Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Gulma merupakan tumbuhan yang tidak sesuai dengan tempatnya atau
tanaman yang tumbuh bukan pada tempatnya. Gulma merupakan tanaman yang
keberadaan atau kehadirannya dapat mengganggu tanaman lain. Gulma
mempengaruhi banyak fase pengusahaan tanaman dan menyebabkan kerugian-
kerugian yang serius dalam hasil dan kualitas dan meningkatkan biaya
produksinya. Kerusakan yang langsung disebabkan karena adanya gulma di dalam
dan dekat lahan yang ditanamai berupa gulma dalam lahan tanaman yang
mengurangi hasil dan kualitas oleh persaingan kebutuhan tumbuh, seperti hara,
air, dan cahaya. Gulma mengurangi efisiensi panen dan mesin-mesin, karena
gulma yang membentang di tanah, membelit ke dalam mesin dan yang berdiri
tegak menumpang pada panen (Ennis, 1967).
Menurut definisi ekologis gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang
telah beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap
segala aktivitas manusia (Sastroutomo, 1990). Gulma sering di tempatkan dalam
kompetisi atau campur tangannya terhadap aktivitas manusia atau pertanian.
Mengingat keberadaan gulma menimbulkan akibat - akibat yang
merugikan maka dilakukan usaha-usaha pengendalian secara teratur dan
terencana. Pengendalian gulma bukan lagi merupakan usaha sambilan, tapi
merupakan usaha tersendiri yang memerlukan langkah efisien, rasional
berdasarkan pertimbangan ilmiah yang teruji.
Berdasarkan definisi subjektifnya, gulma dapat diartikan sebagai
tumbuhan yang tidak dikehendaki manusia karena tumbuh di tempat yang tidak
diinginkan dan mempunyai pengaruh negatif terhadap manusia baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Keberadaan gulma tidak dikehendaki karena
gulma mempunyai daya kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara, unsur hara)
terhadap tanaman yang dibudidayakan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman budidaya.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini diharapkan agar kita dapat mengetahui
pengertian gulma, diharapkan pula agar kita dapat mengetahui model penyebaran
maupun pertumbuhan gulma serta tindakan pengendalian yang dapat dilakukan
agar gulma yang dianggap merugikan tidak menyebar luas.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan


pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan
gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi
suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena
mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena
batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman
berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap
gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di
sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun
pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun
demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama,
seperti teki dan alang-alang. Ilmu yang mempelajari gulma, perilakunya, dan
pengendaliannya dikenal sebagai ilmu gulma.

2.2 Klasifikasi Gulma

Klasifikasi gulma atau pengelompokan gulma berdasarkan kesamaan


aspek-aspek biologi yang terkait dengan adaptasi lingkungan, kemampuan
bersaing terhadap tanaman pokok, atau responnya terhadap tindakan
pengendalian, maka gulma diklasifikasikan :

1. Berdasar sifat morfologi dan respon terhadap herbisida :


a. Grasses (Kelompok rumput), yaitu jenis gulma dari suku Poaceae yang
biasanya memiliki ciri-ciri berdaun pita. Contoh : Famili
Gramineae, Imperata cyllindrica (Alang-alang), Paspalum
konjugatum (Pahitan), Cynodon dactylon (Grinting).
b. Sedges (Kelompok teki), yaitu jenis-jenis gulma dari Famili
Cyperaceae. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus
kyllingia), dan Scirpus maritimus.
c. Broadleaf Weeds (Kelompok gulma berdaun lebar), yaitu kelompok
gulma selain dari famili Poaceae dan Cyperaceae. Umumnya dicirikan
berupa tumbuhan berkeping dua dan tidak berdaun pita. Contoh gulma
ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides
L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa
pudica).
d. Fern (Pakisan), yaitu kelompok gulma yang berasal dari keluarga
pakisan/paku-paku. Misalnya pakis kadal (Dryopteris Aridus), pakis
kinca (Neprolepsis Biserata).
2. Berdasar daur hidup
a. Annual Weeds (Gulma semusim), gulma yang menyelasaikan siklus
hidupnya dalam satu musim (satu tahun) mulai dari perkecambahan
biji hingga menghasilkan biji lagi. Memiliki ciri-ciri umur kurang dari
1 tahun, organ perbanyakan berupa biji, umumnya mati setelah biji
masak, produksi biji melimpah untuk regenerasi. Contoh Eluesine
indica, Cyperus iria, dsb.
b. Biennial Weeds (Gulma dwi musim), memiliki ciri-ciri umur 1–2
tahun, tahun pertama membentuk organ vegetatif dan tahun kedua
menghasilkan biji. Contoh Typhonium trilobatum, Cyperus difformis.
c. Perennial Weeds (Gulma tahunan), memiliki ciri-ciri umur lebih dari 2
tahun, perbanyakan vegetatif dan atau generatif, organ vegetatif
bersifat dominasi apikal sehingga cenderung tumbuh pada ujung, bila
organ vegetatif terpotong-potong semua tunasnya mampu tumbuh.
Contoh : Alang-alang (Imperata cyllindrica), Chromolaena odorata,
Cyperus rotundus.
3. Berdasarkan habitat
a. Terrestrial Weeds (Gulma darat)
b. Aquatic Weeds (Gulma air)
c. Areal Weeds (Gulma menumpang pada tanaman)
4. Berdasarkan tipe cara tumbuhnya :
a. Erect / tumbuh tegak
b. Creeping / tumbuh menjalar
c. Climbing / tumbuh memanjat
5. Berdasarkan struktur batang
a. Herba / tidak berkayu
b. Vines / sedikit berkayu
c. Woody Weeds / berkayu

2.3 Persebaran Gulma


Gulma dapat menyebar melalui biji maupun rambatan akar di bawah
permukaan tanah. Gulma yang menyebar dengan biji diantaranya Stellaria media,
Capsella bursa-pastoris, Senecio vulgaris, Chenopodium album, Galium aparine,
dan sebagainya. Beberapa gulma dapat memproduksi biji beberapa kali dalam
semusim, beberapa dapat melakukannya sepanjang tahun. Produksi biji dapat
terjadi dalam jumlah ribuah. Meski demikian, tidak semua biji tumbuh dalam
waktu bersamaan, beberapa mengalami dormansi hingga biji terkena cahaya
matahari. Dormansi dapat berlangsung hingga puluhan tahun tergantung
spesiesnya. Gulma dari subfamili Papaveroideae memiliki benih yang dapat
bertahan hingga 100 tahun. Pembalikan tanah dengna membajak memang dapat
mematikan gulma yang sudah tumbuh, namun juga dapat membuat biji gulma
yang dorman di bawah tanah menjadi aktif karena mulai terpapar cahaya
matahari.

Persebaran melalui rambatan akar (rizoma) adalah menumbuhkan bagian-


bagian tumbuhan melalui akar dan potongan akar yang kemudian tumbuh menjadi
individu baru. Contohnya adalah Urtica, Elymus repens, Aegopodium podagraria,
dan sebagainya.

2.4 Metode Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara:

1. Preventif (pencegahan)

Cara pencegahan antara lain :

a. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji


gulma

b. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang

c. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput


makanan ternak
d. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan

e. Pembersihan ternak yang akan diangkut

f. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain


sebagainya.

2. Pengendalian gulma secara fisik

Pengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :

a. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu,


bajak, traktor yang berfungsi untuk memberantas gulma. Efektifitas alat-
alat pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa
faktor seperti siklus hidup dari gulma, penyebaran akar, umur dan ukuran
infestasi,

b. Pembabatan (pemangkasan, mowing, penyiangan)

Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma


setahun dan relatif kurang efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini
tergantung pada waktu pemangkasan, interval (ulangan) Pembabatan
sebaiknya dilakukan pada waktu gulma menjelang berbunga atau pada
waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat.

c. Penggenangan

Penggenangan efektif untuk memberantas gulma dengan


menggenangi sedalam 15 – 25 cm selama 3 – 8 minggu. harus cukup
terendam sehingga pertumbuhan gulma tertekan.

d. Pembakaran

Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel


adalah 45 – 550 C, kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu di atas
disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmianya. Pembakaran secara
terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan tempat-tempat dari
sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pembakaran juga dapat mematikan
insekta dan hama lain serta penyakit seperti cendawan, bakteri kekurangan
dari sistem ini dapat mengurangi kandungan humus atau mikroorganisme
tanah, dapat memperbesar erosi.

e. Mulsa (mulching, penutup seresah)

Penggunaan mulsa untuk mencegah cahaya matahari tidak sampai


ke gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya
akan mati dan pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah.
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk
hijau, sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik.

3. Pengendalian gulma secara biologis

Pengendalian gulma secara biologis (hayati) dengan menggunakan


organisme lain, seperti insekta, fungi, bakteri sebagainya. Pengendalian biologis
yang intensif dengan insekta atau fungi dapat erpotensi mengendalikan gulma
secara biologis

4. Pengendalian gulma secara kimiawi

Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan


menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia
yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas.

Dalam pengendalian hama terpadu (PHT), herbisida digunakan sebagai


alternatif terakhir jika masih ada cara lain yang lebih efektif dan aman digunakan.
Pada tingkat tertentu herbisida merupakan senyawa beracun, sehingga pemakaian
herbisida haruslah secara arif bijaksana dan memerlukan pendidikan konsumen
dalam hal teknik aplikasi, pemakaian dan keselamatan. Hebisida umumnya relatif
kurang beracun dibandingkan dengan insektisida dan fungisida. Herbisida juga
tidak ampuh untuk segala jenis spesies gulma pada setiap tingkatan umur gulma.
Herbisida menjadi penting dipertimbangkan pada saat efisiensi menjadi prioritas
disaat modal menjadi terbatas atau pertanian dilaksanakan dalam skala luas.

2.5 Kerugian Akibat Gulma

a. Bidang Pertanian

Gulma dapat menyebabkan kerugian pada berbagai bidang


kehidupan. Pada bidang pertanian, gulma dapat menurunkan kuantitas hasil
tanaman. Penurunan kuantitas hasil tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi
gulma dengan tanaman dalam memperebutkan air tanah, cahaya matahari, unsur
hara, ruang tumbuh dan udara yang menyebabkan pertumbuhan tanaman
terhambat. Pertumbuhan tanaman yang terhambat akan menyebabkan hasil
menurun. Besarnya penurunan hasil tanaman tergantung pada varietas tanaman,
kesuburan tanah, jenis dan kerapatan gulma, lamanya kompetisi dan tindakan
budidaya. Di Indonesia penurunan hasil akibat gulma diperkirakan mencapai 10-
20%. Gulma juga dapat menurunkan kualitas hasil pertanian akibat tercampurnya
biji-biji gulma dengan hasil panen pada saat panen maupun akibat tercampurnya
biji-biji gulma sewaktu pengolahan hasil. Sebagai contoh, biji gulma Ambrosia
sp., Brassica sp.,dan Agrostemma githag bila tercampur sewaktu pengolahan biji
gandum akan menyebabkan bau dan rasa tepung tidak enak dan tidak disukai
sehingga menyebabkan harga menurun.

Gulma juga menyebabkan kesulitan dalam praktek budidaya, seperti


dalam pengolahan tanah, penyiangan, dan pemanenan yang menyebabkan
peningkatan biaya produksi. Gulma pada saluran irigasi menghambat aliran air
sehingga pemberian air ke sawah terhambat. Gulma dapat menjadi inang bagi
hama atau patogen penyakit. Gulma harendong (Melastoma sp.) menjadi inang
hama teh Helopeltis antonii, gulma jajagoan (E. crusgalli) menjadi inang
penggerek padi (Tryphoriza innotata), gulma babadotan (Ageratum conyzoides)
menjadi inang hama lalat bibit kedelai (Agromyza sp.), gulma Eupathorium
adenophorum menjadi inang penyakit pseudomozaik virus pada tembakau
Deli, gulma ceplukan (Physalis angulata) menjadi inang penyakit virus pada
kentang. Selain sebagai inang bagi hama dan penyakit, gulma juga dapat menjadi
parasit bagi tanaman budidaya. Sebagai contoh, gulma rumput setan (Striga
asiatica) dapat menjadi parasit pada tanaman jagung dan padi ladang,
gulma Orobanche spp. pada padi, jagung, tebu, gandum, dan tembakau. Gulma
juga dapat menimbulkan alelopati pada tanaman yang menyebabkan penurunan
pertumbuhan tanaman.

b. Bidang Peternakan

Pada bidang peternakan, gulma menyebabkan penurunan produksi pakan


ternak akibat adanya kompetisi ataupun alelopati gulma yang menyebabkan mutu
hasil ternak menurun. Sebagai contoh, gulma Allium sp., Hymenoxys
odorata dan Ambrosia trifida bila termakan sapi perah akan menyebabkan susu
yang dihasilkan berbau tidak enak dan mutu wol juga menurun. Terdapat spesies
gulma tertentu beracun dan menyebabkan kematian pada ternak. Gulma kirinyuh
(Eupathorium sp.) di Flores dilaporkan dapat mematikan sapi.

c. Bidang Perikanan

Pada bidang perikanan, gulma dapat menyebabkan beberapa


kerugian. Gulma air mempercepat hilangnya air
(evapotranspirasi). Gulma Salvinia molesta menyebabkan evapotranspirasi yang
lebih besar dibandingkan dengan tanpa gulma Salvinia
molesta. Gulma Eichhornia crassipesjuga menyebabkan evapotranspirasi lebih
besar, yaitu 3-5 kali dibandingkan dengan tanpa E. crassipes. Adanya gulma di
perairan juga menyebabkan menurunnya kapasitas waduk atau danau karena
massa gulma air. Gulma di permukaan air juga dapat menghambat penetrasi
cahaya matahari sehingga menyebabkan menurunnya pertumbuhan algae dan
plankton yang berakibat menurunnya produksi ikan. Gulma yang tumbuh lebat di
dalam perariran menyebabkan penurunan kadar oksigen sehingga menyebabkan
pertumbuhan ikan terganggu. Pada kegiatan penangkapan ikan, gulma yang hidup
di permukaan maupun di dalam air dapat menyulitkan penangkapan ikan.

d. Bidang Lain

Keberadaan gulma dapat menyebabkan kerugian pada beberapa bidang


lainnya. Gulma menyebabkan hambatan pada bidang transportasi dan rekreasi
sungai, waduk, dan danau. Gulma yang tumbuh di taman pekarangan
menyebabkan penurunan nilai estetika taman. Biaya pemeliharaan taman,
lapangan golf, pekarangan, rel kereta api meningkat dengan adanya
gulma. Gulma tertentu mengganggu kesehatan manusia, seperti serbuk sari
gulma Artemisia vulgaris menyebabkan selesma, serbuk sari gulma Cynodon
dactylon, Cyperus rotundus, Eleusine indica, dan Mimosa pudica menimbulkan
alergi.

2.6 Peran Positif Gulma

1. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)

Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan tannin.


Filantin dan hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik
(hepatoprotektor). Meniran berkhasiat membersihkan hati/ sakit kuning
(liver),ayan, pereda demam, peluruh kencing, peluruh dahak, peluruh
haid,disentri, mengobati jerawat dan menambah nafsu makan.

2. Rumput Teki ( Cyperus rotundus )

Sebuah situs kesehatan menyebutkan, penelitian di Cina menemukan


bahwa secara tunggai maupun kombinasi, 6-9 gram rimpang teki bisa membantu
meringankan ketidakteraturan siklus haid serta meringankan sindrom
pramenstruasi (PMS). Rimpang teki juga sering dipakai untuk meningkatkan
nafsu makan, meredakan demam, dan meringankan penyakit hati. Di India
digunakan sebagai produk perawatan rambut dan kulit. Kandungan minyak
atsirinya digunakan sebagai parfum.

3. Bandotan (Ageratum conyzoides)

Khasiat bandotan adalah sebagai berikut:


1. Antitoksik,
2. Menghentikan perdarahan (hemostatis)
3. Peluruh haid (emenagog)
4. Peluruh kencing (diuretik)
5. Pelumuh kentut (kaiminatit)
4. Patikan Kebo (Euphorbia hirta)

Tanaman ini dapat mengobati disentri, melancarkan kencing, mengobati


asbes paru, bronchitis kronis, asbes payudara, typus abdomenalis, radang ginjal,
radang tenggorokan, astma, dan radang kelenjar susu atau payudara bengkak.

Tanaman ini dapat mengobati disentri, melancarkan kencing, mengobati


asbes paru, bronchitis kronis, asbes payudara, typus abdomenalis, radang ginjal,
radang tenggorokan, astma, dan radang kelenjar susu atau payudara bengkak.

5. Putri Malu (Mimosa pudica)

Sifat dari Putri Malu atau Mimosa Pudica yang pemalu ternyata
mempunyai beberapa manfaat dan Khasiat untuk kesehatan, seperti peluruh
dahak, anti batuk, penurun panas anti radang, peluruh air seni, mengobati
gangguan/sulit tidur (insomnia).
BAB III
PENUTUP

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan


pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Gulma
diklasifikasikan berdasarkan sifat morfologi, berdasarkan daur hidup, habitat, cara
tumbuh dan tipe batang. Beberapa cara dalam mengendalikan gulma dengan cara
preventif atau bida disebut pencegahan, yang ke dua secara fisik dan mekanis dan yang
terakhir dengan cara kimiawi. Tumbuhan yang biasa dianggap gulma tidak selamanya
merugikan, tanaman tesebut juga bisa memberi manfaat pada beberapa bidang seperti
bidang obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ashton, F. M. adnd T. J. Monaco. 1991. Weed Science: Principles and Pratice.


3rd Ed. John Wiley and Sons, Inc.: New York. 466 p.
Eprim, Yeheskiel Sah. 2006. Periode Kritis Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)
Merr.) Terhadap Kompetisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam di
Lahan Alang-alang (Imprata cylindrica (L.) Beauv.). Skripsi. Program
Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Fadhly, A.F. dan Tabri, F. 2004. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Goldsworthy, P. R. dan
N.M. Fischer. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta. 874 hal.
Pusat Penelitian dan Pengembangan tanaman Pangan, 2007, Kedelai Teknik
Produksi dan Pengembangannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan
tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan tanaman Pangan,1985, Kedelai. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Tanggal Artikel : 08-12-2014.
Radiyati, T., 1992. Pengolahan Kedelai. Subang : BPTTG Puslitbang Fisika
Terapan-LIPI.
Smith, J. R. 1981. Weed of Majpr Economic Importance in Rice and Yields
Loisses Due to Weed Competition. P 19-36. In Procidings of The
Conference on Weed Control of Rice. IRRI. Manila. Philippines.
Sutikno, Sastroutomo. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utam, Jakarta.
Tyas. 2010. Persaingan Gulma Teki dengan Tanaman. Kedelai
.http://breederlifeblogspot.com/2010/02/persaingan- gulma-teki-dengan
tanamanhtml/ (diakses 3 Maret 2015).

Anda mungkin juga menyukai