181 292 1 SM
181 292 1 SM
MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN
YANG EFEKTIF
Oleh:
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, MA
Abstract
A. Pendahuluan
Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, dalam
rangka mencapai tujuan ini para pakar pendidikan telah berusaha
merumuskan, mempelajari, memperbaiki sistem pembelajaran, salah satu
diantaranya menyusun langkah-langkah untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif.
Pembelajaran yang efektif ini merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini harus menjadi perhatian
dosen dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, maka dalam
tulisan ini akan menguraikan indikator-indikator yang harus dilaksanakan
dalam menciptakan pembelajaran yang efektif.
1
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching,
2010), hlm. 31*
2
Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2010), hlm. 87.
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan , Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.
230-232.
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 133
4
Muhibbin Syah.Op.Cit, hlm. 90
5
Ahmad Sabri. Op.Cit, hlm. 20
6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali Pres), hlm 20-
21.
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1990), hlm. 664.
134 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
8
Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bany
Quraisy, 2004), hlm. 7-11.
9
Tim Penyusun Buku Psikologi Pendidikan, Psikologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan UNY, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hlm. 80-81.
10
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ,
(Jakarta: Pranada Media, 2005), hlm. 78
11
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 287.
12
Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007),
hlm. 545.
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 135
2. Komponen-komponen Pembelajaran
Secara rinci komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:14
a. Tujuan, merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa? Apa yang harus dimiliki oleh
siswa? Itu semua tergantung pada proses pembelajaran.
Secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis.15
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
2) Penanaman konsep dalam keterampilan
3) Pembentukan sikap
b. Isi atau meteri pelajaran, merupakan komponen kedua dalam sistem
pembelajaran. Materi pelajaran merupakan inti dalam proses
pembelajaran. Dalam komponen ini maka penguasaan materi pelajaran
oleh guru mutlak diperlakukan. Guru perlu memahami betul isi materi
pelajaran yang akan disampaikan, sebab peran dan tugas guru adalah
sebagai sumber belajar. Materi pelajaran tersebut biasanya
tergambarkan dalam buku teks, sehingga sering terjadi proses
pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam buku.
c. Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi
yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat
ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya
komponen lain, tanpa dapat di implementasikan melalui strategi yang
tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna
dalam proses pencapaian tujuan.
d. Alat dan sumber, meskipun sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki
peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti
sekarang ini kemungkinan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan
saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Maka, peran dan tugas
13
Ibid, hlm. 546
14
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Pranada Media Group, 2010),
hlm. 204-206.
15
Sardiman, Op.cit, hlm. 26-27.
136 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
guru bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai
pengelola sumber belajar.
e. Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses
pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan
balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran.
Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan
berbagai komponen sistem pembelajaran.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Dalam pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kegiatan sistem pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:16
a. Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi
suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan
idenya suatu strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Guru dalam
proses pembelajaran memegang peran penting. Tetapi dalam proses
pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan
bagi siswa yang diajarnya.
Peran guru sebagai mediator (penghubung/perantara) antara
pengetahuan dan keterampilan dengan siswa yang membutuhkannya,
sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran. Karakteristik guru yang
erat kaitannya dengan pembelajaran mencakup:17
1) Karakteristik intelektual guru yang meliputi: potential ability
(kapasitas ranah cipta bawaan) dan actual ability (kemampuan ranah
cipta yang nyata).
2) Kecakapan ranah karsa guru, seperti: tingkat kepasihan berbicara,
tingkat kecermatan menulis dan menerangkan keterampilan-
keterampilan lainnya.
3) Karakteristik ranah rasa guru yang meliputi: tingkat minat, keadaan
emosi dan sikap terhadap siswa dan mata pelajaran sendiri, dan
sebagainya.
4) Usia guru yang berhubungan dengan bidang tugas yang diemban,
misalnya: pengajaran yang berorientasi pada penanaman budi
16
Ibid, hlm. 52
17
Ibid.
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 137
pekerti akan lebih cocok bila dilakukan oleh guru yang berusia relatif
lebih tua dari guru-guru lainnya.
5) Jenis kelamin guru yang berhubungan dengan bidang tugas yang
diemban, umpamanya: pengajaran bahasa dan kesenian akan lebih
pas jika dilakukan oleh wanita, walaupun sebenarnya tidak mutlak.
6) Kelas sosial guru yang berhubungan dengan minat dan sikap guru
terutama terhadap profesinya. Guru yang berasal dari strata sosial
menegah kebawah relative lebih positif dan bangga menjadi guru
dibandingkan dengan guru yang berasal dari strata sosial yang tinggi.
b. Faktor siswa
Siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahapan
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh
aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan
masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak
sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
c. Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media
pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain
sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara
tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran,
misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan
lain sebagainya.
d. Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Faktor organisasi kelas yang didalam meliputi jumlah siswa dalam
satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses
pembelajaran.
2) Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial-psikologis.
Maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat
dalam proses pembelajaran.
138 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
18
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 21
19
Yusuf Hadi Miarso, Opcit, hlm. 546
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 139
20
Ibid, hlm. 547.
21
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007), hlm. 77
22
Hamzah. B. Uno, Perencanaan, Opcit, hlm.45
140 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep, atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan,
membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran (apakah itu konsep,
prosedur atau prinsip) yang saling berkaitan. Pemilihan isi, berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu kepada penetapan konsep, atau
prosedur atau prinsip apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu .
penataan urutan isi mengacu kepada keputusan untuk menata dengan urutan
tertentu konsep atau prosedur atau prinsip yang akan diajarkan. Pembuatan
sistesis mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara menunjukkan
keterkaitan diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang
konsep, prosedur atau prinsip, serta kaitan yang sudah diajarkan.
Menurut Gakne ada pengorganisasian secara makro dan mikro. Secara
makro yang diacukan untuk menata keseluruhan isi bidang studi, secara mikro
yang diacukan untuk menata sajian suatu konsep.
Ad. 2. Komunikasi secara efektif
Kegitan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri, dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide
dan pikiran, sehingga mengandung muatan “komunikasi edukatif” artinya
tujuan akhir dilakukan proses komunikasi adalah mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap anak didik. Komunikasi sering
menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan hambatan
bagi anak didik.23
Komunikasi adalah berasal dari bahasa latin “communis” artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan dua orang atau
lebih.24 Menurut Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya sengaja atau tidak sengaja,
tidak terbatas pada bahasa verbal, termasuk ekspresi muka, lukisan, dan seni
dan teknologi. Everet M. Rogest mengemukakan bahwa komunikasi adalah
proses dimana satu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka, sedangkan pendapat
Lawrence Kincaid, komunikasi adalah suatau proses dimana dua orang atau
23
http:/id.shyoong.com/social-sciences/education/2250900-peran-dan-fungsi-media-
vcd/#ixzz2ngdegopq
24
H. Haviet Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali, 2009), hlm. 17
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 141
25
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2003), hlm. 11
26
Yusuf Hadi Miarso, Opcit, hlm.547
27
Ibid.
142 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
29
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 171
30
Yusuf Hadi Miarso, Opcit, hlm. 548
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 143
31
Ibid.
32
Ibid, hlm. 549
33
Ibid.
34
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi dan Repormasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), hlm. 73
144 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
35
Ibid, hlm. 47
36
Yusuf Hadi Miarso, Opcit, hlm. 549
37
Ibid.
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 145
tidak lagi melihat sasaran belajar termasuk aspek kognitif afektif dan
psikomotorik. Dalam membuat soal ujian perlu diperhatikan.38
1. Memberi ukuran yang di pakai
2. Menetapkan fungsi penilaian
3. Melaksanakan standar penilaian ujian
4. Merancang soal-soal ujian tetap relevan dengan pencapaian sasaran
belajar.
5. Membuat bobot soal
6. Pengukuran dan penilaian hasil ujian
7. Pengambilan keputusan atas hasil evaluasi ujian.39
Ujian mempunyai tiga fungsi yaitu mengukur, menilai dan
mengevaluasi. Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila:
1. Menguji apa yang hendak di uji
2. Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik.40
Tujuan utama dalam menyelenggaran ujian itu adalah mengukur dan
menilai seberapa jauh mahasiswa mencapai sasaran belajar yang telah
ditetapkan.41
Langkah-langkah diatas sangat penting dilaksanakan setiap dosen, guru
untuk mendukung tercapainya pemberian nilai yang adil. Evaluasi hasil belajar
itu merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur,
mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan kedalam nilai
dan mengambil keputusan lulus tidaknya mahasiswa, efektif tidaknya dosen
mengajar ataupun baik buruknya interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar.42
Ad. 6. Keluesan dalam pendekatan pengajaran
Keluaesan dalam pendekatan pengajaran. Pendekatan pembelajaran
yang dilakukan oleh dosen dengan bervariasi, seringkali merupakan petunjuk
adanya gairah dalam mengajar. Berbagai pendekatan mungkin dapat
bermanfaat dalam mencapai berbagai tujuan, atau dalam menanggapi latar
belakang dan kemampuan mahasiswa. Umpamanya, simulasi dan teknik
permainan dapat bermanfaat didalam mengajar analisa, sintesa, dan
38
Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, Opcit, hlm. 92
39
Ibid, hlm. 93
40
Ibid, hln. 95
41
Ibid, hln. 98
42
Ibid, hln. 94
146 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
43
Yusuf Hadi Miarso, Opcit, hlm.. 549
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 147
44
Ibid, hln. 550
45
Ibid.
148 Forum Paedagogik Vol. 06, No.02 Juli 2014
D. Penutup
Uraian diatas tentang pembelajaran yang efektif sebagai suatu usaha
guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya, yang diharapkan menghasilkan
belajar yang bermanfaat dan bertujuan, maka harus melalui pemakaian
prosedur yang tepat.
46
Hamzah B. Uno,Perencanaan, Opcit, hlm. 21
Dra. Hj. Tatta Herawati Daulae, M.A .......Menciptakan Pembelajaran yang Efektif 149
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2003.
http:/id.shyoong.com/social-sciences/education/2250900-peran-dan-fungsi-media-
vcd/#ixzz2ngdegopq
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajawali Pres.