Anda di halaman 1dari 5

PROPOSL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS
PESERTA DIDIK KELAS IX A SMP NEGERI 2 BATU SOPANG

PPG
DALAM JABATAN
TAHUN 2019

Disusun Oleh :
Nama : Sri Wahyuli
NIM : 19423299006
Kelas : B

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 adalah
suatu sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Bruner yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2007: 7) menjelaskan bahwa ada tiga
tingkat utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Kata lain, bahwa agar
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, peserta didik sebaiknya diajak
untuk memanfaatkan semua alat inderanya, dan guru berupaya untuk menampilkan
rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Alat indera
semakin banyak yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin
besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam
ingatan.
SMP Negeri 2 Batu Sopang merupakan salah satu sekolah menengah pertama
yang terdapat di Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser Kalimantan Timur,
sekolah ini memiliki lokasi yang cukup jauh dari pusat keramaian sehingga peserta
didik akan dapat belajar dengan tenang tanpa gangguan dari luar. Pada tahun ajaran
2019 / 2020 jumlah peserta didik 212 peserta didik. Jumlah keseluruhan peserta didik
kelas IX adalah 58 peserta didik, yang terbagi menjadi 2 rombongan belajar, yaitu
kelas IX A dengan jumlah 29 peserta didik, dan kelas IX B dengan jumlah 29 peserta
didik.
Pembelajaran IPS Terpadu memerlukan model pembelajaran yang sesuai,
karena menurut Mulyasa (2005:47) suatu faktor yang menyebabkan rendahnya
kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar secara
maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Berdasarkan analisis hasil
penilaian pembelajaran pada tahun sebelumnya pada peserta didik kelas IX pada
materi “Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi” dari 62% dari jumlah peserta
didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM dan harus dilakukan remedial secara
klasikal.
Kemudian berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19, 21,
dan 26 Oktober pada materi Globalisasi serta penilaian diri yang diberikan guru
terhadap peserta didik diketahui masih kurangnya keaktifan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan peserta didik merasakan materi
mengenai perubahan sosial dan globalisasi lebih banyak bersifat teori saja, sehingga
menimbulkan rasa malas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga peserta
didik lebih pada mencari kesibukan sendiri seperti berbicara dengan teman,
merebahkan kepala di atas meja.
Selain itu faktor usia peserta didik yang menginjak rentang antara usia 13 - 14
tahun di mana peserta didik sudah mulai memasuki usia remaja, adanya timbul rasa
malu pada diri peserta didik baik itu untuk bertanya ataupun berinteraksi dengan
orang lain terutama terhadap lawan jenis, sehingga menimbulkan peserta didik yang
pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka perlu diadakannya perbaikan dalam
proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang relevan dapat membantu
guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran
berkaitan erat dengan inovasi pembelajaran, salah satu bentuk inovasi pembelajaran
yaitu melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan melalui
penelitian tindakan kelas.
Arikunto (2006: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik.
Berdasarkan masalah di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray dapat menjadi alternatif yang tepat. Huda (2013: 207) bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray merupakan model pembelajaran
kelompok dengan tujuan agar peserta didik dapat saling bekerja sama, bertanggung
jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain
untuk berpresentasi. Apabila model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
diterapkan, diharapkan mampu menambah keaktifan peserta didik selama
pembelajaran serta dapat memudahkan peserta didik dalam memperoleh pengetahuan
dan keterampilan baru.
Selain pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan, peserta didik
juga diajarkan untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan guru secara
berkelompok, bekerja sama, bertanggung jawab, saling menghargai pendapat, dapat
belajar cara bersosialisasi yang baik dengan proses bertamu ke kelompok lain dan
dalam cara menerima tamu, serta belajar menerima kritik ataupun saran dari orang
lain, sehingga secara tidak langsung peserta didik akan belajar mengembangkan sikap
sosialnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPS Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 2 Batu Sopang”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan
yang ada, sebagai berikut.
1. Rendahnya tingkat ketuntatasan peserta didik dalam pembelajaran.
2. Kegiatan pembelajaran dirasakan kurang menarik sehingga peserta didik ada
yang melakukan hal-hal lain.
3. Peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray belum diterapkan/ secara
optimal pada mata pelajaran IPS.

C. Rumusan Masalah
Berrdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar IPS peserta didik kelas IX melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di SMP Negeri
2 Batu Sopang?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS peserta didik kelas IX melalui model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di SMP Negeri 2 Batu Sopang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini ádalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui:
1. Peningkatkan aktivitas belajar peserta didik melalui pembelajaran kooperatif
tipe two stay two stray di SMP Negeri 2 Batu Sopang tahun pelajaran
2019/2020.
2. Peningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas IX melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di SMP Negeri 2 Batu Sopang
tahun pelajaran 2019/2020.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti, untuk mengetahui bagaimana teknik penggunaan model pembelajaran
yang efektif dan efisien dalam penyampaian fakta yang disajikan dalam
pembelajaran sehingga peserta didik memiliki keterampilan mengamati,
berkomunikasi, menafsirkan dan percaya diri dalam setiap memecahkan
masalah.
2. Peserta didik, sebagai bahan informasi bahwa dengan penggunaan model dalam
proses pembelajaran diharapkan dapat lebih memberikan motivasi, kreatifitas,
dan keaktifan dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajarnya.
3. Guru, sebagai bahan informasi bagi guru dalam rangka mengoptimalkan
kemampuannya dalam penggunaan model pengajaran IPS Terpadu di SMP.
4. Sekolah, sebagai bahan informasi dalam rangka pelatihan model pembelajaran
khususnya untuk mata pelajaran IPS Terpadu di SMP.
5. Instansi Pendidikan secara umum, hasil penelitian ini akan memberikan
sumbangan yang baik bagi instansi pendidikan secara umum dalam rangka
menyusun kebijakan pendidikan.

mihzabyuli123

Anda mungkin juga menyukai