Anda di halaman 1dari 3

Studi Literatur Efek Farmakologi Daun Kemangi ( Ocimum basilicum L.

Tinjauan Pustaka
Obat herbal didefinisikan sebagai bahan baku atau sediaan yang berasal dari
tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia;
komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah mengalami proses lebih
lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. Sediaan herbal diproduksi melalui
proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau proses fisika lainnya; atau diproduksi
melalui proses biologi.Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan
sebagai bahan baku produk herbal. Produk herbal dapat berisi eksipien atau bahan inert
sebagai tambahan bahan aktif Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang
dan di negara maju. Menurut WHO, hingga 65 % dari penduduk negara maju dan 80 %
penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya
peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah meningkatnya usia harapan hidup
pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern
untuk penyakit tertentu seperti kanker, serta semakin meluasnya akses informasi obat herbal
di seluruh dunia .
Menurut survei yang dilakukan WHO, sebagian besar negara anggotanya (65 %)
memiliki regulasi atau peraturan perundang - undangan obat herbal. Regulasi tersebut
mengatur obat herbal sebagai obat yang diresepkan, obat bebas (OTC = over the counter),
obat swamedikasi, suplemen makanan, makanan kesehatan, makanan fungsional atau
kategori lainnya. Sedangkan di Indonesia, obat herbal sebagai bagian dari obat bahan alam
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni : jamu, obat herbal terstandar
dan fitofarmaka. Regulasi obat herbal Indonesia melarang adanya penambahan Bahan Kimia
Obat (BKO) pada segala jenis obat herbal.BKO merupakan senyawa obat yang telah
digunakan dalam pengobatan formal.
Ocimum basilicum L. atau yang lebih dikenal dengan kemangi berasal dari Afrika,
India dan Asia tetapi banyak ditanam di berbagai negara di dunia pada iklim sedang. Ocimum
basilicum L. merupakan spesies dari famili Lamiaceae yang tersebar di berbagai negara
tropis salah satunya Indonesia. Meskipun banyak digunakan sebagai sayuran dan penambah
cita rasa termasuk di Indonesia, ternyata kemangi juga banyak digunakan untuk pengobatan.
Ocimum basilicum L. atau yang dikenal dengan nama kemangi mempunyai sistem
klasifikasi seperti berikut ini :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : basilicum
Nama Binomial : Ocimum basilicum

Tanaman kemangi mempunyai deskripsi morfologi : batang tegak bercabang, tinggi


0,6 - 0,9 m, batang dan cabang hijau atau kadang-kadang keunguan. Daun Ocimum basilicum
panjangnya mencapai 2,5 - 5 cm atau lebih, bentuk bulat telur, seluruh atau lebih atau kurang
bergigi. Tangkai daun panjangnya 1,3 - 2,5 cm. Daun memiliki banyak titik seperti kelenjar
minyak yang mengeluarkan minyak atsiri sangat wangi. Tangkai penunjang, lebih pendek
dari kelopak, ovate dan akut. Kelopak panjangnya 5 mm, pembesaran dalam buah. Bibir
bawah dengan dua gigi tengah lebih panjang dari bibir atas. Corolla panjangnya 8 - 13 mm
berwarna putih, merah muda atau keunguan. Filamen atas benang sari sedikit bergigi.
Tanaman beraroma wangi ini mengandung minyak atsiri (methilen alkohol, sineol,
eugenol, linalool, nerol, thymol), karvakrol, asam ursolat, asam askorbat, kampene,
betakarotin, tannin, terpineool, xilose, aldehida, alkaloida, flavonoida, asam-asam lemak
(linoleat,linolenat, oleat, palmitat, dan asam stearat), glikosida, mineral-mineral, pentosa,
fenol, saponin, arginine, dan boron.
Banyaknya komponen kimia yang terdapat di dalam Ocimum basilicum L. dan
banyaknya aktivitas yang dilaporkan terkait penggunaannya tentunya memilikihubungan
antara metabolit sekunder dan aktivitas farmakologi yang ditimbulkan.
Ekstrak daun kemangi diketahui memiliki efek antioksidan, antitiroid, antimikotik,
antibakteri, dan antistress. Ekstrak daun kemangi juga menunjukan efek yang yang baik
dalam menangkal radikal bebas dan memblok serta menekan kehadiran bahanbahan kimia
bersifat karsinogenik. Konsumsi kemangi secara signifikan mengurangi risiko terkena
neoplasia, (pembentukan dan pertumbuhan tumor) dan kanker hati (hepatoma). Ekstrak
kemangi juga menghambat induksi papiloma kulit pada tikus, efektif mengobati gonore,
batuk, anoreksia, mual, kolik, bronkhitis, penguat lambung, jantung serta digunakan dalam
pengobatan penyakit paru-paru. Selain itu ekstrak daun kemagi juga mempunyai stimulator
yang dapat mempengaruhi jalur fisioligis dengan pengeluaran hormone insulin yang dapat
mendasari tindakan antidiabetik, dan apabila dikombinasikan dengan Vitamin E dapat
menunjukan perubahan peningkatan retinal pada penanganan antidiabetes. Kombinasi serbuk
daun kemangi dengan selenium dapat menurunkan lipid peroxidan secara signifikan dan
meningkatkan GSH (SH - group) pada plasma.

Anda mungkin juga menyukai