KASUS
DEFINISI
Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) adalah kasus tuberkulosis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis resisten minimal terhadap rifampisin
dan isoniazid secara bersamaan, dengan atau tanpa obat antituberkulosis (OAT)
lini I yang lain ( WHO, 2010).
PATOFISIOLOGI
Faktor Organisme
Virulensi Menimbulkan
Kuman TBC Kerusaka Kumanny
kuman apoptosis
menginfeksi n jaringan a
tinggi pada
tubuh penderita resisten
makrofag
ETIOLOGI
Etiologi dari TB MDR ini sama dengan etiologi infeksi tuberkulosis, yaitu
Mycobacterium tuberculosis menjadi resisten terhadap paling tidak dua dari
pengobatan tuberkulosis, yaitu INH dan Rifampicin.
FAKTOR RESIKO
Infeksi HIV, sosial ekonomi, jenis kelamin, Sumber lain menyebutkan bahwa
kelompok umur, merokok, konsumsi faktor risiko MDR-TB adalah jenis
alkohol, diabetes, pasien TB paru dari kelamin perempuan, usia muda,
daerah lain (pasien rujukan), dosis obat sering bepergian, lingkungan
yang tidak tepat sebelumya dan rumah yang kotor, konsumsi
pengobatan terdahulu dengan suntikan alkohol dan merokok serta
dan fluoroquinolon (Balaji et al., 2010). kapasitas paru-paru (Caminero,
2010; Firdiana, 2008).
TANDA DAN GEJALA
GEJALA UMUM GEJALA KHUSUS
1. BTA test
2. Foto Rontgen
3. CT scan
4. Tes kulit Mantoux atau Tuberculin skin test
5. Tes Darah IGRA (interferon gamma release assay)
TERAPI FARMAKOLOGI
Nama Obat (Generik dan Merk) Dosis Aturan Pakai Durasi
Pirazinamide Dewasa : 1000 mg (40–55 kg), 1500 1 x Sehari, oral Minimal 18 bulan
Corsazinamide, Neotibi, Pezeta-Ciba, mg (56–75 kg) (19-24 bulan)
Prazina, Propulmo, Pro TB 4, Pyratibi, 2000 mg, (76–90 kg)
Sanazet, Siramid, Tibicel Anak-anak : 15–30 mg/kg (maks 2
g)
Ethambutol Dewasa : 800 mg (40–55 kg), 1200 1 x Sehari, oral Minimal 18 bulan
Ethambutol HCL, Pulna Forte, Erabutol mg (56–75 kg) (19-24 bulan)
Plus, Arsitam, Kalbutol, Rizatol, 1600 mg,(76–90 kg)
Metham, Tibigon, Rifastar, Tibitol Anak-anak : 15–20 mg/kg daily
(maks1 g)
Cycloserine Dewasa : 10–15 mg / kg / hari (1 g 1 x Sehari, oral Minimal 18 bulan
dalam 2 dosis), biasanya (19-24 bulan)
500-750 mg / hari dalam
2 dosis
Anak – anak : 10–15 mg / kg / hari
(1 g / hari)
Kanamisin Dewasa : 10 sampai 15 1 x Sehari, parenteral Selama 5 hari berturut-turut
Kanamycin, Kanamycin mg/kgBB
Capsules, Kanamycin Meiji Maksimal 1 g
Anak – anak : 15–30 mg / kg /
hari (maks 1 g)
intravena atau
intramuskuler sebagai
dosis harian tunggal
Ethionamide Dewasa : 15-20 mg / kg / hari 1 x Sehari, oral Minimal 18 bulan
(1 g / hari), biasanya (19-24 bulan)
500-750 mg / hari dalam
satu dosis harian atau
dua dosis terbagi
Efek Samping obat
Nama Obat (Generik dan Merk) Efek Samping obat
Pirazinamide Demam
Corsazinamide, Neotibi, Pezeta-Ciba, Muntah
Prazina, Propulmo, Pro TB 4, Pyratibi, Ruam kulit
Sanazet, Siramid, Tibicel Kehilangan nafsu makan
Warna mata atau kulit menjadi kuning
Urine berwarna gelap
Nyeri dan bengkak pada sendi
Luka memar atau perdarahan yang tidak biasa
Kesulitan buang air kecil.
Ethambutol Nyeri perut
Ethambutol HCL, Pulna Forte, Erabutol Plus, Nafsu makan turun
Arsitam, Kalbutol, Rizatol, Metham, Tibigon, Gangguan fungsi hati
Rifastar, Tibitol Mual
Muntah
Lemas
Demam
Sakit kepala
Delirium
Gangguan penglihatan
Gangguan saraf
Gatal
Ruam
Anafilaksis
Penyakit asam urat
Cycloserine Reaksi alergi (kesulitan bernapas,
penutupan tenggorokan Anda,
pembengkakan bibir, lidah, atau
wajah, atau gatal-gatal)
Kejang
Mati rasa atau kesemutan di tangan
atau kaki
Ruam kulit
Kebingungan atau perilaku tidak
biasa
Tremor (gemetar)
Sakit kepala
Mengantuk
Pusing
Kesulitan berbicara
Sifat lekas marah
Kanamisin Sakit tenggorokan.
Kanamycin, Kanamycin Capsules, Otot terasa nyeri atau kaku.
Kanamycin Meiji Kehilangan keseimbangan.
Telinga berdenging.
Gangguan pendengaran.
Penglihatan buram.
Perdarahan, seperti muncul memar-
memar, BAB berdarah, atau kencing
berdarah.
Gangguan fungsi ginjal, misalnya
jumlah urine yang keluar berkurang,
pembengkakan pada wajah dan
tungkai, peningkatan berat badan
dengan cepat, dan sesak napas.
Kejang.
Ethionamide reaksi alergi: gatal-gatal, kesulitan
bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan
kulit atau mata menguning
urin berwarna keruh
mati rasa atau kesemutan pada tangan
atau kaki
kejang
pandangan kabur
kebingungan atau kelainan perilaku
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Melakukan kontrol rutin jika ada keluhan dan mengambil obat di Puskesmas jika obatnya
habis
2. Memeriksakan kembali dahaknya setelah dua bulan dan enam bulan pengobatan
3. Memberi tahu pasien mengenai etika batuk / higiene respirasi (menutup mulut
dengan tangan ketika batuk atau bersin, atau lebih disarankan menggunakan masker,
mencuci tangan dengan sabun setelah batuk atau bersin).
• Werdhani, R. A. 2002. Patofisiologi, diagnosis, dan klafisikasi tuberkulosis. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,
Okupasi, dan Keluarga FKUI.
Terimakasih