Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Karya tulis ini
berjudul “Pemanfaatan tanaman Lidah Buaya” ini membahas mengenai pengertian tanaman lidah buaya,
cara pemakain tanaman lidah buaya dan manfaat menggunakan tanaman lidah buaya. Dalam penulisan
penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, yakni Dr. Ir Sandra Pakasi selaku dosen pegajar,
bahkan keluarga dan teman-teman enulis yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan karya
ini.. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karen itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Diakhir kata,
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
I.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Bab VI
6.1 Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Lidah Buaya atau yang biasa disebutAloe vera (Latin: Aloe barbadensis Milleer) merupakan
sejenis tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tamanan Lidah Buaya ini telah
dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Fakta
sejarah yang ada juga menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya
sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa,
bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian. Tidak hanya itu, seorang
dokter dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah
buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Misalnya radang
tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta lecet. Tanaman Lidah
Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Tanaman Lidah Buaya memiliki beragam
jenis. Setidaknya ada sekitar 200 jenis Tanaman Lidah Buaya yang telah diketahui. Dari ke 200 jenis
tersebut yang paling bagus digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis Miller. Jenis
ini setidaknya mengandung 72 jenis zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari 72 zat tersebut terdapat 18
macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim,, hormon, dan zat golongan obat.
Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker,antiviru, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan,
antipembengkakan, antiparkinson, antiats erosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik.
I.2.I Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam tanaman lidah buaya
Buaya Tanaman multi manfaat ini dapat diolah menjadi makanan atau minuman serta produk
industri farmasi seperti oabat dan kosmetika. Berikut ini beberapa cara mengolahnya sesuai kebutuhan,
antara lain :
2. Cara mengolah lidah buaya menjadi jus untuk mengobati sakit maag
Cara Meramu: 1 pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan)
dibersihkan dengan mengupas kulit dan durinya. Rendam sekitar 30 menit dalam air garam. Remas
sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir (air kran). Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih.
Dinginkan. Minum sebanyak 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.
1. Ambil daun lidah buaya segar yang anda miliki (bukan punya tetangga ya, hehe) dengan ciri yang
baik cukup umur (tua) dan tebal.
2. Cuci daun lidah buaya sampai bersih
3. kupas kulit daun hijaunya sehingga hanya tersisa dagingnya yang kental dan bening.
4. Potonglah daging daun lidah buaya menjadi ukuran kubus, sesuai selera anda
5. Agar lendirnya hilang, cuci sampai bersih secara hati hati agar dagingnya tidak rusak
Masukan potongan daging lidah buaya kedalam air yang sudah mendidih danbiarkan rendam
selama 10-15 mnenit.
6. Rendam daging lidah buaya dalam larutan asam yang terbuat dari satu liter air matang. Larutan ini
bisa anda gunakan dengan jeruk nipis.
7. Setelah direndam beberapa menit. Bilas dengan air matang, tambahkan gula.
BAB II
MANAGEMEN SUMBER DAYA LAHAN
Dahulu lahan gambut identik dengan lahan bermasalah, namun sekarang di Siantan Hulu, lahan
gambut sudah dijadikan lahan yang produktif. Namun hal tersebut awalnya tidak mudah, sebab tanpa
diberikan perlakuan yang khusus maka lahan tersebut tidak akan mempunyai hasil yang memadai. Untik
haltersebut maka diperlukan teknologi yang antara lain: Lahan harus dibersihkan dari gulma, sisa kayu
dan tunggul, kemudian untuk dibakar. Abu hasil pembakaran dipergunakan untuk menaikkan pH.
Disamping itu dibuat saluran air (drainase). Setelah lahan bersih dan tidak terdapat genangan air yang
mengakibatkan lahan menjadi sangat basah, lalu dicangkul dengan kedalaman 20 cm, kemudian lahan
dibiarkan selama 7-10 hari. Setelah itu proses pemberian abu. Berikutnya tanah dicangkul supaya menjadi
gembur.
Langkah selanjutnya membuat lubang tanam dan penanaman dengan jarak tanam 80 x150 cm
disertai pemberian campuran pupuk urea atau NPK atau KCL, pupuk kandang dan abu dengan
perbandingan urea atau NPK 20 gr/tanaman, abu 500 gr/tanaman dan pupuk kandang 500 gr/tanaman.
Setelah tahapan persiapan lahan dan penanaman selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah
melakukan perawatan/pemelihatraan tanaman dengan cara membersihkan gulma pengganggu tanaman
dan memotong daun pelepah yang rusak. Pemupukan lanjutan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3
bulan, terhitung dari saat tanam dengan dosis yang sama. Setelah pemupukan lanjutan pertama selesai
kemudian sedikit demi sedikit tanah yang disamping kiri dan kanan tanaman dinaikan untuk menimbun
pupuk supaya tidak menguap terkena sinar matahari atau larut terkena hujan, disamping itu fungsinya
adalah membentuk guludan (bedengan). Selanjutnya setiap 3 bulan sekali perlu diberikan pemupukan
lanjutan lagi sampai panen. Pada pemupukan lanjutan ke 3, pupuk urea tidak diberikan lagi dan diganti
dengan NPK atau KCL dengan dosis yang sama bahkan bisa ditambah hingga 30 gr/tanaman, sementara
untuk perlakuan abu dan pupuk kandang tetapndiberikan seperti biasa. Panen tanaman Lidah Buaya dapat
dilakukan setelah pelepah mencapai kisaran 0,75-1kg/pelepah atau tanaman telah berumur 10-12 bulan.
BAB III
MANAGEMEN TANAMAN
Produktivitas lidah buaya di lahan gambut berkisar 20-30 ton/hektar/tahun. Untuk memperoleh
hasil yang diharapkan, maka budidaya lidah buaya perlu diterapkan secara optimal..
Merupakan tanaman yang sudah akrab di telinga. Tanaman ini terkenal sangat mudah untuk
membudidayakannya selain itu tanaman lidah buaya juga dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak
manfaat dan khasiat. Cara menanam lidah buaya bisa dilakukan dengan menanam langsung pada lahan
atau menggunakan media tanam polybag. Tanaman lidah buaya dapat diperbanyak secara vegetatif,
dengan cara tunas akar atau anakan langsung yang dipisahkan dari pohon induk untuk ditanam. Anakan
yang berukuran sebesar ibu jari kira-kira 10-20 cm, dipisahkan dari induk dan dideder kedalam polybag
kecil selama 4 minggu, selanjutnya ditanam di bedengan atau pot yang berukuran besar, dengan ditugal
jarak tanam yang digunakan 50 x 75 cm atau 50 x 100 cm.
Penyiapan media tanam Media tanam adalah tempat tumbuh tanaman yang dibudidayakan. Lidah
buaya dibudidayakan secara monokultur. Lidah buaya dapat tumbuh pada kisaran kondisi iklim yang
sangat luas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, lidah buaya ditanam dengan ketinggian kurang dari
1000 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara 27-31˚C dan curah hujan perbulannya berkisar 50-
300 mm (Padue, at al. 1999). Sedangkan tanah yang cocok untuk bududaya tanaman lidah buaya adalah
podsolik, latosol, andosol, regosol asal memiliki drainase yang baik (Wahid, 2000).
Jarak pot atau bedengan dilahan budidaya minimal 50X7 cm. serta lubang tanam 15X15X15 cm.
3.I.4 Pemeliharaan
Pemupukan Tanaman Tanaman lidah buaya sangat diharapkan pertumbuhan vegetatifnya yang
subur karena daun pelepahnya yang akan di panen. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman lidah
buaya yang baik harus dilakukan penambahan unsur hara melalui pemupukan. Pemupukan dilakukan
dengan dosis berdasarkan umur tanaman dan diberikan dengan kontinyu pada waktu yang telah
ditentukan. Secara rinci pelaksanaan pemupukan tanaman lidah buaya sebagai berikut : a. Pupuk Dasar :
diberikan 3-4 hari sebelum tanam terdiri dari : Pupuk Kandang : 200 gram/pohon Pupuk Urea : 20
gram/pohon Pupuk TSP : 10 gram/pohon Pupuk KCL : 10 gram/pohon Abu Tanaman : 25 gram/pohon
Kulit Udang : 25 gram/pohon Ketujuh jenis sarana produksi (pupuk) ini dicampur merata dan masukan ke
dalam lubang tanaman untuk selanjutnya ditutup lagi dengan tanah yang diambil dari sekitar lubang. b
Pupuk Susulan tahun 1 : pupuk ini mulai diberikan pada umur tanaman 1,5-2 bulan setelah tanam, terdiri
dari : Pupuk Urea : 20 gram/tanaman Pupuk TSP : 10 gram/tanaman Pupuk KCL : 10 gram/tanaman
(selanjutnya diberikan setiap 2 bulan sekali.
Penyiangan dilakukan pada saat sebelum dilakukan pemupukan susulan, namun demikian
penyiangan dapat saja dilakukan secepatnya bila gulma disekitar tanaman lidah buaya sudah terlihat
banyak yang tumbuh. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan atau kored,
bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembersihan alur antar bedengan dan menaikkan tanah-tanah
yang turun dari bedengan karena curah hujan.. Penyiangan pada tanaman lidah buaya sangat penting
dilakukan karena peertumbuhan gulma yang cenderung pesat dan menganggu tanaman. Disamping
pekerjaan yang bersamaan dengan penyiangan, bagi tanaman yang sudah berumur 1 tahun keatas akan
terlihat anakan lidah buaya yang harus dibuang atau dipisahkan untuk didederkan dan ditanam kembali
atau untuk di jual.
3.I.6 Pemanenan
Masa produksi tanaman lidah buaya termasuk lama. Tanaman tahunan ini terus menhasilkan
pelepah sampai umur 7-8 tahun. Saat itu beberapa pelepah dalam satu rumpun bisa mencapai bobot 0,8-1
Kg. setelah mencapai waktu produksi, setiap 2 minggu petani dapat memanen pelepah lidah buaya.
produktivitas lidah buaya di lahan gambut berkisar 20-30 ton/Ha/tahun.
BAB IV
MANAGEMEN PERLINDUNGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
BAB V
MANAGEMEN USAHA TANI
Provinsi kalimantan Barat, khususnya kota Pontianak merupakan sentra utama tanaman lidah
buaya. Hal ini karena ditunjang dengan kecocokan iklim dan kesesuaian lahan gambut. Permintaan
komoditi lidah buaya selama ini cukup besar yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti sebagai
bahan baku minuman Nata de aloe dalam kemasan plastic, produk kosmetika, maupun industry obat
farmasi.
Harga jual pasaran dari komdiiti Aloe vera ini per kilogramnya adalah Rp. 12.000, sehingga
sangat menjanjikan untuk memberikan keuntungan bagi pengusaha Aloe vera.
BAB VI
PENUTUP
6.I Kesimpulan
Tanaman lidah buaya atau yang bisa disebut Aloe vera atau dalam bahasa Latin yaitu Aloe
Barbadenis merupakan jenis tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tanaman
ini telah dikenal dan digunakan sebagai tanaman kesehatan sejak ribuan tahun lalu. Secara umum, lidah
buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini
kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen
lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Fumawanthi, Irni. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Jkarta : Agromedia
Pustaka.
Kusuma, Hembing Wijaya. 1999. Penyembuhan dengan Tanaman Obat. Jakarta : Gramedia.