Anda di halaman 1dari 22

Iman yang Kuat

( cara memperkuat iman, yang membatalkan iman )

Tugas ini dikemukakan untuk

Memenuhi syarat mata kuliah

Studi Islam II

Anggota : Yulia Indah 1700023021

Akifah Agtria 1700023022

Zulham Candra D 1700023023

Kelas : III A

Prodi : Farmasi

Fakultas : Farmasi

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia remaja adalah masa dimana segala sesuatu dengan mudah dibentuk dan akan sangat
menentukan bagai mana selanjutnya dimasa yang akan datang. Hal itulah ynag mendasari
betapa pentingnya pendidikan agama diberikan, sehingga kita tidak akan melakukan
kesalahan-kesalahan fatal dalam membentuk karakter anak yang tentunya akan menjadi
khalifah dimuka bumi ini kelak. Menjadi khalifah atau pemimpin itu adalah sebuah tanggung
jawab besar yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Sehingga kita perlu
membekali dengan segala persiapan sedini mungkin terhadap anak yang notabenenya akan
menjadi penerus kita kelak.

Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-
kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa
kanak-kanak belum mencapai masa dewasa. Anak-anak jelas kedudukannya yaitu yang
belum dapat hidup sendiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ-organ
bekum dapat menjalankan fungsinya secara sempurna, kecerdasan, emosi dan hubungan
sosial belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya masih bergantung pada orang dewasa,
belum dapat diberi tanggung jawab atas segala hal. Dan mereka menerima kedudukan seperti
itu.

Globalisasi merupakan suatu proses atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau suatu
nagara saling dihubungkan dengan masyarakat atau nagara lain akibat kemajuan teknologi
komonikasi diseluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, dalam era globalisasi peristiwa-
peristiwayang terjadi disuatu nagara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau negara
lain. Hubungan yang lebih besih efektif ini menyebabkan unsur-unsur budaya asing menjadi
mudah masuk keuatu negara.
Unsur-unsur budaya luar itu tentu tidak semuanya baik dan cocok bag suatu masyaraakat
atau nagara. Unsur-unsur positif diantaranya adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis,
rasional, menghargai waktu dan lain-lain. Masuknya teknplogi asing ke indonesia melahirkan
berbagai kegiatan industri baik yang padat karya maupun yang padat mudal. Pertukaran unsur
positif anatar negara ini dapat membperkaya dan melengkapi suatu bangsa. Sedangkan
dampak negatif dari globalisasi diantaranya adalah bergasernya norama dan nilai mural
sehingga menjadi lebih lunak atau bisa ditawar. Remaja adalah generasi yang sangat
potensial bagi perkembangn islam saat ini, karena pada saat itu remaj-remaja lebih cendrung
kepada hal-hal yang bisa menjerumuskan diri mereka kepada perbuatan-perbuatan yang tidak
jelas.

Oleh karena itu, bagi para penggerak remaja islam khususnya di indonesia hendaknya sbisa
menangkap perkembangan arus globalisasi sekarang ini, agar bisa mengarahkan remaja-
remajanya kepada hal-hal yang positif. Mungkin dengan mengadakan sebuah kajian yang
sedang hangat atau ngetren di dunia remaja saat ini dengan melakukan lewat pendekatan
pendidikan islam. Denagn melalui pendidikan agama islam ini, para remaja bisa terarahkan
kepada hal-hal yang positif dan siap bersaing mengahadapi arus globalisasi yang serba
canggih ini. Karena pada masa sekarang ini jka para remja islam tidak dibekali oleh
pendidikan agama islam maka lambat laun generasi-generasi islam akan meninggalkannya.

Manusi aadalah merupakan suatu makhluk yang mempunyai bebrapa kebutuhan baik
kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani untuk melangsungkan hidup dan
kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang sifatnya apabila tidak dipenuhi biasa
perpengaruh pada kehidupan. Berknaan dengan kebutuhan jasmani dan rohani itu ada suatu
kebutuhan yang bersifat unifersal atau setia manusia mempunyai kebutuhan tersebut atau
dengan kata lain suatu kebutuhan yang sudah merupakan kodrat. Kebutuhan itu adalah
kebutuhan akan agama. Karena dengan adanya kebutuhan ini manusia akan mengetahui siapa
dirinya sesungguhnya, dan untuk apa dia diciptakan.

Jaman sekarang agama adalah menjadi nomer kesekian untuk para remaja. Ini dibuktikan
dengan para remaja kini melalaikan kewajibannya kepada Allah, mereka mementingkan
yang mereka inginkan saja. Misalkan ketika adxan telah di komandangkan seharusnya
sebagaiorang islam harus menyegerakan untuk sholat, ini disebabkan karena remaja jaman
sekarangkurang memahami akan pentingnya pendidikan agama. Bagaimana bisa remaja
sekarang memahami lebih tentang agama, disekolah umum sekarang saja pelajaran agama
hanya dua jam dalam seminggu, apalagi dalam kuliyah saja jarang mendapatkan mata kulyah
agama.

Agama sangatlah penting untuk pedoman hidup kita, karena endidikan agama bisa memuat
kita lebih bisa menjalankan perintah danmenjauhi larangannya, karena dalam pendidikan
agama berisi tentang atura-aturan kehidupan dan pengendali dari perbuatan keji dan
mungkar. Sutarno (2006:1.40) memberikan penjelasan bahwa” nilai-nilai keagamaan akan
merupakan landasan bagi anak untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalaikan diri
terhadap hal-hal yang bersifat negatif”.

Jadi, kebutuhan agama perlu di tanamkan pada usia tertentu, agar kalak manusia itu
mempunyai suatu pemahaman tentang agama yang baik nantinya. Usia yang baik atau
perkembangan jiwa beragama ini agar lebih jejasnya makalah akan mencoba
menguraikannya dalam makalah yang sederhana ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiman cara meningkatkan keimanan?

2. Hal-hal apa sajakah yang membatalkan keimanan seseorang?

3. Bagaimanakah upaya kita agar keimanan kita tetap terjaga?

4. Bagaimanakah implementasi iman ditengah problematika tantangan dan resiko dalam


kehidupan modern?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara meningkatkan keimanan.


2. Untuk mengetahui apa saja yang dapat membatalkan iman

3. Untuk mengetahui cara supaya iman dapat terjaga

4. Untuk memahami dan mampu mengimplementasikan iman ditengah

problematika tantangan dan resiko dalam kehidupan modern

BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Meningkatkan Keimanan


Sungguh banyak cara yang bsa dilakukan seorang muslim untuk meningkatkan
keimanannya. Di antara cara tersebut adalah berkut ini:
1. Mentadabburi Al-qur’an
Tadabbur (mengkaji) Al-qur’an merupakan salah satu cara yang utama untuk
memperkuat keimanan. Semakin dalam seseorang mengkaji Al-qur’an, dan semakin
banyak ilmu dan ma’rifat yang dia dapatkan didalamnya, niscaya akan semakin bertambah
keimanannya. Demikian pula ketia mengamati keteraturan dan ketepatan susunan ayat-
ayatnya, niscaya dia akan mendapati bahwa keseluruhan ayat Al-qur’an saling membenarak
antara satu dan lainnya, tidak ada pertentangan di antaranya. Apabila seseoranf membaca
Al-qur’an dengan penuh tadabbur, memahami makna dan maksudnya layaknya buku yang
di hafal oleh seseorang lalu ia menerangkannya niscaya dia akan dapat memahami maksud
Allah swt. Yang telah menurunkan Al-qur’an tersebut. Dan ini merupaka salah satu penguat
iman yang paling besar.
2. Mengenal hadits Nabi
Demikian juga mengenal hadits Nabi Saw. Dan hal yang dapat menyampaika
kepadanya berupa ilmu-ilmu tentang iman dan amal. Semua itu termasuk perkara-perkara
yang akan melahirkan iman dan memperkuatnya. Apabila ma’rifat seorang hamba tentang
Al-qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. bertambah, niscata bertambah pula iman dan
keyakinannya hingga ilmu dan imannya telah sampai kepada derajat yakin.
3. Mengenal pribadi Nabi
Cara lainnya untuk menghadirkan benih-benih iman adalah ma’rifat kepada Nabi
Saw. Serta mengenal akhlaknya yang tinggi dan sifatnya yang mulya, siapa yang benar-
banar mengenal beliau niscaya dia tidak akan pernah meraguka kebenarannya dan
kebenaran Al-kitab, assunnah, dan agama yang di bawanya.
4. Tafakkur
Sebab lain yang akan menumbuhkan keimanan adalah tafakkur terhadap alam
semista berupa penciptaan langit, bumi, dan berbagai jenis makhluk yang ada padanya.
Demikian juga memikirkan segala apa yang ada paa diri manusia dan sifat yang ada
padanya. Semua itu adalah pendorong yang kuat bagi iman. Karena segala sesuatu yang ada
merupakan keagungan ciptaan yang menunjukkan qudrod dan kebesara yang laha pencipta.
Selain itu, keindahan yang katareturan alam yang menakjubkan ini juga menunjukkan ilmu
Allah ta’ala yang luas dan hikmahnya yang mencakup segala hal.
Demian pula memikirkan fakirnya semua makhluk dan berhajatnya mereka kepada
Rabbnya dari semua sisi. Makhluk tak bisa terlepas dari Allah sekejap matapun. Hal itu
mengharuskan hamba untuk tunduk secara sempurna, banyak berdoa, dan bermunajat
kepada Allah guna meraih apa yang di butuhkannya untuk kebaikan agama dan dunianya
serta menolak segala yang akan melahirkan kemudharatan bagi keduanya. Lebih dari itu, ia
juga akan melahirkan sikap tawakkal sepenuhnya kepada Allah, keinginan yang kuat untuk
mendapatkan kebaikan dan ihsan-NYA, seta keyakinan yang sempurna terhadapa janji
Allah Swt. Dengan ini, iman menjadi mantap dan kuat. Demikian Pula dengan tafakkur
terhadap banyakknya nikmat Allah yang selalu di butuhka oleh semua makhluk setiap pada
saat.
5. Banyak berdzikir
Sebab lain yang dapat memperkuat keimanan adalah memperbanyak dzikir dan
berdoa kepada Allah. Yaitu dzikir yang dilakukan setiap saat, baik dengan lisan, hati, amal,
maupun sikap. Perlu di ingat bahwa kadar keimanan seseorang tergantung pada benyaknya
dia berdzikir.
6. Mengenal kebaikan-kabaikan islam
Menyadari kebaikan-kebaikan yang ada pada ajaran silam merupakan salah satu
faktor penguat keimanan. Sesunggunya semua ajaran islam baik. Aqidahnya adalah yang
paling benar dan paling bermanfaat. Akhlaknya adalah yang paling bagus. Segala hukum
dan amalan yang ada di dalamnya adalah yang terbaik dan teradil. Denagn cara pandang
seperti, Allah Ta’ala akan menghiasi hati hamba dengan keimanan dan menjadikannya
cinta kepadanya.
7. Beribadah dengan optimal
Faktor penting lainnya yang dapat menguatkan keimanan adalah beribadah kepada
Allah dengan ihsan (optimal) dan berbuat baik kepada makhluknya. Ihsan dalam beribadah
terwujud dengan bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah seakan-akan ia
melihat-NYA. Jika ia tak mampu malkukan hal itu, maka ia menghadirkan dalam hatinya
satu keyakinan bahwa Allah menyaksikan dan melihatnya. Hal ini membuat seorang hamba
bersungguh dalam beramal dan malakukannya dengan sangat baik. Ia senantiasa berjuang
melawan nafsunya sehngga iman dan keyakinannya kuat dan sampai kapada darejat
haqqulyaqin yang meruapakan martabat keimanan yang aling tinggi. Itulah saat ketika ia
merasakan manisnya berbuat taat.
8. Berdakwah
Bedakwah mengajak kepada Allah dan agamanya, serta saling menasehati dengan
kebenaran dan kesabaran merupakan faktor lain yang dapat mempertebal keimanan.
Denagn berdakwah seorang hamba berarti menyempurnakan (keimanan) dirinya dan
keimanan orang lain.
9. Menjauhi perbuatan dosa
Hal lain yang akan mengokohkan keimanan adalah menjauhkan diri dari segala
yang mengantarkan kepada kekufuran, nifak, fasik, dan maksiat.
10. Mengerjakan ibadah sunnah
Termasuk sebab penguat iman juga adalah mendekatkan diri kepada Allah denagn
melaksanakn ibadah sunnah setelah yang fardu danmendahulukan apa yang dicintai Allah
atas segala yang lainnya ketika melawan hawa nafsu.
11. Berkhalwat
Diantaranya juga adalah bekhalwat (menyendiri) bersama Allah katika turun
(kelangit dunia pada sepertiga malam terakhir) untuk munajat kepada-NYA danmembaca
kalam-NYA (Al-qur’an), dengan menghadapkan hati penuh penghambaan di hadapan-
NYA, kemudian menutupnya dengan istiqhfar dan taubat.
12. Dekat dengan ulama dan orang shalih
Penguat iman lainnya adalah duduka (di satu majlis) dengan para ulama yang benar
dan ikhlas guna memtik buah yang baik dari perkataan mereka, seperti dipilihnya buah
yang baik (dari pohon).
13. Menjaga hati
Hal lain yang akan menguatkan kaimanan adalah menjauhkan diri dari segala
sesuatu yang dapat membatasi dan memisahka anatara hati seorang hamba da Allah ta’ala.
B. Penyebab Naik Turunnya Iman

Bagi sebagian orang, sudah beriman kepada Allah Swt saja sudah merasa cukup.
Apapun yang di lakukannya, iamn yang ada dirinya tidak akan pernah luntur. Padahal
tidaklah demikan. Iman yang ada pada hati seseorang dapat luntur, atau bahkan hilang, jika
orang tersebut tidak menaganya. Perhatika sabda Rasulullah berikut ini: “iman itu kadang
naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan LAILAHAILLALLAH”. ( HR.
Ibnu hibban)
Iman yang ada dalam hati kita mengalami fluktuasi. Iman tersebut bisa bertambah
kuat, namun juga dapat terkikis tanpa kita sadari. Naik turunnya iman yang kita miliki
tergantung kepada diri kita sendiri dalam menaganya. Sebagai seoarang muslim, tentunya
kita menginginkan agar iamn yang kita miliki tidak berkurang, tapi justru bertabah kuat.
Karenanya, kita harus mengetahui apa saja yang mempengaruhi naik turunnya kadar
keimanan dalam diri kita.
Kadar keimanan yang ada dalam diri kita. Secara garis besar, sebab-sebab yang
menurunkan kadar kaimanan dapat datang dari dalam diri kita sendiri, dan dari pihak luar.
Hal-hal yang, menurunkan kadar keimanan, yang berasal dari dalam diri kita di
antaranya adalah:

1. Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu hal yang mengakibatkan bebagai perbuatan buruk.
Boleh jadi seseorang berbuat buruk karena ia tidak mengetahui bahwa perbuatannya itu di
larang oleh agama. Bahkan bisa jadi ia tidak tau akan balasan atas pebuatannya kelak di
akhirat. Karena itu, marilah kita berupaya semaksimak mungkin untuk menccari dan
menuntut ilmu, terutama ilmu agama, sehingga terhindar dari pebuatan-perbuatan yang
buruk, sebagai akibat dari kebodohan kita sendiri
2. Ketidak pedulian, ke engganan dan melupakan kewajiban.
Ke engganan seseorang dalam berurusan dengan hal-hal yang bersifat ukhrawi
membuatnya sulit untuk dapat elakukan kebaikan. Padahal bebuat baik sudah merupakan
salah satu hal yang di perintahkan oleh Allah Swt. Melupakan kewajibannya sebagai
makhluk untuk beribadah kepada Allah Swt dapat pula menyebabkan kadar iman kita
berkurang. Padahal, kita sebagai manusia diciptakan Allah Swt semata-mata untuk beribadah
kepadanya. Nafsu duniawi membuat orang lupa kewajiban utamanya ini. Akibatnya, dia akan
semakin jauh dari cahaya dari Allah Swt.
3. Menyepelehkan perintah dan larangan Allah Swt
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yang telah di
perintahkan dan di larang oleh Allah Swt. Sebagai akibatnya, orang yang menganggap sepele
perintah melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sering juga ia menganggap bahwa apa yang
di lakukannya hanyalah dosa kecil. Padahal, jika di lakukan terus menerus, dosa-dosa kecil
tersebut akan semakin besar. Karena terbiasa melakukan dosa-dosa kecil, maka ia sudah tidak
ada perasaan takut dan ragu lagi untuk malakukan dosa-dosa besar.
4. Jin yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul qayyim Al-jauziyyah mengatakan, Allah Swt menggabungkan dua jiwa, yakni
jiwa yang jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling
bermusuha dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat.
Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jawa meninggal dunia.
Rasulullah Saw besabda: “barang siapa yang di beri petunjuk Allah maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang di sesatkannya maka tidak seorangpun yang
dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli
merupakan beberapa cara untuk membiarka jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan
sfat rendah hati, mau bekajar, mau malakukan instropensi (muhasabah) merupakan cara
untuk memperkuat jiwa kabaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh ita.
Sedangkan dari luar diri kita, ada beberapa hal yang dapat menurunkan kadar
keimanan kita, di antaranya adalah:
1. Syetan
Syetan adala musuh manusia. Tujuan syetan adalah untuk merusak keimanan orang.
Siapa saja yang tidakmembentangi dirinya dengan selalu menginagt Allah Swt, maka ia
menjadi sarang syetan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah
Swt, membujuknya melakukan dosa.
2. Bujuk rayu dunia
Allah Swt berfirman dalam Al-qur’an: “ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan
dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-magah
antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan oara petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu lihat warnanya kuning kamudian menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras
dan ampunan dari Allah serta keridhaannya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu’’. ( QS, AL Hadid : 20 ). Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia
adalah untuk akhirat. Dunia ini merupakan tempat kita mengumpulkan bekal bagi kehidupan
kita di akhirat kelak. Segala kesenangan yang ada di dunia ini merupakan kesenangan semu.
Namun tidak sedikit orang yang tergoda oleh kesenangan sesaat ini, sehingga rela melakukan
apa saja demi kehidupan dunia. Bahkan meskipun harus menyalahi perintah Allah SWT
sekalipun.
3. Pergaulan yang buruk
Rasulullah Saw. Bersabda: “ seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya,
sehingga masing masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman
dekatnya” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Al Hakim, Al Baghawi). Teman dan sahabat yang
shalih sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas
dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama islam. Berada diantara teman-teman yang
shalih akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian
pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-
orang shalih. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak shalih atau berprilaku buruk
menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan shalat.

C. Menaikkan Kadar Iman


Agar kadar iman dalam diri kita tidak menurun, kita harus selalu menjaga dan
memelihara keimanan kita dengan baik. Bahkan sebisa mungkin, kita harus berupaya untuk
meningkatkan kadar keimanan yang kita miliki. Namun, meningkatkan kadar keimanan
bukanlah hal yang mudah.Ada banyak usaha yang harus kita lakukan, terlebih lagi dengan
begitu banyaknya godaan yang mampu meruntuhkan keimanan kita. Lantas, upaya apa saja
yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kadar keimanan kita?. Berikut ini ada beberapa
hal yang dapat kita lakukan untuk mempertebal kadar iman kita:
1. Mempelajari ilmu agama islam yang bersumber pada Al-qur’an dan hadits
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk dapat mempelajari ilmu agama, yang sesuai
dengan tuntutan Al-qur’an dan hadits. Beberapa cara untuk manambah pengetahuan kita
tentang agama islam di antaranya adalah:

a. Memperbanyak membaca Al-qur’an dan merenungkan maknanya


Ayat-ayat Al-qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-
masing orabf yang sedang mencari dan memuliakan tuhannya. Sebagian ayat Al-qur’an
mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemulyaan Allah, di lain pihak
Al-qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang
pencari ketenangan. “ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatika ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai pikiran”. (Qs. Shssd:29) “dan kami turunkan dari Al-qur’an suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-que’an tidaklah
manambah kepada orang-orang lalim selain kerugian” (Qs. Al-isra’: 82)
b. Mempelajari sifat-sifat Allah Swt
Bila seseorang memahami sifat Allah yang maha mendengar, maha melihat dan maha
mengetahui, maka ia akan manahan lidahnya anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari
apapun yang tidak di sukai Allah.
Bila seseorang memahami sifatAllah yang maha indah, ma agung dan maha perkasa,
maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun
secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang di minta Allah untuk bisa bertemu
dengannya.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang maha santun, maha halus dan maha
penyabar, maka iapun marasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu
bahwa ia di jaga oleh thannya secara lembut dan sabar.
c. Mempelajari sejarah kehidupan (sirah) Rasulullah Saw
Dengan memahami prilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah Saw, akan
menumbuhkan rasa cinta kita terhadapanya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk
mencontoh semua prilaku beliau danmematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah Swt.
Seorang sahabat r.a mendatangi Rasulullah Saw dan bertanya, “wahai Rasul Allah,
kapan tibanya hari kiamat?”. Rasulullah Saw balik bertanya: “apaka yang telah engkau
persiapkan untuk menghadapi hari kiamat?”. Si sahabat menjawab, “wahai Rasulullah, aku
telah shalat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup.
Namun di dalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah Saw
menjawab, “insyaallah, di akhirat kelak engkau bersama orang yang kamu cintai”. (HR.
Muslim).
Inilah hadits yang sangat di sukai para sahabat Rasulullah Saw. Jelaslah bahwa
mencintai Rasulullah adalah sakah satu jalan manuju syurga, dan membaca riwayat
hidupnya, (sirah) adalah cara terpenting untuk lebih muda memahami dan mencintai
Rasulullah Saw.
d. Mempelajari kualitas agama islam
Perenungan terhadap syariat islam, hukum-hukumnya, akhlak yang di ajarkannya,
perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran
agma islam ini. Tidak ada agama yang lain yang memiliki aturan dan etika yang sedemikian
rincinya seperti islam, dimana untuk makan dan ke-wc pun ada adap-adabnya, untuk aspek
hukum dan ekonome ada aturannya bahkan untuk berhubungan suami istripun ada aturannya.
e. Mempelajari kehidupan orang-orang shaleh
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari islam. Mereka adalah orang-orang yang
kadar imannya di ibaratkan sebesar gunung uhud sementara manusia zaman kini di ibaratkan
keimanannya tak lebih dari sebutir debu dari gunung uhud. Umar ra pernah memuntahkan
makanan yang sudah masuk keperutnya ketika tau bahwa makanan yang diberikan padanya
kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in
menghatamkan Qur’an dalam satu kali shalatnya. Atau cerita tentang seorang shaleh yang
lebih dari 40 th hidupnya berturut-turut tidak pernah shalat wajib sendirian kecuali berjamaah
di masjid. Atau seorang shaleh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk
masjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang
meningkatkan keimanannya.
1) Merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah Swt yang ada di alam (ma’rifatullah)
Renungkan secara tulus bagai mana alam ini di ciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan
luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem
kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.
Renunggkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an. Salah satu ke ajaiban Al-qur’an adalah
struktur matematis Al-qur’an. Walau wahyu Allah di turunkan bertahap namun ketika
seluruh wahyu lengkap maka di temukan bahwa kata tunggal “hari” di sebut sebanyak 365
kali, sebanyak jumlah hari pada satu th syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari di sebut
sebanyak 30 hari, sama dengan junlah haridalam satu bulan. Sedangkan kata syahrun (bulan)
dalam Al-qur’an di sebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam 1 tahun. Sa’ah
(jam) di sebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua
kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat da ratusan ribu kata yang tersusun indah.
Dan masih banyak lagi keajaiban dan mu’jizat Al-qur’an dari sisi pandang lainnya yang
membuktika bahwa itu bukan karya manusia.
Masih banyak pula mu’jizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini
memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya.
Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin di ciptakan manusia, pastilah di ciptaka
sesuatu yang maha kuasa, maha besar. Inilah yang menamabh kecilnya diri kita dan
manambah ke kaguman dan cinta serta iman kita kepada sang pencipta alam semista ini.
2) Melkukan amal kebaikan dengan ikhlas
Amal perbuatan perlu di gerakkan di mulai dari hati, kemudian terungkap melalui
lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, di perlukan saha dan keseriusan
untuk malakukan amlan-amalan ini.
a. Amalan hati
Di lakukan melalui pembersihan hati kiata dari sifat-safat buruk, selalu menjaga kesucian
hati, ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakkal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat
tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.
b. Amalan lidah
Memperbanyak membaca Al-qur’an, dzikir, bertasbih, tahlil, istiqhfar, mengirim salam dan
shalawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang
kemungkaran.
c. Amalan anggota tubuh
Di lakukan melalui kepatuhan dalam shalat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan
untuk berhaji hingga di siplin untuk shalat berjamaah di masjid (khususnya bagi peria).
Marilah kita berdaya upaya semaksimal mungkin untuk menjaga dan meningkatkan kadar
keimanan yang ada dalam diri kita. Jangan sampai iman yang kita miliki berkurang, atau
bahkan terkikis habis, karena ketidak pedulain kita terhadap hukum-hukum Allah Swt.
Semoga Allah Swt menjaga dan melindungi kita dari jebakan syetan dan godaan duniawi,
sehingga kita selalu berada di jalan-NYA.
D. HAL-HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN KEIMANAN SESEORANG
Pembatal iman atau pembatal islam banyak macamnya, akan tetapi banyak di antara
para ulama' meyatakan bahwa ada sepuluh perkara yang rawan dan sering terjadi, seperti
dijelaskan Imam Muhamad at-Tamimiy, syeikh Ibn Baaz, dan Syeikh Ibnu Utsaimin -
semoga Allah merahmati mereka - sepuluh pembatal iman tersebut di antaranya adalah :
1. Syirik,artinya menyekutukan Allah dalam Ibadah, maksudnya selain pelakuya menyembah
Allah seperti sahalat puasa dll, ia juga menyembah selain Allah,seperti percaya terhadap
perdukunan, sihir, ajimat dsb. Disebut syirik ( menduakan Allah ) karena orang ini meyakini
bahwa selain Allah ada yang bisa memberi maslahat ( kebaikan )dan mudarat ( kesusahan /
kecelakaan ), padahal keberuntungan / nasib baik dan kecelakaan / nasib buruk semuanya
adalah hak prerogatif Allah, tak ada satupun di alam ini yang bisa melakukannya - kecuali
atas kehendak Allah.
Allah swt berfirman:
" sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah maka Allah mengharamkan
baginya syurga, dan tempat kembalinya adalah nereka, dan sesungguhnya tidak ada
penolong bagi orang-orang yang berbuat aniaya." Al-Maidah : 72.
2. Mengingkari rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan Nya, atau bahkan ia sendiri
mengaku memiliki sesuatu dari kekhususan tersebut, atau ia membenarkan orang yang
mengakuinya, seperti ia mengaku bisa menciptakan, menghidupkan, mematikan, dan
memberi penghidupan, seperti dilakukan Namrudz.
Allah berfiraman :
" Dan mereka berkata , 'kehidupan ini ak lain hanya kehidupan dunia saja , kita mati dan
hidup dn kita mati dan tidak ada yang membinsakn kita selain masa ( waktu )', dan mereka
sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, mereka tidak lain hanya
menduga-duga saja." Q.S Al-Jatsiyah : 24

3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai pertolongan selain
Allah. Hal ini seperti poin pertama yaitu syirik, akan tetapi ini lebih khusus dalam hal minta
pertolongan, dan alangkah seringnya hal ini terjadi di masyarakat kita, misalnya ketika ada
kerabat kita yang sakit atau kita sendiri, maka tak segan-segan kita pergi ke dukun atau yang
disebut orang pintar lalu dengan sepenuh kepercayaan kita menuruti apa saja yang
diperintahkan si dukun, termasuk menyembeli ayam putih mulus pada malam jum'at legi
misalnya,dll. Atau kita ke kyiai Fulan yang sudah mati - yang kita anggap alim dan shalih -
kemudian kita ziarah ke makamnya dan kita minta wasilah / perantara kepadanya agar
menghubungkan kita dengan Allah, karena kita menganggap bahwa kita banyak dosa
sehingga tak pantas kita lansung berdo'a kepada Allah, dan masih banyak lagi contoh-contoh
lain yang semisal.Allah berfirman :
" Hanya bagi Allah ( hak mengabulkan ) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang
mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka,
melainkan seperti orang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya
sampai air itu ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do'a (
ibadah ) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka." Q.S Al-Ra'du : 14

4. Mendustakan Rasulullah tentang ajaran yang beliau bawa, artinya jika ada sesorang
dijelaskan padanya bahwa ini adalah sunnah rasul berdasarkan hadits yang shahih, lalu dia
katakana ini bukan dari rasul, atau orang itu mengatakan ajaran ini bukan dari Rasul, padahal
bukti telah nyata, akan tetapi kesombongan dan keangkuhannya yang menyebabkannya
inkar.
Allah berfirman :
" Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang sebelum
mereka telah mendustakan ( rasul-rasul-Nya ) kepada mereka telah datang rasul-
rasulNya dengan membawa mukjizat yang nyata , zubur, dan kitab yang memberi
penjelasan yang nyata. Kemudian aku adzab orang-orang yang kafir, maka ( lihatlah )
bagaimana ( hebatnya ) murkaKu." Q.S Fathir : 35-36

5. Berkeyakinan bahwa petunjuk Rasulullah tidak sempurna, atau mengnggap bahwa ada
aturan / agama lain yang lebih baik dari islam, atau menolak ajaran yang telah ditetapkan
Allah, atau meyakini kesamaan hukum lain dengan hukum islam, atau meyakini boleh
berhukum selain islam .
Misalnya dia mengatakan bahwa hukum islam tidak cocok di negri ini, tapi yang cocok dalah
hukum buatan kita sendiri, maka orang ini telah kafir.
Atau dia mengatakan , islam dan hukum buatan kita sama saja, maka ia juga telah kafir.
Allah berfirman :
" Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang ditirunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ?
mereka hendak berhakim kepada thagut . dan syethan bermaksud menyesatkan mereka (
dengan ) penyesatan sejauh-jauhnya." Q.S an-Nisa' : 60

" Dan barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang kafir." Q.S al-Maidah : 44

6. Mengolok-olok dan menjelek-jelekkan dan mengejek Allah atau al-Qur'an atau agama
islam atau pahala dan siksa dan semisalnya, atau mengejek Rasulullah saw atau nabi yang
lain, baik dengan bergurau atau sungguh-sungguh. Hal ini banyak sekali kita dapatkan,
misalnya seorang yang mengomentari jenggot, ia mengatakan:" Orang berjenggot itu seperti
kambing." Atau ketika ia mendapatkan seorang muslim yang memakai celana di atas mata
kaki ( tidak menutupi mata kakinya ) ia berkomentar " Wah kebanjiran nih !"dsb.
Allah berfirman :
" Dan jika kamu tanyakan pada mereka ( tentang apa yang mereka lakukan itu ) tentulah
mereka akan menjawab , ' Sesungguhnya kami hanyalah bergurau dan bermain-main
saja. Katakanlah ,' Apakah dengan Allah dan ayat-ayat Nya , juga rasulNya kalian
berolok-olok ? kalian tidak usah minta maaf karena kalian telah kafir sesudah beriman
!." Q.S al-Taubah :65-66

7. Tidak mau mengkafirkan orang musyrik / kafir, atau ragu tentang kekafiran mereka, hal ini
berarti dia ragu terhadap apa yang dibawa oleh Rasul.
Misalnya, ia mengatakan :" Presiden Amerika itu kafir nggak ya? " atau " Orang Kristen itu
kayaknya bukan kafir." Padahal dalam al-Qur'an telah dijelaskan kekafiran mereka, keraguan
semacam ini bisa membawa seseorang kepada kekafiran yang artinya imannya telah sirna
dan hilang.
Allah berfirman :
" ….dan mereka berkata ,' Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh
menyampaikannya ( kepada kami ), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-
raguan yang mengelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya." Q.S
Ibrahim : 9

8. Membantu orang-orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang islam. Hal
ini yang saat ini sedang terjadi di bumi ini, bagaimana kita dapatkan sekian banyak orang-
orang muslim yang bahu membahu, menolong orang-orang kafir untuk memerangi orang-
orang islam, entah itu karena ketakutan terhadap orang-orang kafir, atau demi mengharapkan
imbalan materi, atau ingin mendapatkan pujian dari mereka dsb.
Allah berfirman :
" Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan
nasrani sebagai pemimpin-pemimpin kamu, Karena sebagian mereka adalah pemimpin
bagi yang lain. Dan barang siapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk dalam golongan mereka ( kafir ) . sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepad orang-orang yang dhalim." Q.S al-Ma'idah : 51

9. Meyakini bahwa ada orang-orang tertentu yang boleh keluar dari syari'at dan ajaran Rasul
saw, atau menganggap bahwa tidak wajib baginya mengikuti ajaran Rasul, seperti orang yang
meyakini bahwa nabi Hidlir as boleh tidak mengikuti ajaran yang dibawa oleh nabi Musa.
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya serta tidak mau mengamalkannya,
artinya dengan sombong ia tidak mau menyembah Allah, masuk dan mentaati ajaranNya,
seperti layaknya Fir'aun.
Allah berfirman :
" Dan siapakah yang lebih dhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-
ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya ? sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa ." Q.S as-Sajdah : 22

E. CARA MENJAGA KEIMANAN


Cara menjaga keimanan kita yaitu sebagai berikut :
a. Sering-seringlah kita berdoa kepada Allah
b. Janganlah pernah kita tinggalkan al-Qu’an, usahakanlah kita selalu membacanya
c. Perbanyaklah beramal soleh
d. Saling menasehati sesama manusia
e. Sering-seringlah bertanya kepada ulama tentang hal-hal yang tidak kita ketahui
f. Berteman dengan orang shaleh.

F. Implementasi Iman Ditengah Problematika Tantangan Dan Resiko Dalam


Kehidupan Modern
Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif
(residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencemaran
lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa penyakit,
sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon dan
penasan global akibat akibat rumah kaca. 7 Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap
bertaqwa seseorang. Karena begitu pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin
dalam kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah
sebagai wujud pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan
lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan
jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama
membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia
(ibadah). Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan iblis jika
tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang, jin dan iblis
mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya, karena
arti iman itu sendiri secara sederhana adalah “percaya”, maka taqwa adalah satu-satunya
sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Seorang muslim yang beriman dan
sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya
dengan bertaqwa. Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang
aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang
bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala
laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan adalah umat islam berada
dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan cenderung serba boleh. Setiap
detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya
akan tetapi sangat menarik naluri kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang
mendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang
kental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung
kualitas iman seseorang. Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-
kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek vital yang
harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini. Memulai untuk bertaqwa
adalah dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan. Karena
arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam
tafsirnya bahwa arti taqwa adalah “imtitsalu 8 awamrillahi wajtinabinnawahih”, menjalankan
segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.
Beberapa problem yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
a. Problem dalam Hal Ekonomi
Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan
homo economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya
dan melupakan dirinya sebagai homo religious yang erat dengan kaidah – kaidah
moral. Ekonomi kapitalisme materialisme yang menyatakan bahwa berkorban sekecil
– kecilnya dengan menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya telah membuat
manusia menjadi makhluk konsumtif yang egois dan serakah.
b. Problem dalam Bidang Moral
Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi. Ini
tidak lain hanyalah kata lain dari penanaman nilai – nilai Barat yang menginginkan
lepasnya ikatan – ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia
pada khususnya selalu “berkiblat” kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai
suatu symbol dan tolok ukur suatu kemajuan.
c. Problem dalam Bidang Agama
Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada
faham Sekulerisme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari
urusan agama. Hal yang demikian akan menimbulkan apa yang disebut dengan split
personality di mana seseorang bisa berkepribadian ganda. Misal pada saat yang sama
seorang yang rajin beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor.
d. Problem dalam Bidang Keilmuan
Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pada corak
kepemikirannya yang pada kehidupan modern ini adalah menganut faham
positivisme dimana tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental, dan
terukur lebih ditekankan. Dengan kata lain sesuatu dikatakan benar apabila telah
memenuhi criteria ini. Tentu apabila direnungkan kembali hal ini tidak seluruhnya
dapat digunakan untuk menguji kebenaran agama yang kadang kala kita harus
menerima kebenarannya dengan menggunakan keimanan yang tidak 9 begitu poluler
di kalangan ilmuwan – ilmuwan karena keterbatasan rasio manusia dalam
memahaminya.
Perbedaan metodologi yang lain bahwa dalam keilmuan dikenal istilah
falsifikasi. Artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat gugur ketika ada
penemuan baru yang lebih akurat. Sangat jauh dan bertolak belakang dengan bidang
keagamaan.Jika anda tidak salah lihat, maka akan banyak anda temukan banyak
ilmuwan yang telah menganut faham atheis (tidak percaya adanya tuhan) akibat dari
masalah – masalah dalam bidang keilmuan yang telah tersebut di atas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. ada beberapa cara kita meningkatkan keimanan, yaitu: mentadabburi Al-
Qur’an,mengenal hadits Nabi, mengenal pribadi Nabi, tafakkur, banyak berdzikir,
mengenal kebaikan-kebaikan islam, beribadah dengan otimal, berdakwah, menjauhi
perbuatan dosa, mengerjakan ibadah sunnah, berkhalwat, dekat dengan ulama dan
orang shalih, menjaga hati.
b. Ada beberapa hambatan dalam meningkatkan keimanan, diantaranya: kebodohan,
ketidak pedulian, keengganan, dan melupakan kewajiban, menyepelekan perintah
dan larangan Allah SWT, jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat, syetan,
bujuk rayu dunia, pergaulan yang bruk.
c. Peran keimanan dalam kehidupan sehari-sehari juga beragam salah
satunya keimanan juga mencegah diri dari kemusyrikan.
d. Implementasi iman dapat dari berbagai segi kehidupan, dari segi
ekonomi, politik, sosial, budaya dll.
e. Hubungan iman, taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
dapat dilihat dari sikapnya; ketika seorang cendekiawan muslim
beriman dan bertaqwa maka ia akan menjaga sikapnya dan berbagi
ilmu kepada sesama.
DAFTAR PUSTAKA

https://cahaya wahyu.wordpress. com


htps://sepdhani. Wordpress. Com
moetharjamil. Blogspot. Com

Anda mungkin juga menyukai