PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting merupakan salah satu bentuk kelainan gizi dari segi ukuran tubuh yang ditandai
dengan keadaan tubuh pendek hingga melampaui defisit -2SD dibawah stan
WHO .Anak dikategorikan stunting apabila nilai Zscore tinggi badan menurut umur
(TB/U) berada kisaran < -3SD sampai dengan < 2. Stunting merupakan suatu kondisi
dimana kurang gizi kronis yang disebab kan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka
waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai kebutuhan.
Menurut Fentiana et al, 2019 bahwa salah satu kabupaten di Sumatera Utara
yaitu kabupaten Langkat terletak di desa Secanggang sebagai desa prioritas stunting
menunjukan bahwa asupan energi pada balita (0-59 bulan) stunting lebih rendah dari
pada AKG adapun tujuan penelitian, untuk mengetahui ketersediaan pangan yang cukup
baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau untuk
dapat hidup sehat, aktif dan produktif serta berkelanjutan sebagai salah satu upaya
intervensi sensitif penanggulangan stunting.
Adapun bahan pangan yang sudah diteliti yaitu talas yang mengandung kalsium
dan fosfor tinggi, serta kandungan lemak yang terdapat dalam talas. Talas memiliki
keunggulan pada patinya, tepung talas sebagai salah satu produk olahan talas
berpotensi menjadi bahan baku industri pangan berbasis tepung-tepungan. Tepung talas
dapat diperoleh dengan mengupas, mencuci, memotong umbi dengan ukuran kecil,
kemudian dikeringkan dan digiling. Tepung talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar dalam pembuatan cookies. (Pratiwi et al., 2017)
Kacang merah memiliki kandungan protein yang lebih tinggi yaitu 22,3 g/100 g,
kalsium 502 mg/100 g, dan fosfor 410 mg/100g (Astawan, 2009). Kacang merah
memiliki kandungan protein yang baik, salah satu indikatornya adalah memiliki
kandungan leusin sebesar 76,16 mg (Heluq & Mundiastuti, 2018).
Selanjutnya Kandungan gizi tepung ikan lele per 100 gram adalah energi 413
kkal, lemak 9 g, protein 56 g, karbohidrat 27 g, serat 6 gr, kalsium 285 gr, fosfor 1,1 mg.
Tepung ikan lele memiliki kandungan kalsium yang tinggi, yakni 4x kalsium dari susu
skim. Substitusi Tepung ikan lele akan meningkatkan protein dan kalsium dalam produk
cookies. (Nastiti & Christyaningsih, 2019).
A. Tujuan khusus
1. Menentukan jumlah pemberian cookies dari berbagai bahan jenis pangan yang
berpotensi sebagai makanan tambahan terhadap anak stunting
2. Menilai status gizi anak sekolah sebelum dan sesua pemerian cookies mikronutrien
Manfaat Penelitian
Bagi peneliti
Memberi informasi teknologi tepat guna pada masyarakat bahwa tepung talas , formula
tempe, dan tepung ikan lele dapat diolah menjadi berbagai hasil olahan makanan yang
beranekaragam dan mengandung zat gizi
Bagi puskesmas
Sebagai masukan bagi institusi terkait seperti dinas keshetan, dinas pertanian dan badan
Sebagai masukan bagi pihak Puskesmas Titik Papan memberikan informasi bahwa cookies
formula tempe berbasis talas dapat meningkatkan status gizi , sehingga diharapkan pihak
puskesmas dapat melaksanakan makanan tambahan mandiri dengan pemberian cookies
tepung koposit berbasis talas
Bagi Masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat bahwa cookies mikronutrien mengandung zat gizi
yaitu kadar air , kadar abu , kadar abu , protein , karbohidrat , lemak total, fofor , magnesium
, seng, besi,dan kalsium .
Hipotesa
Ha : ada pengaruh pemberian cookies mikronutrien terhadap status gizi anak sekolah
Ho : tidak ada pengaruh pemberian cookies mikronutrien terhadap status gizi anak sekolah
Luaran Penelitian
1. Jurnal Internasional
2. Sertifikat HKI
Linkup Penelitian dan Kerjasama
1. Keshatan Masyarakat dan ilmu gizi
2. Analisis mikronutrien zat gizi cookies tersedia di Perguruan tinggi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara .
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
Dikupas
Diiris
Dikeringakan
Ditepungkan
Diayak