Anda di halaman 1dari 2

PUBLIKASI HASIL ANALISIS DATA PENGUKURAN STUNTING

TINGKAT DESA AMIN JAYA

Perkembangan Sebaran Pravelensi Stunting

Perkembangan prevalensi stunting di desa Mulya jadi kecamatan pangkalan banteng


mengalami peningkatan angka stunting. Dapat dilihat dari grafik prevalensi pada tahun 2020
dan 2021 sebagai berikut ini.

19.12%
20.00%
18.00%
16.00%
12.50%
14.00%
2020
12.00%
2021
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
Mulya jadi

Sumber Data : e-PPGBM

berdasarkan data yang tertera di atas, menyatakan bahwa terdapat peningkatan angka
stuting 12,50% di tahun 2020 menjadi 19,20% di tahun 2021. Data tersebut masih bersifat
sementara, dikarenakan masih proses penginputan data di e-PPGBM.

Gambaran Kondisi Stunting di Desa Mulya Jadi Kecamatan Pangkalan Banteng

A. Faktok Determinan Yang Memerlukan Perhatian


Cakupan kehadiran balita datang ke posyandu masih rendah, sehingga pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan pada balita belum maksimal. Rendahnya cakupan
datang ke posyandu di tahun 2021 dikarenakan naiknya kasus covid-19 di
kecamatan Pangkalan Banteng, sehingga banyak keluarga balita yang masih takut
untuk datang keposyandu.
B. Perilaku RT 1000 HPK Yang Masih Bermasalah
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam penanganan stunting di wilayah desa
Mulya Jadi Kecamatan Pangkalan Banteng adalah alat ukur yang masih belum
terstandart serta kader yang belum semuanya memahami cara pengukuran
antropometri pada balita saat posyandu, sehingga pengukuran seringkali di bantu
oleh tenaga bidan desa atapun tenaga gizi dari puskesmas induk.
Selain kendala diatas, terdapat kendala lain yang berhubungan langsung dengan
pola asuh dari keluarga. Kurangnya edukasi tentang pola makan seimbang bagi
balita, serta masih banyak balita yang jarang datang keposyandu sehingga tidak
terpantau secara berkala pertumbunhannya.

C. Kelompok Sasaran Beresiko


kelompok sasaran beresiko dalam penuruna angka stunting yaitu balita yang dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh asupan makan yang
optimal, pola makan yang tidak sesuai dengan usia balita tersebut. Seperti balita
yang seharusnya masih mendapatkan makan berbentuk bubur namun sudah
diberikan makanan keluarga, sehingga balita tidak mendapatkan asupan yang sesuai
dengan konsep gizi seimbang. Selain itu masih rendahnya ASI Eksklusif pada balita,
serta kurangnya edukasi terhadap ibu dan keluarga yang ikut mengasuh balita
tersebut dalam pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI.
Terdapat beberapa keluarga balita yang masih belum memiliki sanitasi air bersih,
dan jamban yang belum terstandar, sehingga mengakibatkan penyakit diare yang
dapat mengakibatkan penyakit gizi apabila tidak ditangani lebih dini. Selain itu masih
banyak keluarga balita yang merokok dilingkungan sekitar balita dan keluarga yang
memiliki penyakit penyerta yang berhubungan dengan pernafasan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan data dan sasaran dari
Puskesmas Karang Mulya terutama Desa Mulya Jadi berharap dukungan dari pihak
Desa untuk bisa bersama-sama bekerjasama dalam menangtasi permasalahan
stunting di wilayah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai