Anda di halaman 1dari 87

MALARIA

Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh


plasmodium. Vektor nyamuk anopheles.
Plasmodium Fatro Viter Maqu
P. Falcifarum M. Tropicana (Maligna) Tipe
demam tak tentu, 1-2-1-2-1
P. Vivax M. Tertiana (Benigna) Tipe demam
1-2-1-2-1
P. Ovale M. Ovale Tipe demam 1-2-1-2-1
P. Malarie M. Quartana Jarang di Indonesia
Tipe demam 1-3-1-3-1
Laki-laki 32 thn mengeluh demam naik turun,
pola tidak teratur selama 2 minggu disertai
pusing, mual, muntah, kejang-kejang selama 3
hari. Keluhan dirasakan sejak 2 mgg setelah
pulang dari papua. Hasil pemeriksaan lab Hb 5.
Apakah organisme penyebab yang paling
mungkin?
a. Plasmodium vivax
b. Plasmodium falciarum
c. Plasmodium ovale
d. Plasmodium malaria
e. Plasmodium knowlesi
Patogenesis
Nyamuk Anopheles betina menggigit manusia
Kelenjar liur melepaskan Sporozoid kedalam darah
dalam 45 menit sampai ke hepar (parenkim Hepar)
terbentuk Skizone hati Skizone hati pecah (Sporulasi)
keluarlah Merozoid menyerang eritrosit sekitar
Tropozoid sel darah merah Skizon Eritrosit pecah
Merozoid merozoid menyerang
eritrosit lain yang ada di sekitar!! dst.
----------------------------------------------------------------------------------
Di dalam darah sebagian parasit akan membentuk gamet
jantan dan betina. Apabila nyamuk anopheles betina
menghisap gamet jantan maka bisa terjadi siklus seksual di
dalam tubuh nyamuk zygot ookinet oocyst
sprozoid bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk dan siap
menginfeksi manusia.
Sitoadherensi perlekatan eritrosit yang
mengandung parasit (EP) kedinding pemb.drh.
Sekuestrasi EP tinggal/menetap didinding
vascular dan tidak lagi ikut sirkulasi.
Rosetting EP matur berkelompok dan
diselubungi oleh eritrosit yang non parasit
shgg dpt terjadi obstruksi aliran darah lokal.

NB Immunitas Timbul Lambat, Hilang cepat


(jangka pendek).
M. Falc. M. Vivax M. Ovale M. Mal.

- M. inkubasi 8 15 10 15 10 15 20 40
- Paroxysmal 48 48 48 72
- Darah tepi Cincin & Semua Semua Semua
gamet stadium stadium stadium
- % Sel darah Dpt > 50 23 23 <1
merah yg
terinfeksi
- Manifestasi Sering Jarang Jarang Jarang
ganas
- Perjalanan 1 3 3 Bervariasi
penyakit
(thn)
Gambaran mikroskopik plasmodium ovale
Plasmodium Falcifarum
Mikroskopis
falcifarum
Plasmodium Malarie
Plasmodium Vivax
Ciri Ciri ;
Eritrosit membesar
Trofozoit muda (bentuk cincin)
Trofozoit lanjut dengan titik-titik Schffner.
Trofozoit lanjut dengan sitoplasma ameboid (sangat khas
untuk P. vivax)
Cardinal Sign :
- Demam Intermitten
- Anemia Hemolitik
- Spleenomegali
- Ikterus

Stadium Prodromal 2-3 hari sebelum serangan Akut


Malaise, mialgia, sakit kepala,anoreksia, demam.

Serangan Akut Trias demam malaria :


- Menggigil ( 15 mnit 1 jam)
- Demam tinggi ( 2 6 jam )
- Berkeringat ( 2 4 jam )
Catatan
P. Vivax & P. Ovale Bisa Relaps 5 tahun
kemudian
P. Falcifarum & P. Malarie bisa Recrudensi
atau Recurensi.
Recrudensi Infeksi dan gejala klinik bisa
berulang dalam 8 minggu setelah serangan
primer.
Recurensi timbul lagi 24 jam setelah
berhentinya serangan pertama.
Diagnosis
Lab ;
1. Tes darah tepi ;
- Darah tebal ada/tidak parasit.
- Darah tipis (Cat Giemsa) Lihat jenis parasit.
NB; Test darah tepi dilakukan 3x jika hasil ttp (-)
barulah diagnosa bs disingkirkan.
2. Rapid test ; Hasil keluar 3-5 menit. Dpt
mendeteksi p. Falcifarum.
3. Optimal test ; Dapat membedakan p. falcifarum
dgn p. Vivax.
4. Serologi dan PCR.
Malaria Berat
Malaria Berat/Komplikasi Jika ditemukan plasmodium
falcifarum stadium aseksual ditambah salah satu komplikasi
dibwh ini;
Coma Malaria serebral
Anemia berat
Acidosis
GGA
Edema Paru
Gagal sirkulasi, Shock Malaria algid
Hemoglobinuria Black Water fever
Kejang Berulang
Gangguan hepar Malaria biliosa
Gangguan GI track berat, spt; mual, muntah, diare
kronik, konstipasi.
Therapy
Artemisinin Combination Therapy Jika sdh ada
bukti plasmodium (+).
Non ACT Belum ada hasil lab.

Tujuan therapy adalah untuk membunuh semua


stadium parasit yang ada didalam tubuh manusia.
NB; Semua obat malaria harus diminum setelah
makan krn dapat menyebabkan iritasi lambung saat
perut kosong.

Golongan Artemisin (Qing-Hao-Su): Artesunat,


Artemeter, Artemisinin, Arteether. Tidak boleh
diberi untuk ibu hamil karena bersifat abortif.
ACT yang tersedia saat ini;
Arsuamoon = Artesdiaquine = (Artesunate +
Amodiakuine). Artesunat @ 50 mg dosis 4
mg/KgBB selama 3 hari. Amodiakuin @ 200 mg
dosis 10 mg/KgBB selama 3 hari
Arterakine = Darplex = DHP = Dihydroartemisinin 40
mg + Piperaquin 320 mg. Dosis Dihydroartemisinin
2-4mg/KgBB, Piperaquin 16-32mg/KgBB.

NB; Amodiakuin basa @ 150 mg = @ 200 mg sediaan


garam
Obat-Obat Non Artemisinin
Kloroquin : tablet 250 mg, dosis 4-4-2, Aman untuk ibu
hamil dan bisa dipakai untuk profilaksis sebelum bepergian
kedaerah endemis. Dosis profilaksis : 2 x 250 mg / mggu,
dimakan 1 minggu sebelum pergi dan 1 bulan setelah
pulang. Klorokuin ada 2 sediaan tablet. Klorokuin Difosfat
(garam) ini yg srg dipake krn udh dicampur zat tambahan
biar rasanya gak pait kali, sediaannya 250 & 500mg, ada
juga yg injeksi. Klorokuin Basa yg msh original, (terlalu
pahiiitt cuuy..) jarang dipake skrg ini. 250mg klorokuin
garam = 150mg klorokuin basa.
Sulfadoksin (500 mg) Pirimetamin (25 mg). Nama dagang :
Fansidar, dosis 3 tablet single dose. Tidak boleh diberi untuk
ibu hamil karena bersifat abortif.
Seorang laki-laki umur 50 tahun tampak sehat, datang
kepraktek anda untuk meminta keterangan karna bapak
tersebut ingin bepergian kedaerah endemis malaria selama 2
bulan. Anda sebagai dokter menyarankan kepada pasien
sebelum bepergian selama disana dan sekembalinya dari
perjalananaya harus memakan obat anti malaria setiap
minggunya. Obat yang tersedia adalah tablet kloroquin 300 mg.
Manakah dosis kemoprofilaksis dibawah ini yang paling tepat ?
2 minggu sebelum brgkt 2 tablet, selama dsana 4 tablet, dan
4 minggu sesudah pulang 4 tablet
1 minggu sebelum berangkat 2 tablet, selama disana 4 tablet,
dan 4 minggu sesudah pulang 8 tablet
1-2 minggu sebelum pergi 2 tablet, selama disana 8 tablet,
dan 4 minggu sesudah pulang 4 tablet.
1-2 minggu sebelum berangkat 4 tablet, selamadisana 8
tablet, dan 4 minggu sesudah pulang 8 tablet
2 minggu sebelum berangkat2 tablet, selama disana 16
tablet, dan 4 minggu sesudah pulang 8 tablet
- Kina sulfat, Tablet 200 mg = 100 mg kina basa.
Dosis kina sulfat 3 x 10 mg/kgBB/kali , selama 7
hari. Dipakai jika resisten terhadap kloroquin.
Tersedia juga Kina HCL 25%, 1 amp =
500mg/2cc, yg dapat diberikan secara per-infus
atau intra muscular (tidak boleh iv krn sgt toksik
bagi jantung, sedangkan i.m diberikan dgn
diencerkan NaCl 0,9% sebanyak 5-8cc, pada
paha depan kanan-kiri, tidak boleh bokong).
Kina aman diberikan pada ibu hamil trimester 1.
- Primaquin, Tablet 15 mg basa = 25 mg sediaan
garam. Biasanya hanya sebagai penyerta
kombinasi. Dosis 0,75 mg/KgBB single dose.
Primakuin tdk boleh diberikan pada ibu hamil, anak
< 1 thn, dan penderita def. G6PD.
- Doksisiklin @50 mg atau Doksisiklin HCL @100 mg.
Dosis dewasa 4 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, usia
8-14 tahun 2 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
Diberikan selama 7 hari. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil atau anak < 8 tahun.
- Tetrasiklin @250 mg atau Tetrasiklin HCL @500 mg.
Dosis 4 kali perhari 4-5 mg/KgBB/kali beri.
Diberikan selama 7 hari. Kontraindikasi sama dgn
doksi.
NB; Primakuin, Golongan Sulfa, Kloroquin, Kina
Bisa menyebabkan def. G6PD!! Tandanya
terjadi hemoglobinuria setelah minum obat
malaria tersebut.
Obat antimalaria yang bisa digunakan pada ibu
hamil;
Kloroquin
Kina (quinine)
Klindamisin
Proguanil
Obat yang bisa digunakan untuk profilaksis jika
kloroquin resisten :
Doksisiklin HCL 100 mg/hari dosis 2
mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, diberikan 1 hari
sebelum keberangkatan dan selama berada
didaerah endemis. Maksimal 12 minggu.
Merupakan pilihan utama jika kloroquin
resisten.
Mefloquin 250 mg/mggu Aman utk ibu
hamil
Primaquin 0,5 mg/kgBB/hari
Pengobatan Spesifik
Plasmodium falcifarum;
Lini I Arsuamoon (4tab. 3hr) + Primakuin (3tab, 1hr).
Lini I Papua Arterakine (4tab, 3hr) + Primakuin (3tab, 1hr)
Lini II Kina (3x3tab, 7hr) + Doksi/Tetra (2x1tab, 7hr) +
Primakuin (3tab, 1hr).

Plasmodium vivax atau ovale;


Lini I Arsuamoon atau Arterakine (4tab. 3hr) + Primakuin
0,25mg/KgBB (1tab, 14hr).
Lini II Kina (3x3tab, 7hr) + Primakuin (1tab, 14hr).

Plasmodium vivax relaps;


Sama seperti sebelumnya (vivax dan ovale) hanya dosis
primakuin dinaikkan menjadi 0,5mg/KgBB (2tab, 14hr).
Plasmodium mix (falcifarum + vivax);
Arsuamoon atau Arterakine (4tab. 3hr) +
Primakuin 3 tab awal, selanjutnya 1 tab sampai
hari ke-14.

Penderita dengan Defisinsi G6PD;


Arsuamoon 4 tab / minggu selama 8-12 minggu
Untuk mengetahui apakah pengobatan yg diberikan
efektif atau tidak, maka sebaiknya dicek ulang darah
pada hari ke-7 sejak mulai pengobatan, hari ke-14
dan hari ke-28.
Dikatakan efektif jika;
Klinis membaik sejak hari ke-4
Tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak
hari ke-7. Jika parasit masih menetap hingga hari
ke-7 maka dikatakan Persisten!!
Jika pada hari ke-14 parasit aseksual kembali
timbul Resisten!!
Jika pada hari ke-28 parasit aseksual kembali
timbul Relaps/Resisten/Kasus baru!!
OLEH - OLEH
Pemberian antimalaria bagi penderita
malaria berat;
Artesunat intravena sebaiknya digunakan untuk di RS.
Sediaan; 60mg serbuk kering + 0,6ml pelarut natrium
bikarbonat 5% + 3-5cc Dextrose 5%. Hari-1, Loading dose;
Diberikan bolus (iv) 2,4mg/KgBB/12 jam. Selanjutnya
Maintenance dose (H-2 dan seterusnya) diberikan bolus
(iv) 2,4mg/KgBB/24 jam hingga pasien sudah sadar dan
dilanjut dengan obat oral, yaitu Artesuamoon/Arterakine
+ Primakuin.
Artemeter intramuscular direkomendasikan untuk
dilapangan yg tidak mempunyai fasilitas perawatan.
Sediaan; 80mg dalam pelarut. Loading dose
3,2mg/KgBB/24 jam i.m, selanjutnya Maintenance dose
1,6mg/KgBB/24 jam i.m hingga pasien sudah sadar dan
dilanjut dengan obat oral, yaitu Artesuamoon/Arterakine
+ Primakuin.
Untuk ibu hamil dengan malaria berat, dapat diberikan
Kina HCL 25% secara perdrips atau intra muscular.
Sediaan 1 amp = 500mg/2cc. Loading dose 20mg/KgBB
dilarutkan dalam 500cc Dextrose 5% atau NaCl 0,9%
dihabiskan dalam 4 jam (40 gtt/i), selanjutnya 4 jam ke-2
hanya diberikan cairan Dextrose atau NaCl saja. Setelah
itu kembali diberikan Kina HCL 25% maintenance dose
10mg/KgBB dalam 500cc Dextrose 5% atau NaCl 0,9%
dihabiskan dalam 4 jam (40 gtt/i), dan 4 jam berikutnya
hanya diberikan cairan saja. Ulangi pemberian kina
selang seling dengan cairan hingga pasien sadar, lalu
diganti dengan pemberian kina oral selama 7 hari dosis
3 x 10mg/KgBB/kali. Pada keadaan tidak memungkinkan
pemberian perdrips, dpt diberikan injeksi intramuscular
10mg/KgBB setelah diencerkan NaCl 0,9% sebanyak 5-
8cc , dosis diberi pada paha kanan depan dan sisanya
pada paha kiri depan (tidak boleh di bokong).
DEMAM TIFOID
Termasuk penyakit wabah
Patogenesis
Makanan terkontaminasi masuk kelambung
sebagian dihancurkan, sebagian lagi lolos ke usus
Peyerpacth Ileumdistal Duktus thoracicus Ke
organ RES.
Gejala klinis ;
Mual, muntah, anoreksia
Demam kontinue bertangga, sakit kepala, nyeri otot
Obstipasi, diare
Pemeriksaan Fisik
Coated tongue (tengah kotor, pinggirnya merah dan
tremor)
Hepato spleenomegali
Bisa gangguan kesadaran
Bradikardi relatif kenaikan suhu tidak diikuti dgn
kanaikan nadi.
Rose spot

Lab
Leokopenia atau Leukositosis
Trombositopenia
Anemia ringan
LED tinggi
SGOT, SGPT tinggi
Widal Test
Dapat dilakukan Pada akhir minggu I (hari ke-7), Minggu II,
III, IV
Untuk mendeteksi anti body/aglotinin dari salmonela
Yaitu dengan cara memasukkan antigen kuman yang sudah
dimatikan.
Aglutinin O (dari tubuh kuman)
Aglutinin H (Flagela)
Aglutinin Vi (Simpai) Carrier
Artinya semakin tinggi titer aglutinin maka semakin tinggi
kemungkinan terinfeksi
Widal bermakna jika ada kenaikan titer 4x lipat dari
awal dlm 2mggu, atau titer O > 1/320, atau titer H > 640.
Catatan
NB : Fase akut Titer O meningkat disertai
dengan titer H
O masih menetap hingga 6 bulan
H menetap hingga 1 tahun

Test Widal sering tidak akurat karena :


Sudah dapat antibiotik sebelumnya
Waktu pemeriksaan darah tidak tepat (terlalu cepet)
Pasien dapat obat Imunosupresi yang dapat
menghambat pembentukan antibodi/aglutinin
Reaksi Anamnestik, yaitu adanya peningkatan titer
aglutinin karena infeksi yang lalu, sehingga seolah2
tinggi.
Gold of Standard
Kultur sumsum tulang, darah, sebaiknya
dilakukan dalam minggu I
Kultur Feces/urine minggu 2-3
Hasil (+) ; Demam Typoid
Hasil (-) ; Belum tentu bukan demam demam
typoid
Kultur sumsum tulang Minggu 1 80-90%
Kultur darah Minggu 1 70-80%
Kultur Feces dan urine minggu 2 (10-15%),
minggu 3 (60-70%)
Tifoid Karier
Penderita tifoid karier adalah seseorang yang
kotorannya (feses atau urin) mengandung
Salmonella typhi setelah satu tahun pasca demam
tifoid, tanpa disertai gejala klinis. Pada penderita
demam tifoid yang telah sembuh setelah 2 3
bulan masih dapat ditemukan kuman Salmonella
typhi di feces atau urin. Penderita ini disebut
karier pasca penyembuhan.
Antigen Vi meningkat
Therapy
Bed rest
Diet dijaga steril
Medikamentosa
Antibiotik Pilihan
Kloramfenikol 4x500mg, 14 hari. Hati2 efek sampingnya
bisa mendepresi sum2tlg anemia aplastik.
Tiamfenikol 4x500mg, 14 hari. Lebih minimal efek
samping.
Cotrimoksazole, 2x2tab, 14 hari.
Ampicillin / Amoksisillin, 50-150mg/KgBB/hr selama 14
hr.
Seftriakson 3 gr/hr, 3-5 hr saja.
Sefotaksim 3 gr/hr, 3 5 hr saja.
Ciprofolaxin 2 x 500 mg, 6 hr

NB : Untuk ibu hamil amoxicilin, seftriaxon


DEMAM BERDARAH

Penyebab virus Dengue, Famili Flaviviridae


Ada 4 serotipe, DEN I DEN IV
Paling banyak di Indonesia DEN III
Vektor nyamuk Aides Agepti atau Aides
Albopictus.
Reinfeksi (kedua)
Dgn serotype berbeda

Virus replikasi Respons anamnestik

Complex virus-antibody

Agregasi trombosit Aktifkan complemen

Fungsi trombosit Anafilatoksin, C3a, C5a

Destruksi agregasi oleh Permeabilitas


Organ RES

Supresi sum2 tulang

Trombositopenia SHOCK
Gejala Klinis
Demam akut 2 7 hr
Nyeri kepala
Nyeri retro orbital
Mialgia, Atralgia
Ruam kulit (petechi, ekimosis, purpura)
Hematemesis, melena
Trombositopenia < 100.000
Leukopenia / leukositosis
Terjadi kebocoran plasma. Ht > 20 % dari awal
Derajad DBD Menurut WHO
Grade I Gejala klinis, torniqued (+), Ht > 20
% awal
Grade II Grade I + perdarahan spontan
Grade III Grade II + gagal sirkulasi (akral
dingin, lembab, sianosis, gelisah)
Grade IV Shock (nadi & tek. Darah tak
teraba)
DSS ;
Penurunan kesadaran
MAP < 60 mmHg
Tekanan nadi < 20 mmHg
HR > 100 x/i
Demam Dengue

Mirip dengan gejala DBD grade 1,


yang membedakan hanya tidak ada
bukti terjadi kebocoran plasma. Ht
tidak meningkat > 20 %.
LEPTOSPIROSIS
Nama lain; Mud fever, Slime fever, Swamp fever,
Field fever, Weils disease (gejala berat).
Penyebab ; Leptospira, suatu mikroorganisme
spirochaeta, bentuk spiral dan memiliki flagel.
Leptospira banyak dijumpai di ginjal/urine tikus,
anjing, kucing, lembu, kuda, babi, dll.
Masuk ketubuh manusia melalui kulit dan selaput
lendir.
Sering menyerang organ ginjal, hati, otot, dan
vascular.
Toksin nya bisa merusak endotel kapiler sehingga
bs menyebabkan Akut Tubular Nekrosis pd ginjal
Resiko Tertular

Lingkungan; Banjir, Genangan air hujan.


Pelihara kucing, anjing, babi, rumah banyak
tikus.
Pekerja selokan, perkebunan, tukang potong
hewan, peternak, dokter hewan.
Aktivitas; berburu, kemping, bersampan,
berenang.
Gejala Klinis
Seringnya ;
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Anoreksia
Mialgia
Mual-Muntah
Nyeri perut
Ikterus
Hepatomegali
CIKUNGUNYA
Nama lain : Demam tulang, flu tulang, demam 5
hari
Berasal dari bahasa shawill artinya
melengkung/meliuk. Posisi tubuh pasien akan
meliuk akibat nyeri sendi yang hebat.

Etiologi
Virus cikungunya Family Togaviridae
Vektor nyamuk; Aedes aigepti
Reservoir kera/monyet
Pemeriksaan Serologi (ELISA)
ASCARIASIS
Penyebabab Ascaris Lumbricoides (cacing
gelang). Hidup di usus halus dan bisa
menyebar ke paru2, bronkus, faring, laring.
Prevalensi;
- Kebiasaan BAB dibwh pohon, disemak2,
disungai,dll.
- Tidak samijaga
Penularan; tertelan larva pd makanan.
Lab; ditemukan telur ditinja
Gejala; hanya timbul krn cacing dewasa dlm jumlah yg
banyak.
Demam
Batuk / batuk darah
mual, muntah, anoreksia, konstipasi.
Obstruksi usus --> ileus.
Obstruksi bilier --> ikterus
Usus buntu
Urtikaria, gatal2 --> eosinofilia.
Muntah cacing, batuk cacing, BAB cacing atau cacing keluar dari
hidung.

Therapi;
Piperizin
Pirantel
Albendazole
Mebendazole
CACING TAMBANG
Jenis;
Ancylostoma Duodenale
Necator Americanus
Ancylostoma braziliense
Ancylostoma caninum
Ancylostoma malayanum.
Hidup diusus halus lalu bisa penetrasi keparu-
paru dan kulit.
Penularan; larva menembus kulit.
Prevalensi; kebiasaan gak pake sendal.
Lab; ditemuan telur ditinja atau sputum
Gejala timbul jika > 500 ekor ditubuh.
Gatal dikaki
Batuk darah
Mual, kembung, mencret dan flatus2.
Anemia
Therapy ;
- Albendazole
- Mebendazole
- Prantel Pamoat
Oxyuris Vermicularis
Sering menginfeksi anak2.
Penularan Telur infeksius ;
- Tertelan
- Terhirup (inhalasi)
Gejala ;
- Gabur Mari
- Mual-muntah, anoreksia.
- Susah tidur
- BB turun
Lab ; Telur di perianal atau tinja Graham
Scotch Adesive Tape Anal swab pada
lipatan kulit perianal, dilakukan pagi hari
sebelum anak BAB atau sebelum cebok.
Komplikasi ; Radang vagina, uterus, & tuba.

Therapy ;
Pirantel
Mebendazole
Albendazole
Trichuriasis
Trichuris Trichiura.
Merupakan cacing non-patogen dan komensal
yang ditemukan kolon.
Jika jumlah cacing cukup banyak dan daya
tahan pasien kurang baik maka akan timbul
gejala klinis.
Penularan termakan telur yg infeksius
Lab ; Ditemukan telur dalam tinja.
Gejala Klinis ;
Nyeri perut, mual-muntah, mencret, obstipasi,
ileus.
BB , Malnutrisi
Anemia.

Komplikasi ;
Prolapsus recti
Perforasi usus

Therapy ; Mebendazole, Diltisiamin Iodida.


Cutaneus Larva Migran
Ancylostoma brazilienze (tersering)
A. Caninum
Strongyloides stercoralis
Echinococcus

Gejala klinis;
- Rasa panas & gatal setempat
- Ruam : papul bentuk khas garis tipis berkelok-
kelok (serpiginosa) atau lurus eritema 2 3 mm
- Bisa tunggal atau multipel (tergantung jumlah larva
yang penetrasi). Distribusi :tungkai bawah, bokong,
tangan, dll.
Therapy
Thiabendazole
Albendazole
Ivermectin Pilihan untuk Strongiloydes S.
Chlor aethyl spray
HIV - AIDS
HIV Human Immunodeficiency Virus, adalah virus
yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh
(Limfosit T4/CD4) sehingga menyebabkan penyakit
AIDS.
Virus ini berasal dari afrika dari hewan simpanse yg
kemudian bermutasi berkali-kali sehinga dapat
menginfeksi manusia.
HIV termasuk jenis virus RNA golongan retrovirus /
lentivirus.
tdd 2 subtipe;
- HIV-1 predominan, lebih ganas dan mematikan.
- HIV-2 jarang (terbatas di Afrika), progresivitas
kurang dari HIV-1
Mengapa HIV menyerang Limfosit CD4?

CD4 Cluster Differentiated 4. merupakan


reseptor permukaan yang bisa dijumpai di
limfosit (tapi tak semua limfosit punya CD4).
Nah..CD4 ini merupakan receptor yang cocok
bagi roda (gp 120) HIV untuk melekat dan
penetrasi kedalam sel.
Sebahagian monosit juga punya CD4.
Bila tidak bercampur darah, HIV bisa bertahan
diudara luar selama 3 jam. Tapi bila bercampur
darah, misal didalam jarum suntik, bisa sampai 28
hari.
Antiseptik yg bisa mematikan virus HIV ;
- Sodium hipoklorit 0,5% (cairan pemutih)
paling cepat membunuh HIV (<1menit) jika
tidak diencerkan lagi dgn air.
- Alkohol 50%
- Isopropanol 35%
- Paraformaldehid 0,5%
- Perhidrol 3%
- PH 1 dan PH 13
- Pemanasan suhu 560C selama 10 menit
HIV didapatkan di..

cairan sperma

cairan vagina

darah
air susu ibu
ZAT YG DPT MENULARKAN ZAT YG TDK DAPAT MENULARKAN

Darah Air liur / air ludah / saliva


Cairan mani, Sperma, Feses / kotoran / tinja
Semen, pelumas pada pria Air mata
Cairan vagina Air keringat
ASI / Kolostrum Air seni / air kencing / air
pipis / urin / urine
Cara Penularan
1. Seksual Transmisi memerlukan
pintu masuk seperti ; luka kecil pada
kelamin, anus, mulut, gusi, atau ada
penyakit gusi/mulut yg sedang diderita.
2. Tranfusi darah
3. Jarum suntik, pisau cukur, alat tato, dll
yang terkontaminasi.
4. Transplantasi organ
5. Ibu dan anak dlm kandungan atau diluar
kandungan.
NB ; Belum ada dilaporkan penularan virus
jika tertelan melalui ke saluran cerna.
Transmisi Ibu - Anak
Terbagi 3 ;
1. Transmisi in utero jika tes virologis (+) dlm 48 jam
setelah persalinan. Mekanismenya diduga sel limfosit,
monosit yg terinfeksi, ataupun virus itu sendiri dpt
mencapai janin scr langsung melalui lapisan
sinsitiotrofoblas, atau tidak langsung melalui trofoblast
dan menginfeksi makrofag plasenta yg punya CD4.
Hormon HCG dpt menghambat proses ini.
2. Transmisi intrapartum jika tes virologis (-) dlm 48 jam
stlh persalinan, dan 1 minggu setelah itu hasil tes
virologinya (+). Diduga bayi tertular darah, atau cairan
vagina dari ibu melalui tracheobronchial saat proses
persalinan.
3. Transmisi pasca persalinan Biasanya melalui ASI, baik
komponen sel dan non sel dari ASI tersebut.
Patogenesis
Virus masuk replikasi tapi antibodi msh blm
terbentuk. Ini disebut Fase Window. Biasanya selama
2-12 minggu (3 bln). Selama fase ini timbul sindrom
retroviral akut ; demam, pembesaran KGB, keringat
malam, ruam kulit, sakit kepala, batuk, BB turun
kemudian hilang stlh 7 - 10 hr Penderita tampak
SEHAT kembali.
Pada fase window jumlah virus sgt banyak dlm darah,
dan pasien sgt infeksius!!
Setelah lewat fase ini (> 3bln), antibodi mulai dapat
dideteksi didlm darah. Pasien tampak SEHAT hingga 5
-10 tahun kedepan Masa inkubasi.
Saat jumlah HIV semakin bnyak, dan CD4 semakin
sdikit, barulah penyakit AIDS akan timbul (infeksi
oportunistik).
Tanda Mayor Tanda Minor
Berat badan menurun lebih Batuk menetap lebih dari 1
dari 10% dalam 1 bulan bulan
Diare kronis yang Dermatitis generalisata
berlangsung lebih dari 1 Adanya herpes zoster /
bulan Simpleks
Demam berkepanjangan Kandidias orofaringeal
lebih dari 1 bulan Limfadenopati generalisata
Penurunan kesadaran dan Infeksi jamur berulang pada
gangguan neurologis alat kelamin wanita
Demensia/ HIV ensefalopati Retinitis CMV

Dicurigai HIV-AIDS 2 Mayor + 1 Minor, atau 3 Minor


Stadium Klinis HIV-AIDS
Stadium 1;
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium 2;
Penurunan BB 5-10%
ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur kuku
Stadium 3;
Penurunan berat badan > 10%
Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari
1 bulan
Kandidosis oral atau vaginal
Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)
TB limfadenopati
Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni
kronis (<50.000/ml).
Stadium 4;
Sindroma wasting HIV Lekoensefalopati mutlifokal
Pneumonia pnemosistis, progresif (PML)
Pnemoni bakterial yang berat Peniciliosis, kriptosporidiosis
berulang kronis, isosporiasis kronis,
Herpes Simpleks ulseratif lebih mikosis meluas
dari satu bulan. (histoplasmosis ekstra paru,
Kandidosis esophageal cocidiodomikosis)
TB Extraparu Limfoma serebral atau B-cell,
non-Hodgkin (Gangguan fungsi
Sarkoma kaposi neurologis dan tidak sebab
Retinitis CMV lain sering kali membaik
Abses otak, Toksoplasmosis dengan terapi ARV)
Encefalopati HIV Kanker serviks invasive
Meningitis Kriptokokus Leismaniasis atipik meluas
Infeksi mikobakteria non-TB Gejala neuropati atau
meluas kardiomiopati terkait HIV
Bagaimana Cara Menegakkan
Diagnose HIV?

Western Blot + ELISA, atau


ELISA 3x positif, atau
3 Metode lain yang berbeda hasilnya tetap (+)

NB ; Pemeriksaan Western Blot jarang ada. Di


Indonesia ada tapi hanya dikota-kota besar aja.
Voluntary Counceling and Testing
Konseling sukarela dan pribadi bagi klien yg
beresiko tertular HIV. Ada 3 tahapan ;
1. Pre Test Counceling Menjelaskan betapa
pentingnya pemeriksaan status HIV baginya.
2. Pemeriksan Status HIV
3. Post Test Counceling Jika hasilnya (-), agar
klien menghindari pola hidup beresiko tinggi.
Jika hasilnya (+), menjelaskan apa artinya dan
dilakukan pemantauan rutin.
Penatalaksanaan
Symptomatis
Obat Antiretroviral, jika ;
HIV stadium IV (AIDS)
Asimptomatis dengan Kadar CD4 < 200/ml
CD4 200350/ml + gejala klinis nyata.
NB ; ARV sebaiknya jgn diberi jika kadar CD4 >
350 dan Viral load < 100.000 copy/ml (pada
pemberian pertama kali).
Pembagian ARV
Ada 2 golongan scr umum
1. RTI (Reverse Transcriptase Inhibitor) menghambat
enzim RT yg merubah RNA virus jd DNA sel. Ada
beberapa sub-bagian lagi ;
- Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NsRTI)
mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan
menghentikan produksi partikel virus baru dalam
sel-sel yang terinfeksi.
- Non nucleoside reverse transcriptase inhibitors
(NNRTI) memperlambat kerja RT dengan cara
mencegah proses pengembangbiakkan materi
genetik virus.
2. PI (Protease Inhibitors) menghambat pematangan
virus stlh keluar dari sel host.
NsRTI ;
Zidovudin (ZDV, AZT)
Stavudin (d4T)
Lamivudin (3TC)
Didanosin (ddI)
NNRTI ;
Efavirenz (EFV, EFZ)
Nevirapin (NVP)
PI ;
Nelfinavir (NFV)
Kombinasi ARV
Catatan ;
Pilih satu dari kombinasi kolom A
dan satu dari kolom B.
Kombinasi lini I di Indonesia ;
ZDV 300mg + 3TC 150mg + NVP
200mg, Diberikan 2x sehari.
Kombinasi lini II di Indonesia ;
ZDV 300mg + 3TC 150mg + NFV
250mg, Dosis : 2 x sehari.
Evafirenz tidak dianjurkan pada
ibu hamil trimester I.
Kombinasi yang sama sekali tidak
boleh yaitu ZDV + d4T
Sampai kapan ARV dikasi?
Kapan boleh distop?
ARV sebaiknya diberi seumur hidup, sampai kadar viral
load seminimal mungkin dan tidak terdeteksi lagi didalam
darah.
ARV bisa dihentikan jika ;
Timbul efek samping obat
Jika ada pemberian obat lain yg tidak dapat diberikan
bersamaan dgn ARV. Dalam hal ini pengobatan infeksi
oportunistik hrs lebih diutamakan, baru ARV
dilanjutkan lagi.
Bila tidak dijumpai kemajuan pengobatan.
Bila viral load dalam darah sudah tidak ada (tak
terukur). ARV bisa dihentikan sementara atau
selamanya.
Pengobatan HIV + TBC
Tidak ada interaksi bermakna antara OAT dgn ARV,
hanya efek hepatotoksiknya saja yg harus dipantau sgt
ketat.
ODHA dengan TB pilihan kolom B nya adalah Evafirenz,
karena OAT dapat menurunkan kadar Nelvinafir dan
Nevirapin. Rifampicin bisa menghambat penyerapan
Nelvinafir hingga 82%, sedangkan Nevirapin 37%.
Pada ODHA yg sdg mendapat ARV sewaktu diagnosis
TB ditegakkan, maka ARV tetap dilanjutkan dgn
evaluasi yg lebih ketat. Tapi bagi ODHA yg blm dapat
ARV, maka pemberian nya harus disesuaikan dgn
kondisi dibawah ini. (Buku IPD UI, Edisi IV, Jilid III, thn 2007,
halaman 1806, sub judul; "Interaksi Dgn Obat Anti Tuberkulosis..)
Kondisi Rekomendasi

TB Paru + CD4 < 50, atau TB Mulai OAT dulu, Lalu segera mulai
Ekstrapulmonal ARV jika toleransi OAT sudah
tercapai.

TB Paru + CD4 50-200, atau Limfosit Mulai OAT dulu, Lalu setelah 2 bulan
total < 1200 baru mulai ARV nya.

TB paru + CD4 > 200, atau Limfosit Mulai OAT dulu sambil terus monitor
total > 1200 CD4 nya. Mulai ARV sesuai indikasi,
setelah terapi TB selesai

(Buku IPD UI, Edisi IV, Jilid III, thn 2007, halaman 1807)
Banyak orang pandai menjahit
Hanya sedikit yang bisa menyulam
Banyak orang yang ngaku tau AIDS
Tapi hanya sedikit yang faham..

YOU THINK YOU KNOW


BUT YOU HAVE NO IDEA..
OK
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai