Anda di halaman 1dari 24

Pembimbing : Mayor CKM dr. Machnizar, Sp.

KJ

Oleh :
Diah Anggraini
212 210 198
Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia
RSPH TK II KESDAM 1 BUKIT BARISAN
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya
perubahan pada persepsi, pikiran, afek dan perilaku seseorang.
Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terjaga, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
(a) - Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya.
(b) - Thought insertion or withdrawal : insertion atau withdrawal
- Thought Broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya.
(b) -delution of control : waham tentang dirinya dikendalikan
- delution of influence : waham tentang dirinya
dipengaruhi
-delution of passivity : waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar
-delusional perception : pengalaman inderawi yang tak
wajar biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
(c) Halusinasi auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
(d) Waham waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu.
Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
(e) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang.
(f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inhoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas
cerea, negatisme, mutisme, dan stupor;
(h) Gejala gejala negatif, seperti sikap apatis, jarang berbicara,
respons emosional menumpul dan tidak wajar.

Adanya gejala gejala khas tersebut berlangsung selama kurun


waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodomal)
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
Suara suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain
lain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
Waham dapat berupa hampir sejenis, tetapi waham dikendalikan (delution of
control), dipengaruhi (delution of influence), atau passivity (delution of
passivity), da keyakinan di kejar kejar.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan.
Diagnosa banding :
Epilepsi dan psikosis yang diinduksi obat obatan
Keadaan paranoid involusional (F22.8)
Paranoia (F22.0)
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja
atau dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun)
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri.
Untuk diagnosis hebrefrenia perlu pengamatan kontinu selama 2 atau 3
bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran berikut ini memang
benar bertahan
Perilaku tidak bertanggung jawab, kecendrungan menyendiri (solitary),
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan.
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied),
senyum sendiri(self-absorbed) atau tinggi hati (lofty manner), tertawa
menyeringai ( grimaces), mannerisme, dan ungkapan kata yang diulang
ulang (reiterated phrases)
gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir
umumnya menonjol.
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Satu atau lebih dari perilaku berikut :
a. Stupor
b. Gaduh gelisah
c. Menampilkan posisi tubuh tertentu
d. Negativisme
e. Rigiditas
f. Fleksibilitas cerea / waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan
tubuh dalam posisi yang dapat dibentukdari luar)
g. Gejala gejala lain seperti command automatism dan pengulangan kata
kata serta kalimat kalimat
Pada pasien tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari
gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda
sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.
Penting diperhatikan bahwa gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik
untuk skizofrenia.
Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan
metabolik, atau alkohol san obat obatan, serta dapat juga terjadi
pada gangguan afektif.

Memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.


Tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,
atau katatonik;
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi
pasca-skizofenia
Diagnostik harus ditegakkan hanya kalau :
a. Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir
b. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Gejala gejala depredif menonjol dan mengganggu ,
memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif (F32.-)
Dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia
diagnosis menjadi episode depresif(F32)
Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol, diagnosis
harus tetap salah satu sati subtipe skizofrenia yang sesuai (
F20.0 F20.3)
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan
berikut ini harus dipenuhi semua :
a. Gejala negatif dari skizofrenia
b. Ada riwayat satu episode psikotik di masa lalu yang memenuhi kriteria
skizofrenia
c. Sudah melampaui kurun waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala nyata waham dan halusinasi telah berkurang dan telah timbuk
sindrom negatif dari skizofrenia
d. Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organik lain
Diagnosis skizofrenia simpleks :
Gejala negatif khas skizofrenia residual (F20.5) tanpa didahului
riwayat halusinasi, waham atau episode psikotik
Disertai perubahan perubahan perilaku pribadi yang bermakna
gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub tipe
skizofrenia lainnya.
Diagnosis gangguan skizotipal harus sudah ada tiga atau empat gejala khas,
secara terus menerus atau secara episodik, sedikitnya 2 tahun lamanya:
Afek yang tidak wajar atau menyempit
Perilaku atau penampilan yang aneh
Hubungan sosial yang buruk
Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik
Kecurigaan atau ide ide paranoid
Pikiran obsesif berulang ulang
Persepsi persepsi pancaindera yang tidak lazim termasuk mengenai
somatosensory atau ilusi ilusi
Pikiran bersifat samar samar(vague), berputar putar (circumstantial), penuh
kiasaan (metaphorical) dan ruwet ( overelaborate)
Ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi,
halusinasi auditorik atau lainnya.
Individu harus tidak memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium
manapun.
Suatu riwayat skizofrenia keluarga dekat memberikan bobot tambahan
untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan suatu prasyarat.
Kelompok ini meliputi serangkaian waham yang
berlangsung lama, sebagai satu satunya gejala
klinis yang khas dan tidak digolongkan sebagai
gangguan mental organik, skizofrenik atau gangguan
afektif.
Pentingnya faktor genetik, ciri ciri kepribadian dan
situasi kehidupan dalam pembentukan gangguan
kelompok ini tidak pasti dan mungkin bervariasi.
Gejala klinis khas : waham mencolok yang sudah ada sedikitnya 3 bulan
lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya
setempat.
Gejala gejala depresif yang lengkap / full-blown (F32.-) terjadi secara
intermiten, dengan syarat waham waham tersebut menetap.
Tidak boleh ada bukti penyakit otak.
Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang kadang saja ada
dan bersifat sementara.
Tidak ada riwayat gejala gejala skizofrenia.
Termasuk : paranoia; psikosis paranoid; keadaan paranoid;
parafrenia.
Diagnosis banding :
gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham (F23.3)
Skizofrenia paranoid (F20.0)
Kategori sisa untuk gangguan gangguan waham menetp\ap yang
tidak memenuhi kriteria gangguan waham lainnya (f22.0)
Gangguan waham yang berlangsung kurang dari 3 bulan lamanya
dan tidak meenuhi kriteria skizofrenia, harus dimasukkan dalam
kode F23.- (Gangguan psikotik akut dan sementara), walapun untuk
sementara.
Menggunakan urutan diagnosis yang mencermintan prioritas yang
diberikan untuk ciri ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan
prioritas yang di pakai ialah:
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang)
b. Adanya sindrom yang khas berupa polimorfik (beraneka ragam dan berubah
cepat) dan schizophrenia-like (gejala skizofrenik yang khas)
c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selau ada sehingga dispesifikasikan
dengan karakter ke 5; .x0 = tanpa stess; x1= dengan penyerta stress akut),
kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan
sebagai sumber stress.
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
Tidak ada gangguan dalam keompok ini yang memenuhi kriteria
episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32,-), walaupun
perubahan emosional dan gejala gejala afektif individual dapat
menonjol dari waktu ke waktu.
Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium atau
demensia
Untuk diagnosis harus memenuhi :
Onset akut
Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham
Harus ada keadaan emosional yang beranekaragam
Tidak ada gejala skizofrenia (F20.-) atau episode manik (F30.-) atau
episode depresif ( F32.-)

Untuk diagnosis harus memenuhi :


Memenuhi kriteria (a), (b) dan (c) diatas yang khas untuk gangguan
psikotik polimorfik akut (F23.0)
Disertai gejala gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia (F20.-)
Apabila gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka
diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.
Untuk diagnosis harus memenuhi :
a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari
keadaan nonpsikotik menjadi keadaan non psikotik)
b. Gejala gejala yang memenhi kriteria skizofrenia harus sudah
ada sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran
klinis yang jelas psikotik
c. Kriteria psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi
Apabila gejala skizofrenia menetap untuk 1 bulan maka diagnosis
harus dirubah menjadi skizofenia.
Diagnosis banding :
Gangguan waham organik (F06.2)
Gangguan skizofrenia lainnya (F20.8)
Diagnosis harus memenuhi:
Onset harus akut (2 minggu atau kurang dari keadaan nonpsikotik
sampai jelas psikotik)
Waham dan halusinasi harus sudah ada sejak keadaaan psikotik
yang jelas
Kriteria untuk skizofrenia maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut tidak terpenuhi.
Kalau waham menetap lebih dari 3 bulan, maka diagnosis diubah
menjadi gangguan waham menetap.
Kalau halusinasi menetap lebih dari 3 bulan, maka diagnosis diubah
menjadi gangguan psikotik nonorganik lainnya
Gangguan psikotik akut dan sementara lain tidak dapat
diklasifikasi ke dalam kategori manapun dalam F23.
Diagnosis gg. Waham karena induksi harus dibuat jika:
2 orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang
sama, dan saling mendukung dalam keyakinan waham itu;
Mereka mempunyai hubungan dekat yang tak lazim dalam bentuk
seperti diuraikan diatas;
Ada bukti dalam kaitan waktu atau konteks lainnya bahwa
waham tersebut diinduksi pada anggota yang pasif dari suatu
pasangan atau kelompok melalui kontak dengan anggota yang
aktif.
Jika ada alasan untuk percaya bahwa dua orang yang tinggal
bersama mempunyai gangguan psikotik yang terpisah maka tidak
satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam diagnosis ini.
Diagnosis gangguan skizoafektif dibuat apabila gejala gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama sama
menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala
skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang
berbeda
Bila pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4
(depresi pasca skizofrenia).

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe manik


yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian
besar episode skizoafektif tipe manik.
Afek harus meningkat secara menonjol atau peningkatan afek yang
tak begitu menonjol dikombinasi dengan kegelisahan yang
memuncak
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih
baik lagi dua, gejaka skizofrenia yang khas.
Kategori ini dipakai untuk episode skizoafektif tipe depresif yang
tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar
episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala
khas, baik depresif maupun kelainan perilaku
Dalam epsode yang sama, sedikitnya ada satu, sebaiknya dua gejala
khas skizofrenia

Gangguan dengan gejala gejala skizofrenia berada secara bersama


sama dengan gejala gejala afektif bipolar campuran. (F31.6)
Gangguan psikotik yang tidak meemenuhi kriteria skizofrenia
(F20)atau untuk gg. Afektif tipe psikotik dan gangguan gangguan
psikotik (F30) yang tidak memenuhi kriteria gejala untuk gangguan
waham menetap (F22).

Anda mungkin juga menyukai