LANJUT
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kurnia, taufik dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan “Kunjungan ke Instalasi Gizi RSUD dr.Doris Sylvanus” ini tanpa suatu
halangan apapun. Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Fretika
Utami Dewi, S.Gz, M.Pd dan Ibu Banun Rohimah, S.Gz, M.Gizi selaku pembimbing
dan seluruh staff yang ada di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baikanya.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk terhadap segala upaya yang kami
lakukan dalam menyelesaikan laporan ini.
ii
6. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan...................................................................
7. Penerimaan Bahan Makanan...........................................................................................
8. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan..............................................................
9. Persiapan Bahan Makanan..............................................................................................
10. Pemasakan Bahan Makanan........................................................................................
11. Dlstribusi Makanan.....................................................................................................
F. Sarana Penyelenggaraan Makanan.....................................................................................
1. Perencanaan Bangunan, Peralatan dan Perlengkapan.....................................................
2. Fasilitas Ruang yang dibutuhkan....................................................................................
3. Sarana Fisik.....................................................................................................................
4. Alur Kerja.......................................................................................................................
5. Peralatan dan Perlengkapan di Ruang Penyelenggaraan Makanan................................
6. Ruang Perkantoran Instalsi Gizi.....................................................................................
G. Keamanan Makanan, Sanitasi dan Keselamatan Kerja...................................................
H. Hygiene Dan Sanitasi Makanan......................................................................................
1. Pengertian Umum Hygiene & Sanitasi...........................................................................
2. Tujuan.............................................................................................................................
3. Hygiene Tenaga Penjamah Makanan..............................................................................
4. Hygiene Peralatan Makan...............................................................................................
5. Sanitasi Air dan Lingkungan...........................................................................................
6. Keselamatan Kerja..........................................................................................................
BAB III..........................................................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Hasil dan Pembahasan.......................................................Error! Bookmark not defined.
1. Pemesanan.......................................................................Error! Bookmark not defined.
2. Penerimaan......................................................................Error! Bookmark not defined.
3. Persiapan Lauk................................................................Error! Bookmark not defined.
4. Persiapan Sayur...............................................................Error! Bookmark not defined.
5. Persiapan Buah................................................................Error! Bookmark not defined.
6. Pemasakan.......................................................................Error! Bookmark not defined.
7. Distribusi Makanan.........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV........................................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
iii
Daftar Gambar
iv
Daftar Tabel
Tabel 2 1 Suhu dan Lama Penyimpanan Bahan Makanan Mentah dan Segar..............................
Tabel 2 2 Tabel Suhu Penyimpanan Makanan Masak Berdasarkan Jenisnya..............................
v
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus Tahun
2018
Lampiran 2 : Daftar Ketenagakerjaan Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus
Tahun 2018
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Lampiran 4 : Siklus Menu Periode Januari – Desember 2018 Instalasi Gizi RSUD
dr. Doris Sylvanus
Lampiran 5 : Standar Porsi dan Standar Diet Instalasi Gizi
Lampiran 6 : Standar Harga Bahan Makanan Segar
Lampiran 7 : Bon pemesanan bahan makanan segar
Lampiran 8 : Bon pemesanan bahan makanan kering
Lampiran 9 :
Spesifikasi Bahan Makanan Segar
Lampiran 10 :
Spesifikasi Bahan Makanan Kering
Lampiran 11 :
Standar Bumbu Instalasi GiziRSUD dr. Doris Sylvanus Tahun 2017
Lampiran 12 :
Laporan Inventaris Sarana Dan Prasarana dan Peralatan
dilingkungan Bidang Penunjang Medik Instalasi Gizi RSUD dr.
Doris Sylvanus Tahun 2017
Lampiran 13 : Standar Keselamatan Kerja di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris
Sylvanus
Lampiran 14 : Formulir Pemeriksaan Kelayakan Hygene dan Sanitasi Makanan di
Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus
vi
Daftar Bagan
Bagan 2 1 Alur Penyelenggaraan Makanan.....................................................................................
Bagan 2 2 Alur Kebutuhan Ruangan.............................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan yang amat
kompleks dengan sumber daya yang paling lengkap yaitu tenaga dengan latar
belakang pendidikan yang beraneka ragam serta sarana prasarana dan peralatan
yang memadai relatif dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Usaha pelayanan kesehatan di rumah sakit bertujuan agar tercapai
kesembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk itu perlu
dilakukan kegiatan pengembangan pelayanan gizi rumah sakit dan sekaligus juga
merupakan bagian integral dari kegiatan perbaikan gizi masyarakat.
Dalam Repelita II, BAB II, tentang “Pangan dan Gizi” antara lain disebutkan
bahwa akan dikembangkan unit gizi di semua Rumah Sakit Provinsi. Unit gizi di
rumah sakit ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Keehatan RI
No.134/Men.Kes/SK/IV/78, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum, dimana unit gizi disebut dengan Instalasi Gizi.
Dalam Kebijakan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan tentang Pelayanan
Gizi Rumah Sakit, pelayanan gizi termasuk dalam pelayanan penunjang
(Supporting Services). Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan tentang Pelayanan Gizi Rumah Sakit telah menyusun Program
Pembinaan dan Pengembangan Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolism
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap
keadaan gizi pasien.
Terapi gizi yang menjadi salah satu factor penunjang utama penyembuhan
tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi organ selama proses penyembuhan.
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Peserta didik mampu memahami tipe, karakteristik, tujuan, sejarah,
status, landasan hukum, fungsi, ketenagaan organisasi penyelenggaraan
makanan institusi.
b. Peserta didik mampu memahami perencanaan anggaran, Perencanaan
Menu dan siklus menu, standar makanan.
c. Peserta didik mampu memahami prosedur dalam pengadaan makanan
institusi (Perhitungan kebutuhan bahan makanan, pembelian,
penerimaan, penyimpanan dan distribusi makanan).
d. Peserta didik mampu mengetahui prosedur, produksi dan distribusi bahan
makanan.
e. Peserta didik mampu mengetahui pengendalian biaya dan pengkajian
mutu penyelengaraan makanan institusi.
f. Peserta didik mampu mengetahui tata letak, macam dan syarat dapur
institusi.
g. Peserta didik mampu mengetahui perlengkapan penanganan sampah,
bumbu dan peralatan masak di dapur institusi.
h. Peserta didik mampu mengetahui sistem pencucian peralatan makan dan
masak institusi
i. Peserta didik mampu mengetahui perlengkapan kesehatan dan
keselamatan kerja di dapur institusi.
j. Peserta didik mampu memahami Prosedur pengawasan penyelenggaraan
makanan institusi.
k. Peserta didik mampu mengetahui Evaluasi penyelenggaraan makanan
institusi (system pengumpulan data, standar pencapaian, dan system
prosedur evaluasi penyelenggaran makanan institusi).
l. Mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan.
C. Ruang Lingkup
1. Tempat/lokasi
Tempat praktek kunjungan lapangan di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
2. Waktu pelaksanaan
Waktu praktek kunjungan lapangan ini dilaksanakan selama 1 hari,
pada tanggal 25 Agustus 2018, pukul 08.00 s.d. selesai WIB.
3
3. Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktek kunjungan ini yaitu observasi langsung
proses penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
D. Manfaat
Adapun manfaat laporan hasil kunjungan Rumah Sakit ini yaitu sebagai
berikut.
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan evaluasi sehingga menjadi salah satu masukan untuk lebih
meningkatkan sistem penyelenggaraan makan di Institusi Rumah Sakit.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui tipe, karakteristik, tujuan, sejarah,
status, landasan hukum, fungsi, ketenagaan organisasi
penyelenggaraan makanan institusi, perencanaan anggaran,
perencanaan menu dan siklus menu, standar makanan, evaluasi, sistem
pencatatan dan pelaporan.
b. Mahasiswa dapat melakukan observasi proses penyelenggaraan
makanan dari pemesanan, penerimaan, persiapan lauk, persiapan
sayur, persiapan buah, pemasakan, dan pendistribusian.
c. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang sistem
penyelenggaraan makanan institusi rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus meningkatkan:
1) Menyelenggarakan Asuhan Gizi terstandar pada pelayanan gizi
rawat jalan dan rawat inap
2) Menyelenggarakan Makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan
aman dikonsumsi
3) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien
dan keluarganya
4) Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tujuan tersebut dapat dicapai bila tersedia tenaga pelayanan gizi yang
mempunyai kompetensi dan kemampuan sebagai berikut.
1) Melakukan pengkajian gizi, faktor yang berpengaruh terhadap
gangguan gizi dan status gizi dengan cara anamnesis diet
2) Menegakkan diagnosis gizi berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan.
3) Menentukan tujuan dan merencanakan intervensi gizi dengan
menghitung kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta
pemberian makanan yang sesuai dengan keadaan pasien.
4) Merancang dan mengubah preskripsi diet, dan menerapkannya
mulai dari perencanaan menu sampai menyajikan makanan.
5) Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi pada
pasien dan keluarganya.
6) Mengelola sumberdaya dalam pelayanan penyelenggaraan makanan
bagi konsumen di rumah sakit.
7) Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
8) Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
1. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit terutama pasien yang
rawat inap. Sesuai dengan kondisi di rumah sakit dapat juga dilakukan
penyelenggaraan makanan bagi karyawan. Ruang lingkup penyelenggaraan
makanan rumah sakit meliputi produksi dan distribusi makanan.
kebutuhan tenaga gizi secara lebih rinci yang memuat jenis dan jumlah tenaga
gizi.
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit. selain tenaga gizi,
dibutuhkan juga tenaga pendukung meliputi tenaga jasa boga, logistik, pranata
komputer, tenaga administrasi dan tenaga lainnya.
1 Kelas
Pada A
Rumah Sakit 56 16
yang belum memiliki tenaga gizi 72
sesuai
2 Kelas B 22 15 37
3 klasifikasi
Kelas C sebagai mana18 tersebut, dapat memanfaatkan
12 tenaga
30 gizi
4 Kelas
yang D
dimiliki dengan9 secara bertahap 14melakukan peningkatan
23
c. Sistem Kombinasi
Sistem kombinasi adalah bentuk sistem penyelenggaraan makanan
yang merupakan kombinasi dari sistem swakelola dan sistem diborongkan
sebagai upaya memaksimalkan sumberdaya yang ada. Pihak rumah sakit
dapat menggunakan jasaboga/catering hanya untuk kelas VIP atau makanan
karyawan, sedangkan selebihnya dapat dilakukan dengan swakelola.
b. Tujuan
Tersedianya ketentuan tentang macam konsumen, standar pemberian
makanan, macam dan jumlah makanan konsumen sebagai acuan yang
berlaku dalam penyelenggaraan makanan Rumah Sakit. Penyusunan
penentuan pemberian makanan Rumah Sakit ini berdasarkan:
1) Kebijakan Rumah Sakit setempat
2) Macam konsumen yang dilayani
3) Angka Kecukupan Gizi yang mutakhir & kebutuhan gizi untuk diet
khusus
4) Standar makanan sehari untuk makanan biasa dan diet khusus
5) Penentuan menu dan pola makan
6) Penetapan kelas perawatan
7) Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang berlaku.
b. Tujuan
Tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan seorang sehari
sebagai alat untuk merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan
makanan dalam penyelenggaraan makanan.
b. Tujuan
Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan
spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk
pasien rumah sakit.
Tipe Spesitikasi:
a. Spesifikasi Tekhnik
Biasanya digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dan
diukur dengan menggunakan instrumen tertentu. Secara khusus digunakan
pada bahan makanan dengan tingkat kualitas tertentu yang secara nasional
sudah ada.
b. Spesifikasi Penampilan
Dalam menetapkan spesifikasi bahan makanan haruslahsederhana, lengkap
dan jelas. Secara garis besar berisi:
a) Nama bahan makanan/produk
b) Ukuran/tipe unit I kontaener/kemasan
c) Tingkat kualitas
d) Umur bahan makanan
e) Wama bahan makanan
f) Identifikasi pabrik
g) Masa pakai bahan makanan/masa kadaluarsa
h) Data isiproduk bila dalam suatu kemasan
i) Satuan bahan makanan yang dirnaksud
j) Keterangan khusus lain bila diperlukan
Contoh : Spesifikasi Ikan tongkol adalah tanpa tulang atau fillet, berat
/kg/potong, daging tidak berlendir,kenyal. bau segar, tidak amis, dan
tidak beku.
c. Spesifikasi Pabrik
Di aplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu
pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk
makanan kaleng.
d. Survey Pasar
Survey pasar adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga
bahan makanan yang ada dipasaran. sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan sebagai dasar perencanaan anggaran bahan makanan. Survey
tersebut akan diperoleh perkiraan harga bahan makanan yang meliputi
harga terendah, harga tertinggi, harga tertimbang dan harga perkiraan
maksimal.
18
Prasyarat:
1) Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu
2) Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak
3) Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan
4) Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan
5) Tersedianya prosedur tetap pemasakan
6) Tersedianya peraturan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
g. Distribusi Makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampalan
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi
konsumen/pasien yang dilayani.
Tujuan:
Konsumen/pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang
berlaku.
Prasyarat:
1) Tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit
23
Gizi rumah sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara perencana dan
pihak manajemen yang terkait.
Oleh karena itu, diperlukansatu tim yang memiliki keahlian yang
berbeda, yang secara langsung akan memanfaatkan hasil perencanaannya,
yang terdiri dari arsitek, konsultan manajemen, insinyur bangunan/sipil,
listrik, disainer bagian dalam gedung, instalator, ahli gizi serta unsur lain di
rumah sakit yang terkait langsung seperti Pemilik Rumah Sakit, Direktur
Rumah Sakit serta Instalasi Prasarana Rumah Sakit.
h. Ruang Pengawas
Diperlukan ruang untuk pengawas melakukan kegiatannya. Hendaknya
ruang ini terletak cukup baik, sehingga pengawas dapat mengawasi
semua kegiatan di dapur.
3. Sarana Fisik
1) Letak tempat penyelenggaraan makanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai letak tempat
penyelenggaraan makanan suatu rumah sakit, antara lain:
a) Mudah dicapai dari semua ruang perawatan, agar pelayanan dapat
diberikan dengan baik dan merata untuk semua pasien.
27
2) Bangunan
Belum ada standar yang tetap untuk sebuah tempat pengolahan
makanan, akan tetapi disarankan luas bangunan adalah 1-2 m pertempat
tidur. Dalam merencanakan luas bangunan pengolahan makanan harus
dipertimbangkan kebutuhan bangunan pada saat ini, serta kemungkinan
perluasan sarana pelayanan kesehatan dimasa mendatang. Setelah
menentukan besar atau luas ruangan kemudiandirencanakan susunan
ruangan dan peralatan yang akan digunakan, sesuai dengan arus kerja
dan macam pelayanan yang akan diberikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu
bangunan Instalasi/unit pelayanan gizi yaitu: tipe rumah sakit, macam
pelayanan dan macam menu, jumlah fasilitas yang diinginkan,
kebutuhan biaya, arus kerja dan susunan ruangan, serta macam dan
jumlah tenaga yang digunakan.
3) Konstruksi
Beberapa persyaratan mengenai konstruksi tempat pengolahan makanan:
a) Lantai: harus kuat, mudah dibersihkan, tidak membahayakan/tidak
licin, tidak menyerap air, tahan terhadap asam dan tidakmemberikan
suara keras. Beberapa macam bahan dapatdigunakan seperti bata
keras, teraso tegel, dan sebagainya,
b) Dinding: harus halus, mudah dibersihkan, dapat
memantulkancahaya yang cukupbagi ruangan, dan tahan terhadap
cairan.Semua kabel dan pipa atau instalasi pipa uap harus berada
dalam keadaan terbungkus atau tertanam dalam lantai atau dinding.
c) Langit-langit: harus bertutup, dilengkapi dengan bahan
peredamsuara untuk bagian tertentu dan disediakan cerobong asap.
Langit-langit dapat diberi warna agar serasi dengan warna dinding.
28
4. Alur Kerja
Arus kerja yang dimaksud adalah urut-urutan kegiatan kerja dalam
memproses bahan makanan menjadi hidangan, meliputi kegiatan
daripenerimaan bahan makanan, persiapan, pemasakan/pembagian/distribusi
makanan.Yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1) Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan
2) Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat
3) Bahan makanan tidak dibiarkan lama sebelum diproses
4) Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-balik
5) Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin
6) Biaya produksi dapat ditekan
Tabel 2 1 Suhu dan Lama Penyimpanan Bahan Makanan Mentah dan Segar
No. Jenis Bahan Makanan Lama waktu Penyimpanan
<3 hari ≤ 1 minggu >1 minggu
1. Daging, ikan, udang dan hasil -5 – 0 C -10 – 50 C
0 0
< -100C
olahannya
2. Telur, buah, dan hasil olahannya 5 – 70C -5-00C < - 50C
3. Sayur, buah, dan minuman 100C 100C 100C
4. Tepung dan biji-bijian 250C 250C 250C
3. Pengolahan Makanan
Cara pengolahan makanan yang baik dan benar dapat menjaga
mutudan keamanan hasil olahan makanan. Sedangkan cara
pengolahanyang salah dapat menyebabkan kandungan gizi dalam
makanan hilangsecara berlebihan. Secara alamiah beberapa jenis
vitamin (B dan C)rentan rusak akibat pemanasan. Bahan makanan
yang langsungterkena air rebusan akan menurun nilai gizinya
terutama vitamin-vitamin larut air (B kompleks dan C), sedangkan
vitamin larut lemak (vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan viitamin
K) kurang terpengaruh.
Makanan menjadi tidak aman dikonsumsi jika dalam
pengolahannya ditambahkan BTP yang melampaui batasyang
37
5. Pengangkutan Makanan
Makanan masak sangat disukai oleh bakteri karena cocok untuk
berkembangnyabakteri. OIeh karena itu cara penyimpanan dan
pengangkutannya harusmemperhatikan wadah penyimpanan
makanan masak setiap makanan masakmemiliki wadah yang
terpisah, pemisahan didasarkan pada jenis makanan dan setiap
wadah hams memiliki tutup tetapi tetap berventilasi sesuai alat
pengangkutan yang khusus.
a. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan
yanghigienis.
3) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.
4) Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu
dalam keadaan dingin, diangkut dengan menggunakan alat
pendingin sehingga bahan makanan tidak rusak seperti
daging, susu cair dan sebagainya.
b. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan
jadi/masak dan harus selalu higienis.
3) Setiap jenis makanan mempunyai wadah masing-masing dan
bertutup.Hiridari perlakuan makanan yang ditumpuk,
diduduki, diinjak dandibanting.
4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai
denganjumlah makanan yang akan ditempatkan. Wadah tidak
dibuka tutupselama perjalanan.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap
makananyang mencair (kondensasi).
6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan
dandiatur agar makanan tetap panas pada suhu 60 0C atau
tetapdingin pada suhu 40 0C.
6. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari
perjalananmakanan. Makanan yang disajikan adalah makanan
41
2. Tujuan
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit ditujukanuntuk:
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi
kesehatankonsumen.
b. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguankesehatan
melalui makanan.
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam
penangananmakanan.
43
4) Bahan-Bahan Pencuci
Jenis-jenis bahan pencuci yang sesuai digunakan untuk
mencuciperalatan makan/masak antara lain detergen, detergen sintetis,
sabundan pencuci abrasif.
5) Desinfektan
Jenis-jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam pencucian
antaralain hypochlorit, iodophor, QACs (Quarternary
AmmoniumCompounds), amphoteric surfactants, dan penolik
desinfektan.
6. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan kerja tugas ataupun kelalaian) kesengajaan.
1. Tujuan
Syarat-syarat keselamatan kerja mehpub seluruh aspek peker)aan yang
berbahaya. dengan tujuan:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan rnenyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi penolongan pada kecelakaan.
f. Momberi penlindungan pada kerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap. gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/ psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
j. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, Iingkungan,
cara dan proses kerjanya.
l. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang.
m. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n. Mengamankan dan mernelihara pekeaan bongkar muat, pedakuan
danpenyimpanan barang.
o. Mencegah terkena aliran listrik.
p. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi berambah tinggi.
49
tangan
pada tempat ke arah bagian alat yang tajam (berbahaya).
2) Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan
angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
3) Pergunakan tutup kotak/tutup panci yang sesuai dan
hindaritumpahan bahan.
4) Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan dan
penyimpananbahan makanan.
5) Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
6) Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai
dengankemampuan anda.
7) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang
dapatmembahayakan badan dan kualitas barang.
8) Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin
diruangpenerimaan dan penyimpanan.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan perbaikan
yang terjadi sesuai dengan tujuan arah Pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar semua kegiatan-kegiatan dapat tercapai secara berdayaguna
dan berhasilguna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas,
rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pengawasan dan pengendalian merupakan unsur penting yang
harus dilakukan dalam proses manajemen. Fungsi manajemen :
a. Mengarahkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan
b. Identifikasi penyimpangan
54
3. Evaluasi / Penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen.
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana dan kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran
yang dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola dapat memperbaiki rencana
bila perlu ataupun membuat rencana program yang baru. Pada kegiatan
evaluasi, tekanan penilaian dilakukan terhadap masukan, proses, luaran,
dampak untuk menilai relevansi kecukupan, kesesuaian dan kegunaan.
Dalam hal ini diutamakan luaran atau hasil yang dicapai.
Pengawasan dan pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan dalam
mengawasi dan mengendalikan mutu untuk menjamin hasil yang
diharapkan sesuai dengan standar. Strategi Pengawasan dan pengendalian
berupa pemantauan dan pengendalian melalui proses-proses atau teknik-
teknik statistik untuk memelihara mutu produk yang telah ditetapkan
sebelumnya. Metode-metode yang sering digunakan dalam pengawasan dan
pengendalian mutu adalah, menilai mutu akhir, evaluasi terhadap output,
kontrol mutu, monitoring terhadap kegiatan sehari-hari.
Pada dasarnya terdapat 4 langkah yang dapat dilakukan dalam
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan, yaitu :
a. Penyusunan standar, baik standar biaya, standar performance mutu,
standar kualitas keamanan produk, dsb
b. Penilaian kesesuaian, yaitu membandingkan dari produk yang
dihasilkan atau pelayanan yang ditawarkan terhadap standar tersebut
c. Melakukan koreksi bila diperlukan, yaitu dengan mengoreksi
penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
d. Perencanaan peningkatan mutu, yaitu membangun upaya-upaya yang
berkelanjutan untuk memperbaiki standar yang ada
55
60
61
2. Data Umum
a. Alamat : Jl. Tambun Bungai No. 04
b. Kota : Palangka Raya
c. Provinsi : Kalimantan Tengah
d. Nomor Telepon : (0536) 3224695-3229194
e. Nomor Faximile : (0536) 3229194
f. Alamat e-mail : rsud.dorissylvanus@gmail.com
g. Tipe Rumah Sakit :B
3. Visi dan Misi Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Visi : “Menjadi Rumah Sakit Unggulan di Kalimantan”
b. Tujuan Khusus:
1) Tersedianya makanan untuk pasien sesuai standard an kebutuhan
pasien yang disesuaikan dengan kebijakan Direktur.
2) Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap.
3) Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Jalan.
4) Terlaksananya penyuluhan / konsultasi dan rujukan gizi bagi
pasien, pegawai dan masyarakat lain.
5) Terlaksananya pendidikan guna peningkatan karir bagi pegawai
Instalasi Gizi.
6) Terlaksananya pendidikan bagi mahasiswa dan siswa.
7) Terlaksananya pendidikan dan latihan bagi tenaga non fungsional
guna peningkatan pelayanan gizi di Instalasi Gizi, khususnya
kegiatan Penyelenggaraan Makanan.
65
2. Ketenagaan
Ketenagaan di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada
tahun 201 berjumlah 53 orang (17 orang tenaga fungsional dan 34 orang
tenaga non fungsional) yang terdiri dari:
1) Kepala Instalasi : 1 orang
2) Tenaga Ahli Gizi : 6 orang
3) Tenaga Ahli Madya Gizi : 11 orang
4) Tenaga Pengelola Menu : 1 orang
5) Tenaga Pembantu Ahli Gizi : 3 orang
6) Tenaga Persiapan : 3 orang
7) Tenaga Pemasak dan Distribusi : 9 orang
8) Tenaga Pengolahan Susu dan Snack : 1 orang
9) Tenaga Pramusaji : 18 orang
Ketenagakerjaan Menurut pedoman Gizi Rumah Sakit (PGRS)
Tahun 2013 untuk standar tenaga gizi Rumah Sakit di Instalasi Gizi dr. Doris
Sylvanus untuk pimpinan pelayanan gizinya di pimpin oleh Banun Rohimah,
S.Gz, M.Gizi.
Untuk kebutuhan tenaga gizi untuk rumah sakit dr. Doris Sylvanus
memiliki tipe/kelas B menurut PGRS tahun 2013 ketenagakerjaan menurut
pedoman gizi rumah sakit yang memiliki tipe/kelas B memiliki tenaga
Registered Dietisien (RD) 22 orang, Teknikal Registere Dietisien (TRD) 22
dan kebutuhan tenaga gizi yang diperlukan yaitu 37 orang.
Tetapi di Instalasi Gizi dr. Doris Sylvanus memiliki Nutrisionis
Madya sebanyak 1 orang, Nutrisionis muda 3 orang, Nutrisionis pertama ada
3 orang, Nutrisionis penyelia 4 orang, Nutrisionis pelaksana 1 orang,
Nutrisionis pelaksana lanjutan 4 orang.
68
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien, kepala
masak (chef cook), pengawas makanan. Dalam hal ini institusi Gizi RSUD
dr. Doris Sylvanus, tim kerja terdiri dari kepala instalasi Gizi dan ahli Gizi
dibagian penyelenggaraan makan.
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang telah
ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format menu
sesuai golongan bahan makanan.
71
e. Siklus menu
Pergantian siklus menu dilakukan pada saat evaluasi akhir tahun
dengan melakukan rapat. Evaluasi penggantian siklus menu dilakukan
dengan cara pengambilansampelmakanan yang dimakan oleh beberapa
pasien untuk melihat tingkat kesukaan dan daya terima pasien yang
digunakan sebagai bahan acuan untuk dibuat pergantian siklus menu.
74
a. Ruang Penerimaan
Ruangan : ruang penerimaan berada dibagian ujung gedung instalasi
Gizi, bersebelahan dengan tempat pembuangan sampah. Berbatasan
dengan tembok gedung instalasi gizi. Ruangan penerimaan bahan
makanan tidak memiliki timbangan karena rusak. Dan pada saat
75
kantung plastik, ada buah yang disusun, ada buah yang bercampur
dengan sisa buah kemarin.
78
c. Bahan Kering :
1) Ruangan :
Ruangan bahan kering terdapat toples-toples dan boks besar untuk
penyimpanan bahan makanan seperti gula, garam, kecap, tepung dan
kacang-kacangan serta rempah (kemiri), dan diruangan terdapat meja
yang menempel pada tembok, sehingga ada ruangan dibagian
bawahnya, dan bagian bawah diletakan box-box besar, dan bagian
atas diletakan toples-toples. Ada rak untuk meletakan beras dan gula
dengan jarak 15 cm dari lantai, namun beras menempel pada tembok.
79
3. Persiapan Lauk
Pada saat kami kunjungan ke rumah sakit doris silvanus dibagian
persiapan lauk kami mengamati setiap prosesnya serta menanyakan tentang
persiapan lauknya.
Dari hasil pengamatan dapat kami simpulkan bahwa pada persiapan
lauk dari mulai persiapan alat hingga diantar ke proses penyimpanan, dapat
kami tarik pembahasan sebagai berikut :
1) Karyawan berjumlah dua namun bergantian dan pada saat kunjungan ,
hanya ada satu karyawan tetap yang bekerja dan pada saat itu dibantu oleh
temannya.
2) Dan karyawan tidak menggukan APD lengkap saat pemotongan lauk,
hanya menggunakan celemek dan tidak menggunakan sarung tangan
alasannya karena ribet dan karyawan sambil berkomunikasi saat bekerja
juga tidak menggunakan masker saat bertugas tersebut.
3) Peralatan yang digunakan sesuai yaitu pisau yang digunakan untuk
memotong ikan dan sebelum alat digunakan tidak dicuci/dibersihkan
terlebih dahulu.
4) Tempat terlalu sempit dan saat pencucian lauk kurang layak karna tempat
pencuciannya dekat dengan pembuangan air saat pencucian sehingga air
pencuciannya mengalir dibawah keranjang yang berisi lauk yang sudah
dicuci sebelumnya
5) Pembuangan sampah dari sisa kotoran lauk dimasukan ke dalam plastik
dan diambil orang untuk makanan ternak dan terdapat ventilasi seperti
kaca sebagai sumber cahaya.
6) Karyawan lulusan SMEAN 1 dan sering diadakan pelatihan pada
karyawan.
83
Tabel diatas yaitu jumlah dari lauk yang harus dipersiapkan pada hari itu
sabtu, 25 Agustus 2018 yang uraiannya sebagai berikut menu siang jenis lauk
hewani nila 15 ekor, haruan 40 ekor, ayam 208+1. Sore nila 15 ekor, haruan
20 ekor, patin 207 ekor dan ayam 4+1. Malam nila 234 ekor, haruan 20 ekor
dan ayam 4+1.
Itulah daftar lauk hewani yang dipersiapkan pada hari itu.
Foto di atas adalah pada saat pemotongan lauk berlangsung, dapat kita lihat
bahwa karyawan tidak menggunakan APD lengkap.
Foto diatas merupakan foto dimana pencucian lauk selesai dapat kita lihat
lauk ditaruh dekat dengan lubang pembuangan air kemudian setelah air yang
dipakai untuk mencuci lauk dibuang dan masuk ke bagian bawah wadah lauk
yang telah dicuci tersebut.
a. Keselamatankerja
a) Prosedur keselamatan kerja
o Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik.
o Tidakmengaruk, batuk selama mengerjakan / mengolah makanan.
o Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaiannya.
o Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin
sebelumnya.
o Menggunakan serbet sesuai macam dan peralatan yang akan
dibersihkan.
o Berhati-hatilah saat membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin, lampu, gas / listrik dll.
o Meneliti terlebih dahulu semua peralatan sebelum digunakan.
o Pada saat selesai menggunakan, teliti kembali apakah semua alat
sudah dimatikan mesinnya.
o Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan
melebihi porsi yang ditetapkan.
o Tidak memuat keretamakanan melebihi kapasitasnya.
o Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
o Bila ada ala tpemanas atau baki, perhatikan cara penggunaan dan
pengisiannya.
o Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan
mengisi terlalu penuh.
85
2. Persiapan Sayur
Dari kunjungan ke RS Doris Sylvanus yang telah kami lakukan untuk melihat
proses pelaksanaan sistem penyelenggaran makanan khususnya pada bagian
persiapan sayur.
Ruang persiapan bahan makanan terletak dekat dengan ruang penerimaan
bahan makanan. Bahan makanan yang datang langsung diarahkan ke ruang
persiapan bahan makanan. Semua jenis sayuran di kumpulkan jadi satu untuk di
cek apakah sesuai pesanan atau tidak. Pengecekan dilakukan oleh seorang ahli
gizi.
Sayuran setelah di cek di pisahkan antara sayuran untuk makan pagi, siang dan
malam. Jika terdapat sayuran sisa kemarin yang berlebih bisa dipakai untuk
penyelenggaraan makanan hari berikutnya. Proses persiapan bahan makananan
ini menggunakan sistem FIFO ( First In First Out ).
Persiapan bahan makanan sayur di mulai dari proses pengupasan, pemotongan
dan terakhir pencucian. Pada proses pengupasan sampai pemotongan dilakukan
1-2 orang ( biasanya), lalu proses pencucian dilakukan oleh para tata boga yang
memasak.
Pembahasan :
Dari proses tahap awal sudah sesuai dengan standar seperti saat bahan makanan
sampai langsung di arahkan k ruang persiapan dan dilakukan pengecekan
ulang, apakah bahan makanan sesuai atau tidak , segar atau tidak.
86
3. Persiapan Buah
Dalam persiapan buah, sistem yang digunakan adalah sistem FIFO atau First
In First Out yaitu sistem yang digunakan dengan cara menggunakan bahan
makanan yang pertama kali masuk atau yang pertama kali di terima maka
bahan makanan tersebut yang pertama kali di gunakan untuk di olah. Di
Instalasi Gizi RS. Doris Sylvanus, buah yang digunakan merupakan buah
yang telah di terima dan di simpan di gudang penyimpanan bahan makanan
segar sehari sebelumnya.
Pada persiapan buah di instalasi gizi RSUD dr. Doris Sylvanus, diketahui
bahwa proses persiapan buah dilakukan sesuai dengan SOP yang ditetapkan
oleh pihak instalasi gizi RSUD dr. Doris Sylvanus. Seperti menggunakan
sarung tangan plastik untuk membersihkan buah dari kotoran dengan cara
memotong, mengupas dan membuang bagian-bagian yang tidak digunakan,
buah sebelum di sajikan dilakukan pencucian terlebih dahulu dengan
87
c. Keselamatan kerja
a) Prosedur keselamatan kerja
o Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik.
o Tidak mengaruk, batuk selama mengerjakan / mengolah makanan.
o Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaiannya.
o Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
o Menggunakan serbet sesuai macam dan peralatan yang akan
dibersihkan.
o Berhati-hatilah saat membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin, lampu, gas / listrik dll.
o Meneliti terlebih dahulu semua peralatan sebelum digunakan.
o Pada saat selesai menggunakan, teliti kembali apakah semua alat
sudah dimatikan mesinnya.
o Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi
porsi yang ditetapkan.
o Tidak memuat kereta makanan melebihi kapasitasnya.
o Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
o Bila ada alat pemanas atau baki, perhatikan cara penggunaan dan
pengisiannya.
88
o Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi
terlalu penuh.
o Bila membawa makanan dengan baki, jangan sampai tertumpah atau
tercampur.
o Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan mengeluarkan isi
kaleng.
b) Analisis prosedur keselamatan kerja pada petugas persiapan buah
o Alat Pelindung Diri atau APD yang digunakan oleh petugas persiapan
buah adalah korpus, celemek dan sarung tangan.
o Petugas saat melakukan persiapan buah tidka menggunakan peralatan
yang sesuai. Petugas menggunakan cutter dalam melakukan
pengupasan dan pemotongan buah.
o Petugas tidak mengaruk, batuk selama mengerjakan / mengolah
makanan.
o Petugas menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan
pemakaiannya namun, dalam hal memotong dan mengupas petugas
persiapan buah menggunakan cutter yang seharusnya tidak digunakan
karena tidak sesuai dengan prosedur keselamatan kerja.
o Petugas meneliti terlebih dahulu semua peralatan sebelum digunakan.
Pengendalian Biaya
Pemesanan bahan makanan setiap hari untuk bahan makanan basah sesuai
dengan siklus menu dan jumlah penderita yang dilayani tiap hari. Untuk bahan
makanan kering dipesan 10 hari sekali dan langsung disimpan di gudang kering.
Pengiriman bahan makanan oleh rekanan berdasarkan bon pesanan bahan
makanan yang dibuat oleh instalasi gizi sesuai dengan kebutuhan.
4. Pemasakan
Kunjungan Rumah Sakit Doris Sylvanus tanggal 25 Agustus 2018
(Pemasakan)
Denah Dapur
RG Ahli Gizi
KA Ahli Gudang
Gizi kompor
WC
Gudang
kompor
Papan Penyimpanan
Tulis Bahan
Persiapan snack
kering
Ruang
kompor
kompor Persiapan
Tipe
Pencucian Pemotongan
alat
Daging/Ikan
90
91
Dapur di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah
tipe dapur B dengan luas dapur bentuk dapur U dan tidak terjadi arus bolak
balik. Ketika masuk pintu utama ruang Instalasi Gizi ada 2 jalur sebelah kiri
dan sebelah kanan, jalur sebelah kiri yaitu ada Ruang Sonde, Ruang KA Ahli
Gizi, Ruang istirahat, Gudang dan WC. Kemudian ada Gudang penyimpanan
bahan kering, dan Ruang persiapan bahan makanan seperti sayur, buah-buahan
dan pemotongan daging/ikan. Kemudian disebelah kanan yaitu ada Ruang
produksi hingga distribusi yang meliputi proses pemasakan bahan makanan
sampai pengemasan. Didalam ruang pemasakan terdiri beberapa bagian yaitu
seperti :
Meja pendistribusian, kemudian ada kompor gas untuk proses pemasakan dan
meja tempat meletakkan bumbu-bumbu yang telah disediakan.
b. Prosedur kerja
Kebiasaan sikap tenagja penjamah makanan pegawai RSUD Doris
Sylvanus pada saat observasi diperoleh:
- Kebiasaan mencuci tangan sebelum ataupun sesudah bekerja
- Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap
- Pengolahan makanan telah disesuaikan dengan peralatan masak dan
waktu serta jenis diet pasien
- Tenaga penjamah makanan makan ditempat terpisah di dapur, yaitu
berada di ruang samping ruang pengolahan
- Tidak merokok
- Menjaga tempat kerja selalu bersih
c. Sanitasi peralatan dan perlengkapan yang digunakan
Dalam sanitasi peralatan dan perlengkapan Rumah Sakit Doris Sylvanus
kudus menggunakn alat masak yang terbuat dar stainlestell dan alat hidang
dari keramik. Pencucian alat dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan air mengalir dengan prosedur pembersihan :
1. Pemisahan
Pemisahan sisa makanan dan menyiramnya dengan air mengalir
2. Pencucian
Pada tahap pencucian menggunakan alat bantu spons untuk
memebersihkan semua kotoran sisa-sisa makanan yang menempel
pada peralatan makan dan dapur.
3. Pembilasan
Pembilasan peralatan dilakukan dengan menggunakan air mengalir.
4. Sanitasi dan desinfeksi
Proses sanitasi dan disenfeksi belum dilakukan.
5. Penirisan dan pengeringan
Peralatan yang telah dicuci dan di bersihkan disimpan di lemari untuk
alat penyajian, dan disimpan di rak untuk alat pengolahan.
d. Fasilitas sanitasi dan lingkungan
- Air
Sumber air RSUD Doris Sylvanus yaitu bersumber dari sumur sintetis,
sedangkan untuk pengolahan makanan air bersumber dari PAM, dan
untuk air minum bersumber dari air mineral. Pemeriksaan air rutin
dilakukan setiap 1tahun sekali untuk melakukan pengecekkan adanya
mikroba tercemar.
94
95
d. Atap atau langit-langit menutup bagian atap bangunan serta tinggi langit-
langit lebih dari 3 meter dari atas lantai.
e. Tempat pencucian alat masak dan makanan terpisah dan untuk tempat
pembuangan sampah ada pada bagian belakang ruang produksi makanan.
f. Peralatan dapur dibersihkan dengan menggunakan air yang mengalir
bersumberdari PAM.
5) Bumbu
Bumbu-bumbu yang digunakan untuk di ruang produksi dipisah, ada bumbu
kering dan bumbu basah disimpan pada tempat masing-masing. Dan untuk
bumbu yang digunakan untuk proses pemasakan menggunakan bumbu basah
yang sudah diolah sebelumnya
6) Peralatan masak
Untuk tempat peralatan masak dan alat makan dipisah, untuk rak tempat alat
masak sendiri ada disisi kiri dapur dan untuk rak tempat alat makan ada diluar
disisi kiri tempat pencucian alat makan.
HASIL
PEMBAHASAN
Adapun pemasangan regulator LPG di Instalasi Gizi dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
RSUD. PEMASANGAN REGULATOR LPG DI INSTALASI GIZI
Dr. DORIS
SYLVANUS No. Dokumen No. Revisi Halaman
A/23/22/16 1 dari 1
STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan :
PROSEDUR 8 Januari 2016 Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus,
OPERASIONAL
INSTALASI GIZI
dr. ADM. TANGKUDUNG ,. M.Kes
Pembina UtamaMadya
NIP 19630527 199102 1 001
PENGERTIAN Rangkaian cara untuk pemasangan alat pengatur tekanan yang
berfungsi sebagai penyalur dan mengatur serta menstabilkan
tekanan gas yang keluar dari tabung.
TUJUAN Supayaaliran gas kekompor gas menjadikonstan dan stabil
Doris Sylvanus karyawan menggunakan celemek dan sandal jepit yang tidak licin
sesuai denganPGRS
Di Rumah Sakit Doris Sylvanus (instalasi gizi) khususnya dibagian pemasakan,
antara lain :
1) Tempat pengolahan dan distribusi makanan
Dibagian pemasakan, mempersiapkan bahan makanan dilakukan oleh
karyawan namun untuk bumbu sendiri diolah di tempat karyawan secara
individu, jadi mereka membawa bumbu dari rumah masing-masing ke Rumah
sakit untuk diolah. Meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas,
menumbuk, menggiling, memotong, mengiris, dan lain-lain sebelum bahan
makanan dimasak dilakukan oleh karyawan dibagian pemotongan.
2) Tempat pencucian dan penyimpanan alat
Untuk Pencucianalat masaksendiri dipisah. Jadi tempat pencucian alat ada
disisi kiri dapur dan tempat pencucian alat makan dibagian belakang. Untuk
pencucian alat makan pasien dilakukan oleh semua karyawan dibagian dapur.
Di tempat pencucian alat makan ada wastafel dengan 4 kran air. Pada proses
pencucian alat makan dilakukan sesuai dengan cara pencucian hygiene, yaitu
sisa makanan dibuang terlebih dahulu kemudian disiram dengan air mengalir
kemudian alat makan dicuci menggunakan sabun setelah itu dibilas dengan
air yang mengalir, kemudian alat makan yang telah dicuci bersih tiriskan
dirak agar kering.
3) Tempat pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah yang ada di Instalasi Gizi Rumah Sakit Doris
Sylvanus ditampung di tempat sampah terbuka, dan setiap hari dibuang dan
dibersihkan oleh petugas kebersihan dalam 3x sehari.
4) Lantai
Untuk lantai sendiri tidak licin karena dibersihkan oleh petugas khusus untuk
membersihkan lantai dapu ketika sudah selesai dibagian pemasakan dan
lantainya pun cepat kering.
5) Ventilasi
Ventilasi di dapur ada dan dibantu dengan kipas angin agar didalam ruangan
agar tidak pengapakibat asap sertabauyang ditimbulkandarimakanan yang
dimasak.
6) langit-langit
Menutup bagian atap bangunan serta tinggi langit-langit lebih dari 3 meter
dari atas lantai.
102
7) Dinding
Dinding di ruang dapur dilapisi dengan keramik putih serta ada juga keramik
yang berwarna biru dengan lokasi masak yang berbeda. Namun tidak dilapisi
dengan bahan kedap air, minyak dsb. Karena jika dilapisi dengan bahan
tersebut mudah dibersihkan.
8) Bentuk dapur
Bentuk dapur di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
adalah tipe dapur B dengan luas dapur bentuk dapur U dan tidak terjadi arus
bolak balik.
103
Distribusi
Distribusi Makanan
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
(jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses
distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan
non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang
terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses
pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan,
arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan,
arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerap sekali harus
bekerja sama dengan berbagai perantara (Middleman) dan saluran distribusi
(distribution channel) untuk menawarkan produknya.
Dalam menetapkan kebutuhan sarana fisik dan perlengkapan instalasi gizi, salah
satu faktor yang turut berperan adalah sistem distribusi dan macam pelayanan yang
ditetapkan institusi. Dengan penetapan sistem distribusi dan pelayanan, berarti
institusi telah pula memperhitungkan keuntungan dan kelemahan system, efisiensi
pekerjaan, kelancaran arus kerja serta keharmonisan dalam pelaksanaan pelayanan
bagi klien. Sistem distribusi ini hanya dibutuhkan bagi institusi yang melayani klien
ditempat-tempat yang cukup besar dibeberapa lokasi.
Dalam menerapkan prosedur distribusi, dikenal dua cara pendistribusian makanan
kepada klien atau konsumen, yaitu sebagai berikut:
1. Cara Sentralisasi
Dengan cara ini maka semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada
suatu tempat (centralized). Sebelum memilih cara ini manajer atau penanggung
jawab penyediaan makanan sudah harus memperhitungkan konsekuensi yang
harus diadakan seperti luas tempat, peralatan, tenaga, dan kesiapan manajemen
yang menyeluruh. Dengan cara sentralisasi ini memang ada hal-hal yang
menguntungkan seperti:
a. Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya.
a. Pengawasan dapatdilakukan dengan mudah dan teliti.
104
2. Cara Desentralisasi
Seperti halnya cara sentralisasi, maka cara pendistribusian desentralisasi
juga diterapkan di institusi yang memiliki ruang makan atau unit-unit pelayanan
yang berbeda pada lokasi yang berbeda. Dengan cara ini maka fokus kegiatan
masih tetap berada di unit pembagian utama, yang kemudian langkah selanjutnya
adalah menata makanan dalam alat-alat makan perorangan yang telah disediakan
di pantry atau dapur ruangan. Sistem ini jelas membutuhkan pantry atau pos
pelayanan makan sementara yang berfungsi untuk menghangatkan kembali
makanan, membuat minuman atau sejenisnya, menyiapkan peralatan makan
bersih, menyajikan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti
macam dan jumlah makanan, serta membawa hidangan kepada klien. Juga
menilai kemampuan konsumsi makan klien.
Keuntungan cara desentralisasi adalah :
a. Tidak memerlukan tempat yang luas, perlatan makan yang ada di dapur
ruangan tidak banyak.
b. Makanan dapat dihangatkan kembalisebelum dihidangkan ke pasien.
c. Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta denga porsi yang sesuai
kebutuhan pasien.
105
b. Waktu Pendistribusian
Waktu distribusi makan di RS dr.Doris Sylvanus pada pagi 06.00
WIB, selingan pagi jam 90.30 WIB, makan siang jam 11.00 WIB dan makan
sore jam 16.00 WIB selain penyakit DM. Pemberian makan selingan dan
makan siang pada penyakit DM sekali pemberian pada waktu makan siang
jam 11.00 WIB .Pembagian petugas distribusi satu orang petugas pramusaji
bisa memegang 2 ruangan.
mengunakan box biru, ruang Aster box hijau, ruang Garden box hitam,
bagsal menggunakan plato dan ruang Edelwis menggunakan box merah.
tetap aman tidak terkontaminasi. Pada prinsip 2 makana yang berkuah dipisahkan
tempatnya tersendiri seperti mangkuk untuk makana yang berkuah. Prinsip 3 pada
kunjungan ada wadah makanan selingan yang menggunakan steples besi. Prinsip ke
4 sudah sesuai makana dipisahkan pada wadah tersendiri. Prinsip ke 5 pada
kunjungan, makanan yang berkuah panas lalu di porsikan kedalam mangkuk dan
tidak adanya alat untuk penyimpanan makanan supaya tetap bersuhu panas. Prinsip 6
pada alat makanan sudah dilakukan pencucian, alat yang sudah digunakan dibersikan
dulu dari sisa makanan kemudiaan disiram dengan air mengalir, selanjutnya
digunakan sabun kemudian dibilas dengan air mengalir. Pada penyimpanan alat
makanan memang ditempatkan di lemari yang tertutup, tetapi untuk tempat
pengeringan alat makan berada diruangan yang terbuka. Itu akan memicu kotornya
alat makanan.
A. Kesimpulan
1. Dari hasil observasi kunjungan RUSD dr. Doris Sylvanus, sejarah mulai
berdirinya Tahun 1959 berawal dari klinik di rumah bapak Abdul Gapur
Aden yang dibantu isterinya. Nama RUSD dr. Doris Sylvanus diambil dari
dokter pertama asli Kalimantan Tengah. RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya adalah rumah sakit tipe B pendidikan milik pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk jumlah ketanagakerjaan untuk RD dan
TRD nya tidak memenuhi syarat ketenagakerjaan yang ada di Pedoman
Gizi Rumah Sakit (PGRS) Tahun 2013. Karakteristik Instalasi Gizi RUSD
dr. Doris Sylvanus termasuk sistem swakelola.
2. Perencanaan bahan makanan segar dilakukan setiap hari, kemudian
perencanaan bahan makanan kering dilakukan setiap 10 hari 1 kali
perencanaan bahan kering dan dipertanggungjawabkan oleh penanggung
jawab ahli gizi yang bertugas pada jadwal tersebut. Pembelian bahan
makanan dilakukan dengan rekanan penjual dari pasar besar tradisional
dengan pihak Rumah Sakit Doris Silvanus yang terikat kontrak dengan
pihak Rumah Sakit atau Pembelian melalui tender/pelangan (The Formal
Competitive) Terjadi pergantian siklus menu dilakukan pada saat evaluasi
akhir tahun dengan melakukan rapat.
3. Prosedur dalam pengadaan makan institusi :
a. Perhitungan kebutuhan makanan
Kebutuhan makanan dihitung berdasarkan pendistribusian makan siang
untuk mengetahui jumlah total pasien yang kemudian di tambah
estimasi 10% dari total pasien.
b. Pembelian
Pembelin bahan makanan dilakukan dengan rekan penjual dari pasar
besar tradisional, dan terikat kontrak dengan RS. dr. Doris Sylvanus.
c. Penerimaan
Penerimaan bahan makanan basah di lakukan di ruang penerimaan,
bahan makanan basah langsung diletakan diruang pengolahan tanpa di
cek kualitasnya, bahan kering yang datang langsung diletakan diruang
bahan kering.
113
d. Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan basah di letakan di ruang penyimpanan
makanan basah, namun suhu ruang tidak sesuai. Bahan makanan kering
disimpan diruang bahan makanan kering, penyimpanan dengan sistem
FIFO.
e. Distribusi
Pendistribusian makanan adalah kegiatan menyalurkan makanan yang
telah diproduksi dan telah diporsikan berdasarkan jumlah dan jenis diet
pasien. Tujuan pendistribusian makanan adalah agar makanan yang
telah diproduksi dapat disalurkan ke pasien dan pegawai. Sistem
distribusi makanan terbagi menjadi 3 yaitu sistem sentralisasi,
desentralisasi dan kombinasi. Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus
menggunakan sistem sentralisasi karena semua kegiatan produksi
hingga pemorsian dilakukan di dapur. Pembagian petugas distribusi satu
orang petugas pramusaji bisa memegang 2 ruangan.
7. Tempat pembuangan sampah yang ada di Instalasi Gizi Rumah Sakit Doris
Sylvanus ditampung di tempat sampah terbuka, dan setiap hari dibuang dan
dibersihkan oleh petugas kebersihan dalam 3x sehari.
8. Cara pencucian hygiene, yaitu sisa makanan dibuang terlebih dahulu
kemudian disiram dengan air mengalir kemudian alat makan dicuci
menggunakan sabun setelah itu dibilas dengan air yang mengalir, kemudian
alat makan yang telah dicuci bersih tiriskan dirak agar kering.
9. pada bagian pemasakan karyawan yang bertugas sudah menggunakan alat
pelindung diri dengan baik dan benar sesuai dengan PGRS yaitu seperti
memakai corpus, celemek dan sepatu tertutup. Dan pada bagian pencucian
alat makan pasien, karyawan yang ada di Rumah Sakit Doris Sylvanus
karyawan menggunakan celemek dan sandal jepit yang tidak licin sesuai
denganPGRS.
10. Evaluasi penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Doris
Sylvanus pengumpulan data standar pencapaian dan prosedur
penyelenggaraan makanan dilakukan dengan rapat bersama tim kerja untuk
mendiskusikan perencanaan makan pada siklus berikutnya dan mengoreksi
perencanaan pada siklus sebelumnya.
11. Sistem pencatatan di RSUD dr. Doris Sylvanus dilakukan oleh setiap
subunit masing-masing untuk mencatat dan melaporkan hasil dari
penyelenggaraan makan di masing-masing sub unit
B. Saran
Untuk distribusi makanan Intalasi Gizi RSUD dr.Doris Sylvanus sebaiknya
menyediakan troli yang lebih banyak agar penyajian makan dapat berjalan sesuai
dengan PGRS 2013 (Pedoman Gizi Rumah Sakit). Untuk tempat istirahat juga
terlalu kecil, tidak sesuai dengan jumlah pegawai yang ada dan jumlah loker
yang kurang banyak, serta toilet yang kurang terawat. Letak Intalasi Gizi RSUD
dr.Doris Sylvanus bagian dapur terutama bagian penerimaan yang dekat dengan
tempat pembuangan sampah sementara.
DAFTAR PUSTAKA
Snetselaar, Linda. 2009.Nutrition Counseling Skills for the Nutrition Care Process. Fourth
Edition.Boston : Jones and Barlett Publishers
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat Ditjen Dikti.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sullivan, Catherine F., 1990. Management of Medical Foodsevice. New York, Van Nostrsnd
Reinhold.
Winterfeldt, Esther A.2005. Dietetics Practice and Future Trends. Second Edition.Boston :
Jones and Bartlett Publishers