Studi Islam II
Kelas : III A
Prodi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Usia remaja adalah masa dimana segala sesuatu dengan mudah dibentuk dan akan sangat
menentukan bagai mana selanjutnya dimasa yang akan datang. Hal itulah ynag mendasari
betapa pentingnya pendidikan agama diberikan, sehingga kita tidak akan melakukan
kesalahan-kesalahan fatal dalam membentuk karakter anak yang tentunya akan menjadi
khalifah dimuka bumi ini kelak. Menjadi khalifah atau pemimpin itu adalah sebuah tanggung
jawab besar yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Sehingga kita perlu
membekali dengan segala persiapan sedini mungkin terhadap anak yang notabenenya akan
menjadi penerus kita kelak.
Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-
kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa
kanak-kanak belum mencapai masa dewasa. Anak-anak jelas kedudukannya yaitu yang
belum dapat hidup sendiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ-organ
bekum dapat menjalankan fungsinya secara sempurna, kecerdasan, emosi dan hubungan
sosial belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya masih bergantung pada orang dewasa,
belum dapat diberi tanggung jawab atas segala hal. Dan mereka menerima kedudukan seperti
itu.
Globalisasi merupakan suatu proses atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau suatu
nagara saling dihubungkan dengan masyarakat atau nagara lain akibat kemajuan teknologi
komonikasi diseluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, dalam era globalisasi peristiwa-
peristiwayang terjadi disuatu nagara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau negara
lain. Hubungan yang lebih besih efektif ini menyebabkan unsur-unsur budaya asing menjadi
mudah masuk keuatu negara.
Unsur-unsur budaya luar itu tentu tidak semuanya baik dan cocok bag suatu masyaraakat
atau nagara. Unsur-unsur positif diantaranya adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis,
rasional, menghargai waktu dan lain-lain. Masuknya teknplogi asing ke indonesia melahirkan
berbagai kegiatan industri baik yang padat karya maupun yang padat mudal. Pertukaran unsur
positif anatar negara ini dapat membperkaya dan melengkapi suatu bangsa. Sedangkan
dampak negatif dari globalisasi diantaranya adalah bergasernya norama dan nilai mural
sehingga menjadi lebih lunak atau bisa ditawar. Remaja adalah generasi yang sangat
potensial bagi perkembangn islam saat ini, karena pada saat itu remaj-remaja lebih cendrung
kepada hal-hal yang bisa menjerumuskan diri mereka kepada perbuatan-perbuatan yang tidak
jelas.
Oleh karena itu, bagi para penggerak remaja islam khususnya di indonesia hendaknya sbisa
menangkap perkembangan arus globalisasi sekarang ini, agar bisa mengarahkan remaja-
remajanya kepada hal-hal yang positif. Mungkin dengan mengadakan sebuah kajian yang
sedang hangat atau ngetren di dunia remaja saat ini dengan melakukan lewat pendekatan
pendidikan islam. Denagn melalui pendidikan agama islam ini, para remaja bisa terarahkan
kepada hal-hal yang positif dan siap bersaing mengahadapi arus globalisasi yang serba
canggih ini. Karena pada masa sekarang ini jka para remja islam tidak dibekali oleh
pendidikan agama islam maka lambat laun generasi-generasi islam akan meninggalkannya.
Manusi aadalah merupakan suatu makhluk yang mempunyai bebrapa kebutuhan baik
kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani untuk melangsungkan hidup dan
kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang sifatnya apabila tidak dipenuhi biasa
perpengaruh pada kehidupan. Berknaan dengan kebutuhan jasmani dan rohani itu ada suatu
kebutuhan yang bersifat unifersal atau setia manusia mempunyai kebutuhan tersebut atau
dengan kata lain suatu kebutuhan yang sudah merupakan kodrat. Kebutuhan itu adalah
kebutuhan akan agama. Karena dengan adanya kebutuhan ini manusia akan mengetahui siapa
dirinya sesungguhnya, dan untuk apa dia diciptakan.
Jaman sekarang agama adalah menjadi nomer kesekian untuk para remaja. Ini dibuktikan
dengan para remaja kini melalaikan kewajibannya kepada Allah, mereka mementingkan
yang mereka inginkan saja. Misalkan ketika adxan telah di komandangkan seharusnya
sebagaiorang islam harus menyegerakan untuk sholat, ini disebabkan karena remaja jaman
sekarangkurang memahami akan pentingnya pendidikan agama. Bagaimana bisa remaja
sekarang memahami lebih tentang agama, disekolah umum sekarang saja pelajaran agama
hanya dua jam dalam seminggu, apalagi dalam kuliyah saja jarang mendapatkan mata kulyah
agama.
Agama sangatlah penting untuk pedoman hidup kita, karena endidikan agama bisa memuat
kita lebih bisa menjalankan perintah danmenjauhi larangannya, karena dalam pendidikan
agama berisi tentang atura-aturan kehidupan dan pengendali dari perbuatan keji dan
mungkar. Sutarno (2006:1.40) memberikan penjelasan bahwa” nilai-nilai keagamaan akan
merupakan landasan bagi anak untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalaikan diri
terhadap hal-hal yang bersifat negatif”.
Jadi, kebutuhan agama perlu di tanamkan pada usia tertentu, agar kalak manusia itu
mempunyai suatu pemahaman tentang agama yang baik nantinya. Usia yang baik atau
perkembangan jiwa beragama ini agar lebih jejasnya makalah akan mencoba
menguraikannya dalam makalah yang sederhana ini.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi sebagian orang, sudah beriman kepada Allah Swt saja sudah merasa cukup.
Apapun yang di lakukannya, iamn yang ada dirinya tidak akan pernah luntur. Padahal
tidaklah demikan. Iman yang ada pada hati seseorang dapat luntur, atau bahkan hilang, jika
orang tersebut tidak menaganya. Perhatika sabda Rasulullah berikut ini: “iman itu kadang
naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan LAILAHAILLALLAH”. ( HR.
Ibnu hibban)
Iman yang ada dalam hati kita mengalami fluktuasi. Iman tersebut bisa bertambah
kuat, namun juga dapat terkikis tanpa kita sadari. Naik turunnya iman yang kita miliki
tergantung kepada diri kita sendiri dalam menaganya. Sebagai seoarang muslim, tentunya
kita menginginkan agar iamn yang kita miliki tidak berkurang, tapi justru bertabah kuat.
Karenanya, kita harus mengetahui apa saja yang mempengaruhi naik turunnya kadar
keimanan dalam diri kita.
Kadar keimanan yang ada dalam diri kita. Secara garis besar, sebab-sebab yang
menurunkan kadar kaimanan dapat datang dari dalam diri kita sendiri, dan dari pihak luar.
Hal-hal yang, menurunkan kadar keimanan, yang berasal dari dalam diri kita di
antaranya adalah:
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu hal yang mengakibatkan bebagai perbuatan buruk.
Boleh jadi seseorang berbuat buruk karena ia tidak mengetahui bahwa perbuatannya itu di
larang oleh agama. Bahkan bisa jadi ia tidak tau akan balasan atas pebuatannya kelak di
akhirat. Karena itu, marilah kita berupaya semaksimak mungkin untuk menccari dan
menuntut ilmu, terutama ilmu agama, sehingga terhindar dari pebuatan-perbuatan yang
buruk, sebagai akibat dari kebodohan kita sendiri
2. Ketidak pedulian, ke engganan dan melupakan kewajiban.
Ke engganan seseorang dalam berurusan dengan hal-hal yang bersifat ukhrawi
membuatnya sulit untuk dapat elakukan kebaikan. Padahal bebuat baik sudah merupakan
salah satu hal yang di perintahkan oleh Allah Swt. Melupakan kewajibannya sebagai
makhluk untuk beribadah kepada Allah Swt dapat pula menyebabkan kadar iman kita
berkurang. Padahal, kita sebagai manusia diciptakan Allah Swt semata-mata untuk beribadah
kepadanya. Nafsu duniawi membuat orang lupa kewajiban utamanya ini. Akibatnya, dia akan
semakin jauh dari cahaya dari Allah Swt.
3. Menyepelehkan perintah dan larangan Allah Swt
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yang telah di
perintahkan dan di larang oleh Allah Swt. Sebagai akibatnya, orang yang menganggap sepele
perintah melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sering juga ia menganggap bahwa apa yang
di lakukannya hanyalah dosa kecil. Padahal, jika di lakukan terus menerus, dosa-dosa kecil
tersebut akan semakin besar. Karena terbiasa melakukan dosa-dosa kecil, maka ia sudah tidak
ada perasaan takut dan ragu lagi untuk malakukan dosa-dosa besar.
4. Jin yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul qayyim Al-jauziyyah mengatakan, Allah Swt menggabungkan dua jiwa, yakni
jiwa yang jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling
bermusuha dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat.
Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jawa meninggal dunia.
Rasulullah Saw besabda: “barang siapa yang di beri petunjuk Allah maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang di sesatkannya maka tidak seorangpun yang
dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli
merupakan beberapa cara untuk membiarka jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan
sfat rendah hati, mau bekajar, mau malakukan instropensi (muhasabah) merupakan cara
untuk memperkuat jiwa kabaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh ita.
Sedangkan dari luar diri kita, ada beberapa hal yang dapat menurunkan kadar
keimanan kita, di antaranya adalah:
1. Syetan
Syetan adala musuh manusia. Tujuan syetan adalah untuk merusak keimanan orang.
Siapa saja yang tidakmembentangi dirinya dengan selalu menginagt Allah Swt, maka ia
menjadi sarang syetan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah
Swt, membujuknya melakukan dosa.
2. Bujuk rayu dunia
Allah Swt berfirman dalam Al-qur’an: “ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan
dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-magah
antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan oara petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu lihat warnanya kuning kamudian menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras
dan ampunan dari Allah serta keridhaannya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu’’. ( QS, AL Hadid : 20 ). Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia
adalah untuk akhirat. Dunia ini merupakan tempat kita mengumpulkan bekal bagi kehidupan
kita di akhirat kelak. Segala kesenangan yang ada di dunia ini merupakan kesenangan semu.
Namun tidak sedikit orang yang tergoda oleh kesenangan sesaat ini, sehingga rela melakukan
apa saja demi kehidupan dunia. Bahkan meskipun harus menyalahi perintah Allah SWT
sekalipun.
3. Pergaulan yang buruk
Rasulullah Saw. Bersabda: “ seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya,
sehingga masing masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman
dekatnya” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Al Hakim, Al Baghawi). Teman dan sahabat yang
shalih sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas
dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama islam. Berada diantara teman-teman yang
shalih akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian
pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-
orang shalih. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak shalih atau berprilaku buruk
menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan shalat.
3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai pertolongan selain
Allah. Hal ini seperti poin pertama yaitu syirik, akan tetapi ini lebih khusus dalam hal minta
pertolongan, dan alangkah seringnya hal ini terjadi di masyarakat kita, misalnya ketika ada
kerabat kita yang sakit atau kita sendiri, maka tak segan-segan kita pergi ke dukun atau yang
disebut orang pintar lalu dengan sepenuh kepercayaan kita menuruti apa saja yang
diperintahkan si dukun, termasuk menyembeli ayam putih mulus pada malam jum'at legi
misalnya,dll. Atau kita ke kyiai Fulan yang sudah mati - yang kita anggap alim dan shalih -
kemudian kita ziarah ke makamnya dan kita minta wasilah / perantara kepadanya agar
menghubungkan kita dengan Allah, karena kita menganggap bahwa kita banyak dosa
sehingga tak pantas kita lansung berdo'a kepada Allah, dan masih banyak lagi contoh-contoh
lain yang semisal.Allah berfirman :
" Hanya bagi Allah ( hak mengabulkan ) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang
mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka,
melainkan seperti orang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya
sampai air itu ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do'a (
ibadah ) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka." Q.S Al-Ra'du : 14
4. Mendustakan Rasulullah tentang ajaran yang beliau bawa, artinya jika ada sesorang
dijelaskan padanya bahwa ini adalah sunnah rasul berdasarkan hadits yang shahih, lalu dia
katakana ini bukan dari rasul, atau orang itu mengatakan ajaran ini bukan dari Rasul, padahal
bukti telah nyata, akan tetapi kesombongan dan keangkuhannya yang menyebabkannya
inkar.
Allah berfirman :
" Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang sebelum
mereka telah mendustakan ( rasul-rasul-Nya ) kepada mereka telah datang rasul-
rasulNya dengan membawa mukjizat yang nyata , zubur, dan kitab yang memberi
penjelasan yang nyata. Kemudian aku adzab orang-orang yang kafir, maka ( lihatlah )
bagaimana ( hebatnya ) murkaKu." Q.S Fathir : 35-36
5. Berkeyakinan bahwa petunjuk Rasulullah tidak sempurna, atau mengnggap bahwa ada
aturan / agama lain yang lebih baik dari islam, atau menolak ajaran yang telah ditetapkan
Allah, atau meyakini kesamaan hukum lain dengan hukum islam, atau meyakini boleh
berhukum selain islam .
Misalnya dia mengatakan bahwa hukum islam tidak cocok di negri ini, tapi yang cocok dalah
hukum buatan kita sendiri, maka orang ini telah kafir.
Atau dia mengatakan , islam dan hukum buatan kita sama saja, maka ia juga telah kafir.
Allah berfirman :
" Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang ditirunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ?
mereka hendak berhakim kepada thagut . dan syethan bermaksud menyesatkan mereka (
dengan ) penyesatan sejauh-jauhnya." Q.S an-Nisa' : 60
" Dan barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang kafir." Q.S al-Maidah : 44
6. Mengolok-olok dan menjelek-jelekkan dan mengejek Allah atau al-Qur'an atau agama
islam atau pahala dan siksa dan semisalnya, atau mengejek Rasulullah saw atau nabi yang
lain, baik dengan bergurau atau sungguh-sungguh. Hal ini banyak sekali kita dapatkan,
misalnya seorang yang mengomentari jenggot, ia mengatakan:" Orang berjenggot itu seperti
kambing." Atau ketika ia mendapatkan seorang muslim yang memakai celana di atas mata
kaki ( tidak menutupi mata kakinya ) ia berkomentar " Wah kebanjiran nih !"dsb.
Allah berfirman :
" Dan jika kamu tanyakan pada mereka ( tentang apa yang mereka lakukan itu ) tentulah
mereka akan menjawab , ' Sesungguhnya kami hanyalah bergurau dan bermain-main
saja. Katakanlah ,' Apakah dengan Allah dan ayat-ayat Nya , juga rasulNya kalian
berolok-olok ? kalian tidak usah minta maaf karena kalian telah kafir sesudah beriman
!." Q.S al-Taubah :65-66
7. Tidak mau mengkafirkan orang musyrik / kafir, atau ragu tentang kekafiran mereka, hal ini
berarti dia ragu terhadap apa yang dibawa oleh Rasul.
Misalnya, ia mengatakan :" Presiden Amerika itu kafir nggak ya? " atau " Orang Kristen itu
kayaknya bukan kafir." Padahal dalam al-Qur'an telah dijelaskan kekafiran mereka, keraguan
semacam ini bisa membawa seseorang kepada kekafiran yang artinya imannya telah sirna
dan hilang.
Allah berfirman :
" ….dan mereka berkata ,' Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh
menyampaikannya ( kepada kami ), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-
raguan yang mengelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya." Q.S
Ibrahim : 9
8. Membantu orang-orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang islam. Hal
ini yang saat ini sedang terjadi di bumi ini, bagaimana kita dapatkan sekian banyak orang-
orang muslim yang bahu membahu, menolong orang-orang kafir untuk memerangi orang-
orang islam, entah itu karena ketakutan terhadap orang-orang kafir, atau demi mengharapkan
imbalan materi, atau ingin mendapatkan pujian dari mereka dsb.
Allah berfirman :
" Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan
nasrani sebagai pemimpin-pemimpin kamu, Karena sebagian mereka adalah pemimpin
bagi yang lain. Dan barang siapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk dalam golongan mereka ( kafir ) . sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepad orang-orang yang dhalim." Q.S al-Ma'idah : 51
9. Meyakini bahwa ada orang-orang tertentu yang boleh keluar dari syari'at dan ajaran Rasul
saw, atau menganggap bahwa tidak wajib baginya mengikuti ajaran Rasul, seperti orang yang
meyakini bahwa nabi Hidlir as boleh tidak mengikuti ajaran yang dibawa oleh nabi Musa.
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya serta tidak mau mengamalkannya,
artinya dengan sombong ia tidak mau menyembah Allah, masuk dan mentaati ajaranNya,
seperti layaknya Fir'aun.
Allah berfirman :
" Dan siapakah yang lebih dhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-
ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya ? sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa ." Q.S as-Sajdah : 22
A. Kesimpulan
a. ada beberapa cara kita meningkatkan keimanan, yaitu: mentadabburi Al-
Qur’an,mengenal hadits Nabi, mengenal pribadi Nabi, tafakkur, banyak berdzikir,
mengenal kebaikan-kebaikan islam, beribadah dengan otimal, berdakwah, menjauhi
perbuatan dosa, mengerjakan ibadah sunnah, berkhalwat, dekat dengan ulama dan
orang shalih, menjaga hati.
b. Ada beberapa hambatan dalam meningkatkan keimanan, diantaranya: kebodohan,
ketidak pedulian, keengganan, dan melupakan kewajiban, menyepelekan perintah
dan larangan Allah SWT, jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat, syetan,
bujuk rayu dunia, pergaulan yang bruk.
c. Peran keimanan dalam kehidupan sehari-sehari juga beragam salah
satunya keimanan juga mencegah diri dari kemusyrikan.
d. Implementasi iman dapat dari berbagai segi kehidupan, dari segi
ekonomi, politik, sosial, budaya dll.
e. Hubungan iman, taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
dapat dilihat dari sikapnya; ketika seorang cendekiawan muslim
beriman dan bertaqwa maka ia akan menjaga sikapnya dan berbagi
ilmu kepada sesama.
DAFTAR PUSTAKA