Anda di halaman 1dari 4

MALARIA

1. Definisi dan penyebab


Malaria adalah penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina
yang mengandung parasite malaria. Parasite malaria ada beberapa jenis, yaitu:
• Plasmodium falciparum, parasite jenis ini menyebabkan malaria falciparum,
yangmana merupakan malaria terberat.
• Plasmodium vivax, menyebabkan malaria tertiana, yang tergolong malaria ringan.
• Plasmodium malarie, menyebabkan malaria quartana, yangmana akan
menimbulkan gejala setelah lama terinfeksi, oleh karena itu penderita malaria ini
akan mengalami infeksi kronis, seperti gangguan fungsi organ ginjal.
• Plasmodium ovale, malaria yang disebabkan parasite jenis ini tidak terlalu
berbahaya, namun harus tetap waspada karena bisa menyebabkan anemia.

2. Faktor resiko
• Penggunaan kelambu, studi penelitian menyebutkan bahwa apabila sesorang
mempunyai kebiasaan tidak memakai kelambu pada malam hari, akan memiliki
kemungkinan menderita malaria sebesar 4,2 %.
• Kebiasaan keluar rumah pada malam hari, kebiasaan keluar rumah pada malam hari
meningkatkan resiko terjadi kontak dengan nyamuk anopheles sebagai vektor
perantara penyakit malaria. Masyarakat yang memiliki kebiasaan ini berisiko 2,340
kali lebih besar terkena malaria.
• Keberadaan breeding place (tempat perkembangbiakan nyamuk) seperti selokan,
parit, genangan air, lingkungan disekitar sawah, atau ada kendang ternak
dilingkungan.
• Penggunaan obat anti nyamuk, rumah yang menggunakan obat anti nyamuk
menurunkan resiko adanya nyamuk anopheles sebagai vektor perantara malaria.

3. Manifestasi klinis
• Gejala malaria ringan (tanpa komplikasi)
Gejala utamanya yaitu demam dan menggigil, disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare, nyeri otot atau pegal-pegal, malaise (lelah, tidak nyaman), lesu, dingin
diarea punggung, anoreksia (gangguan makan)
• Gejala malaria berat
Gangguan kesadaran, Lemah, Kejang, Panas tinggi, Mata atau tubuh kuning,
Tanda-tanda dehidrasi, Pendarahan, Sesak napas, Muntah terus menerus, Urin
berwarna teh tua sampai kehitaman, Jumlah urin di bawah normal, Anemia

4. Komplikasi penyakit
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita malaria, antara lain:
• Anemia berat
• Malaria otak (serebral), terjadi saat sel darah dipenuhi parasite, sehingga
menghambat pembuluh darah kecil pada otak, akibatnya otak menjadi bengkak atau
rusak, gejala yang ditimbul seperti kejang dan koma.
• Gangguan fungsi organ tubuh, ada beberapa organ yang terganggu karena parasite
malaria, antara lain ginjal, hati, atau limpa, kondisi ini dapat membahayakan
penderita.
• Gangguan pernafasan, terjadi ketika ada cairan yang menumpuk pada paru-paru
(edema paru), sehingga membuat penderita sulit bernafas.
• Hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)

5. Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang abnormal pada penderita malaria antara lain:
• Suhu tubuh tinggi (lebih dari atau sama dengan 37,5 derajat)
• Konjungtiva anemis (pucat) yang menandakan adanya anemia
• Sklera ikterik, warna sklera pada mata menguning
• Telapak tangan pucat
• Pmbesaran limpa
• Pembesaran hati
6. Pemeriksaan penunjang
• Apusan darah tepi, pemeriksaan mikroskopis apusan darah tebal dan tipis yang
diwarnai Giemsa dapat mendeteksi parasite, menentukan spesies dan stadium
plasmodium, serta menghitung kepadatan parasite.
• Uji diagnostic cepat, deteksi antigen parasite dengan mekanisme
imunokromatografi dari sampel darah.
• Pemeriksaan darah, pada anemia berat ditemukan anemia, trombositopenia,
hipoglikemi, dan hiperlaktatemia (kadar asam laktat dalam darah meningkat).
• Urinalisis

7. Pengobatan
Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan
kondisi pasien.
• Pengobatan malaria tanpa komplikasi
Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) + Primakuin. Sebaiknya dosis pemberian
DHP berdasarkan berat badan, apabila penimbangan berat badan tidak dapat
dilakukan maka pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur. Apabila ada
ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel pengobatan), maka dosis
yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
• Pengobatan pada ibu hamil
Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada
orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. Semua obat anti
malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat iritasi
lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan minum
obat anti malaria.
• Pengobatan malaria berat
Diberikan artesunat intramuskular (dosis 2,4mg/kgbb). untuk ibu hamil dilakukan
dengan memberikan artesunat injeksi atau kina HCl drip intravena.
8. Peran perawat
• Tindakan promotif, turut serta dalam upaya peningkatan pengetahuan mengenai
malaria.
• Tindakan preventif: melakukan kampanye pencegahan malaria, misalnya
penggunaan kelambu, memasang kawat kasa, tidak menggantung pakaian bekas
pakai, memakai obat anti nyamuk, dan menebarkan ikan pemakan jentik.
• Tindakan kuratif: memberikan tindakan pengobatan dengan tindakan keperawatan
yang sesuai.
• Tindakan rehabilitatif: mengadakan kegiatan untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai