Anda di halaman 1dari 35

REFERAT

MALARIA
Putri Soraya
1765050373

Pembimbing :
dr. Sorta, Sp.PD

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 22 JULI 2018 – 28 SEPTEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
MALARIA
• Penyakit yang dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh
protozoa genus Plasmodium, ditandai dengan demam, menggigil,
anemia, dan splenomegali.
• Malaria yang disertai dengan komplikasi disebut malaria berat.
EPIDEMIOLOGI
• Malaria tersebar dilebih dari 100 negara dibenua Asia, Amerika
Selatan, Afrika, Oseania dan Karibia.
• Di Indonesia, pada tahun 2001 terdapat 15 juta kasus malaria dengan
38,000 kematian setiap tahunnya.
• Sekitar 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berpotensi
tertular malaria.
• Daerah endemis malaria di Indonesia adalah kawasan timur, mulai
dari Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya
dan Lombok sampai Nusa Tenggara Timur.
• Infeksi terbanyak : Plasmodium falciparum dan vivax
ETIOLOGI
Plasmodium terdiri dari banyak spesies yaitu :
• Plasmodium vivax : malaria tertiana maligna/malaria Tropicana
Plasmodium falciparum : malaria tertiana maligna/malaria tropicana
• Plasmodium malariae : malaria kuartana
• Plasmodium ovale : malaria tertian benigna ovale
• Plasmodium knowlesi : spesies yang terdapat di Asia Tenggara
terutama Kalimantan. Parasit ini dapat melipat gandakan dirinya.
Apabila jumlah parasit dalam darah sudah sangat banyak dapat
menyebabkan malaria berat sampai kematian.
PATOGENESIS DAN MANIFESTASI KLINIS
• Trias malaria adalah keadaan menggigil yang diikuti demam dan
keluar keringat yang banyak.
• Berikut ini adalah gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada
malaria :
1. Demam : demam periodik berkaitan dengan pecahnya skizon
matang (sporulasi) yang mengeluarkan berbagai antigen. Antigen
akan merangsang sel makrofag, monosit, dan limfosit yang
memproduksi sitokin seperti TNF. TNF akan dibawa ke hipotalamus
yang mengatur suhu tubuh.
Proses pematangan skizon berbeda-beda tiap jenis,
sehingga pola demam yang muncul tiap jenis juga
berbeda :
2. Splenomegali : gejala malaria kronik. Limpa mengalami kongesti,
menghitam, dan mengeras karena timbunan penghancuran parasit,
pigmen, sel radang dan jaringan ikat.
3. Anemia : terjadi akibat pecahnya eritrosit yang terinfeksi maupun
tidak terinfeksi. P. falciparum menginfeksi semua jenis eritrosit. P.
vivax/ovale menginfeksi eritrosit muda (2% dari total eritrosit), dan
P. malariae menginfeksi eritrosit tua (1% dari total eritrosit). P.
falciparum menyebabkan anemia yang lebih berat karena terjadi
penurunan masa hidup eritrosit dan gangguan pembentukan
eritrosit akibat depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.
4. Ikterus : dapat terjadi karena hemolisis dan gangguan hepar.
Morfologi P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae

Masa inkubasi (hari) 9 - 14 12-17 16-18 18-40

Daur siklus - 48jam 50jam 72jam

Jenis malaria - Tertiana Tertiana Kuartana

Eritrosit Sama dengan normal Lebih besar, pucat Lebih besar Sama dengan normal

Tanda khas Maurer’s spots Schuffner Schuffner Ziemann’s dots

Bentuk stadium Ringform, acide Ameboid, ring Pita


trofozoit

Bentuk stadium skizon Bunga

Bentuk stadium Bulan sabit, pisang Sferis Sferis Sferis


gametosit
Pigmen Tengguli Besar, kasar, gelap
MALARIA CEREBRAL
Possible cause:
• Binding of parasitized red cells in
cerebral capillaries →
sekuestrasi → severe malaria
• Increased permeability of the
blood brain barrier
• Excessive induction of cytokines
MALARIA BERAT
• Malaria berat disebabkan oleh P. falciparum dengan patogenesis khusus.
Eritrosit terinfeksi akan mengalami sekuestrasi dipembuluh kapiler,
sitoaderensi, roseting, dan akhirnya obstruksi sirkulasi. Adapun organ yang
terkena dan gejala yang ditimbulkan antara lain :
1. SSP : delirium, disorientasi, stupor, koma, kejang, gangguan neurologis
fokal.
2. Traktus gastrointestinal : muntah, diare hebat, perdarahan,
malabsorsorbsi
3. Ginjal : nekrosis tubular akut, hemoglobinuria, gagal ginjal akut.
4. Hati : ikterus, billous remittent fever dengan muntah hijau empedu
5. Paru : edema paru
6. Lain-lain : anemia, malaria hiperpireksia, hipoglikemia, black water fever.
Malaria berat didiagnosis apabila ditemukan P. falciparum pada
stadium aseksual dan disertai satu atau lebih gejala berikut ini :
• Malaria cerebral : malaria dengan penurunan kesadaran
• Anemia berat (Hb < 5g/dL atau hematokrit < 15%) pada keadaan hitung parasit > 10.000/ul
• Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/24 jam pada dewasa atau 1 ml/kgBB/jam pada anak)
• Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome
• Hipoglikemia (gula darah < 40 mg/dl)
• Syok : tekanan darah sistolik < 70mmHg, disertai keringat dingin
• Perdarahan spontan atau disertai kelainan laboratorium berupa gangguan koagulasi
• Kejang > 2 kali per 24 jam
• Asidemia atau asidosis (bikarbonat plasma <15 mmol/L)
• Hemoglobinuria makroskopik karena infeksi malaria akut
Keadaan lain yang juga digolongkan sebagai malaria berat adalah hiperparasitemia > 5%, ikterus
dan hiperpireksia
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
• Trias malaria (demam, menggigil, keringat dingin), sakit kepala,
mual, muntah, diare, nyeri otot
• Riwayat bepergian/tinggal di daerah endemis malaria
• Riwayat sakit malaria atau minum obat malaria, riwayat transfusi
• Tanda-tanda malaria berat : gangguan kesadaran, lemah, kejang,
tubuh kuning, perdarahan, sesak nafas, oliguria/anuria, air seni gelap
(black water fever)
PEMERIKSAAN FISIK
• Demam, konjungtiva pucat, sklera ikterik, splenomegali, hepatomegali.
Pada malaria berat :
• Tanda vital : suhu rectal > 40 C, nadi cepat dan lemah, tekanan darah sistolik < 70
mmHg (dewasa) dan < 50mmHg anak, takipnea, penurunan kesadaran
• Manifestasi perdarahan (mimisan, gusi berdarah, petekie)
• Tanda dehidrasi : mata cekung, bibir kering, rasa haus meningkat atau tidak mau
minum sama sekali, turgor kulit menurun.
• Mata : conjungtiva anemis (tanda anemis berat), sklera ikterik.
• Thorax : ronki pada paru
• Abdomen : hepatomegali, splenomegali
• Lainnya :gagal ginjal dengan oliguria hingga anuria dan gangguan neurologis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis dengan mikroskop untuk
menentukan ada tidaknya spesies, stadium dan kepadatan Plasmodium.
• Diagnostik cepat (RDT = Rapid Diagnostic Test) :
1. HRP-2 (Histidine Rich Protein-2) yang diproduksi trofozoit, skizon dan
gametosit muda P. Falciparum.
2. Aldolase dan p-LDH (parasite Lactate Dehydrogenase) yang diproduksi
keempat Plasmodium aseksual dan seksual.
• Pemeriksaan untuk malaria berat : DPL, kimia darah, EKG, foto thorax,
analisis cairan cerebrospinalis, biakan darah, uji serologi, urinalisa.
TATA LAKSANA
TATA LAKSANA MALARIA FALCIPARUM
Lini pertama : Artesunate + Lini pertama : Dihidroartemisin +
Amodiakuin + Primakuin Piperakuin + Primakuin
• Dua blister : amodiakuin (12 x 200mg- • Saat ini khusus digunakan di daerah
153mg basa) dan artesunate (12 x Papua. Obat ini dapat diberikan pada
50mg). Obat kombinasi diberikan per ibu hamil.
oral selama 3 hari, dengan dosis Dosis yang digunakan sesuai berat
tunggal amodiakuin basa 10mg/kgBB badan :
dan artesunate 4 mg/kgBB
• Tiga blister (setiap hari 1 blister untuk • Dihidroartemisin : 2-4mg/kgBB
dosis dewasa) dengan setiap blister • Piperakuin : 16-32mg/kgBB
berisi 4 tablet artesunate @50mg dan • Primakuin : 0,75mg/kgBB
4 tablet amodiakuin @150mg.
• Primakuin diberikan per oral dengan
dosis tunggal 0,75mg basa/kgBB
pada hari pertama
TATA LAKSANA MALARIA FALCIPARUM
• Lini kedua : Kina + Doksisiklin /
tetrasiklin + Primakuin
• Kina : tablet 200mg kina fosfat/sulfat.
Diberikan per oral 3 kali/hari, dosis
10mg/kgBB/kali selama 7 hari
• Doksisiklin : kapsul/tablet, 50mg atau
100mg doksisiklin HCl. Diberikan 2
kali/hari selama 7 hari, dosis 4-
5mg/kgBB/kali. Dosis anak 8-14
tahun 2mg/kgBB/hari. Atidak boleh
diberikan pada anak umur dibawah 8
tahun dan ibu hamil.
• Primakuin : diberikan seperti line
pertama
TATA LAKSANA MALARIA FALCIPARUM
HARI JENIS OBAT Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
0-1 bulan 2-11 bulan 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 ≥ 15 tahun
tahun
1 Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2-3
2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
TATA LAKSANA MALARIA VIVAX DAN OVALE
• Lini pertama : Artesunate + • Lini kedua malaria vivax : Kina +
amodiakuin atau DHP Primakuin
• Primakuin : diberikan selama 14 • Anak dibawah 1 tahun, dosis
hari dengan dosis 0,25mg/kgBB disesuaikan dengan berat badan.
Dosis primakuin 0,25
mg/kgBB/hari selama 14 hari.
• Malaria vivax relaps : dosis
primakuin di tingkatkan
0,5mg/kgBB/hari selama 14 hari
TATA LAKSANA MALARIA MALARIAE
• Pengobatan cukup diberikan ACT 1 kali/hari selama 3 hari dengan
dosis sama dengan pengobatan lain
TATA LAKSANA MALARIA FALCIPARUM + VIVAX
• Pengobatan dengan ACT selama 3 hari serta primakuin pada hari
pertama dengan dosis 0,75mg/kgBB dilanjutkan pada hari 2-14
dengan dosis 0,25mg/kgBB
TATA LAKSANA MALARIA BERAT
Prinsip tata laksana malaria berat :
• Stabilisasi airway, breathing, circulation
• Pengobatan simtomatik
• Pemberian antimalaria
• Penanganan komplikasi
PILIHAN UTAMA MALARIA BERAT DI RS:
ARTESUNAT
• Artesunate parenteral tersedia dalam • Artesunat (AS) diberikan dengan dosis
vial yang berisi 60 mg serbuk kering 2,4 mg/kgBB per-iv, sebanyak 3 kali
dan pelarut natrium bikarbonat 5%. jam ke 0, 12, 24.
• Untuk membuat larutan artesunat • Selanjutnya diberikan 2,4mg/kgbb
dengan mencampur 60 mg serbuk per-iv setiap 24 jam sampai penderita
kering dengan larutan biknat 5%. mampu minum obat.
Kemudian ditambah larutan Dextrose • Larutan artesunat bisa diberikan
5% sebanyak 5 cc. secara intramuskular dengan dosis
yang sama.
• Apabila sudah dapat minum obat,
pengobatan dilanjutkan dengan
dihydroartemisinin-piperakuin atau
ACT lainnya selama 3 hari + primakuin
PILIHAN LAINNYA: ARTEMETER
• Artemeter IM tersedia dalam • Apabila sudah dapat minum
ampul yang berisi 80 mg obat, pengobatan dilanjutkan
artemeter dalam larutan minyak. dengan dihydroartemisinin-
• Artemeter diberikan dengan piperakuin atau ACT lainnya
dosis 3,2mg/kgBB intramuskular. selama 3 hari + primakuin
Selanjutnya artemeter diberikan
1,6mg/kgBB intramuskular satu
kali sehari sampai penderita
mampu minum obat.
PROFILAKSIS MALARIA
FARMAKOLOGIS : Kemoprofilaksis saat
NON FARMAKOLOGIS ke daerah endemis
• Tidur menggunakan kelambu yang • Doksisiklin 100 mg/hari (sejak 1-2
sudah dicelup pestisida hari sebelum berangkat s.d. 4
minggu setelah pulang) atau
• Menggunakan obat pembunuh meflokuin 250 mg/minggu (sejak 2
nyamuk (mosquito repellant) minggu sblm berangkat hingga 4
minggu setelah kembali).
• Proteksi diri saat keluar dari rumah • Tidak boleh untuk : ibu hamil dan
(baju berlengan panjang, anak dibawah 8 tahun
kus/stocking) • Alternatif : Primakuin 0,5
mg/kgBB/hari (1-2 hari sebelum
• Proteksi kamar atau ruangan berangkat hingga 1 minggu setelah
menggunakan kawat anti nyamuk pulang)

Anda mungkin juga menyukai