Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun Oleh :

Agnes Ayu Agra Eni E.0105.20.001

Alysha Okta Safa E.0105.20.002

Annika Seadra Eugenia Haryanto E.0105.20.005

Andika Aji Maulana E.0105.20.004

Asri Febriyanti E.0105.20.006

Azhar Nurul Istiqomah E.0105.20.007

Jl. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec. Cimahi Sel.

STIKes Budi Luhur Cimahi Prodi D3 Keperawatan

Tahun 2020-2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn"M"
DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI

Ruang : Indah Paru Rumah Sakit Cililin


Tanggal pengkajian : 03 - Juni - 2020
Pukul :-

I. DATA PASIEN

A. Identitas pasien

1. Nama (inisial pasien) : Tn" M "


2. Usia : 67 thn
3. Tanggal masuk RS : 02/06/2020
4. Diagnosa medis : PPOK

II. RIWAYAT KESEHATAN

A. Riwayat kesehatan masuk RS

Tn "M" berusia 67 tahun datang ke IGD pada tanggal 2 Juni 2020 pukul 17.30
WIB dengan keluhan sesak nafas(+), demam(+), pasien mengatakan sesak nafas
sebelum masuk rumah sakit, disertai dengan bunyi menciut(+) dan disertai dengan
demam (+). Pasien di rawat d ruang Indah Paru Rumah Sakit Cililin dengan
diagnosa medis PPOK.

B. Riwayat kesehataan saat dikaji

1. Keluhan utama : Klien mengatakan Sesak dan demam

2. Riwayat penyakit sekarang :

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 03 Juni 2020 pasien masih mengatakan
nafasnya masih terasa sesak(+) dan pasien demam dan juga batuk.
C. Riwayat kesehatan masa lalu

Saat dilakukan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu pasien mengatakan dahulu
pernah dirawat sebelumnya pada tahun 2016 dengan penyakit yang sama dengan
pasien sekarang yaitu PPOK.

D. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga klien yang menderita sakit
yang sama dengan klien. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan
seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung koroner serta tidak ada keluarga yang
menderita penyakit menular.

E. Riwayat psikososial – spritual Psikososial

Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarganya,


pasien dapat bersosialisasi baik dengan pasien lain, pasien merasa penyakit yang
di deritanya ialah cobaan dari allah yang maha esa, pasien terlihat lemas, gelisah,
dan pasrah. Daya pikir dan daya ingat pasien baik, dan pasien dapat memahami
keadaan kondisi sekarang dengan menunjukkan perilaku pasien bersahabat baik
dengan perawat Spiritual. Pasien tidak ada gangguan dalam daya pikir nya, pasien
terus berdoa semoga cepat di beri kesehatan.

F. Pola kebiasaan sebelum dan sesudah

N AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT


O
1. A. Pola nutrisi dan
cairan:
a) Nutrisi a) Nutrisi a) Nutrisi
 Asupan  Nasi, lauk, sayur -
 Frekwensi makan  3x/hari -
b) Cairan b) Cairan b) Cairan
 Asupan  Air mineral -
 Frekwensi  7 gelas/hari -

2. B. Pola eliminasi
a) BAK a) BAK a) BAK
 Frekwensi  3x/hari  -
 Jumlah  1500-2000 cc  -
b) BAB
 Frekwensi  1×/hari  -
 Warna  normal  -
 Bau  Khas  -

3. D. Pola istirahat
a) Pola tidur
 Lama tidur
 Siang  2 Jam  -
 Malam  6 - 7 Jam  -

G. Pengkajian fisik
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan Umum : Composmetis ( GCS 4-5-6)
 Tekanan darah : -
 Nadi : 86x/menit
 Respirasi : 22x/menit
 Suhu : 37,5°C
2. Pemeriksaan fisik

a) Mata

Pada bagian mata simetris kiri dan kanan, reflek cahaya positif pada mata kiri dan
kanan , konjungtiva negatif anemis pada mata kiri dan kanan, sklera negatif
ikterik pada mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri dan
kanan, udema palpebra negatif

b) Hidung

pernafasan cupping hidung

c) Bibir

Pada inspeksi bibir tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab

d) Telinga

telinga tampak bersih

e) Leher

teraba pembesaran kelenjer getah bening dan kelenjer tiroid.

f) Dada

Pernapasan sesak, dan terdapat bunyi menciut

f) Jantung

Pada Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis tidak terlihat, iktus kordis tidak
teraba jelas,dan irama jantung teratur.

g) Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen tidak tampak perubahan warna kulit, tidak tampak
tonjolan, asites negatif ,bising usus 5-7 kali permenit, perkusi abdomen pekak,

h) Kulit
pemeriksaan kulit turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat, capillary
refill kembali dalam dua detik, akral teraba hangat.

i) Ekstremitas Atas

Pada Pemeriksaan Ekstremitas atas sebelah kanan klien terpasang infuse dengan
RL 20 tts/menit.

H. DATA PENUNJANG PADA TANGGAL 02 Juni 2020

Hasil Laboratorium Tgl 02/06/2020

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 13,2 g/dl 14-16 g/dl

Leukosit 12,220/mm3 5000-100000/mm3

Leotokrit 40% 40-48%

Gula darah 80 mg/dl 180 mg/dl

I. Penatalaksanaan.

 Penatalaksanaan Medis:
1. Berikan Terapi Pemberian Oksigenasi
2. Berikan Pemantauan Hemodinamika
3. Berikan Pengukuran bronkodilator
4. Berikan Pemberian medikasi seperti nebulizer, kanula nasal,
masker
5. Berikan Fisioterapi dada
6. Berikan Suctioning (Penghisapan lendir)
7. Berikan Obat Sesuai dengan Kolaborasi Dokter

No Nama obat Dosis Fungsi Efek samping


1. Nucral 3×2 untuk terapi jangka Sakit kepala, pusing, susah
pendek tukak tidur,vertigo,Sembelit,
duodenum (radang diare, mual, muntah, perut
usus atau kembung,
lambung)dan ketidaknyamanan lambung
peradangan pada
Sistem Pencernaan.
2. Combiven 4×1 untuk meredakan Sakit kepala , Pusing,
dan mencegah Tremor, Mual, Radang
munculnya gejala atau iritasi pada
akibat tenggorokan, Serak
penyempitan
saluran pernapasan
3. Cefrixone 2×1 obat yang Nyeri perut,Mual, Muntah,
digunakan untuk Diare, Pusing, Mengantuk,
mengatasi berbagai Sakit kepala, Bengkak dan
infeksi bakteri iritasi pada area suntikan,
yang terjadi pada Muncul keringat berlebihan
tubuh
4. Ranitidine 2×1 obat yang Mual dan muntah, Sakit
digunakan untuk kepala, Insomnia, Vertigo,
menangani gejala Ruam, Konstipasi
atau penyakit yang
berkaitan dengan
produksi asam
berlebih di dalam
lambung
5. Ondansentron 3×1 obat yang Sakit kepala, Sembelit,
digunakan untuk Lelah dan lemah, Meriang,
mencegah serta Mengantuk, Pusing
mengobati mual
dan muntah
6. Metilpredinisol 2×1 untuk mengatasi Lebih mudah terkena
peradangan, dan infeksi, Mual dan muntah,
untuk meredakan Sakit kepala, Nafsu makan
reaksi alergi, menurun Keringat berlebih
seperti penyakit
asma
7. Paracetamol 3×1 obat untuk penurun Demam, Muncul ruam
demam dan pereda kulit yang terasa gatal,
nyeri, seperti nyeri Sakit tenggorokan, Muncul
haid dan sakit gigi sariawan, Nyeri punggung,
Tubuh terasa lemah
8. Ambroxol 3×1 obat yang Mual dan muntah, Diare,
berfungsi untuk Sakit perut, Sakit maag,
mengencerkan Perut kembung, Ruam
dahak merah pada kulit, Bibir
atau tenggorokan kering.
9. Curcuma 3×1 untuk mual, diare, perdarahan
meningkatkan pada orang-orang dengan
nafsu makan dan kondisi kesehatan tertentu
menjaga kesehatan (batu ginjal atau penyakit
fungsi hati autoimun)
10. Nerurodex 2×1 obat yang sering mual, muntah, dan pusing
digunakan untuk
mengatasi keluhan
tubuh akibat
kekurangan
vitamin B
kompleks
11. Cefedime 2×1 antibiotik untuk Sakit kepala, Pusing,
mengobati infeksi Gangguan pencernaan,
bakteri pada Diare, Sakit perut, Mual
telinga, saluran
pernapasan, dan
infeksi saluran
kemih

 Penatalaksanaan Keperawatan:
1. Observasi TTV
2. Berikan Kompres Hangat
3. Atur posisi pasien (semi fowler)
4. Pelatihan batuk efektif
5. Tekhnik bernapas dan relaksasi
6. Kolaborasi obat dan pemberian terapi tindakan sesuai kebutuhan
pasien.
J. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Pasien mengatakan Faktor Lingkungan ( udara, bakteri, virus, jamur ) masuk Pola Napas Tidak
sesak nafas, dan batuk melalui saluran nafas atas Efektif
DO: Respirasi: 22x/menit , 
Pasien terlihat batuk, Terjadi infeksi dan proses peradangan
Adanya bunyi napas 
menciut, pernapasan cuping
Kontraksi otot-otot polos saluran pernafasan
hidung

Penyempitan saluran pernafasan

Keletihan otot pernafasan

Dispnea gas darah arteri abnormal, hiperkapnia, hipoksemia,
hipoksia, kondisi, nafas cuping hidung, pola pernafasan
abnormal (kecepatan irama, kedalaman), Sianosis

Ketidakefektifan Pola Napas

K. Dignosa Keperawatan

Nama Pasien :Tn "M "

NO DX PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan upaya napas (mis.nyeri saat bernapas , kelemahan otot
pernapasan)d.d Dispnea, pernapasan cuping hidung

L. Rencana Keperawatan

No Hari/Tanggal Dx Tujuan (SMART) Intervensi Rasional


Kep
1. Rabu 1 Setelah dilakukan A. Intervensi Utama A. Intervensi Utama
03 Juni 2020 tindakan a. Manajemen Jalan Napas
a. Manajamen Jalan Napas
keperawatan  Observasi
selama 1×24 jam 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,  Observasi
maka Pola nafas usaha napas)
membaik dengan 1. Untuk mengetahui pola napas
 Terapeutik
Kriteria hasil: 1. Posisikan semi-Fowler atau Fowler pasien
1. Dispnea 2. Berikan minum hangat
 Terapeutik
menurun 3. Lakukan fisioterapi dada
2. Pernapasan 4. Lakukan penghisapan lendir kurang dan 15 1. Untuk memberikan rasa nyaman
cuping hidung detik
menurun 5. Lakukan hiperoksigenasi sebelum dan memperlancar sirkulasi
penghisapan endotrakeal mekanisme pernapasan
6. Berikan oksigen
2. Untuk mengurangi/mengencerkan
 Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tingkat sputum
tidak kontraindikasi
3. Agar pasien dapat batuk dan
2. Ajarkan teknik batuk efektif
 Kolaborasi mengeluarkan sputum
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
4. Untuk membantu memperlancar
ekspektoran, mukolitik
B. Intervensi Pendukung pernapasan
a. Dukungan Ventilasi
5. Mengurangi sesak pada pasien
 Observasi
1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu 6. Untuk mengetahui perkembangan
napas atau kelainan respirasi
2. Identifikasi efek perubahan posisi terhadap
status pernapasan  Edukasi
3. Monitor status respirasi den oksigenasi (mis
1. Untuk melancarkan dalam proses
frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan
otot bantu napas, bunyi napas tambahan, pernapasan
saturasi oksigen)
2. Untuk mengeluarkan secret pada
 Terapeutik
1. Fasilitasi mengubah posisi senyaman salura pernapasan
mungkin  Kolaborasi
2. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis
nasal kanul, masker wajah, masker rebreathing 1. Untuk mengeluarkan secret yang
atau non rebreathing) dapat membuat adanya hambatan
3. Gunakan bag-valve mask
pada saluran nafas
 Edukasi
1. Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas B. Intervensi Pendukung
dalam
a. Dukungan Ventilasi
2. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
 Observasi
1. Untuk mengetahui adanya
kelelahan pada otot bantu nafas
2. Untuk mengetahui adanya
perubahan pada status pernapasan
3. Untuk mengetahui status respirasi
dan oksigenasi seperti adanya
kedalaman napas , penggunaan otot
bantu napas ,bunyi napas
tambahan ,saturasi oksigen
 Terapeutik
1. Untuk memberikan posisi nyaman
pada saat melakukan Oksigenasi
2. Untuk memberikan kebutuhan
oksigenasi sesuai dengan kebutuhan
3. Untuk memudahkan saat
melakukan tindakan oksigen
 Edukasi
1. Untuk memberikan teknik
relaksasi napas dalam
2. Untuk memberikan rasa aman
dengan melakukan pengubahan pada
posisi secara mandiri

M. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Kep Tanggal/J Implementasi (Respon/Hasil) Evaluasi Paraf


am
1. Pola Napas Tidak Kamis A. Intervensi Utama S: Pasien mengatakan sesak nafas, Kel. 1
Efektif b.d Hambatan dan batuk sudah tidak ada
04 Juni a. Manajemen Jalan Napas
upaya napas
2020 O : Respirasi: 22x/menit, Pasien
(mis.nyeri saat  Observasi
sudah tidak terlihat batuk , Tidak
bernapas , kelemahan 08.00
1. Memonitor pola napas (frekuensi, Adanya bunyi napas menciut
otot pernapasan)d.d
kedalaman, usaha napas)
Dispnea, pernapasan A : Masalah teratasi
cuping hidung Respirasi : 22×/Menit
P : Intervensi Dihentikan
09.00  Terapeutik

1. Mempertahankan kepatenan jalan napas


dengan head tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)

2. Memposisikan semi-Fowler atau Fowler

3. Memberikan minum hangat


10.00
4. Melakukan fisioterapi dada, jika perlu

5. Melakukan penghisapan lendir kurang dan


15 detik

12.00 6. Melakukan hiperoksigenasi sebelum


penghisapan endotrakeal

7. Melakukan pengeluaran sumbalan benda


padat dengan forsep McGill
13.00
8. Memberikan oksigen, jika perlu

 Edukasi
14.00
1. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi

15.00 2. Mengajarkan teknik batuk efektif

 Kolaborasi

17.00 1. Mengkolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

B. Intervensi Pendukung
a. Dukungan Ventilasi

19.00  Observasi

1. Mengidentifikasi adanya kelelahan otot


bantu napas

2. Mengidentifikasi efek perubahan posisi


terhadap status pernapasan

3. Memonitor status respirasi den oksigenasi


(mis frekuensi dan kedalaman napas,
penggunaan otot bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi oksigen)
20.00
 Terapeutik

1. Mempertahankan kepatenan jalan napas

2. Memberikan posisi semi Fowler atau


Fowler

3. Memfasilitasi mengubah posisi senyaman


21.00 mungkin

4. Memerikan oksigenasi sesuai kebutuhan


(mis nasal kanul, masker wajah, masker
rebreathing atau non rebreathing)
22.00
 Edukasi

1. Mengajarkan melakukan teknik relaksasi


napas dalam

2. Mengajarkan mengubah posisi secara


mandiri

3. Mengajarkan teknik baluk efektif


23.00
 Kolaborasi

1. Mengkolaborasi pamberian
bronkhodilator,jika perlu
N. Catatan Perkembangan

No Dx Kep Hari/Tanggal Evaluasi Paraf

1. Pola Napas Kamis S: Pasien mengatakan sesak nafas, dan batuk sudah tidak ada Kel. 1
Tidak Efektif b.d
04 Juni 2020 O : Respirasi: 22x/menit, Pasien sudah tidak terlihat batuk, Adanya bunyi napas
Hambatan upaya
menciut
napas (mis.nyeri
saat bernapas , A : Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
kelemahan otot
P : Hentikan Perawatan Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
pernapasan)d.d
Dispnea, I:
pernapasan
1. Mengobservasi TTV
cuping hidung
2. Mengatur posisi pasien (semi fowler)

3. Melalukan pelatihan batuk efektif


4. Melalukan Tekhnik bernapas dan relaksasi

5. Mengkolaborasi obat dan pemberian terapi tindakan sesuai kebutuhan pasien

E : Masalah Teratasi

R : Intervensi Dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto & Wartonah, 2010. Diagnosa Keperawatan Edisi 13. Jakarta: EGC.

Nurjanah, 2014. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Andarmoyo, 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta:EGC

NANDA Internasional.2013. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2013-2017, Jakarta:EGC

PPNI ,T. P. (2016).Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia:Definisi dan


Indikator Diagnostik,Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi


dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi


dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan


Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai