Anda di halaman 1dari 21

72

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa SWOT Pasca Intervensi

NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING


1. MAN (M1)
Sumber daya Manusia (MAN)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
0,3 3 0,9
1. Jenis ketenagaan :
- Ners :3 orang S–W
3,3 – 2,6 = 0,7
- D3 Kep :16 orang
- Administrasi : 2 orang
- Transporter : 1 orang
2. Mayoritas perawat sudah memiliki sertifikasi 0,3 4 1,2
pelatihan di bidang bedah dan MPKP
3. Akreditasi Paripurna 0,2 3 0,6
4. Rumah sakit Tipe B non Pendidikan 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,3
b. WEAKNESS
0,6 3 1,8
1. Ketidaksesuaian jumlah perawat dengan
tingkat ketergantungan pasien pasien
73

2. Beban kerja perawat lebih tinggi. 0,4 2 0,8

TOTAL 1 2,6
c. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY 0,6 4 2,4
1. Adanya kesempatan untuk melanjutkan
O–T
pendidikan ke jenjang lebih tinggi. 0,4 3 1,2 3,6 – 3,3 = 0,3
2. Adanya program pelatihan bagi perawat.
TOTAL 1 3,6
d. TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk pelayanan 0,3 3 0,9
yang lebih professional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0,4 3 1,2
pentingnya kesehatan.
3. Adanya persaingan antar RS yang semakin 0,3 4 1,2

kuat.

TOTAL 1 3,3
2. Sarana dan Prasarana (M2)

a. Internal Faktor (IFAS)


STRENGHT
1. Tata letak gedung yang strategis. 0,2 3 0,6

2. Terdapat peralatan yang sesuai pada alat


74

rumah tangga. 0,3 4 1,2


3. Mempunyai oksigen sentral. 0,1 3 0,3 S–W
4. Tersedianya nurse station terbagi menjadi 3,5 – 2,6 = 0,9
0,2 3 0,6
“centered information”
5. Terdapat administrasi penunjang (misal : buku
0,2 4 0,8
injeksi, Buku TTV. Buku visit) yang memadai

TOTAL 1 3,5
b. WEAKNESS
1. Set alat rawat luka yang tidak sesuai dengan 0,6 3 1,8
rasio pasien, yang dilakukan tindakan
perawatan luka. 0,4 4 1,6
2. Alat tenun dan alat kesehatan yang tidak
sesuai dengan rasio pasien.
TOTAL 1 2,6
c. Faktor Eksternal (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana 0,5 3 1,5

yang rusak dari bagian pengadaan barang. O–T


2. Adanya kesempatan menambah anggaran 3,5- 3,0 = 0,5
0,5 4 2
untuk pembelian set rawat luka.
75

TOTAL 1 3,5
d. THREAT
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
0,4 3 1,2
untuk melengkapi sarana dan prasarana
2. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien
0,6 3 1,8
dengan peralatan yang diperlukan

TOTAL 1 3,0

3. METHOD (M3)
MAKP
Internal Faktor (IFAS)

STRENGHT
3
0,2 0,6
1. Ruang Diponegoro memiliki visi, misi, dan
strategi yang sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit sebagai acuan melaksanakan kegiatan 3
0,2 0,6
pelayanan
S–W
2. Sudah ada model MPKP tim 4
0,2 0.8 3,2 – 2,7 = 0,5
3. Komunikasi antara perawat dan paien dalam
pemberian Asuhan Keperawatan 3
0.2 0,6
4. Adanya klarifikasi, tanya jawab, dan validasi
terhadap semua yang ditimbang terimakan 3
0.2 0,6
5. Memiliki SOP setiap tindakan
76

6. Tindakan asuhan keperawatan disesuaikan


dengan keluhan dan kebutuhan post operasi

TOTAL 1 3,2
a. WEAKNESS
1. Tenaga kesehatan tidak selalu 0,9
0,3 3
memperkenalkan diri kepada pasien saat
melakukan tindakan
2. Belum terpenuhinya syarat ketenagaan 1,2
0,4 3
keperawatan untuk MAKP (S-1
keperawatan 4 orang).
3. Belum adanya standar asuhan
0.3
keperawatan yang dilegalkan oleh 2
0,6
pimpinan rumah sakit
TOTAL 1 2,7
c. Faktor Eksternal (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya 65% tenaga kesehatan di Ruang
0,4 4
Diponegoro memiliki sertifikat pelatihan MPKP 1,6
2. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia O–T
0,4 3 3.0 – 2.5 = 0.5
(hasil Lab dikirim via LAN)untuk meng-Update 1,2
Asuhan Keperawatan
0.2
3. Adanya akreditasi memotivasi untuk 3 0.6
mengembangkan MPKP diruangan Diponegoro.
TOTAL 1 2,5
77

d. THREAT
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5
3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional.

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang


tanggung jawab dan tanggung gugat perawat 0,5
2 1,0
sebagai pemberi asuhan keperawatan.

TOTAL 1 3
Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya laporan jaga tiap sift yang di tulis 0.3 4 1.2 S–W
berkala setiap sift 4.0 – 2.7 =1.3
0.4 4 1,6
2. Timbang terima sudah merupakan kegiatan
rutin yang dilaksanakan
0.3 4 1.2
3. Adanya kesadaran perawat untuk melakukan
timbang terima

TOTAL 1 3.3
b. Weakness

1. Timbang terima terkadang dilaksanakan 2


0.3 0.6
78

tanpa kehadiran kepala ruang


2. Pelaksanaan timbang terima dari sift sore ke 0.3 3 0.9
malam dilakukan di ners stasion
3. Adanya penyebutan nama dan bed pasien
0.2 3 0,6
yang berpengaruh terhadap keamanan dan
kerahasiaan pasien
0,2 3 0.6
4. Perawat jarang emperkenalkan nama saat
melakukan timbang terima

TOTAL 1 3.0
c. Eksternal Faktor (EFAS)
1,2
Opportunity 0,4 3
1. Adanya pelaksanaan rool play oleh
O-T
mahasiswa praktik manajemen. 30-2,5=
2. Adanya pelatihan MPKP pada SDM ruangan 0,9 0.5
0,3 3
Diponegoro 0,9
0.3 3
3. Adanya diskusi dan hubungan baik antara
ketua tim dan perawat pelaksana
TOTAL 1 2,7
Treathened
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0.4 3 1.2
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
79

sebagai pemberi asuhan keperawatan 0.3 3 0,9


2. Tuntutan masyarakat terhadap system
pengelolaan untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional
3. Meningkatnya kesadaran pasien dan keluarga 0.3 2 0,6
terhadap kesehata

TOTAL 1 2.4
Ronde Keperawatan
a. Faktor Internal (IFAS)
Strength
1. Adanya sarana dan prasarana yang memadai. 0,6
0,2 3
2. Adanya tenaga berbagai disiplin ilmu
kesehatan yang berada di RS S–w=
0,2 3 0.6 3.0 – 2,7 = 0,3
“KANJURUHAN” Kepanjen Malang seperti
dokter, farmasi, ahli gizi dan perawat.
3. Banyak tindakan yang membutuhkan
0,3 3 0.9
perhatian khusus
4. Banyak tindakan kolaborasi
0.3 3 0.9

TOTAL 1 3,0
b. Weakness
80

1. Kurangnya ketenagaan keperawatan di ruangan 0,3 2 0.6


sebagai penggagas ronde.
2. Tidak adanya perawat konselor 0,3 3 0.9
3. Kurangnya waktu untuk melakukan ronde 0,4 3 1.2
keerawatan

TOTAL 1 2.7
c. Faktor Eksternal (EFAS)
Opportunity
1. Perawat antusias dengan pelaksanaan ronde 0,3 2 0,6 O–T
keperawatan 2.7–3 = -0.3
2. Adanya kolaborasi pelaksanaan ronde dengan 0,4 3 1,2
mahasiswa profesi ners yang praktik
manajemen keperawatan di ruangan.
3. Adanya seminar dan pelatihan tentang
0.3 3 0.9
menejemen Keperawatamn

TOTAL 1 2,7
d. Treathened
1. Semakin tingginya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan 0.5 3 1,5

yang maksimal.
81

2. Semakin beragamnya penyakit di


masyarakat 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3
Penerimaan pasien baru
a. Faktor Internal (IFAS)
Strength
1. Komunikasi yang ramah antara perawat 0,4 4 1,6 S–W
dengan pasien./keluarga pasien 3,4 – 2,7 = 0.7
0,3 3 0,9
2. Petugas ruangan memahami alur penerimaan
0,3 3
pasien baru 0,9

3. Petugas melakukan pengkajian reassesment


untuk detail data
TOTAL 1 3,4
b. Weakness
1. KIE tentang cuci tangan, fungsi gelang, dan 0,4 3 1,2
orientasi ruangan tidak selalu dilakukan.
2. Banyak serta runtutnya tugas yang harus 0,3 2 0,6
dilaksanakan petugas jaga.
3. Waktu datangnya pasien baru ke ruangan yang
0,3 3 0,9
bersamaan.
TOTAL 1 2,7
82

c. Faktor Eksternal (EFAS)


Opportunity
1. Adanya mahasiswa praktek di Ruang Diponegoro 0,5 2 1,0 O–T
2. Adanya mahasiswa role play di ruang 0,5 3 1,8 2,8 – 2,5 = 0,3
Diponegoro

TOTAL 1 2,8
d. Treathened
1. Adanya rumah sakit yang rutin melakukan KIE 0,5 2 1
saat penerimaan pasien baru.
2. Adanya rumah sakit yang menggunakan alat peraga 0,5 3 1,5
saat KIE pasien baru.

TOTAL 1 2,5
Discharge Planning
S–W
a. Faktor Internal (IFAS) 3.0 – 2,3 = 0,7
Strength
1. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan 0,4 3 1,2
kesehatan (Discharge Planning) kepada pasien dan
keluarga pasien.
2. Adanya surat kontrol berobat
0,3 3 0,9
3. Dilaksanakannya Discharge Planning dengan cukup
0,3 3 0,9
baik (SOP)
83

TOTAL 1 3,0
b. Weakness
1. Keterbatasan waktu dalam Discharge Planning 0,5 2 1,0
2. Pelaksanaan Discharge Planning masih ada point 0,3
yang tidak dilakukan
3 0,9
3. Tidak ada pemberian leaflet sebagai informasi
0,2
mandiri dirumah
2 0,4

TOTAL 1 2,3
c. Faktor Eksternal (EFAS) O–T
3 – 2.7 =0.3
Opportunity
1. Pasien dan keluarga kooperatif. 0,5 3 1.5
2. Ruang Diponegoro memiliki ruang khusus KIE 0,5 3 1.5

TOTAL 1 3
d. Treathened
0,4 3 1,2
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional
2. Semakin Tingginya kesadaran keluarga akan
0,3 3 0,9
84

kesehatan
3. Tingginya kesenjangan ekonomi masyarakat
dan permintaan perawatan 0,3 2 0,6

TOTAL 1 2,7
Dokumentasi Keperawatan
a. Interval Faktor (IFAS)
Strenght
1. Tersedianya saranan dan prasaranan
0,4 4 1.6
dokumentasi untuk tenaga kesehatan (sarana S–W
administrasi penunjang) 3.4 -2,7=
0.7
2. Sudah ada pendokumentasian keperawatan 0,3 3 0,9
sesuai standar Akreditasi Cars
3. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung 0,3 3 0,9
jawab dan tanggung gugat

TOTAL 1 3,4

b. Weakness
1. Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan 0.3 3 0,9
memerlukan waktu yang banyak
0.4 3 1.2
2. Pendokumentasian serta Asuhan keperawatan
belum maksimal sesuai Model 0.3 2 0.6
Pendokumentasian yang digunakan rumah
sakit
3. Tidak ada pendokumentasian plebitis, dan
dekubitus.
85

TOTAL 1 2,7

c. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity O–T
1. Peluang perawat untuk melanjutkan 0,4 3 1,2
3,0 – 2,7 = 0.3
pendidikan (Pengembangan SDM)
2. Adanya penilaiian akreditasi untuk RM oleh
0,2 3 0,6
Dinas Kesehatan
3. Akreditasi Rumah sakit paripurna 0,4 3 1,2

TOTAL 1 3,0

d. Threatened
0,4 3 1,2
1. Tingkat kesadaran masyarakat
(pasien dan keluarga) akan tanggung jawab 0,3 2 0,6

dan tanggung gugat


2. Bebasnya pers dalam Penyebaran informasi 0,3 3 0,9

yang cepat.
3. System dokumentasi dan asuhan
keperawatan RS lain yang berbasis serba IT

TOTAL 1 2,7
4. MUTU (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tingginya kepuasan pasien terhadap 0,3 4 1,2
pelayanan kesehatan di ruang Diponogoro
86

2. Ketepatan sasaran patient safety memenuhi 0,3 3 0,9


S-W=
standar, tidak ada kejadian IDO, ISK
3,7-3,5 = 0,2
3. Kepuasaan pasien terhadap kinerja perawat 0,2 4 0,8
cukup puas
4. Tingkat kecemasan pasien terhadap perawatan 0,2 4 0,8
di rumah sakit cemas ringan

TOTAL 1 3,7
b. WEAKNESS
1. Pengidentifikasian pasien resiko jatuh 0,5 3 1,5
maksimal belum optimal (penandaan
pasien terpasang di pintu)
2. Perawat belum menerapkan cuci tangan
0,5 4 2,0
sebelum kontak dengan pasien dan
sebelum tindakan aseptik

TOTAL 1 3,5
b. Eksternal Factor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 3,5- 3= 0,5
1. Kerja sama lintas sektor dalam meningkatkan 0,5 3 1,5
pelayanan di ruang Diponegoro
2. Adanya penilain dari tim Akreditasi yang 0,5 4 2
mampu meningkatkan mutu pelayanan
ruangan
TOTAL 1 3,5
87

c. TREATHENED

1. Adanya peningkatan standar pelayanan 0,5 3 1,5


masyarakat yang harus dipenuhi
2. Persaingan RS dalam memberikan 0,5 3 1.5
pelayanan keperawatan

TOTAL 1 3
88

4.2 Pembahasan Pre & Post Intervensi

1. M1 (Man)
Pra intervensi menjelaskan Man berada pada kuadran I dimana kekuatan dan kesempatan
memilki nilai yang tinggi dengan skor 0,7-0,3. Implementasi Man yaitu pemasangan
struktur organisasi dan tidak merubah nilai analisa SWOT tetap berada pada kuadran I
yang artinya ruangan Diponegoro memiliki kekuatan dan peluang untuk meningkatkan
sumber daya tenga kesehatan

2. M2 (Material)
M2 mengalami pergeseran titik kuadran dimana pada pra intervensi skornya yaitu 0,6-0,5
dan mengalami pergeseran titik kuadran pada pasca intervensi yaitu dengan skor 0,9-0,5.
Letaknya masih berada pada kuadran I. Hal ini terjadi karena adanya implementasi yang
dlakukan berupa pembuatan denah dan pemasangan tirai sehingga menguatkan M2 pada
posisi kuadran I.

3. M3 (Metode)
a. Timbang terima
Terdapat pergeseran titik kuadran yang signifikan pada timbang terima setelah
intervensi dari 0,2-0,5 menjadi 1,3-0,5. Penigkatan nilai disebabkan karena
implementasi timbang terima dilakukan oleh semua perawat saat pergantian shift dan
dilakukan dengan berkeliling ke pasien.
b. Penerimaan pasien baru
Terdapat pergeseran titik kuadran yang signifikan pada timbang terima pasca
intervensi dari 0,2-0,3 menjadi 0,7-0,3. Penigkatan nilai diduga pelaksanaan
penerimaan pasien baru yang lebih terperinci terutama tentang orientasi ruangan,
fasilitas ruangan, pendidikan kesehatan (contoh Cuci Tangan6 langkah).
c. Ronde Keperawatan
Tidak terdapat pergeseran titik kuadran yang signifikan pada pra dan pasca intervensi
pada ronde keperawatan dengan skor 0,3-(-0,3). Hal ini sedebabkan kaena setelah
89

dilakukan observasi, ronde keperawatan hanya akan berjalan saat ada mahasiswa
diruangan..

4. M5 (Mutu)
Pada saat pengkajian yang dilakukan pada tanggal 29-31 Agustus 2016
didapatkan prosentase 5 moment cuci tangan didapatkan sebelum kontak dengan pasien
37,5% ;sebelum melakukan tindakan aseptic 79,1% % ;sesudah kindakan aseptic 100%
;sesudah kontak dengan cairan pasien 91,6 % ;sesudah kontak dengan lingkungan pasian
100 %. Pada saat implementasi dan evaluasinya tanggal 7-9 September 2016 didapatkan
prosentase 5 moment cuci tangan sebelum kontak dengan pasien 91% ;sebelum
melakukan tindakan aseptic 100% % ;sesudah kindakan aseptic 100% ;sesudah kontak
dengan cairan pasien 100 % ;sesudah kontak dengan lingkungan pasian 100 %,.
Diagram Pre – Post Evaluasi 5 Moment Cuci Tangan 29-31 / 7-9 /9-2016
29/8/20
120% 120% 16
100% 100% 30/8/20
16
80% 7/9/2016 80%
31/8/20
60%
8/9/2016
60% 16
9/9/2016
40% 40%

20% 20%

0% 0%

Diagram di atas mendukung mutu tetap berada pada Kuadran 1. Pada saat
implementasi di setiap pelaksanaan preconference selalu di bacakan SOP 5 moment cuci
tangan, serta sosialisasi pada pasien, keluarga dan pengunjung di Ruang Diponogoro
Atas tentang tata tertib ruangan, serta kami juga melakukan observasi ketepatan dalam 5
moment cuci tangan, 6 langkah cuci tangan, serta penggunaan masker dan APD lengkap
dalam pelaksanaan kelompok tidak mengalami kendala karena semua perawat bisa diajak
kerja sama dalam pelaksanaan program ini.
Tindak lanjut yang kami lakukan adalah mensosialisasikan ulang program
pencegahan resiko infeksi dengan penerapan 5 moment cuci tangan, 6 langkah cuci
90

tangan, serta penggunaan masker dan APD lengkap pada semua perawat di setiap
kegiatan preconference ruang Diponogoro atas dan ke pasien, keluarga pasien serta
pengunjung di Ruang Diponogoro Atas saat selesai tindakan asuhan keperawatan. Kami
juga melakukan observasi tentang ketepatan dalam 5 moment cuci tangan, 6 langkah cuci
tangan serta penggunaan masker dan APD Lengkap dengan mengisi lembar observasi
yang telah kami buat. Tidak hanya itu kami juga memperagakan tata cara cuci tangan 6
langkah dan edukasi penggunaan APD, di setiap penerimaan pasien baru pada bagian dari
orientasi ruangan dan fasilitas ruangan Diponogoro atas. M5 berada di kuadran satu,
implementasi pemasangan leaflet untuk penyakit

4.3 Rekomendasi

1. M1 (Man)
a. Memberdayakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
2. M2 (Material)
a. Menggunakan fasilitas sesuai dengan SPO dan instruksi keja
b. Merawat dan menjaga fasilitas yang digunakan bersama
c. Koordinasi dengan IPS untuk dilakukan kalibrasi dan pergantian secara berkali
3. M3 (metode)
a. Merealisasikan metode TIM
b. Mengefisiensikan metode MAKP 2 tim secara bertahap
c. Membudayakan orientasi penerimaan pasien baru sesuai SOP
d. Membudayakan validasi status pasien dengn timbang terima keliling setiap pergantian sift
e. Memperkenalkan diri saat Timbang Terima sebagai wujud tanggung gugat seorang perawat
4. M5 (Mutu)
a. Mempertahankan kualitas pelayanan melalui AMI (Audit Mutu Internal), AME
(Audit Mutu Eksternal) dan akreditasi
88
89

Anda mungkin juga menyukai