thermometer dimasukkan ke dalam mulut di bagian bawah Perlakuan keempat yaitu probandus beraktivitas hingga
lidah probandus. Kemudian dilihat suhu yang tertera pada merasa lelah. Tujuannya untuk mengatahui faktor aktvitas
layar thermometer. Setelah itu thermometer di bersihkan terhadap perubahan suhu tubuh dan membandingkan suhu
bagia metalnya dengan alkohol 70% dan di kalibrasi agar tubuh sebelum dan setelah aktivitas. Pengukurannya
siap digunakan untuk perlakuan selanjutnya. dilakukan di bawah lidah. Perlakuan kelima yaitu berkumur
Perlakuan ketiga yaitu posisi duduk dengan mulut dengan air es. Suhu tubuh probandus diukur setelah
terbuka. Pengukurannya menggunakan thermometer berkumur dengan air es. Tujuannya untuk mengetahui
auricle. Thermometer ini diletakkan pada pangkal auditory pengaruh dingin terhadap suhu tubuh. Pengukuran dilakukan
canal probandus, kemudian ditekan tombol power. di bagian bawah lidah.
Ditunggu hingga terdengar bunyi dari termoeter. Lalu Hasil pengukuran suhu tubuh probandus ditunjukkan pada
tombol power ditekan lagi, diangkat dan dicatat suhu yang tabel 1 dan tabel 2.
tertera pada layar thermometer.
Perlakuan ketiga yaitu probandus melakukan aktivitas Tabel 1. Hasil pengukuran suhu tubuh probandus laki-laki
hingga tubuhnya merasa lelah. Kemudian suhu tubuhnya
diukur dengan thermometer klinis yang sudah dibersihkan
dan dikalibrasi tadi. Thermometer dimasukkan ke dalam
mulut di bagian bawah lidah. Kemudian dilihat dan dicatat
suhu tubuh probandus yang tertera pada layar thermometer.
Perlakuan kelima yaitu probandus berkumur dengan es
batu hingga giginya terasa ngilu. Kemudian diukur
suhunya mengunakan thermometer klinis yang sebelumnya
dibersihkan dulu bagian metanya dengan alkohol 70% dan
dikalibrasi hingga muncul LC di layarnya. Thermometer Tabel 2. Hasil pengukuran suhu tubuh probandus perempuan
dimasukkan ke mulut di bagian bawah lidah probandus.
Kemudian dicatat suhu awal yang tertera saat thermometer
dimasukkan ke dalam mulut dan suhu akhir saat angka
pada layar yang menunjukkan suhu tubuh benar-benar
berhenti.
LAMPIRAN
A. Foto Perlakuan
No. Perlakuan Gambar
1. Probandus dalam
posisi tidur
terlentang
Grafik 4. Perbandingan suhu tubuh Maya di Lab. Botani dan di
ruang kelas H-307
Praktikum ini dilakukan di dua tempat dengan suhu
ruangan yang berbeda yaitu di Laboratorium Botani (25°C)
dan di ruang kelas H-307 (18°C). Tujuannya adalah untuk 2. Pengukuran suhu di
mengetahui pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh. fossa axillaris pada
Misal diambil sampel probandus Maya (69 kg) seperti pada posisi tubuh
grafik 4. Pada posisi duduk dengan mulut tertutup di probandus tidur
Laboratorium Botani, suhu tubuhnya yaitu 37,4°C sedangkan terlentang
di ruang H-307 suhu tubuhnya menurun menjadi 36,6°C.
Ketika suhu udara lebih dingin dari suhu kulit, sebagian
energi akan dipindahkan ke udara. Suhu tersebut akan
mengalami homeostatis, yaitu terjadinya kontraksi pembuluh 3. Pengukuran suhu
darah yang akan menyebabkan panas sulit keluar sehingga probandus dalam
suhu tubuh meningkat [12]. Saat suhu tubuh di bawah suhu posisi duduk
normal maka hipotalamus merangsang mekanisme produksi dengan mulut
atau penyimpanan panas tubuh. Tubuh kemudian melakukan tertutup
vaskonstriksi, pembuluh darah menyempit untuk
menghindari hilangnya panas tubuh ke lingkungan [7].
4. Pengukuran suhu
IV. KESIMPULAN probandus dalam
Sebelum thermometer klinis digunakan, dibersihkan posisi duduk
dahulu ujung metalnya dengan alkohol 70%. Kemudian dengan mulut
thermometer dikalibrasi dengan cara ditekan tombol terbuka.
powernya dan ditunggu hingga pada layar thermometer Pengukuran suhu
muncul LC. Setelah thermometer berbunyi, baru thermometer dilakukan di telinga
bias digunakan untuk pengukuran suhu. Suhu dapat diukur menggunakan
pada beberapa tempat di tubuh melalui rute oral, rektal, thermometer
aksila, kulit, atau membran thympani. Faktor-faktor yang auricle
mempengaruhi suhu tubuh adalah aktivitas, suhu lingkungan, 5. Probandus
berat badan, jenis kelamin, dan hormone. beraktivitas hingga
merasa lelah
DAFTAR PUSTAKA
[1] P.A Potter., and Perry A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep Proses dan Praktik. Edisi 4 volume 2. EGC: Jakarta. (2005).
[2] W. Isnaeni. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta (2006).
[3] J. R. Cameron, J. G. Skofronik, dan R. M. Grant. Fisika Tubuh Manusia
Edisi 2. Buku Kedokteran EGC: Jakarta (2003). 6. Pengukuran suhu
[4] D. L. Wong, M. Hockenberry-Eaton, D. Wilson, M. L. Winkelstein, dan P.
Schwartz. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Buku Kedokteran
setelah probandus
EGC: Jakarta (2009). beraktivitas
[5] L. Sherwood. 1996. Fisiologi Manusia edisi 2. EGC: Jakarta. (1996).
[6] A. Berman, S. Snyder, B. Kozier, dan G. Erb. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis Edisi 5. Buku Kedokteran EGC: Jakarta (2009).
[7] L. McCallum. Measuring Body Temperature. Nursing Times Vol 108 No
45 (2012).
[8] W. F. Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta (2002).
[9] J. Bullock. Physiology 4th Edition. Lippincott Williams and Wilkins: USA
(2001).
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 2014 KELOMPOK 7 5
7. Probandus
berkumur dengan
es batu
8. Pengukuran suhu
setelah probandus
berkumur dengan
air es