Anda di halaman 1dari 4

Hal.

168

4. Sedasi

Diskusikan dengan dokter kemungkinan pemberian obat dilakukan sebelum tidur. Diskusikan dengan
dokter kemungkinan menurunkan do- sis atau instruksi untuk mengurangi obat-obatan sedatif.
Instruksikan pasien untuk tidak menyetir atau mengopera- sikan peralatan yang berbahaya selama
mengalami sedasi

5. Hipotensi Ortostatik

Instruksikan pasien untuk bangkit perlahan-lahan dari po- sisi berbaring atau duduk; pantau tekanan
darah (berbar- ing dan berdiri) tiap shift; catat dan laporkan perubahan- perubahan yang bermakna.

6. Fotosensitivitas

Pastikan bahwa pasien memakai tabir surya, pakaian, kaca mata pelindung matahari selama kontak
langsung dengan matahari di luar ruangan a

7. Efek Hormonal

a. Penurunan Libido; Ejakulasi Retrograd; Ginekomastia (pria) Berikan penjelasan tentang efek dan
jaminan pemuli- han kembali, diskusikan dengan dokter tentang ke- mungkinan memberikan alternatif
pengobatan. b. Amenorea (wanita) Berikan jaminan pemulihan kembali; instruksikan pa- sien untuk
meneruskan penggunaan kontrasepsi, norea bukan indikasi penghentian ovulasi. Penambahan Berat
Badan ame- Timbang berat badan pasien setiap hari; berikan diet kalori terkontrol; berikan kesempatan
untuk latihan fisik; berikan instruksi untuk diet dan latihan. Reduksi Ambang Kejang Observasi ketat
pasien dengan riwayat kejang.

Hal. 169

SKIZOFRENIK, DELUSI, DAN KELAINAN-KELAINAN PSIKOSIS

9. Agranulositosis Potensial efek samping yang sangat serius, tapi relatifja- rang terjadi pada kebanyakan
obat-obata antipsikosis. Biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama pengobatan: ob- servasi adanya gejala-
gejala nyeri tenggorok, demam, ti- dak enak badan, JDL (jumalh darah lengkap) harus dipantau jika
gejala-gejala ini tampak Kecuali: dengan klozapin (Clorazil), agranulositosis ter- iadi dalam 1% sampai 2%
dari keseluruhan pasien yang menggunakan obat ini (Pakalo, 1991). Ini merupakan po- tensial kelainan
darah yang fatal dimana jumlah leukosit pasien dapat turun dengan sangat drastis ke tingkat yang paling
rendah. Seseorang yang sedang menjalami terapi klozapin butuh untuk memiliki gambaran kadar darah
per minggu untuk meneruskan terapi. Mereka diberikan se- kaligus untuk pengobatan selama satu
minggu. Jika jum- lah leukosit kurang dari 3000 mm atau jumlah granulosit kurang dari 1500 mm, maka
terapi klozapin dihentikan. Kelainan ini dapat pulih kembali jika diketahui sejak dini. 10. Gejala
Ekstrapiramidal (GEP) Observasi gejala-gejala ini; berikan obat-obat antiparkin- son sesuai pesanan;
beritahu dokter jika antiparkinson be- lum diresepkan.

a. Pseudoparkinsonisme (tremor, berjalan dengan me- nyeret-nyeret kaki, mengeluarkan air liur,
rigiditas) Gejala mungkin akan tampak selama 1-5 hari setelah pengobatan awal antipsikosis; terjadi
paling sering pada wanita, usia lanjut, pasien-pasien dehidrasi.

b. Akinesia (kelemahan otot) Sama dengan di atas Akatisia (keresahan dan kegelisahan kontinu) eadi
paling sering pada wanita; gejala-gejalanya mungkin terjadi 50-60 hari setelah terapi awa.

Hal 170

d. Distonia (gerakan otot involunter Ispasmel pada wajah, Terjadi paling sering pada pria dan pasien-
pasien lengan, kaki dan leher e Krisis Okulogirik (bola mata terbalik ke belakang tak. terkontrol) Dapat
muncul sebagai bagian dari sindrom yang di. gambarkan sebagai distonia, mungkin kesalahan nd
aktivitas kejang; krisis distonia dan okulagirik diatas sebagai situasi darurat; hubungi dokter; benzotropin
(Cogentin) umumnya diberikan per intravena; temani pasien dan berikan ketenangan dan dukungan
selams waktu yang menakutkan untuk pasien ini. yang berusia di bawah 25 tahun. 11. Diskinensia timbul
lambat (wajah dan gerakan lidah bi- zar, kaku kuduk dan kesulitan menelan) Semua pasien yang
mendapatkan terapi antipsikosis da- lam jangka waktu yang lama (bulanan atau tahunan) memiliki risiko
ini. Gejela-gejalanya potensial tidak dapat pulih kembali. Tanda pertama penggunaan obat ini, biasanya
adalah per- gerakan lidah vermiform; tindakan yang cepat akan mencegah terjadinya kerusakan
permanen yang tidak da- pat pulih kembali. 12. Sindrom Neuroleptik Malignan (SNM) Jarang, tapi
potensial menjadi fatal, merupakan kom- plikasi dari pengobatan dengan neuroleptik. Dapat terjadi
dalam beberapa jam juga beberapa tahun se- telah pemberian pertama pengobatan dan progresifnya
cepat berakhir pada 24 sampai 72 jam berikutnya. Gejalanya mencakup kekakuan otot parkinson yang be
rat, hiperpireksia lebih dari 41,2°C, takikardia, takipnea, fluktuasi tekanan darah, diaforesis dan
kemunduran status mental yang cepat menjadi stupor dan koma.

171
SKIZOFRENIK, DELUSI, DAN KELAINAN-KELAINAN PSIKOSIS

Hentikan pengobatan neuroleptik secepatnya. Pantau tanda-tanda vital, derajat kekakuan otot, masukan
dan haluaran, tingkat kesadaran. Dokter dapat meresepkan bromokriptin (Parlodel) atau dantrolen
(Dantrium) untuk menetralkan efek dari sin- drom neurleptik malignan. PENDIDIKAN PASIEN/KELUARGA
(untuk Obat Antipsikosis) Berhati-hati saat mengemudikan kendaraan atau mengopera- sikan mesin-
mesin berbahaya. Rasa mengantuk dan pusing dapat terjadi. Jangan menghentikan pemakaian obat
secara tiba-tiba sete- lah digunakan dalam jangka waktu yang lama jika dilakukan dapat menimbulkan
gejala-gejala putus obat, seperti mual, muntah, gastritis, sakit kepala, takikardia, insomnia, gemeta- ran.
Gunakan cairan tabir surya dan kenakan pakaian pelindung ketika keluar rumah. Kulit menjadi lebih
rentan untuk ter- bakar matahari. Dapat terjadi sedikitnya dalam 30 menit. Laporkan kepada dokter
segera bila tampak gejala-gejala berikut: nyeri tenggorok, demam, tidak enak badan, perdara- han yang
tidak biasanya, mudah memar, mual dan muntah terus-menerus, nyeri kepala yang hebat, denyut
jantung yarng cepat, kesukaran berkemih, kedutan otot, tremor, urine ber- warna gelap/pekat, feses,
berwarna pucat, kulit atau mata berwarna kuning, inkoordinasi otot, atau kemerahan pada ku- lit Obat
mungkin mengubah urine menjadi berwarna merah muda atau coklat kemerahan. Hal ini tidaklah
bermakna atau memba- hayakan.

172

Bangkit secara perlahan-lahan dari posisi duduk atau berbaring untuk mencegah terjadi penuruan
tekanan darah yang tiba-tiba. Jika mulut yang kering menjadi masalah, minum sedik sedikit tapi sering,
kunyah permen karet rendah gula, atau lum permen yang keras. Perawatan mulut yang baik (sering sikat
gigi dan membersihkan kotoran gigi) sangat penting Jika Anda menumpahkan cairan pekat pada kulit
Anda, lah segera; kalau tidak, kemerahan akan muncul pada kulit. Konsultasikan dengan dokter tentang
merokok selama terapi neuroleptik diberikan. Merokok meningkatkan metabolisme neuroleptik
membutuhkan penyesuaian dalam dosis untuk mendapatkan efek terapeutik. Kenakan pakaian hangat
saat udara dingin dan hindari suhu yang terlalu tinggi atau rendah. Suhu tubuh lebih sukar diper-
tahankan dengan pengobatan ini. Jangan minum alkohol selama berada dalam terapi neurolep- tik. Obat-
obat ini potential setiap efek yang lainnya. Jangan mengkonsumsi obat-obatan lain (termasuk produk-
produk yang berlawanan) tanpa persetujuan medis. Banyak obat-obatan yang berisi zat-zat yang
berinteraksi dengan neuroleptik dengan cara yang dapat membahayakan. Waspada terhadap
kemungkinan risiko bila minun neurolep- tik selama kehamilan. Penggunaan yang aman selama keha-
milan dan menyusi tidak dapat ditetapkan. Diperkirakan bahwa neuroleptik dapat dengan mudahnya
menembus sa- war plasenta, jadi janin dapat mengalami kerugian dari efek obat tersebut. Informasikan
kepada dokter segera jika keha- milam terjadi, diperkirakan atau direncanakan Waspada terhadap efek
samping obat neuroleptik. Ruiuk ke- nada bahan tertulis lengkap melalui pemberi pelayanan kese- hatan
untuk mengamankan pemberian secara mandiri Lanjutkan minum obat, kecuali jika merasa baik dan
dipikirkan hal ini tidak dibutuhkan. Gejala mungkin muneul kembali jika pengobatan dihentikan.

173

SKIZOFRENIK, DELUSI, DAN KELAINAN-KELAINAN PSIKOSIS Rawa kartu atau identitas lain yang
menjelaskan pengobatan yang sedang dijalani setiap saat. KLASIFIKASI Agen Antiparkinson MEKANISME
KERJA Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua neurotransmiter mayor
secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat: asetilkolin dan dopamin. Ketidakseimbang- an
adalah defisiensi dopamin yang menghasilkan kegiatan ko- linergik yang berlebihan. Obat-obat yang
digunakan baik anti- kolinergik (yang memblok reseptor asetikolin untuk mengurangi kelebihan efek
kolinergik) atau agonis dopaminergik (yang me- ningkatkan isi dopamin di dalam otak secara langsung
melalui stimulasi reseptor dopamin atau secara tidak langsung dengan memblok ambilan ulang neural
dopamin) INDIKASI indakan dari semua bentuk parkonsonisme dan untuk menghi- langkan reaksi
ekstrapiramidal akibat obat. KONTRAINDIKASI Obat-obat ini dikontraindikasikan dengan hipersensitivitas
yang diketahui, glaukoma angle-closure, tukak lambung, hipertrofi prostat dan miastemia gravis.
Peringatan keras harus diberikan dalam pemberian kepada pasien yang takikardia, aritmia jan- tung,
hipertensi, hipotensi, tendensi terhadap retensi urine dan pasien terpajan pada suhu lingkungan yang
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai