Anda di halaman 1dari 60

KASUS DIETETIK LANJUT

(RUANG FALMBOYAN “ANAK”)

OLEH :
DINDA PUTRI SUKMA NINGRUM
NIM. PO.62.31.3.16.227

JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan gizi Rumah Sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk, hal ini akibat tidak tercukupinya
kebutuhan zat gizi tubuh, karena diet yang sudah diupayakan penyelenggaraannya
oleh petugas tidak bisa optimal ( PGRS, 2003 ). Menurut Moehyi (2002), beberapa
faktor penyebab kekurangan gizi di Rumah Sakit umumnya karena dua sebab,
pertama asupan gizi yang kurang bisa disebabkan oleh nafsu makan yang kurang
sehingga intake berkurang dan kedua kerena infeksi penyakit. Upaya pemenuhan zat
gizi bagi pasien di Rumah Sakit adalah tanggung jawab nutrisionis, preskripsi yang
sesuai dengan tujuan pelayanan gizi Rumah Sakit akan tercapai bila tim asuhan gizi
dibantu oleh panitia asuhan gizi bekerja dengan sebaik – baiknya (Catur, A 2003).

B. TUJUAN
1. Memahami peranan dokter, perawat dan ahli gizi (dietisien) dalam pelayanan
gizi kepada pasien di ruang rawat inap.
2. Melakukan skrining, asessment pada pasien dan melakukan wawancara atau
anamnesa riwayat gizi dengan pasien untuk mempelajari kebiasaan makan di
rumah dan di RS dalam rangka perencanaan diet.
3. Mampu mempelajari data pasien (penyakit, biokimia, dll) dari dokumen rekam
medik.
4. Mampu membuat diagnosa gizi pasien
5. Mampu melakukan intervensi gizi : penentuan diet, mekanisme pemesanan dan
distribusi makanan dari dapur kepada pasien di ruangan.
6. Melakukan wawancara dengan pasien mengenai daya terima dan persepsi pasien
terhadap diet, dalam rangka monitoring dan evaluasi pelayanan diet pasien.
7. Melakukan edukasi ke pasien

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PASIEN
A. NARASI KASUS
Klien dengan inisal An. P.G jenis kelamin laki-laki, dengan tanggal lahir 05 Mei 2015
yang berusia 3 tahun 6 bulan saat masuk Rumah Sakit doris Sylvanus, pasien adalah
pasien rujukan dari Rumah Sakit Buntok, memiliki berat badan 15,1 kg dan TB (Metlin )
98 cm.
 Identitas pasien :

Nama : PG
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 3 tahun 6 bulan (42 bulan)
Pekerjaan :-
Berat Badan : 15,1 kg
Tinggi Badan : 98 cm (metlin)
Aktivitas : Ringan

Riwayat Rs. Buntok :


 Diagnosa :
Dx. Awal : Febus D/B DF. Riwayat kejang demam
Dx. Utama : DHF gr II
Dx. Sekunder : kejang demam komplek dan dema tifoid

 Klinis :
Suhu : 38,1oC
Tensi : 90/70
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 24

 Lab :
Salmonela Ig M test : +6 (indikasi kuat infeksi demam tifoid aktif)

 Obat

3
Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Indikasi obat
pemberian
IUFD RL Infus Nyeri dada, detak jantung tidak
normal, turunnya tekanan darah,
kesulitan bernapas, batuk, bersin-
bersin, ruam kulit, gatal pada kulit,
sakit kepala.
CEFOTAXIME 350 8 jam IV (Hz) Diare, pusing, nyeri atau
mg pembengkakan di bagian yang
disuntik, ruam kulit, demam.
RANITIDINE 10 mg 12 jam IV Kegelisahan, depresi, halusinasi,
reaksi alergi seperti kulit ruam, gatal
atau gatal-gatal, pembengkakan
wajah, bibir, atau lidah, gangguan
pernapasan, perdarahan yang tidak
biasa atau memar, muntah,
menguningnya kulit atau mata,
sembelit atau diare, pusing, sakit
kepala, mual
PARACETAMO 160 6 jam Infus Penurunan jumlah sel-sel darah,
L mg seperti sel darah putih atau trombosit,
muncul ruam, terjadi pembengkakan,
atau kesulitan bernapas karena alergi,
tekanan darah rendah (hipotensi) dan
jantung berdetak cepat (takikardia),
kerusakan pada hati dan ginjal jika
menggunakan obat ini secara
berlebihan, bisa menyebabkan
overdosis jika digunakan lebih dari
200 mg/kg, atau lebih dari 10 gram,
dalam 24 jam.
STESOLID 10 mg Jika Rectal
kejang

4
Riwayat Rs. doris Sylvanus (8 maret 2019) :
 Diagnosa :
Obs. Febris h-7, dengue feber suer typhoid
Riwayat : kejang demam kompleks

 Anamnesa :
 Mengalami kejang tanpa demam dengan durasi > 25 menit pada tanggal 27 02
2019. Mengalami demam menggigil selama 7 hari, tidak disertai batuk, gusi
berdarah, BAB cair, muntah dan flu).

 Klinis :

 Pemeriksaan Nilai aktual Nilai normal Keterangan Laboratorium


Kesadaran composmentis - Sadar penuh Tubex Tf (+) :
Tensi 90/80 104-116 S : normal positif demam
tifoid sistolik D : tinggi
63-74
diastolik
Nadi 72 x menit 60 - 100 Normal  Tatal
x/menit aksan
Suhu 36,3oc 36,7-37,0oc Normal a
Pernapasan 60 x/menit 20-30x/ Tinggi
menit
Saturasi O2 99% Normal
Ekstrimitas Aktual dingin - Kembung,
ada masalah
disaluran
pencernaan.
medis
Infus RL : 2 jam (20 tpm), setelah 2 jam 12 tpm.
Paracetamol : 3x1

5
 Recall tanggal 8 maret 2019 :

ZAT GIZI ASUPAN KEBUTUHAN INTERPRETASI


ENERGI 594,6 kkal 1288,9 kkal 46% (def.berat)
PROTEIN 21,2 gram 71 gram 71 % (def.sedang)
LEMAK 12,0 gram 44,4 gram 27 % (def.berat)
KARBOHIDRAT 96,3 gram 193,3 gram 49,8 % (def.berat)
CAIRAN 1.184 ml 1.250 ml 94,7% (Normal)

6
B. TERAPI DIET DARI RUMAH SAKIT
TKTP

7
BAB III
PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP

I. PERENCANAAN
A. SKRINING

8
B. ASSESMENT GIZI

CH.CLIENT HISTORY (CH)

CH.1. RIWAYAT PERSONAL

CH.1.1 DATA PERSONAL

CH.1.1.1 umur : 3 tahun 6 bulan

CH.1.1.2. jenis kelamin : laki-laki

CH.1.1.3 Suku : dayak

CH.1.1.4 bahasa : Indonesia (kpd anak), dayak (kpd org dewasa)

CH.1.1.5 peran dlm klg : anak pertama

CH.1.1.8 penggunaan rokok : ayah dan kakek merokok

CH.1.1. Pendidikan : ayah dan ibu lulusan SMA

CH.2.RIWAYAT MEDIS/KESEHATAN PASIEN/KLIEN/KELUARGA

CH.2.1 RIWAYAT MEDIS/KESEHATAN TERKAIT GIZI DARI PASIEN/KLIEN ATAU


KELUARGA

CH.2.1.14 Lain-lain (demam kejang kompleks, ayah dan kakek dari ibu)

CH.2.2. PERAWATAN/TERAPI/PENGOBATAN ALTERNATIVE

CH.2.2.1 Perawatan/ terapi medis


R

CH.3.1 RIWAYAT SOSIAL


CH.3.1.1 Faktor sosial ekonomi : menengah
CH.3.1.2 Dukungan sosial dan kesehatan : KIS 2

9
CH.3.1.3 Letak geografis rumah : dekat sungai, jauh dari pasar sehingga
untuk sayuran menanam sendiri, namun
beberapa dibeli seminggu 1x.
CH.3.1.4 Pekerjaan : ayah (pegawai swasta), ibu (pedangan
online)
CH.3.1.5 Agama : kristen protestan

FH.RIWAYAT TERKAIT GIZI DAN MAKANAN

FH.1 ASUPAN MAKANAN DAN ZAT GIZI

FH.1.1.1 ASUPAN ENERGI

FH.1.1.1.1 ASUPAN ENERGI

FH.1.1.1.1.1 Energi total : 594,6 kkal (46 %)

FH.1.2 ASUPAN MAKANAN DAN MINUMAN

FH.1.2.1 Jumlah cairan melalui oral : 4 gelas air (air kemasan 220 ml) : 880 ml
FH.1.2.2 Suplemen : Pediagrow (1 x sehari 7,5 ml)

FH.1.3 ASUPAN ENTERAL DAN PARENTERAL


FH.1.3.1 Infus : Infus RL hari pertama diberikan 20 tpm 2 jam pertama, setelahnya
diberikan 12 tp. Hari berikutnya 12 tpm/24 jam.

FH.1.5 ASUPAN ZAT GIZI MAKRO


FH.1.5.1 ASUPAN LEMAK DAN KOLESTEROL
FH.1.5.1.1 Lemak total : 12,0 gram (27%)

FH.1.5.2 ASUPAN PROTEIN

FH.1.5.1.1 Protein Total : 21,2 gram (71%)

FH.1.5.3 ASUPAN KARBOHIDRAT

FH.1.5.3.1 KH Total : 96,1 gram (49,8%)

10
FH.2. PEMBERIAN MAKANAN DAN ZAT GIZI

FH.2.1 RIWAYAT DIET

FH.2.1.1 ORDER/PEMESANAN DIET

FH.2.1.1. Mak

FH. 2.1.3 LINGKUNGAN MAKAN

FH.2.1.3. Lokasi : dirumah bersama ibu


FH.2.1.3. Pengasuh : ibu
FH.2.1.3. Makan sendirian : makan sendiri, didampingi ibu.

FH.3. PENGGUNAAN OBAT-OBATAN ATAU OBAT ALTERNATIVE/ PELENGKAP

FH.3.1 SUMPLEMEN OBAT/JAMU

FH.3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan :

FH.3.2 OBAT PELENGKAP/ALTERNATIVE

FH.3.2.1 Penggunaan obat pelengkap/alternative berkaitan dengan gizi :


Pediagrow

FH.4.2 KEPERCAYAAN DAN SIKAP

FH.4.2. Kesukaan makan : tidak menyukai lauk hewani berupa daging merah,
tidak begitu menyukai lauk nabati tahu, hanya menyukai wortel sebagai sayuran,
menyukai ikan dan telur sebagai lauk hewani , namun untuk telur tidak menyukai
bagian kuningnya.

FH. 6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSES MAKANAN DAN TERKAIT


SUPLAI MAKANAN/GIZI.

FH.6.2 KEAMANAN/KETERSEDIAAN MAKANAN

11
FH.6.2. Ketersediaan fasilitas belanja : rumah pasien jauh dari pasar, sehingga
untuk mendapatkan makanan berasal dari tanaman sendiri, hanya sebagian yang
dibeli jika perlu, dengan frekuensi 1x seminggu kepasar.

FH.7 AKTIFITAS DAN FUNGSI FISIK

FH.7. Masalah menyusui : pasien mulai diberikan susu formula saat berusia 2
bulan, dikarenakan ada kelaian anatomi pada payudara ibu sehingga ibu harus
memeras asi setiap kali akan menyusui.

AD. ANTROPOMETRI

AD.1.1 KOMPOSISI/PERTUMBUHAN TUBUH/RIWAYAT BERAT BADAN

AD.1.1.1 Tinggi badan : 98 cm


AD.1.1.2 Berat badan : 15,1 kg

BD. DATA BIOKIMIA, TES MEDIS DAN PROSEDUR

BD.1.5 PROFIL GLUKOSA/ENDOKRIN

BD.1.5 glukosa sewaktu : 82 mg/dl (normal)

BD.1.10 PROFIL ANEMIA GIZI

BD.1.10 Hb : 11,1 g/dL (rendah)


BD.1.10. Ht : 32,1% (rendah)

PD. NUTRITION-FOCUSED PHYSICAL FINDINGS

PD. Extremities : positif


PD. Lain-lain :

12
C. DIAGNOSA GIZI

DOMAIN ASUPAN (NI)


NI.2 ASUPAN MELALUI ORAL ATAU DUKUNGAN GIZI
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien yang
berhubungan dengan sistem gastrointestinal (E) ditandai dengan ekstrimitas (aktual dingin)
yang menandakan ada masalah disistem pencernaan pasien, serta tanda gejala dari pasien
yaitu mual (S).

DOMAIN KLINIS (NC)


NC.1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien
yang berkatan dengan sistem gastrointestinal (E) ditandai dengan ekstrimitas (aktual dingin)
yang menandakan ada masalah disistem pencernaan pasien, serta tanda gejala dari pasien
yaitu mual (S).

NC.2. BIOKIMIA
NC.2.

NB. DOMAIN PERILAKU & LINGKUNGAN


NB.1.4 Kurang dapat menjaga/ memonitoring diri (P) berkaitan dengan perilaku

NB.3. KEAMANAN DAN AKSES MAKANAN


NB.3.3 Akses suplai makanan terbatas (P) berkaitan dengan jauhnya lokasi pasar yang
menyediakan berbagai macam Bahan Makanan (E) ditandai dengan keluarga yang menanam
sayuran sebagai pemenuh kebutuhan setiap hari (S).

13
D. INTERVENSI

A. NP 1.1 : Preskripsi Diet


a. Tujuan diet
 Tujuan Jangka Pendek 2-3 Hari :
1. Mudah cerna (Bubur), porsi kesil tapi sering diberikan.

2. Energi, protein, lemak dan KH diberikan sebanyak 80% dari total


kebutuhan energi.

 Jangka panjang : Memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja saluran
cerna dan mencegah atau mengurangi risiko dehidrasi dan malnutrisi.

a. Prinsip Diet
- Energi diberikan cukup
- Protein cukup
- Lemak tinggi
- Karbohidrat cukup
- Serat rendah
- Vitamin dan Mineral sesuai AKG
b. Syarat diet
1. Mudah cerna, porsi kesil tapi sering diberikan.

2. Energy cukup, diberikan kkal, sesuai dengan kemampuan pasien menerima.

3. Protein cukup, diberikan gram sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.

4. Lemak tinggi diberikan gram , untuk perkembangan otak dan membentuk


komposisi tubuh.

5. Rendah serat, terutama serat larut air, yang ditingkatkan secara bertahap.

6. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

7. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia.

8. Laktosa rendah bila ada gejala laktosa intoleransi, umumnya tidak di anjurkan
minum susu terlalu banyak.

9. Makan secara perlahan dilungkungan yang tenang.

14
10. Pada fase akut dapat diberikan makanan penetral saja selama 24-48 jam, untuk
memberi waktu lambung beristirahat.

11. Makanan yang dianjurkan :

BAHAN MAKANAN DIANJURKAN

Sumber Karbohidrat Beras ditim, kentang di rebus, dipure, macaroni, mi,


bihun direbus, roti biscuit, tepung-tepungan dibuat
pudding atau bubur.

Sumber Protein Hewani Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam di rebus,
disemur, ditim, dipanggang, telur ayam di rebus,
ditim, didadar, di ceplok air, dan dicampur dalam
makanan, susu.

Sumber Protein Nabati Tahu, tempe, direbus, di tim, di tumis, kacang hujau
rebus dan dihaluskan.

Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat, dan tidak


menimbulkan gas dimasak, bayam, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat rebus, dan ditumis.

Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir, dan peach
dalam kaleng.

Lemak Margarin dan mentega, minyak, untul menumis, dan


santan encer.

Minuman Sirup, air putih, teh encer.

Bumbu Gula, garam, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos,


salam, sereh.

12. Makanan tidak dianjurkan

BAHAN MAKANAN TIDAK DIANJURKAN

Sumber karbohidrat Beras ketan, beras rumbuk, roti, whole wheat,


jagung, ubi, singkong, tales, cake, dodol, dan

15
berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak.

Sumber protein hewani Danging, ikan, ayam yang diawet, digoreng, daging
babi, telur ceplok, atau di goring.

Sumber protein nabati Tahu tempe di goring, kacang, tanah, kacang merah,
kacang tolo.

Sayuran Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi, dan


menimbulkan gas seperti kol, lobak, sawi, dan
asparagus.

Buah-buahan Buah yang tinggi serat dan atau menimbulkan gas


seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian,
nangka, buah yang dikeringkan.

Lemak Lemak hewan, santan kental.

Minuman Minuman yang mengandung soda, dan alcohol, kopi,


ice cream.

Bumbu Lombok, cabai, bawang, merica, cuka, dan


sebagainya yang tajam,

c. Perhitungan Kebutuhan
Diketahui :
BB Aktual pasien : 15,1 kg
Tinggi Badan (metlin) : 98 cm
BB/U : 0,1 (normal)
TB/U : -0,5 (Normal)
BB/TB : 0,2 (normal)
IMT/U : 0,2 (Normal)

 Energi (dengan AKG)


Energi = BB ideal sesuai usia (BB/TB) x energi sesuai usia AKG
= 14,9 kg x 86,5 kkal

16
= 1.288,9 kkal

 Protein = BB ideal sesuai usia (BB/TB) x kebutuhan protein sesuai usia AKG
= 14,9 kg x 2 gram
= 29,8 gram
29,8 x 4
% protein = x 100 % = 9%
1.288,9

31% x 1.288,9
 Lemak = = 44,4 gram
9
60 % x 1.288,9
 Karbohidrat = = 193,3 gram
4

RENCANA INTERVENSI
Energi = 1.288,9 kkal x 80% = 1.031,1 kkal
Protein = 29,8 gram x 80% = 23,8 gram
Lemak = 44,4 gram x 80% = 35,5 gram
KH = 193,3 gram x 80% = 154,6 gram
1200+1300
Cairan = = 1250 ml
2

B. ND-1.2 MAKANAN UTAMA DAN SNACK


a. JENIS DIET
Diet lambung II

b. RUTE
Oral

c. KOMPOSISI MAKANAN/MINUMAN
1. Tekstur : lunak
2. Frekuensi : 3x makanan utama.
3. Perencanaan menu :

17
TABEL URT SEHARI

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energ Protein Lema Karbohidrat
i k
Makanan Pokok 2,5 437,5 10 0 100
Lauk Hewani Rendah 1 50 7 2 0
Lauk Hewani Sedang 1 75 7 5 0
Lauk Nabati 0,5 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur B 1 25 1 0 5
Buah 1 50 0 0 12
Minyak 5 250 0 25 0
Gula 3 150 0 0 36
Jumlah 1075 27,5 33,5 156,5

% KEBUTUHAN PERWAKTU MAKAN

WAKTU ENERGI PROTEIN LEMAK KH


PAGI (30%) 322,5 8,25 10,5 47
SIANG(40%) 430 11 13,4 62,6
SORE (30%) 322,5 8,25 10,5 47

URT PAGI

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 0,8 140 3,2 0 32
Lauk Hewani Rendah 0,8 40 5,6 1,6 0
Sayur B 1/4 6,25 0,25 0 1,25
Minyak 1,75 87,5 0 8,75 0
Gula 1 50 0 0 12
Jumlah 323,75 9,05 10,35 45,25

URT SIANG

18
Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 1 175 4 0 40
Lauk Hewani Sedang 1 75 7 5 0
Sayur B 1/4 6,25 0,25 0 1,25
Buah 1 50 0 0 12
Minyak 1,8 90 0 9 0
Gula 1 50 0 0 12
Jumlah 446,25 11,25 14 65,25

E-1.3. EDUKASI GIZI

1. TUJUAN :
 Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung
serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

2. PRIORITAS MODIFIKASI
 Pendamping (Ibu).

3. REKOMENDASI MODIFIKASI
 Memberikan konseling tentang Diet Lambung
 Memberi tahu makanan apa saja yang di anjurkan dan tidak di anjurkan.

RC-1.4 KOLABORASI DAN RUJUKAN ASUHAN GIZI

Berkolaborasi dengan dokter, perawat, dan apoteker.

19
ASSESMENT TANGGAL MONEV
HARI 1 HARI 2
A. ANTROPOMETRI TETAP TETAP BB tetap,
BB : 15,1 kg status gizi
TB : 98 cm tetap.

B. BIOKIMIA Hasil biokimia


 HB 11 g/dl (R) TETAP TETAP menunjukan
 HT 3 ada kenaikan
hasil dan
menjadi
normal.
C. KLINIS TETAP TETAP Nilai klinis
 Tensi 90/80 menurun dan
 Nadi 72 x menit berangsur

 Suhu 36,3oc membaik

 Pernapasan 60 mendekati nilai

x/menit normalnya.

 Saturasi O2 99%

D. RECALL Asupan makan


 Energi 594,6 Kkal 46%  Energi 60%  Energi 70% meningkat dan

(Def.Berat) (Def.Berat) (Def.Berat) mulai


memenuhi
 Protein 21,2 Gram 71 %  Protein 75 %  Protein 80%
kebutuhan.
(Def.Sedang) (Def.Sedang) (Def.Sedang)
 Lemak 12,0 Gram 44,4  Lemak 35 %  Lemak 40%
Gram 27 % (Def.Berat) (Def.Berat)
(Def.Berat)  Karbohidrat 55 %  Karbohidrat 75%
 Karbohidrat 96,3 (Def.Berat) (Def.Berat)
Gram 49,8 % (Def.Berat)  Cairan 94,7% Cairan 100% (Normal)
 Cairan 1.184 Ml 94,7% (Normal)
(Normal)
E. MONITORING DAN EVALUASI

20
II. IMPLEMENTASI
HARI PERTAMA
A. ASSESMENT GIZI

CH.CLIENT HISTORY (CH)

CH.1. RIWAYAT PERSONAL

CH.1.1 DATA PERSONAL

CH.1.1.1 umur : 3 tahun 6 bulan

CH.1.1.2. jenis kelamin : laki-laki

CH.1.1.3 Suku : dayak

CH.1.1.4 bahasa : Indonesia (kpd anak), dayak (kpd org dewasa)

CH.1.1.5 peran dlm klg : anak pertama

CH.1.1.8 penggunaan rokok : ayah dan kakek merokok

CH.1.1. Pendidikan : ayah dan ibu lulusan SMA

IDENTIFIKASI : Pasien masih berusia 3,6 tahun, sehingga perlu pemantauan terhadap
makanan yang dikonsumsinya, karena belum mengerti mana yang baik dan tidak baik.

CH.2.RIWAYAT MEDIS/KESEHATAN PASIEN/KLIEN/KELUARGA

CH.2.1 RIWAYAT MEDIS/KESEHATAN TERKAIT GIZI DARI PASIEN/KLIEN ATAU


KELUARGA

CH.2.1.14 Lain-lain (demam kejang kompleks, ayah dan kakek dari ibu)
IDENTIFIKASI :

CH.3.1 RIWAYAT SOSIAL


CH.3.1.1 Faktor sosial ekonomi : menengah
CH.3.1.2 Dukungan sosial dan kesehatan : KIS 2
CH.3.1.3 Letak geografis rumah : dekat sungai, jauh dari pasar sehingga
untuk sayuran menanam sendiri, namun
beberapa dibeli seminggu 1x.

21
CH.3.1.4 Pekerjaan : ayah (pegawai swasta), ibu (pedangan
online)
CH.3.1.5 Agama : kristen protestan
IDENTIFIKASI : letak geografis rumah yang jauh dari pasar, dan dekat sungai
menyebabkan beberapa masalah kesehatan.

FH.RIWAYAT TERKAIT GIZI DAN MAKANAN

FH.1 ASUPAN MAKANAN DAN ZAT GIZI

FH.1.1.1 ASUPAN ENERGI

FH.1.1.1.1 ASUPAN ENERGI

FH.1.1.1.1.1 Energi total : 594,6 kkal (46 %)


IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit berat, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

FH.1.2 ASUPAN MAKANAN DAN MINUMAN

FH.1.2.1 Jumlah cairan melalui oral : 4 gelas air (air kemasan 220 ml) : 880 ml
FH.1.2.2 Suplemen : Pediagrow (1 x sehari 7,5 ml)
IDENTIFIKASI : penggunaan suplemen vitamin kurang tepat, 7,5 ml diperuntukan
anak usia < 1 tahun, untuk usia 1-6 tahun diberikan 15 ml.

FH.1.3 ASUPAN ENTERAL DAN PARENTERAL


FH.1.3.1 Infus : Infus RL hari pertama diberikan 20 tpm 2 jam pertama, setelahnya
diberikan 12 tp. Hari berikutnya 12 tpm/24 jam.

FH.1.5 ASUPAN ZAT GIZI MAKRO


FH.1.5.1 ASUPAN LEMAK DAN KOLESTEROL
FH.1.5.1.1 Lemak total : 12,0 gram (27%)
IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit berat, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

22
FH.1.5.2 ASUPAN PROTEIN

FH.1.5.1.1 Protein Total : 21,2 gram (71%)


IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit sedang, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

FH.1.5.3 ASUPAN KARBOHIDRAT

FH.1.5.3.1 KH Total : 96,1 gram (49,8%)


IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit berat, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

FH.2. PEMBERIAN MAKANAN DAN ZAT GIZI

FH.2.1 RIWAYAT DIET

FH.2.1.1 ORDER/PEMESANAN DIET

FH.2.1.1. Mak

FH. 2.1.3 LINGKUNGAN MAKAN

FH.2.1.3. Lokasi : dirumah bersama ibu


FH.2.1.3. Pengasuh : ibu
FH.2.1.3. Makan sendirian : makan sendiri, didampingi ibu.

FH.3. PENGGUNAAN OBAT-OBATAN ATAU OBAT ALTERNATIVE/ PELENGKAP

FH.3.1 SUMPLEMEN OBAT/JAMU

FH.3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan :

Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Indikasi obat


pemberian
IUFD RL Infus Nyeri dada, detak jantung tidak
normal, turunnya tekanan darah,
kesulitan bernapas, batuk, bersin-

23
bersin, ruam kulit, gatal pada kulit,
sakit kepala.
CEFOTAXIME 350 8 jam IV (Hz) Diare, pusing, nyeri atau
mg pembengkakan di bagian yang
disuntik, ruam kulit, demam.
RANITIDINE 10 mg 12 jam IV Kegelisahan, depresi, halusinasi,
reaksi alergi seperti kulit ruam, gatal
atau gatal-gatal, pembengkakan
wajah, bibir, atau lidah, gangguan
pernapasan, perdarahan yang tidak
biasa atau memar, muntah,
menguningnya kulit atau mata,
sembelit atau diare, pusing, sakit
kepala, mual
PARACETAMO 160 6 jam Infus Penurunan jumlah sel-sel darah,
L mg seperti sel darah putih atau trombosit,
muncul ruam, terjadi pembengkakan,
atau kesulitan bernapas karena alergi,
tekanan darah rendah (hipotensi) dan
jantung berdetak cepat (takikardia),
kerusakan pada hati dan ginjal jika
menggunakan obat ini secara
berlebihan, bisa menyebabkan
overdosis jika digunakan lebih dari
200 mg/kg, atau lebih dari 10 gram,
dalam 24 jam.
STESOLID 10 mg Jika Rectal
kejang

IDENTIFIKASI : beberapa obat dapat menyebabkan mua, muntah jika dosis tidak tepat.
Sehingga dapat menyebabkan asupan pasien berkurang.

FH.3.2 OBAT PELENGKAP/ALTERNATIVE

24
FH.3.2.1 Penggunaan obat pelengkap/alternative berkaitan dengan gizi :
Pediagrow

FH.4.2 KEPERCAYAAN DAN SIKAP

FH.4.2. Kesukaan makan : tidak menyukai lauk hewani berupa daging merah,
tidak begitu menyukai lauk nabati tahu, hanya menyukai wortel sebagai sayuran,
menyukai ikan dan telur sebagai lauk hewani , namun untuk telur tidak menyukai
bagian kuningnya.
IDENTIFIKASI : pola makan pasien yang pemilih dapat menyebakan pasien defisit
terhadap zat gizi tertentu, seperti vitamin, serat, dan mineral.

FH. 6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSES MAKANAN DAN TERKAIT


SUPLAI MAKANAN/GIZI.

FH.6.2 KEAMANAN/KETERSEDIAAN MAKANAN

FH.6.2. Ketersediaan fasilitas belanja : rumah pasien jauh dari pasar, sehingga
untuk mendapatkan makanan berasal dari tanaman sendiri, hanya sebagian yang
dibeli jika perlu, dengan frekuensi 1x seminggu kepasar.

FH.7 AKTIFITAS DAN FUNGSI FISIK

FH.7. Masalah menyusui : pasien mulai diberikan susu formula saat berusia 2
bulan, dikarenakan ada kelaian anatomi pada payudara ibu sehingga ibu harus
memeras asi setiap kali akan menyusui.
IDENTIFIKASI :

AD. ANTROPOMETRI

AD.1.1 KOMPOSISI/PERTUMBUHAN TUBUH/RIWAYAT BERAT BADAN

AD.1.1.1 Tinggi badan : 98 cm


AD.1.1.2 Berat badan : 15,1 kg

BD. DATA BIOKIMIA, TES MEDIS DAN PROSEDUR

BD.1.5 PROFIL GLUKOSA/ENDOKRIN

BD.1.5 glukosa sewaktu : 82 mg/dl (normal)

25
BD.1.10 PROFIL ANEMIA GIZI

BD.1.10 Hb : 11,1 g/dL (rendah)


BD.1.10. Ht : 32,1% (rendah)
IDENTIFIKASI : kadar hb dan ht pasien yang rendah dapat mempengaruhi asupan
pasien, agar ditingkatkan konsumsi makanan tinggi sumber zat Besi.

PD. NUTRITION-FOCUSED PHYSICAL FINDINGS

PD. Extremities : positif


PD. Lain-lain :

IDENTIFIKASI : pasien mengalami gangguan disaluran pencernaan, sehingga perlu


diperhatikan asupan pasien.

26
B. DIAGNOSA GIZI

DOMAIN ASUPAN (NI)


NI.2 ASUPAN MELALUI ORAL ATAU DUKUNGAN GIZI
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien yang
berhubungan dengan sistem gastrointestinal (E) ditandai dengan ekstrimitas (aktual dingin)
yang menandakan ada masalah disistem pencernaan pasien, serta tanda gejala dari pasien
yaitu mual (S).

DOMAIN KLINIS (NC)


NC.1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien
yang berkatan dengan sistem gastrointestinal (E) ditandai dengan ekstrimitas (aktual dingin)
yang menandakan ada masalah disistem pencernaan pasien, serta tanda gejala dari pasien
yaitu mual (S).

NC.2. BIOKIMIA
NC.2.

NB. DOMAIN PERILAKU & LINGKUNGAN


NB.1.4 Kurang dapat menjaga/ memonitoring diri (P) berkaitan dengan perilaku

NB.3. KEAMANAN DAN AKSES MAKANAN


NB.3.3 Akses suplai makanan terbatas (P) berkaitan dengan jauhnya lokasi pasar yang
menyediakan berbagai macam Bahan Makanan (E) ditandai dengan keluarga yang menanam
sayuran sebagai pemenuh kebutuhan setiap hari (S).

27
PRIORITAS

Dari hasil diagnosa gizi, makan akan diprioritaskan pada domain intake, guna menunjang
kenaikan atau perubahan nilai biokimia dan klinis dari paien, dan diberikan edukasi gizi
tentang Diet Lambung kepada Ibu pasien agar lebih mengerti tentang penyakit dan asupan
atau makanan yang aman untuk diberikan kepada anak (pasien).

28
C. INTERVENSI

C. NP 1.1 : Preskripsi Diet

a. Tujuan diet

 Tujuan Jangka Pendek 2-3 Hari :


3. Mudah cerna (Bubur), porsi kesil tapi sering diberikan.

4. Energi, protein, lemak dan KH diberikan sebanyak 80% dari total


kebutuhan energi.

 Jangka panjang : Memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja saluran
cerna dan mencegah atau mengurangi risiko dehidrasi dan malnutrisi.

b. Prinsip Diet

- Energi diberikan cukup


- Protein cukup
- Lemak tinggi
- Karbohidrat cukup
- Serat rendah
- Vitamin dan Mineral sesuai AKG

c. Syarat diet
1. Mudah cerna, porsi kesil tapi sering diberikan.

2. Energy cukup, diberikan kkal, sesuai dengan kemampuan pasien menerima.

3. Protein cukup, diberikan gram sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.

4. Lemak tinggi diberikan gram , untuk perkembangan otak dan membentuk komposisi
tubuh.

5. Rendah serat, terutama serat larut air, yang ditingkatkan secara bertahap.

6. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

7. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia.

8. Laktosa rendah bila ada gejala laktosa intoleransi, umumnya tidak di anjurkan minum

29
susu terlalu banyak.

9. Makan secara perlahan dilungkungan yang tenang.

10. Pada fase akut dapat diberikan makanan penetral saja selama 24-48 jam, untuk
memberi waktu lambung beristirahat.

11. Makanan yang dianjurkan :

BAHAN MAKANAN DIANJURKAN

Sumber Karbohidrat Beras ditim, kentang di rebus, dipure, macaroni, mi,


bihun direbus, roti biscuit, tepung-tepungan dibuat
pudding atau bubur.

Sumber Protein Hewani Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam di rebus,
disemur, ditim, dipanggang, telur ayam di rebus,
ditim, didadar, di ceplok air, dan dicampur dalam
makanan, susu.

Sumber Protein Nabati Tahu, tempe, direbus, di tim, di tumis, kacang hujau
rebus dan dihaluskan.

Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat, dan tidak


menimbulkan gas dimasak, bayam, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat rebus, dan ditumis.

Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir, dan peach
dalam kaleng.

Lemak Margarin dan mentega, minyak, untul menumis, dan


santan encer.

Minuman Sirup, air putih, teh encer.

Bumbu Gula, garam, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos,


salam, sereh.

12. Makanan tidak dianjurkan

BAHAN MAKANAN TIDAK DIANJURKAN

30
Sumber karbohidrat Beras ketan, beras rumbuk, roti, whole wheat,
jagung, ubi, singkong, tales, cake, dodol, dan
berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak.

Sumber protein hewani Danging, ikan, ayam yang diawet, digoreng, daging
babi, telur ceplok, atau di goring.

Sumber protein nabati Tahu tempe di goring, kacang, tanah, kacang merah,
kacang tolo.

Sayuran Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi, dan


menimbulkan gas seperti kol, lobak, sawi, dan
asparagus.

Buah-buahan Buah yang tinggi serat dan atau menimbulkan gas


seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian,
nangka, buah yang dikeringkan.

Lemak Lemak hewan, santan kental.

Minuman Minuman yang mengandung soda, dan alcohol, kopi,


ice cream.

Bumbu Lombok, cabai, bawang, merica, cuka, dan


sebagainya yang tajam,

d. Perhitungan Kebutuhan

Diketahui :
BB Aktual pasien : 15,1 kg
Tinggi Badan (metlin) : 98 cm
BB/U : 0,1 (normal)
TB/U : -0,5 (Normal)
BB/TB : 0,2 (normal)
IMT/U : 0,2 (Normal)

 Energi (dengan AKG)

31
Energi = BB ideal sesuai usia (BB/TB) x energi sesuai usia AKG
= 14,9 kg x 86,5 kkal
= 1.288,9 kkal

 Protein = BB ideal sesuai usia (BB/TB) x kebutuhan protein sesuai usia AKG
= 14,9 kg x 2 gram
= 29,8 gram
29,8 x 4
% protein = x 100 % = 9%
1.288,9

31% x 1.288,9
 Lemak = = 44,4 gram
9
60 % x 1.288,9
 Karbohidrat = = 193,3 gram
4

RENCANA INTERVENSI
Energi = 1.288,9 kkal x 80% = 1.031,1 kkal
Protein = 29,8 gram x 80% = 23,8 gram
Lemak = 44,4 gram x 80% = 35,5 gram
KH = 193,3 gram x 80% = 154,6 gram
1200+1300
Cairan = = 1250 ml
2

ND-1.2 MAKANAN UTAMA DAN SNACK


a. JENIS DIET
Diet lambung II

b. RUTE
Oral

c. KOMPOSISI MAKANAN/MINUMAN
 Tekstur : lunak
 Frekuensi : 3x makanan utama.
 Perencanaan menu :

32
33
TABEL URT SEHARI

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energ Protein Lema Karbohidrat
i k
Makanan Pokok 2,5 437,5 10 0 100
Lauk Hewani Rendah 1 50 7 2 0
Lauk Hewani Sedang 1 75 7 5 0
Lauk Nabati 0,5 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur B 1 25 1 0 5
Buah 1 50 0 0 12
Minyak 5 250 0 25 0
Gula 3 150 0 0 36
Jumlah 1075 27,5 33,5 156,5

% KEBUTUHAN PERWAKTU MAKAN

WAKTU ENERGI PROTEIN LEMAK KH


PAGI (30%) 322,5 8,25 10,5 47
SIANG(40%) 430 11 13,4 62,6
SORE (30%) 322,5 8,25 10,5 47

URT PAGI

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 0,8 140 3,2 0 32
Lauk Hewani Rendah 0,8 40 5,6 1,6 0
Sayur B 1/4 6,25 0,25 0 1,25
Minyak 1,75 87,5 0 8,75 0
Gula 1 50 0 0 12
Jumlah 323,75 9,05 10,35 45,25

URT SIANG

34
Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 1 175 4 0 40
Lauk Hewani Sedang 1 75 7 5 0
Sayur B 1/4 6,25 0,25 0 1,25
Buah 1 50 0 0 12
Minyak 1,8 90 0 9 0
Gula 1 50 0 0 12
Jumlah 446,25 11,25 14 65,25

E-1.3. EDUKASI GIZI

1. TUJUAN :
 Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung
serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

2. PRIORITAS MODIFIKASI
 Pendamping (Ibu).

3. REKOMENDASI MODIFIKASI
 Memberikan konseling tentang Diet Lambung
 Memberi tahu makanan apa saja yang di anjurkan dan tidak di anjurkan.

RC-1.4 KOLABORASI DAN RUJUKAN ASUHAN GIZI

Berkolaborasi dengan dokter, perawat, dan apoteker.

35
HARI KEDUA
A. ASSESMENT GIZI

CH.CLIENT HISTORY (CH)

CH.1. RIWAYAT PERSONAL

CH.1.1 DATA PERSONAL

CH.1.1.1 umur : 3 tahun 6 bulan

CH.1.1.2. jenis kelamin : laki-laki

CH.1.1.3 Suku : dayak

CH.1.1.4 bahasa : Indonesia (kpd anak), dayak (kpd org dewasa)

CH.1.1.5 peran dlm klg : anak pertama

CH.1.1.8 penggunaan rokok : ayah dan kakek merokok

CH.1.1. Pendidikan : ayah dan ibu lulusan SMA

IDENTIFIKASI : Pasien masih berusia 3,6 tahun, sehingga perlu pemantauan terhadap
makanan yang dikonsumsinya, karena belum mengerti mana yang baik dan tidak baik.

CH.2.RIWAYAT MEDIS/KESEHATAN PASIEN/KLIEN/KELUARGA

CH.2.1 RIWAYAT MEDIS/KESEHATAN TERKAIT GIZI DARI PASIEN/KLIEN ATAU


KELUARGA

CH.2.1.14 Lain-lain (demam kejang kompleks, ayah dan kakek dari ibu)
IDENTIFIKASI :

CH.3.1 RIWAYAT SOSIAL


CH.3.1.1 Faktor sosial ekonomi : menengah
CH.3.1.2 Dukungan sosial dan kesehatan : KIS 2
CH.3.1.3 Letak geografis rumah : dekat sungai, jauh dari pasar sehingga
untuk sayuran menanam sendiri, namun
beberapa dibeli seminggu 1x.

36
CH.3.1.4 Pekerjaan : ayah (pegawai swasta), ibu (pedangan
online)
CH.3.1.5 Agama : kristen protestan
IDENTIFIKASI : letak geografis rumah yang jauh dari pasar, dan dekat sungai
menyebabkan beberapa masalah kesehatan.

FH.RIWAYAT TERKAIT GIZI DAN MAKANAN

FH.1 ASUPAN MAKANAN DAN ZAT GIZI

FH.1.1.1 ASUPAN ENERGI

FH.1.1.1.1 ASUPAN ENERGI

FH.1.1.1.1.1 Energi total : 594,6 kkal (46 %)


IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit berat, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

FH.1.2 ASUPAN MAKANAN DAN MINUMAN

FH.1.2.1 Jumlah cairan melalui oral : 4 gelas air (air kemasan 220 ml) : 880 ml
FH.1.2.2 Suplemen : Pediagrow (1 x sehari 7,5 ml)
IDENTIFIKASI : penggunaan suplemen vitamin kurang tepat, 7,5 ml diperuntukan
anak usia < 1 tahun, untuk usia 1-6 tahun diberikan 15 ml.

FH.1.3 ASUPAN ENTERAL DAN PARENTERAL


FH.1.3.1 Infus : Infus RL hari pertama diberikan 20 tpm 2 jam pertama, setelahnya
diberikan 12 tp. Hari berikutnya 12 tpm/24 jam.

FH.1.5 ASUPAN ZAT GIZI MAKRO


FH.1.5.1 ASUPAN LEMAK DAN KOLESTEROL
FH.1.5.1.1 Lemak total : 12,0 gram (27%)
IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit berat, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

37
FH.1.5.2 ASUPAN PROTEIN

FH.1.5.1.1 Protein Total : 21,2 gram (71%)


IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit sedang, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

FH.1.5.3 ASUPAN KARBOHIDRAT

FH.1.5.3.1 KH Total : 96,1 gram (49,8%)


IDENTIFIKASI : pasien mengalami defisit berat, dan perlu penambahan asupan
sedikit-demi sedikit agar kebutuhan gizi tercapai normal, dan tidak menyebabkan resiko
malnutrisi.

FH.2. PEMBERIAN MAKANAN DAN ZAT GIZI

FH.2.1 RIWAYAT DIET

FH.2.1.1 ORDER/PEMESANAN DIET

FH.2.1.1. Mak

FH. 2.1.3 LINGKUNGAN MAKAN

FH.2.1.3. Lokasi : dirumah bersama ibu


FH.2.1.3. Pengasuh : ibu
FH.2.1.3. Makan sendirian : makan sendiri, didampingi ibu.

FH.3. PENGGUNAAN OBAT-OBATAN ATAU OBAT ALTERNATIVE/ PELENGKAP

FH.3.1 SUMPLEMEN OBAT/JAMU

FH.3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan :

Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Indikasi obat


pemberian
IUFD RL Infus Nyeri dada, detak jantung tidak
normal, turunnya tekanan darah,
kesulitan bernapas, batuk, bersin-

38
bersin, ruam kulit, gatal pada kulit,
sakit kepala.
CEFOTAXIME 350 8 jam IV (Hz) Diare, pusing, nyeri atau
mg pembengkakan di bagian yang
disuntik, ruam kulit, demam.
RANITIDINE 10 mg 12 jam IV Kegelisahan, depresi, halusinasi,
reaksi alergi seperti kulit ruam, gatal
atau gatal-gatal, pembengkakan
wajah, bibir, atau lidah, gangguan
pernapasan, perdarahan yang tidak
biasa atau memar, muntah,
menguningnya kulit atau mata,
sembelit atau diare, pusing, sakit
kepala, mual
PARACETAMO 160 6 jam Infus Penurunan jumlah sel-sel darah,
L mg seperti sel darah putih atau trombosit,
muncul ruam, terjadi pembengkakan,
atau kesulitan bernapas karena alergi,
tekanan darah rendah (hipotensi) dan
jantung berdetak cepat (takikardia),
kerusakan pada hati dan ginjal jika
menggunakan obat ini secara
berlebihan, bisa menyebabkan
overdosis jika digunakan lebih dari
200 mg/kg, atau lebih dari 10 gram,
dalam 24 jam.
STESOLID 10 mg Jika Rectal
kejang

IDENTIFIKASI : beberapa obat dapat menyebabkan mua, muntah jika dosis tidak tepat.
Sehingga dapat menyebabkan asupan pasien berkurang.

FH.3.2 OBAT PELENGKAP/ALTERNATIVE

39
FH.3.2.1 Penggunaan obat pelengkap/alternative berkaitan dengan gizi :
Pediagrow

FH.4.2 KEPERCAYAAN DAN SIKAP

FH.4.2. Kesukaan makan : tidak menyukai lauk hewani berupa daging merah,
tidak begitu menyukai lauk nabati tahu, hanya menyukai wortel sebagai sayuran,
menyukai ikan dan telur sebagai lauk hewani , namun untuk telur tidak menyukai
bagian kuningnya.
IDENTIFIKASI : pola makan pasien yang pemilih dapat menyebakan pasien defisit
terhadap zat gizi tertentu, seperti vitamin, serat, dan mineral.

FH. 6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSES MAKANAN DAN TERKAIT


SUPLAI MAKANAN/GIZI.

FH.6.2 KEAMANAN/KETERSEDIAAN MAKANAN

FH.6.2. Ketersediaan fasilitas belanja : rumah pasien jauh dari pasar, sehingga
untuk mendapatkan makanan berasal dari tanaman sendiri, hanya sebagian yang
dibeli jika perlu, dengan frekuensi 1x seminggu kepasar.

FH.7 AKTIFITAS DAN FUNGSI FISIK

FH.7. Masalah menyusui : pasien mulai diberikan susu formula saat berusia 2
bulan, dikarenakan ada kelaian anatomi pada payudara ibu sehingga ibu harus
memeras asi setiap kali akan menyusui.
IDENTIFIKASI :

AD. ANTROPOMETRI

AD.1.1 KOMPOSISI/PERTUMBUHAN TUBUH/RIWAYAT BERAT BADAN

AD.1.1.1 Tinggi badan : 98 cm


AD.1.1.2 Berat badan : 15,1 kg

BD. DATA BIOKIMIA, TES MEDIS DAN PROSEDUR

BD.1.5 PROFIL GLUKOSA/ENDOKRIN

BD.1.5 glukosa sewaktu : 82 mg/dl (normal)

40
BD.1.10 PROFIL ANEMIA GIZI

BD.1.10 Hb : 11,1 g/dL (rendah)


BD.1.10. Ht : 32,1% (rendah)
IDENTIFIKASI : kadar hb dan ht pasien yang rendah dapat mempengaruhi asupan
pasien, agar ditingkatkan konsumsi makanan tinggi sumber zat Besi.

PD. NUTRITION-FOCUSED PHYSICAL FINDINGS

PD. Extremities : positif


PD. Lain-lain :

IDENTIFIKASI : pasien mengalami gangguan disaluran pencernaan, sehingga perlu


diperhatikan asupan pasien.

41
B. DIAGNOSA GIZI

DOMAIN ASUPAN (NI)


NI.2 ASUPAN MELALUI ORAL ATAU DUKUNGAN GIZI
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien yang
berhubungan dengan sistem gastrointestinal (E) ditandai dengan ekstrimitas (aktual dingin)
yang menandakan ada masalah disistem pencernaan pasien, serta tanda gejala dari pasien
yaitu mual (S).

DOMAIN KLINIS (NC)


NC.1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien
yang berkatan dengan sistem gastrointestinal (E) ditandai dengan ekstrimitas (aktual dingin)
yang menandakan ada masalah disistem pencernaan pasien, serta tanda gejala dari pasien
yaitu mual (S).

NC.2. BIOKIMIA
NC.2.

NB. DOMAIN PERILAKU & LINGKUNGAN


NB.1.4 Kurang dapat menjaga/ memonitoring diri (P) berkaitan dengan perilaku

NB.3. KEAMANAN DAN AKSES MAKANAN


NB.3.3 Akses suplai makanan terbatas (P) berkaitan dengan jauhnya lokasi pasar yang
menyediakan berbagai macam Bahan Makanan (E) ditandai dengan keluarga yang menanam
sayuran sebagai pemenuh kebutuhan setiap hari (S).

42
PRIORITAS

Dari hasil diagnosa gizi, makan akan diprioritaskan pada domain intake, guna menunjang
kenaikan atau perubahan nilai biokimia dan klinis dari paien, dan diberikan edukasi gizi
tentang Diet Lambung kepada Ibu pasien agar lebih mengerti tentang penyakit dan asupan
atau makanan yang aman untuk diberikan kepada anak (pasien).

43
D. INTERVENSI

NP 1.1 : Preskripsi Diet

a. Tujuan diet

 Tujuan Jangka Pendek 2-3 Hari :

1. Mudah cerna (Bubur), porsi kesil tapi sering diberikan.


2. Energi, protein, lemak dan KH diberikan sebanyak 80% dari total kebutuhan
energi.

 Jangka panjang : Memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja saluran
cerna dan mencegah atau mengurangi risiko dehidrasi dan malnutrisi.

b. Prinsip Diet

- Energi diberikan cukup


- Protein cukup
- Lemak tinggi
- Karbohidrat cukup
- Serat rendah
- Vitamin dan Mineral sesuai AKG

c. Syarat diet
1. Mudah cerna, porsi kesil tapi sering diberikan.

2. Energy cukup, diberikan kkal, sesuai dengan kemampuan pasien menerima.

3. Protein cukup, diberikan gram sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.

4. Lemak tinggi diberikan gram , untuk perkembangan otak dan membentuk


komposisi tubuh.

5. Rendah serat, terutama serat larut air, yang ditingkatkan secara bertahap.

6. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

7. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu tajam, baik secara termis,

44
mekanis, maupun kimia.

8. Laktosa rendah bila ada gejala laktosa intoleransi, umumnya tidak di anjurkan
minum susu terlalu banyak.

9. Makan secara perlahan dilungkungan yang tenang.

10. Pada fase akut dapat diberikan makanan penetral saja selama 24-48 jam, untuk
memberi waktu lambung beristirahat.

11. Makanan yang dianjurkan :

BAHAN MAKANAN DIANJURKAN

Sumber Karbohidrat Beras ditim, kentang di rebus, dipure, macaroni, mi,


bihun direbus, roti biscuit, tepung-tepungan dibuat
pudding atau bubur.

Sumber Protein Hewani Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam di rebus,
disemur, ditim, dipanggang, telur ayam di rebus,
ditim, didadar, di ceplok air, dan dicampur dalam
makanan, susu.

Sumber Protein Nabati Tahu, tempe, direbus, di tim, di tumis, kacang hujau
rebus dan dihaluskan.

Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat, dan tidak


menimbulkan gas dimasak, bayam, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat rebus, dan ditumis.

Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah, pir, dan peach
dalam kaleng.

Lemak Margarin dan mentega, minyak, untul menumis, dan


santan encer.

Minuman Sirup, air putih, teh encer.

Bumbu Gula, garam, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos,


salam, sereh.

12. Makanan tidak dianjurkan

45
BAHAN MAKANAN TIDAK DIANJURKAN

Sumber karbohidrat Beras ketan, beras rumbuk, roti, whole wheat,


jagung, ubi, singkong, tales, cake, dodol, dan
berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak.

Sumber protein hewani Danging, ikan, ayam yang diawet, digoreng, daging
babi, telur ceplok, atau di goring.

Sumber protein nabati Tahu tempe di goring, kacang, tanah, kacang merah,
kacang tolo.

Sayuran Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi, dan


menimbulkan gas seperti kol, lobak, sawi, dan
asparagus.

Buah-buahan Buah yang tinggi serat dan atau menimbulkan gas


seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian,
nangka, buah yang dikeringkan.

Lemak Lemak hewan, santan kental.

Minuman Minuman yang mengandung soda, dan alcohol, kopi,


ice cream.

Bumbu Lombok, cabai, bawang, merica, cuka, dan


sebagainya yang tajam,

d. Perhitungan Kebutuhan

Diketahui :
BB Aktual pasien : 15,1 kg
Tinggi Badan (metlin) : 98 cm
BB/U : 0,1 (normal)
TB/U : -0,5 (Normal)
BB/TB : 0,2 (normal)
IMT/U : 0,2 (Normal)

46
 Energi (dengan AKG)
Energi = BB ideal sesuai usia (BB/TB) x energi sesuai usia AKG
= 14,9 kg x 86,5 kkal
= 1.288,9 kkal

 Protein = BB ideal sesuai usia (BB/TB) x kebutuhan protein sesuai usia AKG
= 14,9 kg x 2 gram
= 29,8 gram
29,8 x 4
% protein = x 100 % = 9%
1.288,9

31% x 1.288,9
 Lemak = = 44,4 gram
9
60 % x 1.288,9
 Karbohidrat = = 193,3 gram
4

RENCANA INTERVENSI
Energi = 1.288,9 kkal x 80% = 1.031,1 kkal
Protein = 29,8 gram x 80% = 23,8 gram
Lemak = 44,4 gram x 80% = 35,5 gram
KH = 193,3 gram x 80% = 154,6 gram
1200+1300
Cairan = = 1250 ml
2

ND-1.2 MAKANAN UTAMA DAN SNACK

1. JENIS DIET
Diet lambung II

2. RUTE
Oral

3. KOMPOSISI MAKANAN/MINUMAN
 Tekstur : lunak

47
 Frekuensi : 3x makanan utama.
 Perencanaan menu :
TABEL URT SEHARI

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energ Protein Lema Karbohidrat
i k
Makanan Pokok 2,5 437,5 10 0 100
Lauk Hewani Rendah 1 50 7 2 0
Lauk Hewani Sedang 1 75 7 5 0
Lauk Nabati 0,5 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur B 1 25 1 0 5
Buah 1 50 0 0 12
Minyak 5 250 0 25 0
Gula 3 150 0 0 36
Jumlah 1075 27,5 33,5 156,5

% KEBUTUHAN PERWAKTU MAKAN

WAKTU ENERGI PROTEIN LEMAK KH


PAGI (30%) 322,5 8,25 10,5 47
SIANG(40%) 430 11 13,4 62,6
SORE (30%) 322,5 8,25 10,5 47

URT PAGI

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 0,8 140 3,2 0 32
Lauk Hewani Rendah 0,8 40 5,6 1,6 0
Sayur B 1/4 6,25 0,25 0 1,25
Minyak 1,75 87,5 0 8,75 0
Gula 1 50 0 0 12
Jumlah 323,75 9,05 10,35 45,25

48
URT SIANG

Perhitungan Total Kebutuhan Zat Gizi


Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 1 175 4 0 40
Lauk Hewani Sedang 1 75 7 5 0
Sayur B 1/4 6,25 0,25 0 1,25
Buah 1 50 0 0 12
Minyak 1,8 90 0 9 0
Gula 1 50 0 0 12
Jumlah 446,25 11,25 14 65,25

E-1.3. EDUKASI GIZI

4. TUJUAN :
 Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung
serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

5. PRIORITAS MODIFIKASI
 Pendamping (Ibu).

6. REKOMENDASI MODIFIKASI
 Memberikan konseling tentang Diet Lambung
 Memberi tahu makanan apa saja yang di anjurkan dan tidak di anjurkan.

RC-1.4 KOLABORASI DAN RUJUKAN ASUHAN GIZI

Berkolaborasi dengan dokter, perawat, dan apoteker.

49
ASSESMENT TANGGAL MONEV
9 Maret 2019 10 Maret 2019
E. ANTROPOMETRI TETAP TETAP BB tetap, status
BB : 15,1 kg gizi tetap.
TB : 98 cm

F. BIOKIMIA Hasil biokimia


 HB 11 g/dl (R)  HB 9,64 g/Dl  WBC : 10,34 menunjukan ada
 WBC : 11,56  WBC : 9,94  RBC : 3,72 kenaikan, namun

 RBC : 4,42  RBC : 3,82  HGB : 9,4 nilai Hb pasien

 PLT : 89  PLT : 90  PLT : 105 semakin turun.

G. KLINIS Nilai klinis menurun


 Tensi 90/80  Suhu : 38,9 (pada  Suhu : 36 (siang) dan berangsur
 Nadi 72 x menit malam)  Nadi : 82x/menit membaik

 Suhu 36,3oc  Nadi : 100x/menit mendekati nilai

 Pernapasan 60 normalnya.

x/menit
 Saturasi O2 99%

H. RECALL
 Energi 594,6 Kkal 46%  Energi 1126 kkal  Energi 454,1 kkal Mengalami
(Def.Berat) 87% (De.Ringan) 35,2% (Def.Berat) penurunan asupan

 Protein 21,2 Gram 71 %  Protein 32,8 gram  Protein 24,2 gram makan, berkaitan
110% (Normal) 81,2% dengan nafsu
(Def.Sedang)
 Lemak 17,5 gram (Def.Sedang) makan pasien.
 Lemak 12,0 Gram 44,4
39,4% (Def,Berat)  Lemak 6,4 gram
Gram 27 %
 Karbohidrat 208,8 1,4% (Def.Berat)
(Def.Berat)
gram 108%  Karbohidrat 72,6
 Karbohidrat 96,3 (Normal) gram 37,6%
Gram 49,8 % (Def.Berat)  Cairan 1243 ml (Def.Berat)
 Cairan 1.184 Ml 94,7% 99% (Normal)
(Normal)
E. MONITORING DAN EVALUASI

50
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. DIET DI RUMAH SAKIT

Diet di Rumah Sakit Diet dalam istilah umum sesungguhnya memiliki dua makna,
pertama sebagai makanan dan kedua pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan
setiap hari agar kita tetap sehat, Bila diet dilakukan di Rumah sakit tujuannya adalah untuk
meningkatkan status nutrisi dan atau membantu kesembuhan pasien. Maka istilah yang lazim
digunakan adalah diet rumah sakit ( Hartono, 2000 ). Pengaturan makanan bagi orang sakit
rawat inap di Rumah Sakit bukan merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari
perawatan dan pengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses
penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi ( Moehyi,1992 ) Di
rumah sakit terdapat pedoman diet tersendiri yang akan memberikan rekomendasi yang lebih
spesifik mengenai cara makan yang bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau
mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga mencegah permasalahan lain seperti diare
akibat inteloransi terhadap jenis makanan tertentu. Tujuan selanjutnya adalah untuk
meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit / cedera
khususnya infeksi. Dan membantu kesembuhan pasien dari penyakit / cideranya dengan
memperbaiki jaringan yang aus atau rusak serta memulihkan keadaan homeostasis yaitu
keadaan seimbang dalam lingkungan internal tubuh yang normal / sehat ( Hartono, 2000 ).
Dengan memperhatikan tujuan diet tersebut Rumah Sakit umumnya akan menyediakan
( Hartono, 2000 ) adalah :

1. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang, menurut keadaan
penyakit dan status gizi masing – masing pasien.
2. Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi gastro intestinal
dan penyakit masing – masing pasien.
3. Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak
mengandung bahan yang bisa mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas, tidak
mengandung bahan yang lengket, tidak terlalu pedas, asin, berminyak serta tidak
terlalu panas atau dingin.
4. Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya misalnya pengawet dan pewarna.
Makanan alami jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan.

51
5. Makanan dengan cita rasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang
umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indera pengecap atau pembau.

B. KEBUTUHAN GIZI PASIEN

Kebutuhan gizi adalah kebutuhan energi dan zat gizi minimal yang diperlukan tubuh
untuk hidup sehat ( Krisnatuti dkk, 1999 ) . Zat gizi yang penting bagi kesehatan adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Semua ini dibutuhkan untuk membangun
dan mengganti jaringan yang rusak, memberi energi dan membuat zat – zat penting seperti
enzyme dan hormon. Zat gizi tersebut dapat diperoleh melalui makanan dan proses
pencernaan. Proses pencernaan memecah zat gizi secara mekanis dengan mengunyah dan
gerak peristaltis usus, dan secara kimiawi dengan kelenjar mulut dan usus ( Alisahbana, A
1995 ). Kebutuhan gizi pasien terpenuhi melalui preskripsi diet yang terkonsumsi habis.
Penurunan sisa makanan dapat dilakukan dengan peningkatan manajemen, peningkatan
ketrampilan petugas pengolah, penerapan standar resep dan bumbu, penerapan jadwal makan
dan penyajian makanan yang menarik (Catur , 2003 ).

C. WAKTU MAKAN
Pada manusia secara alamiah akan merasa lapar setelah 3 – 4 jam makan, sehingga
setelah waktu tersebut sudah harus mendapatkan makanan, baik dalam bentuk makanan
ringan atau berat ( Almatsier, S 2002 ). Jarak waktu antara makan malam dan bangun pagi
sekitar 8 jam. Selama waktu tidur metabolisme di dalam tubuh tetap berlangsung, akibatnya
pada pagi hari perut sudah kosong. Kebutuhan energi diambil dari cadangan lemak tubuh.
Keterlambatan pemasukan zat gula ke dalam darah dapat menurunkan konsentrasi dan dapat
menimbulkan rasa malas, lemas, mengantuk dan berkeringat dingin ( Muhilal, 1998 ).
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan makan yang meliputi faktor kepercayaan dan pemilihan makanan
( Khumaidi, 1994 ).
Selain makanan dari rumah sakit yang dimakan, pasien juga memakan makanan dari
luar rumah sakit ini sangat berpengaruh terhadap terjadinya sisa makanan. Dan apabila hal ini
selalu terjadi artinya pasien selalu makan makanan dari luar maka makanan yang disajikan
oleh rumah sakit selalu saja tidak termakan habis, akhirnya berdampak pada sedikit banyak
terjadinya sisa makanan ( Catur, 2003 ).
Setiap bangsa mempunyai waktu makan yang berlainan. Hal ini adalah warisan turun
temurun dari nenek moyang sampai dengan sekarang. Yang dimaksud dengan waktu makan

52
adalah berapa kali orang lazim makan dalam sehari. Waktu makan orang Eropa dan Amerika
berlainan dengan waktu makan orang timur, karena akhir dan jam kerja yang berlainan.
( Almatsier, 1999 ). 8
Makanan di rumah sakit harus tepat waktu, tepat diet, dan tepat jumlah. Apalagi untuk
pasien penderita diabetes mellitus. Waktu rawan yang seharusnya dimonitor ketepatannya
yaitu waktu makan pagi, dimana telah terjadi selang waktu yang panjang antara makan waktu
makan malam dan makan pagi. Di Indonesia umumnya tiga kali waktu makan yaitu pagi,
siang dan sore / malam ( Krisnatuti, 1999 ).
Makanan yang memiliki cita rasa yang baik adalah makanan yang disajikan menarik,
menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat. Waktu sajian yang tepat
menyebabkan temperatur makanan yang tepat pula. Makanan yang terlalu panas atau terlalu
dingin akan mengurangi sensitifitas syaraf pengecap terhadap rasa makanan ( Moehyi,1999 ).

D. SISA MAKANAN
Perubahan yang terjadi pada pasien dalam hal makanan bukan saja macam makanan
yang disajikan berbeda dengan makanan yang biasa dimakan di rumah, akan tetapi juga cara
makanan itu dihidangkan, tempat makan, waktu makan, lingkungan makan dan sebagainya.
Semua keadaan ini sering menjadikan beban mental bagi orang sakit yang apabila tidak
diperhatikan justru merupakan penghambat dalam proses penyembuhan penyakit. Faktor
psikologis, sosial, budaya, keadaan jasmani dan keadaan gizi penderita adalah beberapa
faktor yang perlu mendapat perhatian dalam penyelenggaraan pengaturan makanan bagi
pasien di Rumah Sakit ( Moehyi, 1992 ).
Analisa sisa makanan merupakan salah satu cara untuk melakukan evaluasi pelayanan
gizi yang diberikan, terutama pelayanan makan. Penyelenggaraan makan di Rumah Sakit
lebih banyak dihadapkan pada beberapa masalah yang tidak ditemui pada penyelenggara
makanan di instansi lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan bisa
berasal dari dalam diri pasien itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar yaitu makanan
yang disajikan. ( Almatsier, 1992 ).
Sisa makanan adalah makanan yang tidak dimakan. Sisa makanan dibedakan menjadi
dua, yaitu waste dan platewaste ; a. Waste yaitu makanan yang hilang karena tidak dapat
diperoleh/diolah atau makanan hilang karena tercecer. b. Platewaste yaitu makanan yang
terbuang karena setelah dihidangkan tidak habis dikonsumsi ( Hirsch, 1999 ).

53
Yang dimaksud sisa makanan dalam pembahasan disini adalah platewaste yaitu sisa
makanan yang terjadi karena makanan yang disajikan tidak habis dikonsumsi. Cara
penentuan sisa makanan menurut Aisah 2005 yaitu:
1. Weighed platewaste , cara ini biasanya digunakan untuk mengukur / menimbang sisa
makanan setiap jenis hidangan atau mengukur total sisa makanan pada individu atau
kelompok, cara ini mempunyai kelebihan dapat memberikan informasi yang lebih
akurat / teliti, kelemahan cara mengukur / menimbang ini, yaitu memerlukan waktu,
cukup mahal karena perlu peralatan dan tenaga pengumpul data harus terlatih dan
terampil.
2. Observasional method, pada cara ini sisa makanan diukur dengan cara menaksir
secara visual, banyaknya sisa makanan untuk setiap jenis hidangan. Hasil taksiran
bisa dalam bentuk berat makanan yang dinyatakan dalam gram atau dalam bentuk
skor bila menggunakan skala pengukuran.
3. Self reported consumption, yaitu cara pengukuran sisa makanan individu dengan
menanyakan kepada responden tentang banyaknya sisa makanan, pada cara ini
responden yang menaksir sisa makanan mengunakan skala taksiran visual.
4.

54
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Hasil Recall :

ZAT GIZI 8 MARET 9 MARET 10 MARET


ENERGI 594,6 Kkal 46% 1126 kkal 87% 454,1 kkal
(Def.Berat) (De.Ringan) 35,2%
(Def.Berat)

PROTEIN 21,2 Gram 71 % 32,8 gram 110% 24,2 gram


(Def.Sedang) (Normal) 81,2%
(Def.Sedang)

LEMAK 12,0 Gram 44,4 17,5 gram


6,4 gram 1,4%
Gram 27 % 39,4%
(Def.Berat)
(Def.Berat) (Def,Berat)

KH 96,3 Gram 49,8 % 208,8 gram 72,6 gram 37,6%


(Def.Berat)
(Def.Berat) 108% (Normal)

Sisa Makanan dari Rumah Sakit :

HARI I

WAKTU SISA YANG DIMAKAN PASIEN


PAGI Bubur ½ plato Bubur ½ plato
Sayuran tidak berkurang
SIANG Bubur ½ plato Bubur ½ plato
Kacang panjang 23 gram Kacang panjang 2 gram
Pisang ambon 1 bh Pisang ambon 1 bh
Ikan 1 ptg
SORE Bubur 1 sdm Bubur 260 gram
Kacang 4 gram Kacang 3 gram
Bayam 16 gram Bayam 1 gram

55
Ikan 1 ptg

HARI II

WAKTU SISA YANG DIMAKAN


PAGI - Nasi lunak ½ plato
Ikan 1 ptg

SIANG Ikan 10 gram Nasi lunak ½ plato


Nasi 9 gram Ikan 1 ptg
Wortel 25 gram
Pisang 1 bh
SORE Nasi lunak Nasi lunak 37 gram
Wortel 25 gram
Ikan 1 ptg

Keluhan pasien :

- Minta di ganti dari bubur menjadi nasi lunak


- Tidak menyukai sayuran lain selain wortel
- Tidak menginginkan lauk nabati
- Hanya ingin ikan sebagai lauk
-

56
B. PEMBAHASAN

Dari hasil yang didapatkan bahwa asupan pasien pada hari pertama meningkat
menjadi (energi 87%, protein 110%, lemak 39,5%, KH 108%) dan mulai menunjukan
kemajuan, walau pun lemak masih emngalami defisit berat, namun sebagian pula
sudah dalam range normal. Pada hari kedua pasien mengalami penurunan asupan,
sehingga asupan kembali pada audit gizi awal, semua asupan zat gizi makro defisit
berat yaitu (energi 35,2%, protein 81,2%, lemak 1,4%, KH 37,6%). Penyebab
kurangnya asupan berkaitan dengan nafsu makan pasien, pada hari kedua di duga
pasien mengalami penurunan nafsu makan.
Dari hasil audit gizi juga didapatkan bahwa makan pada plato pasien bukan
hanya pasien yang memakannya, namun keluarga pasien juga ikut memakannya.
Setelah pasien makan, keluarga pasien yang menghabiskan makanan pasien. Sehingga
sering terlihat plato pasien dalam keadaan kosong.
Pada saat hari pertama pemberian makanan, pasien di ditanyai kenapa tidak
menghabiskan beberapa menu didalam plato, ibu pasien mengatan bahwa pasien lebih
menyukai nasi lunak dibandingkan bubur, lebih menyukai ikan sebagai lauk
dibandingkan danging ayam, dantidak begitu menyukai lauk nabati, sehingga lauk
nabati tidak pernah dimakan. Unyuk sayuran pasien hanya mau mengkonsumsi wortel
saja, sayuran lain tidak dimakan oleh pasien.
Walau pun menu makanan sudah di aplikasikan sesuai dengan keinginan dan
kesukaan pasien, ternyata nafsu makan paien tetap mempengaruhi asupan, sehingga
asupan tetap rendah.

57
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa :
1. Asupan pasien pada hari pertama meningkat.
2. Asupan pada hari kedua menurun.
3. Makanan yang disediakan rumah sakit belum tentu pasien yang memakannya hingga
habis.
4. Perubahan jenis makanan pokok yang diberikan dari bubur menjadi nasi lunak.
5. Perubahan jenis lauk menjadi ikan saja.
6. Sayuran yang diberikan hanya wortel pada hari kedua.

B. SARAN
Diharapkan pada pengkajian dan analisis kasus yang akan datang bisa lebih teliti lagi,
sehingga didapatkan hasil yang memuaskan.

58
DAFTAR PUSTAKA

2011. Pedoman Data Interpretasi Klinik


2003.PGRS

59
LAMPIRAN

60

Anda mungkin juga menyukai