Anda di halaman 1dari 55

EPIDEMIOLOGI

MALARIA
PENDAHULUAN
•Kematian akibat malaria di seluruh dunia :
1,5 – 2,7 juta / tahun
•Laporan WHO : 500 juta penderita malaria
/ tahun, terutama di Afrika dan Asia,
dengan kematian 1,1 juta / tahun
•Di Indonesia, KLB malaria pernah terjadi di
Sukabumi (Jabar) pada Januari – Juni 2004
: 993/32.664, dengan kematian 10 orang
dan di Karimun (Riau) 144 pdrt, dengan
kematian 3 orang
•Peningkatan tinggi terjadi di NTT, NTB,
Maluku, Maluku Utara, & NAD
•Di Jawa-Bali, tahun 2003 : 0,22 / 1000
( laporan Dirjen PPM-PL)
•=> Menyebabkan kerugian negara
(pertumbuhan ekonomi menurun)
DEFINISI
•Malaria tertiana (ringan)
Penyebab : Plasmodium vivax
Gejala : demam / 2 hari selama 2 minggu
setelah infeksi
•Demam rimba (jungle fever) = Malaria
aestivo-autumnal = Malaria Tropika
Penyebab : Plasmodium Falciparum
Penyebab utama kematian, karena
menghalangi jalan darah ke otak,
sehingga dapat menyebabkan koma,
mengigau, bahkan kematian
•Malaria kuartana
Penyebab : Plasmodium malariae
Masa inkubasi lama
Gejala 18-40 hari setelah infeksi &
terulang setiap 3 hari
•Malaria oleh plasmodium Ovale ( jarang )
=> mirip Malaria tertiana
PENYEBAB

•Parasit malaria (genus Plasmodium)


•Terdiri dari 4 spesies (Plasmodium
vivax, Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae, Plasmodium
ovale)
•Pada kera ditemukan : Plasmodium
cynolmogi (mirip Plasmodium vivax),
Plasmodium Knowlesi (mirip
Plasmodium Falciparum & Plasmodium
malariae)
•Plasmodium rodhaini pada simpanse
Afrika & Plasmodium brasilianum pada
kera Amerika Selatan (mirip
Plasmodium Malariae)
Manusia dapat diinfeksi
parasit malaria kera
secara alami &
eksperimental, &
sebaliknya !!!
VEKTOR
•Nyamuk Anophelini (genus Anopheles)

•Ada + 2 ribu spesies Nyamuk


Anopheles di dunia
•Yang dapat menularkan malaria +60
spesies
•Di Indonesia ada 80 spesies Anopheles.
Yang dapat berperan sebagai vektor
malaria hanya 16 spesies dengan tempat
perindukan yg berbeda-beda
•Di Jawa & Bali : An.sundaicus &
An.aconitus, An.supticus & An.maculatus
•Di pantai : An.sundaicus & An. Supticus

•Di pedalaman : An.aconitus & An.ma-


culatus
•Di Sumatra : An.sundaicus, An.macu-
lates & An.nigerrimus, An.sinensis &
An.letifer
•Di Sulawesi : An.sundaicus, An.sup-ticus
& An.barbirostris, An.sinensis,
An.nigerrimus, An.umbrosus, An.flavi-
rostris & An.ludlowi
•Di Kalimantan : An.balabacensis,
An.letifer
•Di Irian Jaya : An.farauti, An.punc-
tulatus & An.bancrofti, An.karwari &
An.koliensis
•Di NTT : An.sundaicus, An.supti-cus &
An.barbirostris
PENULARAN
•Masa tunas ekstrinsik : waktu antara
nyamuk menghisap darah yg
mengandung gametosit sampai
dengan mengandung sporozoit
(bentuk infektif) dalam kelenjar
liurnya
CARA INFEKSI
1)Alami : melalui vektor (sporozoit masuk
ke tubuh manusia melalui tusukan
nyamuk
2) Induksi (stadium aseksual dalam
eritrosit tidak sengaja masuk ke tubuh
manusia melalui darah, misal : melalui
tranfusi, suntikan, kongenital)
Manusia yg mengandung
stadium gametosit dapat
membantu stadium infektif
(sporozoit) dalam nyamuk
(vektor) !!!
GEJALA & TANDA
•Trias malaria: demam, menggigil,
berkeringat
•Sakit kepala, mual, muntah, pucat
•Gejala khas daerah setempat : diare
pada balita (di Timtim), nyeri otot pada
orang dewasa (di Papua), pucat &
menggigil-dingin pada orang dewasa (di
Yogyakarta).
Dapat Disertai :

1.Gangguan kesadaran (>30 menit)


2. Kejang
3. Panas tinggi, gangguan kesadaran
4. Mata & tubuh kuning
5. Perdarahan di hidung, gusi, saluran
pencernaan
6. Jumlah kencing berkurang (oliguri)
7. Warna urine seperti teh (kecoklatan)
8. Kelemahan umum (tidak bisa
duduk/berdiri)
9. Nafas sesak
PENCEGAHAN
•Pemberantasan sarang nyamuk
(perindukan nyamuk)
•Memberi ikan kepala timah pada tempat
jentik nyamuk anopheles
•Larvasasi tempat perindukan nyamuk
anopheles
•Memakai kelambu
•Memakai repellen waktu keluar /
bekerja di luar rumah pada daerah
endemis malaria
•Di wilayah yg resisten, tahun 2004
dilakukan pengobatan dengan
kombinasi derivate artemisinin
(artesunat & amodikuin)
•Pos Malaria Desa : tempat komunika-si
& info masyarakat serta pelayanan yang
diselenggarakan dari, oleh, & untuk
masyarakat, difasilitasi Puskes-mas
setempat, bekerja sama dengan
lembaga / orang yg sudah ada di
masing2 desa.
Pelayanan dilengkapi sarana diagnosis
laboratorium dengan pemeriksaan
mikroskopik & cara rapid diagnostic test
(RDT)
PENGOBATAN
1. Pengobatan klinis (3 hari)
Har Obat Jumlah obat sesuai umur
i
0-11 1-4 5-9 10-14 >15
bulan tahu tahu tahun tahun
n n
1 Klorokuin ½ 1 2 3 4
Primakin - 3/4 1 ½ 2 3

2 Klorokuin ½ 1 2 3 4
3 Klorokuin ¼ ½ 1 1½ 2
2. Pengobatan radikal
a.Plasmodium Falciparum yg masih sensitif 
terapi yg resisten obat :
1. Sulfadoksin pirymetamine/suldox/fansidar (2 hari):
Hari Obat Jumlah obat sesuai umur
0-11 1-4 5-9 10-14 >15
bulan tahun tahun tahun tahun
1 Sulfadoxin - 3/4 1½ 2 3
/ Fansidar
2 Primakuin - 3/4 1½ 2 3
2. Kina / Alkaloida cinchona (7 hari)

Ha- Obat Jumlah obat sesuai umur


ri
0-11 bln 1-4 5-9 10-14 >15
th th th th
1-7 Kina 3 bln= 3x 3x1 3x1 3x2
3x10mg ½ ½
9 bln=3x30mg
1 Primaku - 3/4 1½ 2 3
-in
b. Plasmodium Vivax (5 hari)
Hari Obat Jumlah obat sesuai umur
0-11 1-4 5-9 10-14 >15
bulan tahun tahun tahun tahun
1 Klorokuin ½ 1 2 3 4
Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
2 Klorokuin ½ 1 2 3 4
Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
3 Klorokuin ½ 1 2 3 4
Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
4 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
5 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
Catatan:
•Klorokuin : dosis tunggal 25 mg basa/kg
BB (tidak diberikan pada perut kosong)
•Primakuin tidak diberikan pada bayi & ibu
hamil
•Ibu hamil dengan kina 3 x2 tablet selama
7 hari
•Kina : obat pilihan untuk plasmodium
falsiparum resisten klorokuin
•Di Indonesia belum ada resistensi kina

•Efek Samping Obat kina: sakit kepala,


gangguan pendengaran, mata kabur
(sementara)
3. Pengobatan Massal
• Pengobatan malaria klinis pada > 80%
penduduk di daerah KLB
• Untuk menanggulangi KLB

4. Mass Fever Treatment (MFT)


• Pengobatan malaria klinis pada semua
penderita demam di daerah KLB
• Untuk menanggulangi KLB

5. Pengobatan malaria berat


PROGRAM
PEMBERANTASAN
TUJUAN
Umum :
- Menekan morbiditas & mortalitas
- Mempertahankan daerah bebas
malaria
Khusus :
- Mengurangi morbiditas hingga <
0,08 / 1000 penduduk (API)
- Jumlah kecamatan HCI < 10 ; kelura-
han HCI < 100
Sasaran

•Nasional : morbiditas  1 ‰ di Jawa


Bali (tahun 2001)
•Semarang : morbiditas  1 ‰ (tahun
2001)
Kebijaksanaan
1. Memperluas daerah bebas malaria
2. Menanggulangi fokus
3. Meningkatkan aspek manajerial petugas
4. Meningkatkan kualitas surveilans
5. Memberantas vektor
6. Meningkatkan peran serta lembaga
pemerintah & lembaga swasta
Stratifikasi Wilayah
1. Indikator Statis
•HCI (High Case Incidence), API > 5 ‰
•MCI (Middle Case Incidence), API 1-5 ‰
•LCI (Low Case Incidence), API < 1 ‰
2. Indikator dinamis
a. Desa rawan / Potential Focus Zone
•Lingkungan cocok bagi vektor mala-ria :
perbukitan dengan sawah berte-ras &
mata air yg lambat alirannya, hutan
primer
•Historis pernah HCI
•Mobilitas penduduk tinggi
•Daerah terpencil
b. Desa Fokus rendah
•Desa MCI / LCI dengan kasus
indigenous bulanan konstan /
menurun
•Desa HCI dengan kondisi lingkungan
yg tidak kondusif terhadap penularan
c. Desa Fokus tinggi
•Desa rawan yg mulai ada kasus
indigenous, atau
•3 bulan berturutan kasus indigenousnya
konstan atau naik dibanding bulan
sebelumnya

d. Daerah bebas malaria : tidak ada


penularan dalam 3 tahun terakhir
Kegiatan
a. Desa rawan
• Penemuan & pengobatan penderita
• Surveilans rutin (ACD / PCD / PE)
• MFS terutama konfirmasi
• Pengendalian vektor
•Pemetaan lingkungan & breeding place

•Surveilans migrasi ( bila mobilitas


tinggi )
•Survei entomologi

•Penyuluhan masyarakat
b. LFZ
•Semua tindakan di desa rawan

•Tes resistensi terhadap klorokuin &


insektisida
•Pengendalian vektor dengan anti larva
BTI-H14
•Penebaran ikan

•Penanaman padi serentak

•Perbaikan konstruksi perairan


c. HFZ
•Semua tindakan di LFZ

•Menambah penyemprotan rumah (bila


memenuhi syarat)
Jenis kegiatan :
a. Active Case Detection (ACD)
• Sasaran : semua penderita malaria klinis
( HCI : 20% penduduk, MCI : 10%
penduduk)
• Diambil preparat darah tebal oleh JMD
•Waktu: HCI (2 mgg / 1x), MCI (1bln / 1x)
b. Passive Case Detection (PCD)
•Sasaran : semua penderita malaria klinis &
penderita gagal obat yg datang (HCI : 10%
penduduk, MCI / LCI : 5% penduduk)
•Diambil preparat darah tebal oleh JMD

•Waktu setiap hari kerja


c. Mass Fever Survey (MFS)
•Sasaran : semua penderita demam di
daerah malaria klinis
•Diambil preparat darah tebal oleh JMD

•Diikuti MFT

•Dibagi 2 : MFS konfirmasi & khusus


d. Surveilans Parasit SMP
•Menemukan & mengobati penderita

•Selama 4 hari & diulang 10 hari kemudian

•Sasaran desa HCI / MCI

•Waktu 1-2 bulan sebelum & sesudah MP\


e. Surveilans migrasi
•Sasaran semua penduduk yg datang dari
daerah endemis
•Diambil preparat darah tebal oleh JMD 
bila hasil positif, dilakukan pengobatan
radikal
f. Survei Penatalaksanaan Penderita
•Sasaran kabupaten / kota / puskesmas
Endemis
•Metode : dengan check list

•Waktu : pada saat MP


PENCEGAHAN
• Ada 2 : kemoprofilaksis &
pemberantasan vektor (Jawa-Bali)

A. Pemberantasan Vektor :
1. Penebaran ikan pemakan jentik
2. Larvaciding
3. Penyemprotan rumah
B. Survei
• Survei kualitas penyemprotan

• Survailans pola vektor

• Survailans vektor SMP


• Longitudinal survei entomologi

• Spot survei entomologi

• Survailans status resistensi vektor

• Uji coba status resistensi klorokuin

• Audit program malaria

Anda mungkin juga menyukai