Anda di halaman 1dari 3

4.

Tujuh Standar Keselamatan Pasien :

Hak pasien

Mendidik pasien dan keluarga

Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien

Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

3.Rumah sakit yang harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada. Proses
perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko
bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”. Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sebagai berikut:

Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang
terbuka dan adil.

Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

Memimpin dan mendukung staf.

Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di rumah sakit.

Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko

Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas dan asesmen hal yang
potensial bermasalah.

Mengembangkan sistem pelaporan


Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Melibatkan dan berkomonikasi dengan pasien

Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.

Belajar an berbagi pengalaman tentang keselamatan kerja

Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian
itu timbul.

Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.

1.KESELAMATAN pasien (patient safety) ialah hal penting yang harus dilakukan tenaga kesehatan rumah
sakit (RS) dalam memberikan pelayanan untuk meminimalkan risiko kejadian tidak diharapkan. Kendati
demikian, kejadian tidak diharapkan di RS masih sering terjadi. Masih adanya kejadian tidak diingin-kan,
menurut Presiden Direktur Rumah Sakit Pusat Kanker Nasional Dharmais Abdul Kadir, karena kurangnya
pengetahuan sebab pengetahuan sebab pengetahuan tentang keselamatan pasien belum masuk pada
kurikulum pendidikan kedokteran.

“Hingga saat ini patient safety belum masuk pada kurikulum pendidikan kedokteran,” katanya ketika
menjadi pemateri dalam acara Simposium Tahunan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) 2017
dengan topik Pemberdayaan pasien dalam implementasi patient safety di Jakarta, Jumat (20/10).
Menurut Kadir, sebetulnya RS wajib memiliki standar keselamatan pasien mencakup prosedur operasi
standar (SOP), pedoman, dan indikatornya. Kalaupun kejadian tidak diinginkan muncul, ia menilai karena
petugas kesehatan tidak melakukan standar tersebut.

Kejadian tidak diinginkan sering terjadi karena petugas kesehatan tidak patuh pada prosedur yang ada,”
imbuhnya. Ia mengatakan pelayanan kesehatan yang mengedepankan keselamatan pasien harus
menjadi bagian dari budaya di RS. Caranya, melalui evaluasi dan pembelajaran secara terus-menerus
untuk menghindari risiko kejadian yang tidak diharapkan dan tidak terduga.
Manajemen organisasi RS, sambung Kadir, sangat berperan dalam membangun kesadaran sistem
keselamatan bagi pasien. Oleh karena itu, pemimpin RS harus menjadi model acuan bagaimana
menerapkan patient safety.

Anda mungkin juga menyukai