Anda di halaman 1dari 3

A.

Pembahasan

Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang dibuat dari tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut

secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan data empiris

dan pengalaman dari nenek moyang (Trubus, 2018: 17).

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu deg glass,

lumpang alu, mikroskop, objek gelas, pipet tetes, pinset, gegep, dan spiritus.

Bahan yang digunakan yaitu aquadest, alkohol, fluoroglusin, FeCl3, kloralhidrat,

NaOH, iodium, haksel, jamu rajangan terdiri dari delima (Punica granatum),

jintan hitam (Nigella sativa), kayu manis (Cinnamomum burmanii), kumis kucing

(Orthosiphon staineus), biji pala (Myristica fragrans), peti cina (Leucaena

leucephala), sirih (Piper bettle), merica hitam (piper nigrum), kapulaga (Amomum

copactum), sambiloto (Adrographis faniculata), dan temulawak (Curcuma

xanthoriza).

Adapun cara kerja pada uji mikroskopik jamu adalah disiapkan alat dan

bahan, diambil sampel rajangan dan dihaluskan pada lumping alu, jika telah halus

diambil sedikit dan diletakkan pada objek gelas, ditetesi beberapa pereaksi yaitu

fluoroglusin, FeCl3, kloralhidrat, NaOH, dan iodium, kemudian difiksasi dengan

spiritus, ditutup dengan deg glass, diamati dimikroskop, dibandingkan dengan

haksel yang ada di laboratorium kemudian dibandingkan dengan literatur.

Adapun alasan perlakuan yaitu penggunaan fluoroglusin untuk mengamati

bentuk lebih jelas xylem dan floem dengan cara mewarnai bentuk selnya sehingga

terlihat lebih jelas, penggunaan FeCl3 untuk mengetahui pertumbuhan sel atau

jaringan pada jamu, penggunaan kloralhidrat untuk memisahkan fragmen-fragmen

dan menghilangkan pati dari kandungan protein pada sampel. Penggunaan NaOH

untuk mengetahui adanya kandungan pirogalotanin dan antrakuinon pada jamu


dan penggunaan iodium untuk memisahkan butiran-butiran amilum pada sediaan

jamu. Alasan sampel difiksasi yaitu untuk menghilangkan adanya kandungan air,

gelembung, gelembung, melekatkan sampel, dan untuk menghentikan proses

metabolism secara cepat. Ditutup deg glass agar sampel yang diamati dapat

terlihat dengan jelas.

Adapun hasil dari uji mikroskopik pada percobaan yang telah dilakukan

dengan menggunakan beberapa pereaksi yaitu untuk FeCl3, fluoroglusin,NaOH,

kloralhidrat, iodium. Akan tetapi hasil dari uji mikroskopik ini tidak terlalu jelas

bentuk sel pada simplisia rajangn. Sehingga terdapat perbedaan yang cukup

banyak karena kualitas dari mikroskop yang digunakan kurang bagus. Jadi, untuk

sampel delima berbentuk bulat terdapat berkas pengangkut. Kumis kucing

berbentuk persegi tidak beraturan, tidak terlihat mesofil dan terdapat ruang antar

sel. Pada jintan hitam bentuk sel persegi panjang tidak beratutran dan epidermis

yang rapat. Pada haksel merica hitam terdapat berkas pembuluh dan korteks. Pada

simplisia sepang terlihat bentuk sel yang rapat dan terlihat epidermisnya.

Adapun perbandingan literatur yaitu untuk kumis kucing memiliki epidermis

atas, kutikula, stomata, jaringan palisade, kolenkim, dan jaringan epidermis

bawah. Sambiloto memiliki epidermis bawah dengan stomata dan sisik, epidermis

atas, dan jaringan penutup. Pada kapulaga memiliki epidermis, serabut halus, sel

batu, dan serabut haji. Pada temulawak memiliki rambut penutup, epidermis,

hypodermis, periderm, parenkim korteks, sel sekresi, dan berkas pengangkut.

Pada biji pala memiliki kutikula, epidermis luar, hypodermis, psrenkim, berkas

pembuluh, sel minyak, granul amilodektrim, epidermis dalam. Pada jintan hitam

memiliki rambut bercabang, epikarp, mesokarp, berkas pembuluh, sel batu, dan

rambut sel yang tebal. Pada delima terdapat jaringan gabus, parenkim, sel

idioblas, jari-jari empulur. Pada merica hitam terdapat sklereid, kulit biji,
parenkim, minyak atrsiri. Pada daun sirih memiliki xylem, floem, rambut penutup,

stomata, dan kelenjar minyak (Dirjen POM, 2008: 28).

Adapun faktor kesalahan pada percobaan yaitu pada saat melakukan

pengujian mikroskop, tidak diperoleh hasil yang bagus karena kualitas mikroskop

yang kurang bagus.

Adapun hubungan percobaan dengan dunia farmasi yaitu sebagai seorang

farmasis dituntut untuk dapat mengidentifikasi secara mikroskopik kandungan

dari bentuk tanaman yang akan dijadikan sebagai obat.

Hubungan percobaan dengan ayat yaitu pada Al-Qur’an surah Taha ayat 53:

َ َ‫سبُ ًًل َوأ‬


‫نز َل ِم َن‬ ُ ‫سلَكَ لَ ُك أم فِي َها‬ َ ‫ض َم أهدًا َو‬ َ ‫ٱلَّذِى َجعَ َل لَ ُك ُم أٱْلَ أر‬
‫شتَّى‬َ ‫ت‬ ٍ ‫س َما ِٓء َما ٓ ًء فَأ َ أخ َر أجنَا ِب ِ ٓۦه أَ أز َٰ َو ًجا ِمن نَّبَا‬َّ ‫ٱل‬

Artinya:

“ (Tuhan) yang telah menjadikan bagaimana bumi sebagai hamparan dan yang

telah menjadikan bagimu dibumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air

hujan. Maka kami, tumuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis aneka macam

tumbuh-tumbuhan.”

Makna dari ayat di atas adalah Allah SWT telah menciptakan berbagai

macam tumbuhan dengan berbagai manfaat dimana dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan manusia baik sebagai sumber makanan atau obat-obat yang

digunakan dalam pengobatan.

Trubus. Herbal Indonesia, Berkhasiat Bukti Ilmiah dan Cara Racik. Trubus

Swadaya: Depok. 2013

Anda mungkin juga menyukai