Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Penambahan Ikan Patin Pada Pembuatan

Tahu Terhadap Tingkat Kesukaan Mahasiswa DIV


Gizi Reguler II Dan III Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya

DISUSUN OLEH

DINDA PUTRI SUKMA N.

PO.62.31.3.16.227

DIV GIZI REGULER III


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalammu’allaikum. Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayatnya kami dapat menyelesaikan Proposal Pengaruh Penambahan Ikan Patin
Pada Pembuatan Tahu Terhadap Tingkat Kesukaan Mahasiswa DIV Gizi Reguler II Dan III
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing saya
Ibu Nila Susanti dan Bapak Mars Khendra, dan teman-teman sekalian, karena berkat bantuan
dan bimbingan Bapak/Ibu dan teman-teman kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami hadapi, dan kami
banyak mencari dari berbagai sumber. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Hal ini semata-mata karna keterbatasan ilmu dan kemampuan kami. Oleh sebab itu
kami mengharapkan kritik atau saran yang membangun. Guna menjadi acuan dalam
pembelajaran kami dimasa mendatang.
Semoga makalah ini berguna khususnya bagi kami dan umumnya bagi Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Wassallammu’allaikum.Wr.Wb

Palangka Raya, 7 Oktober 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN TAHU

Tahu berasal dari Negara Cina, yang di temukan oleh seoang filsuf yang juga
sebagai seorang guru bernama Liu An pada tahun 164 SM. Liu An sendiri selain
seorang filsuf juga ahli hukum dan politik yang mempelajari ilmu kimia dalam agama
Tao. Liu An memperkenalkan tahu kepada para pendeta yang tidka mengkonsumsi
daging. Pada tahun itu kedelai menjadi makanan utama orang-orang kuil. Yang pada
akhirnya tahu tersebar keseluruh dunia karena peran dari para pendeta.
Pada proses pembuatan tahu diperlukan kedelai dan bahan penggumpal.
Senyawa penggumpal yang biasa ddigunakan yaitu kalsium sulfat (CaSO4, atau batu
tahu), asam cuka dan biang tahu (cairan bekas perasan tahu yang diinapkan). Tahap
pembuatan tahu secara ringkas yaitu merendam kedelai, mengupas biji kedelai,
menggiling, menyaring, memasak, menggumpalkan, mencetak dan memotong.
Tahu adalah sumber protein nabati yang memiliki kandungan air 86%, protein
8-12%, lemak dan karbohidrat 1,6%. Selain xat gizi makro tahu juga mengandung zat
gizi mikro seperti kalsium, zat besi, fosfat, kalium, natrium, vitamin (kolin, vitamin B
dan vitamin E). Tahu mengandung asam lemak jenuh yang rendah dan bebas
kolesterol. Protein pada tahu lebih tinggi dibandingkan protein pada beras yaitu
607%, susu segar 3-4%.

B. KEDELAI
Kedelai (Glycine max L. Merr) adalah tanaman semusim yang diusahakan
pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Kedelai
merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E,K, dan
beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Kadar protein kacang-
kacangan berkisar antara 20-25%, sedangkan pada kedelai mencapai 40%. Kadar
protein dalam produk kedelai bervariasi misalnya, tepung kedelai 50%, konsentrat
protein kedelai 70% dan isolat protein kedelai 90%.
Kandungan protein kedelai cukup tinggi sehingga kedelai termasuk ke dalam
lima bahan makanan yang mengandung berprotein tinggi. Kacang
kedelaimengandung air 9%, protein 40 %, lemak 18 %, serat 3.5 %, gula 7 % dan
sekitar 18% zat lainnya.Selain itu, kandungan vitamin E kedelai sebelum pengolahan
cukup tinggi.Vitamin E merupakan vitamin larut lemak atau minyak (Anonim,
2012).Kebutuhan protein kedelai sebesar 55 g per hari dapat dipenuhi dengan
makanan yang berasal dari 157.14 g kedelai.
Protein kedelai memiliki kandungan asam amino sulfur yang rendah.Metionin,
sistein dan threonin merupakan asam amino sulfur dalam protein kedelai dengan
jumlah terbatas(Winarsi, 2010).

Kandungan Gizi Jumlah


Karbohidrat kompleks (g) 21.00
Karbohidrat sederhana (g) 9.00
Stakiosa (g) 3.30
Rafinosa (g) 1.60
Protein (g) 36.00
Lemak total (g) 19.00
Lemak Jenuh (g) 2.88
Monounsaturated 4.40
Polyunsaturated 11.20
Kalsium (mg) 276.00
Fosfor (mg) 704.00
Kalium (mg) 1797.00
Magnesium (mg) 280.00
Seng (mg) 4.80
Zat besi (mg) 16.00
Serat tidak larut (g) 10.00
Serat larut (g) 7.00

C. IKAN PATIN
Ikan patin (Pangasius sp.) adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia yang
telah berhasil didomestikasi. Jenis–jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak, antara
lain Pangasius pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius
lithostoma, Pangasius nasutus, pangasius polyuranodon. Ikan patin mempunyai
bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiruan.
Ikan patin tidak memiliki sisik, kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut terletak
diujung kepala agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek
yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki sebuah jari–jari keras yang
berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi di belakangnya, sedangkan jari–jari
lunak pada sirip punggungnya terdapat 6 – 7 buah. Komposisi gizi ikan patin dapat
dilihat pada tabel.

Komponen Kadar (%)


Air 80-85
Lemak 1,1-3
protein 12,6-15,6

Anda mungkin juga menyukai