LP Lele Stroke
LP Lele Stroke
NPM : 4119050
2. Medulla Spinalis
Medulla spinalis dan batang otak membentuk struktur kontinu yang keluar dari
hemisfer serebral dan memberikan tugas sebagai penghubung otak dan saraf
perifer seperti kulit dan otot. Panjangnya rata-rata 45 cm dan menipis pada jari-
jari. Medulla spinalis ini memanjang dari foramen magnum di dasar tengkorak
sampai bagian atas lumbar kedua tulang belakang, yang berakhir di dalam berkas
serabut yang disebut konus medullaris (Smeltzer & Bare, 2013).
a. Jaras Visual
Adalah serabut-serabut yang berhubungan dengan saraf optik berakhir pada
pangkal masing-masing hemisfer. Sel-sel penerima ini bertanggung jawab
terhadap penglihatan (Smeltzer & Bare, 2013).
b. Sistem Motorik
Berkas korteks vertikel pada masing-masing hemisfer serebri memerintahkan
gerakan-gerakan tubuh yang disadari. Pada lokasi yang tepat diketahui
sebagai korteks motorik. Lokasi yang tepat pada otak dimana gerakan-
gerakan disadari pada otot wajah, ibu jari, tangan, lengan, batang tubuh dan
bagian kaki. Sebelum seseorang dapat menggerakan otot, sel-sel khusus
mengirim stimulus turun sepanjang serabut-serabut saraf. Jika sel-sel ini
distimulus oleh serabut listrik, maka otot yang dikontrol oleh saraf ini
berkontraksi (Smeltzer & Bare, 2013).
c. Saraf Motorik Atas dan Bawah
Menurut Smeltzer & Bare (2013), setiap serabut otot yang mengatur gerakan
disadari melalui dua kombinasi sel-sel saraf. Yang pertama disebut sebagai
neuron motorik atas (upper motor neuron) UMN, dan yang kedua disebut
sebagai neuron motorik bawah (lower motor neuron) LMN.
1) Neuron motorik atas (UMN)
UMN dapat melibatkan korteks motorik, kapsul internal, medulla spinalis
dan struktur-struktur lain pada otak dimana sistem kostikospinal
menuruninnya. Jika UMN rusak atau hancur sering menyebabkan stroke,
paralisis (kehilangan gerak yang disadari).
4) Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine,
anuria, distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus
menghilang.
5) Makanan/cairan
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan,
dysfagia
6) Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan
intrakranial. Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan
penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit.
Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian
ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
7) Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada
otak/muka
8) Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara
nafas, whezing, ronchi.
9) Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.
Perubahan persepsi dan orientasi Tidak mampu menelan sampai
ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu
mengambil keputusan.
10) Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi
4. Defisit Self care : Activity of Daily NIC : Self Care assistane : ADLs
perawatan diri Living Self Care assistane : Observasi:
(ADLs) ADLs a. Untuk mengetahui
Observasi: apa ada
Tujuan: a. Monitor keterbatasan pada
Setelah dilakukan tindakan kemampuan klien klien untuk
keperawatan selama 3 x 24 untuk perawatan melakukan
jam diharapkan masalah diri yangmandiri. perawatan diri
defisit perawatan diri dapat b. Monitor b. Mengetahui apa
teratasi dengan kebutuhan klien yang bisa dibantu
untuk alat-alat oleh keluarga
Kriteria Hasil : bantu untuk kepada klien
a. Klien terbebas dari kebersihan diri, dalam melakukan
bau badan berpakaian, perawatan diri
b. Menyatakan berhias, toileting Mandiri:
kenyamanan dan makan. a. Untuk melatih
terhadap Mandiri: kemampuan
c. kemampuan untuk a. Sediakan bantuan secara bertahap
melakukan ADLs sampai klien pada klien
d. Dapat melakukan mampu secara b. Melatih
ADLS dengan utuh kemandirian klien
e. bantuan b. untuk melakukan agar tidak
self-care. bergantung pada
c. Dorong klien orang lain untuk
untuk melakukan melakukan
aktivitas sehari- aktivitas yang
hari masih mampu
d. yang normal dilakukan sendiri
sesuai c. Mencegah
kemampuan yang terjadinya hal-hal
dimiliki. yang tidak
e. Dorong untuk dinginkan saat
melakukan secara klien tidak mampu
mandiri, tapi beri melakukan
aktivitas tertentu
f. bantuan ketika d. Kalau pada usia
klien tidak remaja mungkin
mampu masih banyak
melakukannya. aktivitas yang bisa
g. Pertimbangkan dilakukan sendiri,
usia klien jika tetapi kalau lansia
mendorong mungkin aktivitas
pelaksanaan yang bisa
h. aktivitas sehari- dilakukan mandiri
hari. terbatas
Health Education:
Melatih kemandirian klien
Health Education: agar tidak bergantung pada
Ajarkan klien/ keluarga orang lain untuk
untuk mendorong melakukan aktivitas yang
kemandirian, masih mampu dilakukan
untuk memberikan sendiri
bantuan hanya jika pasien
tidak
mampu untuk
melakukannya.
5. Ketidakefektifa NOC : NIC Airway Management
n pola napas - Respiratory status : Airway Management Observasi
Ventilation Observasi a. Respirasi yang
- Respiratory status : a. Monitor respirasi normal akan
Airway patency dan status O2 menentukan status
Tujuan : Setelah dilakukan b. Auskultasi suara oksigen
tindakan asuhan nafas, catat b. Indikasi
keperawatan adanya suara menentukan
diharapkan terjadi tambahan gangguan pada
keefektifan pola napas. c. Identifikasi pasien pernapasan
perlunya c. Alat bantu
Kriteria Hasil : pemasangan alat pernapasan
a. Mendemonstrasikan jalan nafas buatan digunakan ketika
batuk efektif dan Mandiri pasien telah
suara nafas yang a. Buka jalan nafas, diindikasi untuk
bersih, tidak ada guanakan teknik menggunakan alat
sianosis dan dyspneu chin lift atau jaw bantu pernapasan.
(mampu thrust bila perlu Mandiri
mengeluarkan b. Posisikan pasien a. Untuk
sputum, mampu untuk memaksimalkan
bernafas dengan memaksimalkan jalan nafas pada
mudah, tidak ada ventilasi pasien
pursed lips)
b. Menunjukkan jalan c. Lakukan b. Menyesuaikan
nafas yang paten fisioterapi dada dengan tingkat
(klien tidak merasa jika perlu kenyamanan
tercekik, irama d. Keluarkan sekret pasien untuk
nafas, frekuensi dengan batuk atau memaksimalkan
pernafasan dalam suction ventilasi
rentang normal, e. Berikan c. Untuk
tidak ada suara nafas bronkodilator bila memperlancar
abnormal) perlu pengeluaran secret
c. Tanda vital dalam f. Berikan pelembab d. Mengajarkan
rentang normal udara Kassa basah bagaimana cara
(tekanan darah, nadi, NaCl Lembab batuk efektif agar
pernafasan) g. Atur intake untuk secret mudah
cairan keluar
mengoptimalkan e. Memberikan pada
keseimbangan. pasien yang
Terapi Oksigen diindikasi oleh
Observasi dokter untuk
a. Monitor aliran menggunakan
oksigen bronkodilator
b. Observasi adanya mempertahankan
tanda tanda sirkulasi
hipoventilasi f. Agar cairan
c. Monitor adanya didalm tubuh
kecemasan pasien tetap seimbang
terhadap dan memperlancar
oksigenasi pengeluaran secret
Mandiri Terapi Oksigen
a. Bersihkan mulut, Observasi
hidung dan secret a. Mengidentifikasi
trakea normal tidaknya
b. Pertahankan jalan aliran oksigen
nafas yang paten b. Tindakan
c. Atur peralatan pencegahan
oksigenasi sebelum terjadi
d. Pertahankan posisi hipeventilasi
pasien c. Menganjurkan
Health Education agar pasien tidak
a. Mengajarkan perlu cemas
teknik batuk
efektif Mandiri
b. Menginformasika a. Membersihkan
n kepada pasien sisa-sisa secret
dan keluarga tidak pada area tersebut
boleh merokok b. Agar klien tidak
dalam ruangan merasa sesak nafas
c. Jika klien
diindikasi untuk
memberikan
oksigen
d. Sesuai dengan
kenyamanan
pasien
Health Education
a. Untuk
mempermudah
pengeluaran secret
b. Asap rokok dapat
menimbulkan
sesak pada pasien
termasuk orang-
orang disekitar
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Edisi ke-2.Yogyakarta : Dianloka Printika; 2009.
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Sudarth.Vol 2. Edisi 8.Editor ;Smeltzer SC, Bare BG. Jakarta: EGC; 2013.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo,
dkk. EGC: Jakarta; 2001.