Anda di halaman 1dari 21

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
 Nama : BE
 Umur : 7 Tahun
 Jenis Kelamin : perempuan
 Status Pernikahan :-
 Pekerjaan :-
 Agama : Protestan
 Pendidikan :-
 Suku :
 No RM : 040329
 Tanggal Masuk RS : 11 Januari 2017
ANAMNESA PENYAKIT PASIEN
Keluhan Utama : Os datang dengan keluhan nyeri pada
kaki ± 1 bulan.
Telaah : Os datang dengan keluhan nyeri pada
kaki ± 1bulan akibat kecelakaan lalu lintas,
selama ini Os berobat ke dukun patah.
Bekas luka pada kaki Os sudah kering.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Pengobatan : Tidak ada
Riwayat Alergi : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 Vital Sign :
• N :100 x/mnt
• R : 20 x/mnt
• T : 36,6 °C
• BB: 16 kg
 Kepala : Normochepali
 Mata : Ikterus (-/-) Anemis (-/-) Isokor (+/+)
 THT : Dalam Batas Normal
 Leher : Perbesaran KGB (-)
 Dada : Vesicular pada kedua lapangan paru
 Abdomen : Sopel (+), nyeri tekan abdomen (-)
 Punggung : Dalam Batas Normal
 Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas : dbn
Diagnosa Semetara
Post Open (L) Neglocted Tibia Fibula Fracture (Post KLL
1 bulan yang lalu)
Pemeriksaan Penunjang
Rencana Kerja
 Opname
 Konsul ke dr. Imam Sp. OT.
Fraktur terbuka adalah diskontinuitas
struktur tulang yang mempunyai
hubungan dengan lingkungan luar melalui
sebuah luka. Fraktur terbuka berhubungan
dengan risiko infeksi yang tinggi akibat
kontaminasi luka yang terjadi pada saat
trauma.
Klasifikasi fraktur terbuka
Menurut Gustilo, fraktur terbuka dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok
besar berdasarkan : mekanisme cedera,
derajat kerusakan jaringan lunak,
konfigurasi dari fraktur itu sendiri, dan
derajat kontaminasi luka
Pada fraktur terbuka tipe I
luka yang menghubungkan fraktur dengan
lingkungan luar berukuran kurang dari 1 cm
Pada fraktur terbuka tipe II
luka berukuran lebih dari 1 cm tanpa disertai
dengan kerusakan jaringan lunak yang luas,
flap, maupun avulsi.
Fraktur terbuka tipe III
ditandai dengan kerusakan jaringan lunak yang
luas, meliputi otot, kulit, dan struktur
neurovaskuler
Prinsip penanganan fraktur terbuka
Pada fraktur terbuka terdapat hubungan antara
daerah fraktur dengan lingkungan luar melalui
luka, hal ini menyebabkan risiko untuk terjadi
infeksi menjadi sangat tinggi. Dengan demikian
penanganan fraktur terbuka tidak hanya bertujuan
untuk memicu penyembuhan fraktur dan
pengembalian fungsi, namun juga bertujuan untuk
mencegah infeksi
1) Pembersihan luka. Kontaminan yang dapat berupa
tanah, material pakaian, maupun material lainnya harus
diirigasi dengan larutan saline dalam jumlah besar.
Material yang masih menempel setelah irigasi harus
diambil hingga bersih
2) Debridement. Jaringan yang telah kehilangan suplai
darahnya dapat menghambat proses penyembuhan luka
dan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya
kuman
3) Penanganan fraktur. Pada fraktur terbuka tipe I
dengan luka yang kecil, fraktur dapat direduksi secara
tertutup setelah luka dibersihkan, debridement, dan
dibiarkan terbuka

4) Penutupan luka. Bahkan bila kasus fraktur terbuka


mendapatkan penanganan dalam 6 sampai 7 jam
pertama dan dengan kontaminasi minimal, immediate
primary closure merupakan suatu kontraindikasi.
5) Antibiotika. Agar efektif dalam mencegah
infeksi, antibiotika harus diberikan sebelum,
selama, dan setelah penanganan luka.
6) Pencegahan tetanus. Semua pasien dengan
fraktur terbuka membutuhkan pencegahan
terhadap komplikasi yang jarang ditemui namun
mematikan yaitu tetanus
Infeksi pada fraktur terbuka
Salah satu komplikasi yang berbahaya pada fraktur
terbuka adalah infeksi. Oleh karena itu, pencegahan
infeksi merupakan salah satu tujuan utama dalam
penanganan fraktur terbuka. Salah satu cara yang
digunakan dalam pencegahan infeksi adalah penggunaaan
antibiotika profilaksis baik secara sistemik maupun
topikal.
Mikroorganisme dalam fraktur terbuka
Keberadaan bakteria pada luka terbuka tidak
cukup untuk menimbulkan infeksi. Sekitar 60
hingga 70 % dari seluruh kasus fraktur terbuka
terkontaminasi oleh bakteria, tetapi hanya
sebagian kecil yang menimbulkan infeksi.
Risiko terjadinya infeksi juga berhubungan
dengan derajat kerusakan jaringan lunak. Pada
fraktur terbuka tipe 3B, dengan kerusakan
jaringan lunak yang luas, infeksi dapat terjadi
hingga 40% kasus.
Selain itu, infeksi juga dapat disebabkan oleh
kuman rumah sakit seperti Staphylococcus aureus
atau basil Gram-negatif (termasuk Pseudomonas
aeruginosa). Bakteri lain yang harus diperhatikan
pada cedera di lingkungan tertentu seperti
Clostridium perfringens bila terdapat kontaminasi
tanah, Pseudomonas dan Aeromonas hydrophilia
pada cedera di air tawar, dan Vibrio dan
Erysipelothrix pada cedera di air laut

Anda mungkin juga menyukai