Anda di halaman 1dari 26

PIRANTI ELEKTRONIKA

“ INDUKTOR “

Disusun Oleh :

NAMA : ALIKA ANUGRAH RAMDANI

NIM : 42219028

KELAS : TRJT 1B

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN


DAN TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2019
INDUKTOR

1. Pengertian Induktor

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen


elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan
energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet
ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah
induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di
dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah
salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian
yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan
induktor untuk memproses arus bolak-balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi


tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah
induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa
resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu
frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas
parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor
berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek
histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena
penjenuhan.
2. Fungsi Induktor
Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet.
Induktor berupa kawat yang digulung sehingga menjadi kumparan.
Induktor memiliki sifat menahan arus listrik bolak-balik (AC) dan
konduktif terhadap arus listrik searah (DC).

Induktor juga berfungsi sebagai pelipat tegangan, pembangkit


getaran, penapis (filter), dan sebagai sebagai penala (tuning). Berdasarkan
kegunaannya Induktor bekerja pada:

a. frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator,


b. frekuensi menengah pada spul MF (medium frequency), serta
c. frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo
tenaga, spul relay, dan spul penyaring.

Adapun kemampuan induktor untuk menimbulkan medan magnet


disebut induktansi. Satuan induktansi adalah henry (H) atau milihenry
(mH). Untuk memperbesar induktansi, didalam kumparan disisipkan
bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi disebut
elektromagnet.

3. Jenis-jenis Induktor

Kebanyakan nama Induktor dibeda-bedakan menurut inti yang


digunakan pada Induktor tersebut, antara lain :

 Induktor inti udara (air core inductor)


 Induktor inti Feromagnetik (ferromagnetic core inductor)
,biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi
tinggi.
 Induktor inti laminasi (laminated core inductor)
 Induktor inti besi/ (ferrite core inductor)
 Induktor inti toroida (toroidal core inductor)
 Induktor Variabel (varible inductor)
 Induktor frekuensi radio (radio frequency inductor)

Beberapa jenis induktor berdasarkan bentuk fisiknya, antara lain :

 Fixed coil

Yaitu induktor yang memiliki harga yang sudah pasti.


Biasanya dinyatakan dalam kode warna seperti yang
diterapkan pada resistor. Satuannya dinyatakan dalam
satuan mikrohenry (μH)

 Variable coil

Induktor yang harganya dapat diubah-ubah atau disetel.


Contohnya adalah koil yang digunakan dalam radio.
 Choke coil (kumparan redam )

Koil yang digunakan dalam teknik sinyal frekuensi tinggi.

Jenis-jenis lilitan pada induktor :


 Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk
mengurangi efek kapasitansi terdistribusi. Ini sering
digunakan pada rangkaian tala pada penerima radio dalam
jangkah gelombang menengah dan gelombang panjang.
Karena konstruksinya, induktansi tinggi dapat dicapai
dengan bentuk yang kecil

 Lilitan inti toroid


Sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder
menciptakan medan magnet eksternal dengan kutub utara-
selatan. Sebuah lilitan toroid dapat dibuat dari lilitan
silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk
donat, sehingga menyatukan kutub utara dan selatan. Pada
lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. Ini
menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan
kekebalan dari medan magnet eksternal.

4. Prinsip Kerja dan Prinsip Elektromagnetik Induktor


a. Prinsip Kerja Induktor
Untuk memahami cara kerja induktor, yang pertama harus
membayangkan rangkaian listrik sederhana yang terdiri dari
sebuah bola lampu pijar dihubungkan secara paralel dengan sebuah
induktor. rangkaian ini didukung oleh baterai yang terhubung
secara paralel dengan lampu melalui switch. Jika kita menekan
saklar, lampu menyala terang pada awalnya sebelum peredupan ke
intensitas cahaya lebih rendah. Efek yang sama terjadi ketika
saklar dimatikan, yaitu setelah mengalami kecerahan tinggi lampu
berhenti memancarkan cahaya sepenuhnya
Hal ini disebabkan karena induktansi. Ketika arus mulai
mengalir melalui kumparan menghasilkan medan magnet yang
mencoba untuk menghentikan arus mengalir melalui kumparan
dengan menghasilkan arus kedua tetapi dalam arah yang
berlawanan. Namun, ketika medan magnet terbentuk, arus kembali
normal. Atau, ketika arus dihentikan, medan magnet mencoba
untuk mengkompensasi untuk mempertahankan dengan
menghasilkan arus listrik melalui koil sampai medan magnet tidak
bisa lagi dipertahankan dan hilang, sehingga bola lampu hanya
menyala sebentar.
Inilah karakteristik induktor, saat kehilangan sumber tegangan,
maka induktor akan menghasilkan tegangan utnuk sesaat. Saat
mendapat tegangan induktor juga memiliki karakteristik
menjadikan intinya bersifat magnet (untuk inti besi). Karakteristik
magnet ini juga sering dimanfaatkan dalam berbagai perankat
elektronika.
 Pengisian Induktor
Bila kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah
garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus melalui
spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang
digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama
membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet
sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan
dalam kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan
tersebut. Contoh rangkaian :

Bila arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan


timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi Hal ini berarti antara
arus dan tegangan berbeda fase sebesar Л / 2 = 900 dan arus
tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2Лf merupakan
perlawanan terhadap aliran arus
 Pengosongan Induktor
Bila arus listrik l sudah memenuhi lilitan , maka
terjadilah arus akan bergerak berlawanan arah dengan
proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet
dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan
fungsi dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L ( induktansi)
yang dihasilkan maka makin lama proses pengosongannya.

Induktansi dari koil / kumparan disebabkan dari


fluks magnet yang terjadi disekitarnya. semakin kuat fluks
magnet maka induktansi yang dihasilkan akan semakin
besar. untuk menaikan nilai induktansi dari koil/kumparan
kita dapat menambah jumlah lilitan kawat, atau menambah
ukuran diameter atau panjang dari kore inti (inti pusat) dan
juga dengan cara mengganti kore inti (inti pusat) dengan
bahan feromagnetik seperti dengan bahan besi lunak atau
jenis ferit.

bahan feromagnetik seperti besi lunak, kobalt atau


jenis nikel dll. yang digunakan sebagai kore inti (inti pusat)
akan meanikan nilai induktansi dari koil. Ini karena dengan
garis-garis gaya yang dihasilkan dari bahan konsentrat
feromagnetik lebih kuat.
b. Prinsip Elektromagnetik Induktor
 Induktansi Searah
Bila kita mengalirkan arus listrik melalui kabel,
terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan
arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari
kabel yang digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam
arah sama yang membangkitkan medan magnet. Kekuatan
medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya
magnet, dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah
gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui
kumparan tersebut.

 Induktansi Bolak-balik
Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu
sama lain dan salah satu kumparan (L1) diberi arus listrik
AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini
akan melalui kumparan kedua (L2) dan akan
membangkitkan emf (elektro motorive force) pada
kumparan L2. Efek seperti ini disebut induksi timbal balik
(mutual induction). Hal seperti ini biasanya kita jumpai
pada transformator daya.
5. Rumus Pada Induktor

Jika kita melihat gambar diatas, arus yang melewati sebuah


induktor akan menghasilkan medan magnet yang besarnya berbanding
lurus dengan arus listrik yang mengalir. Tidak seperti kapasitor yang
terjadi perubahan kenaikan tegangan pada kedua lempeng konduktor
ketika sedang diisi muatan listrik, pada konduktor justru timbul perubahan
kenaikkan arus listrik ketika diberi tegangan listrik, perubahan kenaikan
arus listrik ini menciptakan induksi energi di dalam medan magnet.
Dengan kata lain induktor mengatur perubahan arus listrik dan dengan
tidak mengubah tegangan listrik. Kemampuan induktor ini disebut
induktansi induktor dengan satuan Henry (H) dan diberi simbol L. Untuk
ukuran yang lebih kecil biasanya dinyatakan dalam satuan miliHenry
(mH), mikroHenry (µH), nanoHenry (nH) dan picoHenry (pH).
Sebuah induktor mempunyai inti dengan luas penampang inti (A),
Jumlah lilitan kawat per satuan panjang (l) . Jadi jika sebuah induktor
dengan N lilitan kawat dihubungkan dengan sejumlah fluk magnetik (Φ)
maka induktor akan mempunyai fluk magnetik total sebesar N.Φ. dan arus
sebesar i yang mengalir melewatinya akan menghasilkan induksi fluk
magnetik yang arahnya berlawanan dengan arah aliran arus listrik.
Menurut hukum Faraday, semua perubahan fluk magnetik akan
menghasilkan tegangan induksi yang besarnya :
Di mana :
N : banyaknya lilitan
A : luas penampang inti (m2)
Φ : fluks magnetik (Wb),
µ : permeabilitas material inti
l : panjang induktor (m)
(di/dt) : laju perubahan arus dalam satuan A/s.

Laju perubahan medan magnetik (dΦ/dt) yang menginduksi


tegangan besarnya proporsional dengan laju perubahan arus listrik (di/dt) .
atau dapat ditulis:

Atau :

Dimana L adalah induktansi induktor yang besarnya :


Dari persamaan ini dapat dikatakan :

Emf induksi = induktansi x laju perubahan arus listrik.

Sebuah rangkaian yang memiliki induktasi 1 Henry dengan


tegangan induksi 1 Volt akan menghasilkan laju perubahan arus listrik
sebesar 1 Ampere/detik.
Dari persamaan ini terlihat yang berubah hanya arus listrik,
sedangkan tegangan induksi tidak berubah. Maka bila tegangan induksi =
0, perubahan arus listrik juga akan menjadi 0. Bila induktor dihubungkan
dengan sumber arus DC arus listriknya konstan terhadap waktu, maka
tidak akan timbul tegangan induksi pada induktor dan induktor hanya
berfungsi sebagai sebuah penghantar saja.
Pada konduktor arus listrik tidak dapat berubah secara mendadak
karena jika hal ini terjadi, maka akan dibutuhkan tegangan dan daya yang
tidak terhingga besarnya (di/dt = ∼). Sebuah induktor dengan induktansi 1
H dengan arus maksimum 1 A , bila perubahan arus dari 0 hingga
maksimum dalam waktu 1 detik, maka tegangan yg dibutuhkan akan
sebesar 1 V dapat digambar seperti pada gambar berikut ini.
hubungan tegangan dan kuat arus pada induktor
dengan dt=1 s dan di = 1 A

Pada induktor yg sama , jika kita mengurangi dt hingga 1/10 nya


atau perubahan arus sebesar 1 A dalam waktu 0,1 detik, maka tegangan
yang dibutuhkan akan menjadi 10 kali lipat besarnya yaitu 10 V, dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

hubungan i dengan V bila dt diubah menjadi 0,1 detik


Pada induktor yang sama, jika perubahan arus terjadi mendadak
atau sangat cepat (dt=0) maka tegangan yang dibutuhkan menjadi tidak
terhingga besarnya atau dapat digambar seperti pada gambar berikut ini :
grafik bila dt=0 maka V akan menjadi tidak terhingga besarnya

Rumus induktansi pada beberapa konstruksi induktor :

Perlawanan yang diberikan oleh sebuah kumparan pada arus bolak-


balik disebut reaktansi induktif (XL) dengan satuan ohm (Ω) :
Dengan :

XL = reaktansi induktif (Ω)

L : induktansi induktor (Henry)

f : Frekuensi arus bolak-balik

Untuk menghitung impedansi induktor, maka dapat menggunakan


rumus :

Dimana :

Z = impedansi induktor

XL = reaktansi induktif (Ω)

L : induktansi induktor (Henry)

Faktor Q

Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus


yang melewati lilitan. Tetapi, induktor pada umumnya memiliki resistansi
lilitan dari kawat yang digunakan untuk lilitan. Karena resistansi lilitan
terlihat berderet dengan induktor, ini sering disebut resistansi deret.
Resistansi deret induktor mengubah arus listrik menjadi bahang, yang
menyebabkan pengurangan kualitas induktif. Faktor kualitas atau "Q" dari
sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi induktif dan resistansi
deret pada frekuensi tertentu, dan ini merupakan efisiensi induktor.
Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut semakin
mendekati induktor ideal tanpa kerugian.

Faktor Q dari sebuah induktor dapat diketahui dari rumus berikut,


dimana R merupakan resistansi internal dan XL adalah resistansi kapasitif
atau induktif pada resonansi:

Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat


ditingkatkan untuk jumlah tembaga yang sama, sehingga meningkatkan
faktor Q. Inti juga memberikan kerugian pada frekuensi tinggi. Bahan inti
khusus dipilih untuk hasil terbaik untuk jalur frekuensi tersebut. Pada VHF
atau frekuensi yang lebih tinggi, inti udara sebaiknya digunakan.

Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus


tinggi, menyebabkan pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat
signifikan. Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan induktor inti
udara. Sebuah induktor inti udara yang didesain dengan baik dapat
memiliki faktor Q hingga beberapa ratus.

Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak


terhingga) dapat dibuat dengan membuat lilitan dari kawat superkonduktor
pada helium atau nitrogen cair. Ini membuat resistansi kawat menjadi nol.
Karena induktor superkonduktor hampir tanpa kerugian, ini dapat
menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam lilitannya

Energi yang tersimpan :

Energi yang tersimpan diinduktor, ekivalen dengan usaha yang


dibutuhkan untuk mengalirkan arus melalui induktor, dan juga medan
magnet :
Dimana :

L : induktansi induktor (Henry)

i : arus yang mengalir (Ampere)

Induksi antara 2 induktor

dua buah induktor yang saling berdekatan

Gambar diatas menunjukan 2 buah induktor yang saling


berdekatan. Induktor 1 dihubungkan dengan arus listrik AC maka pada
induktor 1 akan timbul fluks medan magnet. Akibatnya pada induktor 2
akan terinduksi oleh medan magnet sehingga timbul tegangan dan arus
listrik. Prinsip ini disebut mutual induksi. Besar Mutual induksi ini dapat
dihitung dengan persamaan :

Dimana :

µ0 : permeabilitas udara yang memisahkan kedua induktor


µr : permeabilitas bahan inti induktor

N1 dan N2 : jumlah lilitan induktor 1 dan induktor 2

A : luas penampang induktor dalam hal ini kedua induktor


memiliki luas penampang yang sama dan l adalah panjang
induktor.

dua buah induktor yang dipasang pada satu buah inti besi

Mutual induksi untuk induktor 2 terhadap induktor 1 yang


dipasang pada satu inti seperti pada gambar 1.15 adalah :

Dimana :
l1 : panjang induktor 1,
N2 : banyaknya lilitan pada induktor 2

Sebaliknya mutual induksi untuk induktor 1 terhadap induktor 2 adalah :

Besar kedua mutual induksi ini sama sehingga dapat ditulis M12 = M21 = M

Induktansi kedua induktor adalah :


Dengan perkalian silang didapat :

Persamaan ini menyatakan tidak ada kebocoran / kehilangan fluks


magnetik. Namun dalam kenyataannya fluk magnetik pasti ada yang
hilang. Sehingga persamaan mutual induksi yang sebenarnya dengan
mempertimbangkan kerugiaan fluk magnetik dapat ditulis :

Induktor seri dan paralel.

Induktor yang dirangkai seri

Selain kapasitor dan resistor, induktor juga dapat dirangkai secara


seri. Induktor yang dipasang seri maka induktansinya dapat dihitung
sebagai berikut :

induktor yang dipasang seri


Sama seperti resistor bila induktor dirangkai secara seri, maka
tidak terjadi pembagian arus listrik, karena tidak terdapat percabangan.
Sehingga dapat ditulis :

Tetapi terjadi pembagian tegangan dan total tegangan pada induktor dapat
ditulis :

Untuk induktor tegangan dapat dinyatakan :

Sehingga didapat

Mutual induksi yang dihasilkan oleh induktor yang dirangkaian


seri dapat dibagi menjadi 2 yaitu kumulatif kopel dan diferensial kopel.
Kumulatif kopel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini :
kumulatif kopel pada induktor seri

Besar mutual induksi pada kumulatif kopel dapat dihitung :

Diferensial kopel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

diferensial kopel pada induktor seri


Besar mutual induksi dapat dihitung :

Secara garis besar induktor yang dirangkai secara seri bila


diketahui mutual induksinya dapat dihitung dengan persamaan :

Induktor yang dirangkai paralel

Rangkaian induktor paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini :

induktor yang dirangkai secara paralel

Induktor yang dirangkai secara paralel, maka tegangan tiap


induktor akan sama tetapi terjadi pembagian arus listrik. Sehingga dapat
ditulis :

Dan
Tegangan induktor adalah :

Maka didapat :

Rangkaian 2 induktor dengan arah lilitan yang sama yang besar


induktansi totalnya dapat dihitung :

Rangkaian Induktor dan Resistor Seri (RL Circuit)

rangkaian R-L
Sebuah rangkaian seri induktor dengan resistor dapat dilihat seperti
pada gambar 15. Bila rangkaian ini dihubungkan dengan sumber arus DC
yang dilengkapi dengan saklar, ketika saklar ditutup, maka arus akan
mengalir melewati resistor dan ke induktor. Arus yang melewati resistor
akan mengikuti persamaan hukum Ohm, sedangkan arus yang melewati
induktor akan mengikuti hubungan tegangan dan arus listrik pada
induktor.

Tegangan pada resistor dapat dihitung :

VR = i.R
Tegangan pada induktor dapat dihitung :

Maka tegangan total akan menjadi:

Penyelesaian persamaan diatas akan menjadi :


Jadi didapat :

Bandingkan dengan kapasitor. Kurva i terhadap t dapat digambar


seperti pada gambar 1.20 berikut ini:

kurva karakteristik induktor

Daya dalam rangkaian seri induktor dengan resistor merupakan


penjumlahan daya resistor dengan daya induktor atau secara matematik
dapat ditulis :
Di mana i2R adalah daya yang diserap oleh resistor daya ini diubah
oleh resistor menjadi panas. Sedangkan L.i.(di/dt) adalah daya yang
diserap oleh induktor dan disimpan dalam bentuk energi medan magnetik.

Anda mungkin juga menyukai