berbisa
1.

1
Hentikan aliran darah yang keluar. Gigitan ular tidak berbisa jarang mengancam
nyawa, tetapi masih harus diberi pertolongan pertama untuk mencegah infeksi. Berikan
perawatan pada luka gigitan seperti luka tertusuk; langkah pertama adalah menekan
luka dengan kain kasa atau perban steril sehingga tidak terlalu banyak darah Anda
yang keluar. [7]
 Jangan berikan perawatan luka seperti ini jika Anda tidak benar-benar yakin ular yang
menggigit Anda tidak berbisa. Jika Anda ragu, lebih baik segera mencari pertolongan
medis.
2.

2
Bersihkan luka dengan hati-hati. Cuci luka gigitan dengan air bersih dan sabun
selama beberapa menit. Bilas luka hingga bersih dengan air dan cuci kembali. Tepuk-
tepuk hingga kering menggunakan kain kasa steril.[8] Gunakanlah tisu basah alkohol jika
ada.
3.

3
Oleskan salep antibiotik dan tutup luka dengan perban. Oleskan salep antibiotik
tipis-tipis ke luka yang sudah dibersihkan. Kemudian pasangkan perban ke luka Anda.
Salep dan perban akan membantu mencegah terjadinya infeksi.
4.
4
Cari pertolongan medis. Dokter Anda akan memastikan luka Anda bersih dan
mendapatkan perawatan yang benar. Anda bebas menanyakan apakah luka itu
membutuhkan perawatan lebih lanjut, termasuk juga apakah Anda membutuhkan
suntikan tetanus atau tidak.[9]
5.
5
Perhatikan proses penyembuhan luka. Gigitan ular yang tidak berbisa sekalipun bisa
menimbulkan infeksi. Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan dan garis-garis
merah di sekitar luka, pembengkakan, keluarnya cairan dari luka, atau demam. Jika
Anda melihat tanda-tanda ini timbul, kembali kunjungi dokter Anda untuk
memeriksakannya.
6.
6
Minum banyak cairan selama masa penyembuhan. Anda harus mencukupi cairan
tubuh Anda selama masa penyembuhan dari gigitan ular. [10] Umumnya, Anda harus
berusaha untuk minum sekitar 2 liter air setiap hari.[11]
Metode 3
Memahami Ular dan Gigitannya
1.
1
Pahami ular berbisa. Sebagian besar ular tidak berbisa, tetapi semua ular bisa
menggigit.[12] Ular yang paling terkenal berbisa adalah ular kobra, copperheads, coral
snake, cottonmouth (water moccasin) dan ular derik. Walaupun sebagian besar kepala
ular berbisa berbentuk segitiga, cara yang paling tepat untuk memastikannya adalah
mengidentifikasi atau menemukan kelenjar gigi taring ular yang telah mati. [13]
2.
2
Ketahui apakah Anda tinggal di habitat ular berbisa. Ular kobra bisa ditemukan di
Asia dan Afrika. Ular copperhead ditemukan di AS bagian selatan dan timur, serta
sebagian Australia dan Asia. Beragam coral snake bisa ditemukan di AS bagian
selatan, sebagian India dan Asia tenggara, Tiongkok dan Taiwan.
Ular cottonmouth atau water moccasin dapat ditemukan di AS bagian tenggara, dan
ular derik bisa ditemukan dari Kanada bagian selatan hingga ke Argentina.
 Beberapa tempat di dunia, seperti Australia dihuni lebih banyak ular berbisa
dibandingkan belahan bumi lainnya. Ingatlah bahwa ular berbisa pun bisa tinggal dan
hidup di perkotaan juga hutan, jadi berhati-hatilah.
3.
3
Pahami tentang gigitan ular. Saat ular tidak berbisa menggigit, hal yang harus
diwaspadai adalah infeksi dan pembengkakan jaringan. Namun, saat ular berbisa
menggigit, selain kerusakan jaringan dan infeksi, hal yang harus diwaspadai lainnya
adalah efek dari bisa ular. Sebagian besar ular tidak akan menggigit terkecuali merasa
terganggu atau terusik manusia.
 Gigi taring ular mungkin merupakan gigi tetap atau gigi yang "terlipat" hingga digunakan
untuk menggigit. Ular berbisa mungkin memiliki salah satu jenis gigi taring tersebut.
Namun demikian, ular dengan gigi taring tetap seperti coral snakecenderung
memengaruhi sistem saraf pusat, sementara ular bergigi taring "terlipat" seperti ular
derik cenderung memengaruhi sel darah. [14][15][16]
 Semua jenis ular memiliki senyawa yang dapat merusak jaringan--jika Anda digigit ular,
mencegah kerusakan ini meluas mungkin merupakan masalah yang paling gawat untuk
diatasi.
4.

4
Pahami perilaku ular. Ular adalah hewan berdarah dingin, yang berarti panas
tubuhnya berasal dari panas matahari dan sekelilingnya.[17] Akibatnya, ular dan gigitan
ular jarang timbul pada musim dingin atau tempat beriklim dingin, karena ular akan
menjalani hibernasi pada waktu demikian.
 Ular dan gigitan ular lebih lazim terjadi di wilayah sekitar garis khatulistiwa, karena ular
di wilayah ini tidak menjalani hibernasi dan lebih aktif di cuaca panas.
5.

5
Hindari kontak dengan ular. Cara terbaik untuk mengobati gigitan ular adalah dengan
menghindarinya. Menurut pendapat pakar hewan liar, ada beberapa cara terbaik untuk
menghindari ular dan gigitannya:
 Jangan tidur atau beristirahat di tempat persembunyian ular, seperti semak-semak,
rerumputan lebat, batuan besar, dan pepohonan.
 Jangan masukkan tangan Anda ke dalam celah batuan, lubang di batang kayu, semak-
semak lebat, atau tempat ular mungkin menunggu mangsanya.
 Perhatikan langkah Anda saat melalui semak belukar atau rerumputan lebat.
 Jangan coba menangkap ular, baik hidup maupun mati. Ular memiliki refleks menggigit
selama satu menit bahkan setelah mati... memang aneh, tetapi nyata!
 Selalu kenakan sepatu bot mendaki untuk melindungi pergelangan kaki Anda, dan
masukkan ujung celana ke dalam sepatu bot Anda.
 Keluarkan suara. Sebagian besar ular lebih memilih untuk menghindari Anda, seperti
Anda mencoba untuk menghindarinya![18] Jadi, untuk memastikan kedatangan Anda
tidak mengagetkannya, pastikan ular bisa mendengar Anda datang mendekat.
6.

6
Beli peralatan pertolongan gigitan ular. Jika Anda sering mendaki atau bertualang di
alam bebas, pertimbangkanlah untuk membeli peralatan pertolongan gigitan ular yang
dilengkapi dengan pompa penyedot. Jangan gunakan peralatan yang berisi silet dan
gelembung penyedot.[19]

Peringatan
 Jika Anda mendengar ada ular berbisa yang mendekat, diam, jangan bergerak. Ular
tidak dapat melihat dengan baik dan menggunakan gerakan untuk mengetahui adanya
ancaman. Mundur perlahan, beri tahukan orang lain akan keberadaan ular saat
mencapai tempat yang aman.
 Perhatikan langkah Anda di tempat yang dihuni oleh manusia dan ular derik. Ular derik
menggunakan suara deriknya untuk mengusir bahaya di sekitarnya, sehingga dia tidak
perlu menyerang. Namun pemburuan ular derik oleh manusia telah mengubah perilaku
ini di tempat yang banyak dihuni manusia. Ular derik di sekeliling manusia jarang
mengeluarkan suara deriknya, namun lebih sering menyamarkan diri, sehingga Anda
mudah menginjaknya.
 Beberapa orang menyarankan untuk mengikatkan perban elastis namun tidak terlalu
erat sejauh 5 hingga 7 cm di atas luka gigitan. Anda bisa menggunakan perban Ace
atau membuat perban elastis sendiri dari kaus atau kain yang lentur. Perawatan seperti
ini akan membuat sejumlah besar bisa terlepas saat ikatan dilepaskan. Selain itu, orang
yang tidak mendapatkan pelatihan pertolongan pertama sering kali memasangkannya
terlalu erat, seperti torniket, yang berisiko menghentikan aliran darah dan memperparah
kondisi Anda.
 Jangan mencoba untuk mengiris luka dan mengisap bisa ular keluar dari tubuh, baik
dengan mulut atau peralatan pertolongan gigitan ular. Langkah ini tidak terbukti dapat
mengurangi jumlah bisa secara signifikan, dan mungkin justru menyebabkan
meluasnya kerusakan di permukaan kulit.

Anda mungkin juga menyukai