LP DM
LP DM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian keluarga (Friedman, 2014).
Menurut Duvall 1986 keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari setiap anggota (Murwani, 2014).
b. Tipe Keluarga
Suatu keluarga yang memanfaatkan layanan kesehatan
merupakan keluarga yang datang dari berbagai gaya hidup,
sehingga sangat penting suatu tipe keluarga untuk diketahui. Tipe-
tipe keluarga menurut Friedman (2014) adalah :
1) Keluarga Inti
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari seorang ayah
yang mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah
tangga dan anak yang merupakan keluarga.
2) Keluarga Adopsi
Keluarga adopsi merupakan sebuah cara lain untuk
membentuk keluarga dengan menyerahkan secara sah tanggung
jawab sebagai orang tua seterusnya dari orang tua kandung ke
orang tua adopsi dan saling menguntungkan baik bagi orang tua
mapun anak. Keluarga adopsi mampu memberi asuhan dan
kasih sayangnya kepada anak adopsinya. Keluarga adopsi
memilih berbagai alasan misalnya agama, moral, keluarga, atau
13
3) Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah dukungan yang praktis dan
konkrit. Dukungan instrumental ini sebagai fungsi kesehatan
keluarga dan fungsi ekonomi keluarga terhadap anggota
keluarga yang mengalami sakit. Keluarga memberikan
dukungan instrumental berupa suatu benda yang nyata
terhadap ketergantungan keluarga seperti memberikan uang
untuk pengobatan anggota keluarga yang sakit (Friedman,
2014). Menurut Bomar (2004) bahwa keluarga juga
memberikan dukungan instumental ini secara penuh dalam
bentuk memberikan tenaga, dana, maupun menyediakan
waktu untuk melayani dan mendengarkan anggota keluarga
yang sakit dalam menyampaikan perasaannya (Yusra, 2011).
4) Dukungan Informasi
Keluarga dalam dukungan informasi ini adalah keluarga
sebagai kolektor dan penyebar informasi (Friedman, 2014).
Bomar (2004) menjelaskan bahwa dukungan informasi
merupakan dukungan yang diberikan keluarga dalam bentuk
memberikan saran dan informasi-informasi penting yang
dibutuhkan keluarga yang mengalami sakit dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya (Yusra, 2011).
f. Faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Purnama (2008) dalam Chusmeywati (2016) faktor-
faktor yang memengaruhi dukungan keluarga adalah :
1) Faktor Internal
a) Tahap Perkembangan
Dukungan dapat ditemukan oleh faktor usia yaitu
pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap
rentan usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon
terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
18
harapan keluarga, budaya, dan teman sebaya, rasa diri pada anak
sering terlihat membingungkan.
3) Stresor
Stresor dapat memperkuat konsep diri saat individu berhasil
menghadapi masalah. Di samping itu, stresor yang berlebihan juga
dapat menyebabkan respon yang maladaptif termasuk
penyalahgunaan zat, menarik diri, dan ansietas. Kemampuan
individu untuk menangani stresor sangat bergantung pada sumber
daya personal.
4) Sumber Daya
Individu memiliki sumber daya internal dan eksternal.
Sumber daya internal seperti percaya diri dan nilai diri, sedangkan
sumber daya eksternal seperti dukungan, pendanaan, dan
organisasi. Secara umum, semakin besar jumlah sumber daya yang
dimiliki dan digunakan individu, pengaruhnya pada konsep diri
semakin positif.
5) Riwayat Keberhasilan dan Kegagalan
Seseorang yang pernah mengalami kegagalan menganggap
diri mereka sebagai orang yang gagal, sementara seseorang yang
mengalami keberhasilan akan memiliki konsep diri yang lebih
positif. Seseorang dengan konsep diri postif cenderung
menemukan kepuasan hati dalam keberhasilannya sedangkan
seseorang yang memiliki konsep diri negatif dapat memengaruhi
pandangan situasi kehidupan yang negatif.
6) Penyakit
Penyakit dan trauma dapat memberikan efek pada konsep
diri. Orang merespon stres seperti pada penyakit dan perubahan
fungsi yang berhubungan dengan berbagai macam menuju
penuaan. Penerimaan, penyangkalan, penarikan diri, dan depresi
merupakan reaksi yang umum. Terkadang sulit untuk menentukan
arah hubungan antara konsep diri dan kesehatan. Dengan demikian,
konsep diri dan perilaku kesehatan merupakan hal yang berkaitan.
26
7) Significant Other
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan
orang lain, belajar diri sendiri melalui pandangan diri dengan
interpretasi diri. Misalnya anak sangat dipengaruhi oleh orang yang
dekat, remaja dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya,
pengaruh orang dekat ayau orang penting sepanjang siklus hidup,
pengaruh budaya dan sosialisasi. Significant Other ini berarti
orang-orang yang memiliki arti penting pada diri individu (Stuart
dan Sundeen, 2016).
Sedangkan yang dimaksud orang lain menurut Calhoun dan
Acocella (1990, dalam Manik, 2007) adalah :
a) Orang tua
Orang tua sebagai keluarga adalah kontak sosial yang paling
awal yang dialami oleh seseorang dan yang paling kuat.
Informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung
hingga dewasa
b) Kawan sebaya
Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orangtua dalam
memengaruhi konsep diri. Peran yang diukur dalam kelompok
sebaya sangat berpengaruh terhadap pandangan individu
mengenai jati dirinya
c) Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada
anak, seperti siapa bapaknya, ras, dan lain-lain sehingga hal ini
berpengaruh terhadap konsep diri individu.
27
4. Difusi Identitas
Difusi identitas adalah kegagalan untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak
menjadi kesatuan identitas dewasa (Stuart dan Sundeen, 2016).
5. Disosiasi dan Depersonalisasi
Individu dapat mengalami disosiasi, yaitu keadaan
dekompensasi jiwa yang akut di mana pikiran, emosi, sensasi,
atau kenangan tertentu terkotak karena terlalu berlebihan
mengintegrasikan pikiran sadar. Bentuk disosiasi berat terjadi
pemutusan dalam fungsi integrasi kesadaran yang biasa,
memori, identitas atau persepsi. Depersonalisasi adalah
pengalaman subjektif dari sebagian atau keseluruhan gangguan
ego dan disintegrasi serta disorganisasi konsep diri seseorang.
(Stuart dan Sundeen, 2016).
e. Kualitas Kepribadian yang Sehat
Kepribadian seseorang yang sehat memiliki karakteristik dan
mampu memahami diri dan dunia secara akurat sehingga menciptakan
rasa keharmonisan dan kedamaian batin (Stuart dan Sundeen, 2016) :
1. Citra Tubuh Positif dan Tepat
Sebuah kesadaran tubuh yang sehat didasarkan pada
observasi diri dan kepedulian yang sesuai untuk kesehjateraan fisik
seseorang.
2. Ideal Diri Realistik
Seseorang dengan ideal diri yang ralistik memiliki tujuan
hidup yang dapat dicapai, berharga dan layak diperjuangkan.
3. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa orang mengharapkan
menjadi sukses dalam hidup. Konsep diri positif mencakup
penerimaan aspek negatif dari diri sebagai bagian dari kepribadian
seseorang. Orang seperti itu menghadapi hidup secara terbuka dan
realistis.
29
C. Diabetes Melitus
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang kompleks dan
membutuhkan perawatan medis secara berkelanjutan dengan strategi
pengurangan risiko multifaktorial di luar kontrol glikemik, serta perlu
suatu edukasi manajemen diri dan dukungan secara terus menerus untuk
untuk mencegah suatu komplikasi akut dan mengurangi risiko komplikasi
jangka panjang (American Diabetes Assosiation [ADA], 2017).
31
b. Komplikasi Kronis
1) Penyakit Makrovaskular
a) Penyakit arteri koroner
DM 2-4 kali lebih mungkin dibandingkan klien non
DM untuk meninggal karena penyakit arteri koroner, dan faktor
risiko relatif untuk penyakit jantung pembuluh pada perempuan
dengan DM tipe 2 adalah 3-4 kali lebih besar.
Pasien tidak memperlihatkan tanda-awal penurunan aliran arah
koroner dan dapat mengalami infark miokard asimtomatik
(silent) di mana keluhan sakit aa atau gejala khas lainnya tidak
dialaminya. Infark miokard asimtomatik ini hanya dijumpai
melalui pemeriksaan elektrodiogram. Kurang gejala iskemik ini
disebabkan oleh neuropati otonom. Setelah infark miokard,
penderita DM juga mengalami insiden lebih tinggi gagal
jantung, syok, dan disritmia. Hal ini diyakini bahwa terapi
insulin pada DM tipe 2 secara nyata meningkatkan insiden
penyakit aterosklerosis, karena terapi tersebut sering mengarah
pada penambahan BB dari peningkatan tekanan darah.
b) Penyakit serebrovaskuler
Penyakit serebrovaskuler, terutama infark
aterotromboembolik dimanifestasikan dengan serangan iskemik
transien dan cerebrovaskuler attact (stroke) yang terkait
terhadap perkembangan nefropati diabetik dan akibat
proteinuria, hiperteni, dan perlengkapan trombosit.
c) Hipertensi
Hipertensi adalah faktor risiko mayor untuk stroke dan
nefropati. Hipertensi yang tidak aekuat diobati akan
memperbesar laju perkembangan nefropati.
d) Penyakit pembuluh perifer
Bruit carotis (bunyi abnormal atau murmur), klaudikasio
intermiten, tidak ada denyut kaki, dan gangren iskemik
meningkat. Lebih dari separuh amputasi tungkai bawah
43
B. Kerangka Teori
Komplikasi diabetes
Penatalaksanaan Diabetes mellitus : Diabetes mellitus :
mellitus :
1. Edukasi 1. Tipe 1
1. Akut
2. Terapi nutrisi medis 2. Tipe 2
2. Kronis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologi
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.3
Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
1. Ho : tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri
pada pasien diabetes melitus di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
2. Ha : ada hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri pada
pasien diabetes melitus di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.