Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN

1. History : Cerita Pasien


 Pengetahuan tentang lingkungan atau sosial pasien dapat membantu dokter
gigi dalam memahami ekspektasi dan latar belakang terhadap status
kesehatan gigi pasien saat ini.
 Norma-norma keluarga dan lingkungan sosial dapat secara positif
memengaruhi seseorang mencari perawatan kesehatan mulut. Kareba
biasanya pasien akan meminta pendapat orang orang terdekat atau mencari
informasi mengenai permasalahan gigi.
 Presepsi pasien terhadap penyebab kehilangan gigi dapat memberi
wawasan tentang apresiasi mereka terhadap kedokteran gigi. Dan
berkontribusi terhadap prognosis di perawatan prostodonsia.
 Biasanya pasien yang kehilangan gigi karena kecelakaan akan lebih tidak
senang karena kehilangan gigi tersebut merupakan konsekuensi dari
kelalaian pasien.

“harapan pasien didasarkan pada realitas dan presepsi masa lalu dan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan emosi masa kini”
 Hasil perawatan yang memenuhi harapan pasien akan sangan bermanfaat
bagi pasien dan dokter gigi.
 Keterampilan pasien dalam memanipulasi oral akan tercermin sebagian
saat pasien menggunakan protesa.
 Pada saat pasien mencoba pakai protesa, bisa memberikan info yang
berguna terhadap perawatan yang akan datang.

“harapan juga sangat dipengaruhi oleh protesa sebelumnya”


 Dokter gigi juga harus menanyakan kebiasaan yang berpotensi tidak
menguntungkan. Misalnya merokok, minum alkohol dan lainnya.
 Dokter gigi juga harus bertanya tentang oral dan dental hygiene
2. Pertimbangan Psikologi
 Pasien yang dating untuk perawatan prostodonsia memiliki pengalaman
dan sikap yang berbeda.
 Beberapa sikap pasien diantaranya optimis, pengunduran diri (through
resignation), dan putus asa (despair)
 Saat mengambil rekam medis dan melakukan anamnesis, dokter gigi harus
menilai kesehatan mental. Khususnya sikap terhadap pemakaian gigi
tiruan atau menerima yang baru.
 Ada 2 yang paling penting untuk menanyai atau menganamnesis perilaku
dokter dan wawancara menyeluruh pada pasien.
 Dokter gigi harus terampil verbal dan nonverbal dalam komunikasi.
 Wawancara yang spesifik bias membantu dokter gigi untuk membuat atau
merancang gigi tiruan dengan efisien serta menciptakan kepercayaan
kepada pasien.
 Ada beberapa bagian dalam menanyai pasien
(1) Recognition and acknowledgment of the problem
(2) Identification and exploration
(3) Interpretation and explanation
(4) The offering of a solution to the problem
 Secara umum, dokter gigi merupakan komunikator yang sangat baik
dalam bidang masalah fisik dan masalah anatomi tetapi cenderung diam
ketika masalah emosi.
 Iatrosedative merupakan teknik komunikasi untuk pasien yang tidak bias
beradaptasi dengan protesa.

3. Status Kesehatan Sistemik


 Status kesehatan sangat penting karena memiliki potensi untuk
memengaruhi perawatan.
 Vital sign biasanya dilakukan kepada pasien.
4. Evaluasi Ekstraoral

Evaluasi ekstraoral terutama berkaitan dengan kontur dan simetri wajah,


penampilan gigi dan hubungan dengan respon bibir , serta fungsi dan pola
pergerakan rahang.

A. TMJ
Beberapa tanda kalau TMJ bermasalah :
- Rasa sakit dan nyeri pada otot pengunyahan
- Suara saat pergerakan kondilus
- Pergerakan terbatas mandibular
TMJ yang tidak sehat mempersulit penentuan hubungan rahang
karena hubungan sentris bergantung pada keharmonian struktur
dan fungsi dari struktur tulang, jaringan intraarticular dan
ligament kapsular.
B. Bibir dan pipi
 Bentuk eksternal dari pipi dan bibir tergantung pada
struktur internal dan jaringan pendukung, yang mungkin
disediakan oleh gigi dan jaringan pendukung atau protesa
sebelum.
 Otot-otot pipi dan bibir memiliki fungsi kritis dalam
penggunaan gigi tiruan. Flange harus dibentuk dengan tepat
dan membantu mempertahankan protesa diposisi. Karena
ino melibatkan pengembangann rahang dan posisi yang
benar, serta permukaan yang dipoles dan ketebalan basis
gigi tiruan.
 Pasien dengan pipi yang tebal membuat beberapa teknik
dalam pembuatan gigi tiruan bermasalah karena tidak
mudah untuk mencetak border moulding sehiingga
memengaruhi retensi gigi tiruan.
 Posisi bibir saat istirahat dan saat fungsional sangat penting
untuk pertimbangan estetik dan fonetik.
5. Evaluasi Intraoral
Evaluasi yang perlu dicermati  kualitas permukaan dan kontur dari
jaringan lunak dan jaringan keras. Gigi tiruan penuh sepenuhnya
bergantung pada dukungan jaringan lunak (mucoperiosteum) dan
jaringan keras yang mendasarinya (tulang).
A. Mukosa
 Gigi tiruan dikelilingi oleh pipi dan bibir yang ditutupi oleh
lapisan mukosa.
 Mukosa ini bergerak dalam kontak yang intim dengan gigi
tiruan selama fungsi otot otot wajah dan pengunyahan
terkait.
 Lapisan mukosa bibir, pipi, serta dasar mulut relatif tipis
dan mudah trauma.
 Mukosa khusus yang menutupi lidah sering dianggap
sebagai “window on systemic disorders”
 Masticatory mucosa merupakan mukosa yang menutupi
sisa alveolar ridge dan palatum.
 Melihat abnormalitas untuk diagnosis bentuk (shape),
warna (color), tekstur (texture), dan granula Fordyce’s.
Warna pink dan merah. Merah menandakan inflamasi. Kita
perlu tahu warna merah apakah karena gigi tiruan
sebelumnya? Atau terdapat infeksi?
Abrasi, luka serta bitnik-bintik sakit dapat dilihat dibawah
basal seat dari gigi tiruan. Biasanya karena overekstensi
atau kurang ekstensi dari basis.
Oklusi yang salah.
INFEKSI

Infeksi dapat timbul dari berbagai sumber. Infeksi jamur mulut sering
terjadi seperti stomatitis pada rahang atas serta angular cheilitis. Soft tissue
hyperplasia yang terkait dengan gigi tiruan yang tidak sesuai merupakan temuan
yang umum dijumpai. Penurunan dimensi vertical rahang yang terkait keausan gigi
posterios sering mengakibatkan trauma oklusi yang terpusat di daerah anterior.
Papillary hyperplasia berbentuk seperti kembang kol dan cenderung terjadi pada
daerah anterior palatum karena pemakaian gigi tiruan jangka panjang.

B. Lidah

Lidah memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan


atau kegagalan gigi tiruan, dengan ukuran dan aktivitasnya. Lidah akan
mengembang hinga ke ruang edentulous oleh reorientasi otot-otot intrinsic
dari lidah dan menjadi aktif dalam batas-batas yang diperpanjang. Pasien
yang belum pakai gigi tiruan rahang bawah lidahnya akan digunakan
senagai antagonis saat masikasi karena dalam situasi ini, lidah dapat
membesar dan juga sangat kuat.

Pemeriksaan dan koordinasi sangat penting pada saat berfungsi


dengan gigi tiruan rahang bawah.

C. Saliva

Kualitas dan kuantitas saliva merupakan factor krusial bagi pasien


dalam menerima gigi tiruan. Laju aliran saliva normal 1 milimeter per
menit. banyak factor yang dapat memengaruhi aliran saliva.

D. Residual Ridge Morphology dan Ridge Relation

Residual ridge diperiksa secara visual dan palpasi. Jari yang


sensitive dapat mendeteksi kelainan seperti displaceable structure atau
discontinuities, dan enlargements of structures.
Palpasi dimulai dari bibirpipi daerah pendukung gigi
tiruandasar mulut lidah

E. Tori
Torus palatinus secara umum tidak dibedah, tetapi kalau
sudah besar dan mengganggu untuk retensi harus dibedah.
Kriteria ketika dilakukan pembedahan :
- Tuberositas maksila begitu besar
- Mencegah lokasi oklusi yang benar
- Mencegah distal ekstensi
- Memerlukan ekstraksi

Gambaran radiograf akan menunjukkan apakah tuberositas


bertulang atau terdiri dari jaringan ikat fibrosa.

6. Radiograf
Penting untuk evaluasi kondisi submucosa.
Ektraoral terdiri dari panoramic untuk melihat
- 3D struktur oral
- abnormalitas kualitas jaringan bony
- akar gigi yang dipertahankan
- gigi tidak erupsi inflamasi
- neoplastic
- membantu menentukan kedalaman poket
- info tentang tulang yang mengelilingi apeks tanpa pulpa
- abses
- kista

Intraoral terdiri dari periapical, untuk melihat

- Karies
- Jaringan periodontal
- Tuberositas maksila
7. Pengukuran Dimensi Vertikal
- Dimensi Vertikal Oklusi (VDO)
- Dimensi Vertikal Relasi (RVD)

Refrensi :

Zarb GA . 2013. Prosthodontic’s Treatment for Edentulous Patient 12th ed.


Mosby. P : 74 -54

Anda mungkin juga menyukai