• Infeksi Tropis
• Endokrin Metabolik
• Gastro-enterohepatologi
Infeksi Tropis
Tipe-Tipe Demam
Continuous (Sustained)
• Kenaikan persisten suhu tubuh dengan fluktuasi maksimal 0,40C selama periode 24 jam
• Contoh : demam dengue, demam berdarah dengue
Remitten
• Demam dengan fluktuasi suhu tubuh yang lebar (>10C). Suhu tubuh turun setiap hari,
namun tidak mencapai suhu normal. Demam biasanya rendah di pagi hari dan tinggi
di malam hari
• Contoh : demam tifoid
Intermitten
• Demam dengan fluktuasi suhu tubuh. Suhu tubuh turun dan mencapai suhu
normal terutama pada pagi hari dan meningkat pada sore hari
• Contoh : malaria
Hectic (Septic)
• Demam remitten atau intermitten dengan perbedaan suhu yang besar antara
puncak
demam dan titik terendah demam
• IgM dengue positif mulai hari
ke-5 demam.
• Sedangkan NS1 dapat positif
sejak hari pertama demam,
kemudian menurun perlahan
sdh hari ke 9.
Sumber: CDC
Malaria
Doksisiklin 1x100 mg sejak 1 minggu sebelum masuk sampai 1 bulan setelah kembali
• Kontraindikasi: ibu hamil dan usia < 8 tahun
Kultur
• Umumnya dilakukan setelah hari ke-4 gejala
• Lama, mahal
• Sampel
• Blood : Dapat ditemukan 10 hari pertama gejala. Optimal sebelum dilakukan pemberian
antibiotik
• Cerebrospinal Fluid : Minggu pertama gejala G. PENGOBATAN
• Urine : Diatas 7 hari gejala Leptospirosis ringan
MAT (microscopic agglutination test) Doksisiklin 2 x 100 mg
Ampisilin 4 x 500-750 mg
• Deteksi antileptospira antibodies Amoksisilin 4 x 500 mg
• (+) bila titer >1:200 (single) atau >1:100 (serial) Leptospirosis sedang/berat
• Terdeteksi setelah 1 minggu
Penisilin G 1,5 juta unit/ 6 jam
Rapid: latex agglutination test, IgM ELISA Ampisilin 1 gram/ 6 jam
Amoksisilin 1 gram/ 6 jam
• Terdeteksi dalam 3-5 hari sakit
Kemoprofilaksis
Doksisiklin 200 mg/ minggu
• 10% kasus leptospirodid
dapat berkembang
menjadi sangat berat,
disebut Weil's syndrome.
• Gejala: tidak ada batasan
jelas, tapi tanda utamanya
adalah masalah pada hati,
ginjal, dan pembuluh
darah. (jaundice,
penurunan urin, hipotensi,
ruam, anemia, sputum
berdarah, perdarahan
pada mata)
• Muncul 3-7 hari setelah
munculnya penyakit.
Infeksi Parasit dan Cacing
PROTOZO
A
Entamoeba histolytica
Metronidazole 3x500-
750 mg, 5-10 hari)
Amebiasis. Trophozoite of Entamoeba
histolytica +RBC
Giardia lamblia
Steatorrhea (diare
berlemak berminyak)
Cestoda
• Albendazole (2x400 mg, 8-30 hari): DOC for potentially fatal cestode
infections (cysticercosis—T solium)
• Praziquantel (10 mg/kg, dosis tunggal) : DOC for hymenolepiasis
Filariasis
• Agent: Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi, Brugia timori
• Vector: culex, anopheles, etc
• Acute (limfadenitis,
limfangitis, fever)
• Chronic (elephantiasis):
obstruction of lymphatic vessels by adult
worms
Wuchereria bancrofti
Perbandingan panjang:lebar
kepala 2:1
Brugia malayi
Inti tidak teratur
Inti di ekor 2-5 buah
Perbandingan panjang:lebar
Brugia timori kepala 3:1
Inti tidak teratur
Inti di ekor 5-8 buah
ENDOKRIN DAN
METABOLIK
Sumber: Konsensus DM Indonesia 2011 (Perkeni)
Penyakit Tiroid: Klasifikasi
• Pembesaran tiroid semata • Hipertiroidisme
– Defisiensi yodium (struma difusa – Penyakit Graves
nontoksik/goiter endemik)
• Bisa berkembang menjadi struma nodular – Struma nodular nontoksik yang
nontoksik menjadi toksik
– Goiter sporadik (jarang) – Adenoma toksik
– Lain-lain (mis. tiroiditis
• Hipotiroidisme destruktif, hormon tiroid
– Defisiensi yodium yang lebih berat ekstratiroidal, tumor hipofisis)
– Tiroiditis Hashimoto, tiroiditis subakut
(awal hipertiroid namun berkembang
menjadi hipotiroid • Neoplasma
– Iatrogenik – Pada pemeriksaan dapat
– Lain-lain (mis. obat, kongenital, ditemukan massa terfiksir,
hipopituitarisme, kelainan hipotalamus) cepat membesar
* Tiroiditis subakut (pada tipe Subacute granulomatous thyroiditis ) : dapat ditemukan
keluhan demam, nyeri pada kelenjar
Diagnosis hipertiroid
Diagnosis hipertiroid
Cushing syndrome
• Disebabkan paparan
glukokortikoid endoken
/eksogen jangka waktu lama
• Penyebab diantaranya :
– Konsumsi /injeksi steroid /
glukokortikoid jangka waktu lama
– Primary adrenocortical neoplasm
(usually an adenoma but rarely a
carcinoma).
– Bilateral adrenal micronodular
hyperplasia and macronodular
hyperplasia (jarang)
• Hipercortisol : Keadaan meningkatnya hormon kortisol
dalam darah
Rasa penuh
Rasa atau tidak
Nyeri terbakar di nyaman Rasa cepat
epigastriu epigastriu setelah kenyang
m m makan
disfagia progresif
muntah rekuren/persisten
anemia
demam Tidak
Obat yang dipergunakan dapat berupa antasida, antisekresi asam lambung (PPI misalnya omeprazole,
rabeprazole dan lansoprazole dan/atau H2-Receptor Antagonist [H2RA]), prokinetik, dan sitoprotektor
(misalnya rebamipide), di mana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi keluhan dan riwayat
pengobatan pasien sebelumnya.
Penggunaan prokinetik seperti
metoklopramid, domperidon, cisaprid,
itoprid dan lain sebagainya dapat
memberikan perbaikan gejala pada beberapa
pasien dengan dispepsia fungsional.
Gejala: rasa nyeri/ terbakar pada daerah epigastrium atau hipokondrium yang dapat menyebar
hingga ke punggung.
Ulkus Gaster: pain – food pain Ulkus Duodenum: pain – food relieved
Pemeriksaan dapat dilakukan dalam waktu paling tidak 4 minggu setelah akhir
dari terapi yang diberikan.
GERD
Definisi:
• suatu gangguan di mana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam
esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu.
Gejala Khas
• Heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih)
• regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah)
• nyeri epigastrium
• disfagia
• Odinofagia
• Pasien dengan esofagitis erosif yang ditandai dengan adanya kerusakan mukosa esofagus
pada pemeriksaan endoskopi (Erosive Esophagitis/ERD)
• Gejala refluks yang mengganggu tanpa adanya kerusakan mukosa esofagus pada
pemeriksaan endoskopi (Non-Erosive Reflux Disease/NERD)
Gejala spesifik untuk GERD
Penunjang Dx
• GERD-Q
• Endoskopi (GOLD STD)
• Histopatologi
• pH-metri 24 jam
• PPI test
PPI Test
Tes ini dilakukan dengan
memberikan PPI dosis ganda
selama 1-2 minggu tanpa didahului
dengan pemeriksaan endoskopi.
ruptur varises
Kehilangan darah esofagus
gastroesofagus
dari saluran cerna
atas mulai dari
esofagus sampai
dengan duodenum gaster ulkus peptikum
(dengan batas
anatomik di
ligamentum Treitz)
duodenum gastritis erosif
Penampilan klinis pasien dapat berupa
Stabilkan Hemodinamik
•Pemasangan IV line paling sedikit 2 dengan
jarum(kateter) yang besar minimal no 18. Hal ini
penting untuk keperluan transfusi. Dianjurkan
pemasangan CVP
•Oksigen sungkup/ kanula. Bila ada gangguan A-B
perlu dipasang ETT
• Mencatat intake output, harus dipasang kateter
urine
•Memonitor Tekanan darah, Nadi,saturasi oksigen
dan keadaan lainnya sesuai dengan komorbid yang
ada.
Hepatitis
+ - IgM + - +
akut
Window - - IgM +/- +/- -
period
Penyembu - + IgG - +/- -
han
Imunisasi - + - - - -
Hepatitis
kronik + - IgG + - +
replikatif
Hepatitis
kronik non + - IgG - + -
replikatif
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Nyeri kolik + + +/- +/-
Nyeri tekan/ - - + +
Murphy’s sign
Demam - - + (low-grade) + (high-grade)
Ikterus - + - +
Penunjang
• USG
• Laboratorium: leukosit, bilirubin, SGOT/SGPT
Tata laksana
• Kolelitiasis: kolesistektomi
• Kolesistitis: NPO, cairan IV, analgesik, antibiotik,
kolesistektomi
• Koledokolitiasis: ERCP diikuti oleh kolesistektomi
• Kolangitis: antibiotik. Kalau tidak ada respons, maka dilakukan
dekompresi bilier darurat dengan ERCP.
Pankreatitis Akut
Peningkatan amilase atau lipase lebih dari tiga kali nilai batas
normal
SGOT dan SGPT meningkat tapi tak begitu tinggi (SGOT >> SGPT)
Albumin menurun
Globulin meningkat
Prothrombin time
memanjang
Anemia
Thrombositopenia
Leukopenia
Pemeriksaan USG
Menilai sudut hati, permukaan
hati, ukuran, homogenitas,
massa, ascites, splenomegali,
thrombosis vena porta,
pelebaran vena portal
Definition:
• IBS adalah kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau
rasa tidak nyaman abdomen yang berkaitan dengan defekasi atau
perubahan kebiasaan buang air besar setidaknya selama 3 bulan
Epidemiology:
• Prevalensi IBS pada wanita sekitar 1,5-2 kali prevalensi pada laki-laki.
• IBS dapat terjadi pada semua kelompok umur dengan mayoritas pada
usia 20-30 tahun dan cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Kriteria Diagnosis (Rome III)
Nyeri abdomen atau sensasi tidak nyaman berulang paling tidak
selama 3 hari dalam satu bulan pada 3 bulan terakhir dengan 2
atau lebih gejala berikut :
3. IBS dengan campuran kebiasaan buang air besar atau pola siklik (IBS-M)
Feses padat/bergumpal dan lembek/cair ≥25% waktu Ditemukan pada satu pertiga kasus
2. Terapi dehidrasi
3. Mencegah dehidrasi pada pasien tanpa tanda dehidrasi menggunakan cairan atau larutan rehidrasi oral:
• a) Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan rehidrasi oral dan koreksi dehidrasi berat dengan larutan intravena
yang tepat,
• b) Memberikan hidrasi menggunakan larutan rehidrasi oral,
• c) Mengobati gejala.
4. Stratifikasi manajemen:
• a) Petunjuk epidemiologis: makanan, antibiotik, aktivitas seksual, perjalanan wisata, penyakit lainnya, wabah, musim.
• b) Petunjuk klinis: diare berdarah, nyeri abdomen, disentri, penurunan berat badan, infl amasi fekal.
Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti
persisten atau
pasien
demam, feses berdarah, leukosit pada feses, penyelamatan jiwa diare pada pelancong,
immunocompromised.
pada diare infeksi,