Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. IDENTITAS PROGRAM PENDIDIKAN, MELIPUTI:

Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Kabupaten Tangerang


Mata Pelajaran : Pengetahuan Bahan Tekstil
Komp. Keahlian : Pengetahuan Bahan Tekstil
Kelas/Semester : 10/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 3 Pertemuan )

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


KOMPETESI INTI
1. Pengetahuan
KI 3) Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Tata Busanapada tingkat teknis, spesifik, detil,
dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
2. Keterampilan
KI 4) Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Tata Busana. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas
KOMPETENSI DASAR
3.2. Menganalisis serat tekstil dari protein
4.2. menyajikan hasisl analisis pemeriksaan serat protein
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.2.1. Menjelaskan pengertian serat tekstil dari Protein
3.2.2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan serat protein
3.2.3. Menganalisis serat protein
4.2.1. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan serat protein
4.2.2. Melakukan pemeriksaan serat protein
4.2.3. Membuat laporan pemeriksaan serat protein
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian serat tekstil dari protein dengan benar
2. Peserta didik dapat menentukan prosedur pemeriksaan serat protein baik
3. Peserta didik dapat menganalisis serat protein dengan baik
4. Peserta didik dapat menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan serat protein
benar
5. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan serat protein dengan baik
6. Peserta didik dapat membuat laporan pemeriksaan serat protein dengan baik
E. MATERI PEMBELAJARAN (RINCIAN DARI MATERI
POKOK PEMBELAJARAN)
1. Pengertian serat tekstil dari protein
Serat berasal dari bahan alami dan buatan (sintetis). Serat alam adalah bahan yang
tumbuh di alam misalnya katun, flax, sutera, dan wool. Bentuk serat bermacam-
macam, penggolongan serat berdasarkan bentuknya umumnya didasarkan pada
panjang serat tunggalnya. Berdasarkan panjang serat dikenal dua jenis serat yaitu
filamen dan stapel. Filamen adalah serat yang sangat yang sangat panjang. Serat
buatan merupakan contoh dari filamen, panjang yang dihasilkan sesuai dengan
keinginan pembuatnya. Satu-satunya serat alam yang berbentuk filamen adalah
serat sutera. Stapel adalah serat yang mepunyai panjang hanya beberapa
sentimeter, umumnya kurang dari sepuluh sentimeter. Semua serat alam
merupakan stapel kecuali sutera. Serat-serat alam pada umumnya berbentuk staple
yang panjangnya hanya beberapa inci. Setengah dari jumlah serat-serat buatan
juga berbentuk staple yang dibuat dengan cara memotong-motong filament
menjadi serat-serat yang panjangnya berkisar antara 1 sampai 6 inchi. Pembuatan
serat-serat buatan dalam bentuk stapel ini dimaksudkan supaya dapat dicampur
dengan serat-serat alam.
Serat Binatang:
a. Serat Sutra

1) Macam Serat Sutra:


a) Sutra tusah adalah sutra yang dihasilkan oleh ulat sutra tusah yang
terdapat di daerah Cina. Ukurannya lebih besar dari Bombyx-mori dan
makanannya daun pohon oak. Dalam pembentukan kepompong ulat sutra
tusah meninggalkan sebuah lubang. Bila ulat tersebut berubah menjadi kupu-
kupu dewasa, ia akan keluar dari kepompong melalui lubang tersebut dengan
tidak merusak filamennya. Sutra tusah lebih kasar dari pada sutra bombyx-
mori dan berwarna kecoklat-coklatan karena adanya tanin dari daun oak
yang dimakannya. Supaya filamen dapat digulung dari kepompongnya,
serisin harus dihilangkan seluruhnya dengan proses pemasakan dalam
larutan natrium karbonat. Yang termasuk dalam keluarga ulat sutra tusah
adalah ulat sutra yang terdapat di India yang menghasilkan sutra “eri”. Ulat
sutra ini memakan daun pohon jarak.
b) Sutra anaphe adalah serat sutera yang berasal dari ulat sutra anaphe
terdapat di Afrika, terutama Afrika Barat. Ulat sutra ini hidup mengelompok
dan membuat sarang di mana masing–masing ulat membentuk kepompong.
Secara komersil penggulungan sutra dari kepompong anaphe tidak
menguntungkan karena susunannya lebih kompleks dan mengandung
banyak kotoran.
2) Komposisi Serat Sutra
Serisin adalah protein albumin yang tidak larut dalam air, tetapi menjadi
lunak dalam air panas dan larut dalam alkali lemah atau sabun. Fibroin
adalah protein yang tidak larut dalam alkali lemah dan sabun.
3) Sifat Serat Sutra
Sifat serat sutera merupakan sifat fisika, yaitu (1) Warna bervariasi dari
putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan makananya. (2)
Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur
20–25%. Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier
dengan mulur 25-30%. (3) Serat sutra dapat kembali ke panjang semula
setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih dari 4% pemulihannya lambat dan
tidak akan kembali ke panjang semula. (4) Sangat higroskopis (5) Moisture
regain sutra mentah 11%, dan setelah serisinnya dihilangkan moisture
regainnya menjadi 10%. (6) Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat
ini karena pengerjaan dalam larutan asam encer yang mekanisme belum
diketahui. (7) Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya
dihilangkan berat jenisnya menjadi 1,25. (8) Untuk mengimbangi berat
serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam larutan garam-
garam timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan kekuatannya
berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari.
b. Serat Wol

Merino Betina Domba Lincolin


1) Sifat–sifat Serat Wol
a) Sifat fisika antara lain, (1) Kilau serat wol bervariasi, tergantung pada
susunan permukaan serat, ukuran serat, serat gelombang, atau keriting. (2)
Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram/denier
dengan mulur 30–40 %. (3) Semakin lambat penarikan semakin besar
mulurnya. (4) Mulur sangat bergantung pada kadar kelembaban dan
kecepatan tarik, semakin lambat penarikan, makin besar mulutnya.
b) Sifat kimia anatara lain, (1) Menggelembung 10% dalam air dingin atau
hangat; (2) Dapat bereaksi dengan asam kuat atau asam lemah; (3) Tidak
larut oleh asam kuat atau asam lemah. (4) Menggelembung kira–kira 3%
dalam asam khlorida pada PH=0,6; (5) Menggelembung kira–kira 18%
dalam asam monokhlor asetat pada PH=0,6; (6) Menggelembung 50% dalam
asam format 98%; (7) Mudah rusak dalam alkali; (8) Rusak oleh zat reduktor
dan zat oksidator yaitu memutus ikatan sistina atau ikatan disulfida; (9)
Tahan terhadap jamur dan bakteri; (10) Dapat dicelup dengan zat warna
asam, direk, dan krom. c) Penggunaan Serat Wol Wol banyak digunakan
untuk bahan pakaian pria, wanita dan anak–anak. Wol juga digunakan untuk
keperluan alat-alat rumah tangga seperti karpet, kursi, tirai, selimut dan lain-
lain, dan untuk keperluan industri, seperti untuk piano, isolasi, sumbu lampu,
dan lain-lain.

2. Prosedur pemeriksaan serat protein


Tiap-tiap serat tekstil menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut dapat
diperiksa dengan berbagai cara, yaitu Pemeriksaan Visual (Mikroskop,
memutuskan benang, bahan kimia) dan uji pembakaran.
Pemeriksaan Visual
Dengan memperhatikan, meraba, mengepal sehelai kain, kita mungkin
belum dapat mengetahui sefat-sofat kain tekstil.
Morfologi serat
Pemerikasaan morfologi serat memerlukan suatu mikroskop. Pengamatan
dengan mikroskop merupakan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk
identifikasi serat dimana terdapat campuran serat-serat yang berbeda jenisnya.
Oleh karena itu pengamatan dengan mikroskop adalah cara yang paling penting
dan banyak digunakan untuk identifikasi serat.
Makin luas pengalaman penguji dalam pengamatan sifat serat dengan
menggunakan mikroskop, maka makin sedikit analisa kimia dan fisika yang
diperlukan untuk identifikasi.
Morfologi serat yang penting dalam pengamatan dengan mikroskop ialah
bentuk pandangan membujur dan penampang melintangnya, adanya lumen dan
bentuknya, struktur bagian dalam dan permukaan serat.
Cara kerja
Membuat preparat untuk pandangan membujur (mikroskop 1)
 Siapkan mikroskop listik atau mikroskop biasa dan atur cahayanya.
 Sebelum melakukan percobaan, serat perlu dibersihkan dari kotoran,
minyak dan lilin.
 Letakkan serat diatas kaca objek.
 Kemudian pisahkan serat satu dari yang lainnya dengan jarum supaya tidak
menumpuk.
 Tutup dengan kaca penutup/ cover glass.
 Dari salah satu sisi kaca penutup ditetesi air agar mempermudah
penglihatan serat dan persiapan serat dapat lebih lama. Dalam hal ini
digunakan air karena air tidak mudah menguap.. Jumlah air yang
digunakan tidak boleh terlalu banyak, tetapi juga tidak boleh terlalu sedikit.
Kelebihan air dapat dikurangi dengan kertas saring.
 Amati serat menggunakan mikroskop yang telah disiapkan.
 Atur cahaya dan perbesaran mikroskop tersebut.
 Catat dan laporkan hasil yang telah diamati.

Membuat preparat untuk pandangan melintang (mikroskop 2)


 Siapkan mikroskop listik atau mikroskop biasa dan atur cahayanya.
 Sebelum melakukan percobaan, serat perlu dibersihkan dari kotoran,
minyak dan lilin.
 Jarum mesin jahit yang panjang berisi benang nylon halus, ditusukkan
melalui tengah-tengah gabus tutup.
 Jarum dimasukkan pada gabus tutup sampai menembus gabus, kemudian
jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang pada
gabus.
 Sekelompok serat yang telah disejajarkan dan diberi lak diletakkan
didalam lengkungan benang dan dengan hati-hati ditarik masuk kedlam
gabus dengan cara menarik ujung-ujung benang.
 Jumlah serat yang ditarik harus cukup tertekan sehingga serat-serat akan
terpegang oleh gabus dengan baik, tanpa terjadi perubahan bentuk serat.
 Permukaan gabus dibuat menjadi segi-empat kearah panjang serat dan
ujung serat yang menonjol diatas permukaan gabus dipotong rata dengan
pisau silet tajam.
 Setelah laknya kering, gabus diiris tipis menggunakan pisau silet yang
tajam (lak dapat dikeringkan dengan mesin khusus).
 Apabila jumlah serat yang digunakan sesuai, maka potongan serat akan
tetap terpegang oleh gabus disekelilingnya.
 Irisan gabus yang mengandung potongan serat ditempelkan pada kaca
penutup dengan setetes air.
 Kaca penutup dengan potongan gabus dibawahnya diletakkan pada kaca
objek yang diberi penyangga cincin parafin (atau dua potong kaca) untuk
menjaga supaya permukaan serat sejajar dengan bidang fokus lensa
obyektif, sehingga seluruh daerah irisan dapat terletar dalam satu fokus.

Uji pembakaran adalah salah satu alternatif untuk pemeriksaan asal serat
bahan tekstil. Hal ini dilakukan bila pemeriksaan asal serat dengan cara yang lain
belum dapat diketahui secara pasti. Uji pembakaran dilakukan dengan membakar
serat tekstil dengan cara sebagai berikut: Benang dicabut dari bahan kemudian
dipegang dengan pinset dan dibakar, atau bisa juga dengan membakar perca bahan
tekstil. Untuk melakukan uji pembakaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
Langkah kerja
 Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian.
 Siapkan perca bahan tekstil yang akan diteliti.
 Siapkan gelas kimia berisi air dingin.
 Cabut beberapa helai benang atau serat dari perca bahan tekstil kurang lebih
5 sampai 10 helai benang, putar atau plintir serat benang tersebut agar
menyatu satau sama lain hingga menjadi pilinan.
 Nyalakan api dan dekatkan gelas kimia ketika membakar sampel. jika serat
terus menyala selama uji pembakaran, segera rendam serat dan jari-jari
anda dalam gelas yang berisi air dingin. Atau alternatif yang lain uji
pembakaran di dilakukan dekat keran air dingin.
 Pegang sampel atau benang tekstil antara ibu jari dan jari telunjuk, dekatkan
sampel dengan api hingga terbakar. amati apakah serat atau benang meleleh
atau terbakar. Jika serat terbakar, tiup api dekat hidung anda sehingga anda
dapat mencium aroma seperti rambut terbakar, kertas terbakar atau seperti
plastik terbakar tergantung dari jenis bahan tekstil yang diteliti.
 Ketika benang yang dipadamkan telah didinginkan, amati dan periksa
dengan cermat sisa pembakaran benang tersebut apakah menjadi abu,
berbentuk bundaran kecil mudah dihancurkan atau tetap mengeras saat
ditekan dengan jari-jari.
3. Analisis Serat Protein
Dengan melakukan uji mikroskop 1 dan 2 ini, kita dapat mengamati dengan
mudah morfologi dari serat alami dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik
secara melintang ataupun membujur. Untuk serat – serat alam pada umumnya
mempunyai morfologi serat yang spesifik sehingga dapat dibedakan jenis serat
tersebut dan mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya jadi kita mudah
membedakan setiap jenis serat. Sedangkan serat buatan agak sulit, karena
morfologi dari serat – serat buatan bergantung dari cara pembuatannya dan
spineretnya (tempat pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah,
pemintalan kering, dan pemintalan leleh.
Bentuk dari serat-seratnya sangat beragam, seperti pada membujur terdapat
ciri serat yang berpilin, ada sisik, dan lain-lain. Sedangkan pada pengamatan
melintang, terdapat ciri serat yang berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat,
berbentuk seperti segitiga, dan lain-lain.
Dan dari hasil yang didapatkan dengan teori yang ada, hasil yang kelompok
saya dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai dengan praktek.
Ciri ciri hasil uji pembakaran serat tekstil antara lain sebagai berikut:

Golongan Kriteria
Serat Dekat Dalam Keluar
protein Bau Sifat Abu
Nyala Nyala Nyala
Melebur Terbakar Terbakar Berbau Bulatan hitam
Sutera Alam dan lambat sangat lambat seperti bulu
ikal dan kadang- terbakar
meleleh kadang
padam
Sutera yang Melebur Terbakar Terbakar Berbau Meinggalkan
diperberat dan lambat sangat lambat seperti bulu abu berbentuk
ikal dan meleleh kadangkadan terbakar serat;
g bercahaya
padam seperti kawat
merah panas
Wol Melebur Terbakar Terbakar Berbau Tidak halus,
dan lambat sangat lambat seperti abu yang
ikal dan meleleh kadang- rambut rapuh mudah
kadang terbakar hancur
padam
Saran Melebur Terbakar Padam Berbau Bulatan hitam
dan sangat sendiri sangat keras
menyusut lambat tajam
dan meleleh

4. Alat dan bahan untuk pemeriksaan serat protein


Alat yang digunakan untuk pemeriksaan visual antara lain:
 Mikroskop (Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan mikrokop
yang mempunyai perbesaran 100 sampai 450 kali).
 Kaca objek (slide glass)
 Jarum pemisah / jarum jahit
 Kaca penutup (cover glass)
 Lak dan pisau silet yang tajam
 Pipet tetes panjang
 Pensil
Alat dibutuhkan untuk uji pembakaran antara lain:

 Lilin atau lampu minyak dan korek api


 Gelas laboratorium 250 ml
Bahan dibutuhkan untuk pemeriksaan saret tekstil antara lain Sampel dari perca
bahan tekstil berbagai jenis, atau benang.

5. Pemeriksaan serat protein


Pemeriksaan serat dilakukan secara berkelompok. Peserta didik
mempraktikkan pemeriksaan serat secara visual maupun uji pembakaran
kemudian mendiskusikan secara berkelompok.

6. Laporan pemeriksaan serat protein


Contoh laporan uji pembakaran serat tekstil

UJI PEMBAKARAN DAN BERAT JENIS


I. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari uji pembakaran serat adalah mengetahui dan
menentukan jenis serat tunggal yang dalam uji pembakaranserat ini dapat
diidentifikasi dengan melihat asap yang terjadi, proses pembakaran, sisa
pembakaran, dan bau asap.

II. Teori Dasar


Uji Pembakaran ini adalah cara yang paling tua untuk identifikasi serat.
Cara ini hanya dapat digunakan untuk menentukan golongan serat secara umum
dan tidak dapat dipertanggung jawabkan untuk campuran serat. Dengan
mengamati seratyang terbakar, asap dari serat yang terbakar, bau pembakaran, dan
sisa pembakaran maka dapat ditentukan termasuk golongan apa serat yang sedang
diuji tersebut. Nyala api untuk membakar serat paling baik digunakan pembakar
bunsen atau pembakar dengan bahan bakar spirtus / alkohol. Uji Berat Jenis Berat
jenis adalah salah satu sifat fisika yang penting untuk identifikasi serat. Berat jenis
serat dapat ditentukan dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui berat jenisnya
dimana serat tidak tenggelam dan juga tidak terapung atau disebut melayang.
Untuk hal ini diperlukan dua zat cair yang tercampur sempurna didalam
berbagai perbandingan dan menghasilkan campuran zat cair dengan berat jenis
antara 1,0 sampai 1,6. Beberapa zat cair yang dapat digunakan antara lain, yaitu
campuran antara :1.Karbon tetra klorida ( berat jenis 1,60 ) dengan xilena (berat
jenis0,87)2.Karbon tetra klorida ( berat jenis 1,60 ) dengan n-heptana( berat jenis
1,10 )3.Perklor etilena ( berat jenis 1,63 ) dengan xilena ( berat jenis 0,87 )

III. Percobaan
3.1. Alat dan bahan1.Uji pembakaran
- pembakar bunsen
- pinset
- selotip
- gunting
- serat kapas
- serat rayon viskosa
- serat rami
- serat wol
- serat sutera
- serat poliester
- serat poliakrilat
- serat poliamida ( nilon )
- serat poliester kapas
- serat poliester rayonviskosa
- serat poliester wol
3.2. Cara kerja
3.2.1. Uji pembakaran
- Beberapa helai serat yang akan diamati, dipuntir kira-kira sebesar batangkorek
api dengan panjang 4-5 cm.
- Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan-
lahan,waktu serat dekat nyala amati apakah bahan meleleh, menggulung atau
terbakar mendadak.
- Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana nyala terjadinya api, bila apisegera
padam begitu dijauhkan dari api maka segera cium bau gas dari seratyang terbakar
tersebut.
- Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara ditiup kemudian diamatibau
yang dikeluarkan serat tersebut.
- Setelah nyala api padam, perhatikan apakh menghasilkan asap atau
tidakkemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.
- Perlu dicatat pula bagaimana bentuk, warna dan kekerasannya dari abusisa
pembakaran
- Tempelkan serat pada jurnal praktikum sebagai bukti dengan
menggunakanisolasi2. Uji berat jenis
- Tabung reaksi dibersihkan lalu dikeringkan
- Tiap tabung reaksi diisi dengan larutan campuran CCL

IV. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil dari pecobaan tersebut adalah :
1. Analisa dengan cara ini disimpulkan adalah analisa yang termudah dan
tercepat,disamping alat –alat yang dibutuhkan adalah umum
2. Analisa serat dengan cara pembakaran dapat membedakan anatara serat
selulosa,protein, atau poliester
3. Tetapi ntuk menentukan secara pasti jenis suatu serat analisa tidak
dapatmenggunakan metode ini karena tidak secara mendetail
4. Uji pembakaran ini dilakukan dengan mengamati sifat fisika serat seperti asap
bau dan sisa pembakaran dan terbukti bahwa serat selulosa, protein dan buatan
memilikisifat fisika yang berbeda dari warna asap, bau dan sisa pembakarannya.
- Wool
Bau : Seperti rambut terbakar.Asap : Putih.Sisa pembakaran : Abunya hitam,
halus, rapuh, dan tidak meneruskanpembakaran
- Sutera
Bau : Seperti rambut terbakar.Asap : Putih.

F. PENDEKATAN, STRATEGI DAN METODE


Pendekatan:
Pendekatan deduktif (deductive approach) yaitu, pendekatan yang menggunakan
logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan
seperangkat premis yang diberikan.
Strategi Pembelajaran:
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) yaitu, rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
Metode:
1. Metode Ceramah(Pearching Method)
2. Praktik Langsung
3. Metode Diskusi
4. Tugas kelompok

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
 Mengucapkan salam
 Memimpin do’a (meminta peserta didik untuk memimpin doa
 Mengecek kerapihan atribut peserta didik
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya/kegiatan lain yang berhubungan dengan
rasa nasionalisme (menyebutkan butir pancasila)
 Mengecek kehadiran peserta didik
 Menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness)
 Menciptakan suasana belajar yang demokratis
 Membangkitkan perhatian peserta didik
b. Kegiatan Inti (65 menit)
 Menstimulasi peserta didik mengenai masalah atau topik yang akan dibahas
(sintak fase 1)
o Guru meminta peserta didik untuk melihat tayangan powerpoint
mengenai pengertian serat, jenis-jenis serat dan karakteristik serat
tekstil.
o Peserta didik diminta untuk mencermati dalam kehidupan sehari-hari
mengenai serat alam (mengamati)
o Guru menugaskan peserta didik untuk memikirkan dan mengamati,
Guru memberikan beberapa pertanyaan agar peserta didik terangsang
untuk mencari jawaban sendiri.
 Mengidentifikasi masalah (sintak fase 2)
o guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal-hal yang menyangkut 2 hal berikut:
 Menjelaskan prosedur pemeriksaan serat tekstil
 Menyebutkan macam-macam serat
 Menyebutkan sifat dan karakteristik serat protein
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah) (Menanya)
 Pengumpulan Data atau Informasi (sintak fase 3)
o Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai 2 hal yang telah ditetapkan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian peserta
didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya. (mengeksplorasi)
o Proses tanya jawab antara guru dengan murid terkait materi yang
diberikan
 Mengolah Data (sintak fase 4)
o Peserta didik bekerja dalam kelompoknya untuk membicarakan hasil
pengumpulan data dan informasinya menyangkut 2 hal yang telah
ditetapkan. (mengasosiasi dan mengkomunikasikan)
 Menalar (sintak fase 5)
o guru memberikan gambaran umum mengenai 2 hal yang telah
dikumpulkan dan diolah peserta didik sebagai penekanan.
o Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan jika ada hal-hal yang akan diklarifikasi (mengamati dan
menanya)
 Menarik Kesimpulan (sintak Fase 6)
o Guru memberikan ulasan mengenai 2 hal yang telah ditetapkan di awal
o Peserta didik mengikuti penjelasan guru dan menghubungkannya
dengan hasil kerja yang telah didapatkan (mengamati dan mengasosiasi)
c. Penutup (10 menit)
 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dan guru memberikan
penegasan atas kesimpulan pembelajaran tersebut
 Memotivasi peserta didik untuk mengembangkan diri dengan membaca atau
mencari informasi tambahan setelah pulang ke rumah
 Guru memberikan informasi tentang pembelajaran yang akan datang
 Meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
 Guru mengucapkan salam
2. Pertemuan Kedua
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
 Mengucapkan salam
 Memimpin do’a (meminta peserta didik untuk memimpin doa
 Mengecek kerapihan atribut peserta didik
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya/kegiatan lain yang berhubungan dengan
rasa nasionalisme(menyebutkan butir pancasila)
 Mengecek kehadiran peserta didik
 Menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness)
 Menciptakan suasana belajar yang demokratis
 Membangkitkan perhatian peserta didik
b. Kegiatan Inti (65 menit)
 Menstimulasi peserta didik mengenai masalah atau topik yang akan dibahas
(sintak fase 1)
o Peserta didik diminta untuk mencermati dalam kehidupan sehari-
hari mengenai asal serat protein. (mengamati)

o Setelah selesai diberi waktu untuk memikirkan dan mengamati,


Guru memberikan beberapa pertanyaan agar peserta didik
terangsang untuk mencari jawaban sendiri.

 Mengidentifikasi masalah (Sintak fase 2)


o guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal-hal yang menyangkut 2 hal berikut:
 Menyebutkan pengertian serat protein
 Menyebutkan macam-macam serat protein
 Menyebutkan sifat dan karakteristik serat protein
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah) (Menanya)
 Pengumpulan Data atau Informasi (Sintak fase 3)
o Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai 2 hal yang telah ditetapkan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian peserta
didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya. (mengeksplorasi)
 Mengolah Data (Sintak fase 4)
o Peserta didik bekerja dalam kelompoknya untuk membicarakan hasil
pengumpulan data dan informasinya menyangkut 2 hal yang telah
ditetapkan. (mengasosiasi dan mengkomunikasikan)
 Menalar (Sintak fase 5)
o guru memberikan gambaran umum mengenai 2 hal yang telah
dikumpulkan dan diolah peserta didik sebagai penekanan.
o Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan jika ada hal-hal yang akan diklarifikasi (mengamati dan
menanya)
 Menarik Kesimpulan (Sintak fase 6)
o Peserta didik mengikuti penjelasan guru dan menghubungkannya
dengan hasil kerja yang telah didapatkan (mengamati dan mengasosiasi)
c. Penutup (10 menit)
 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dan guru memberikan
penegasan atas kesimpulan pembelajaran tersebut
 Memotivasi peserta didik untuk mengembangkan diri dengan membaca atau
mencari informasi tambahan setelah pulang ke rumah
 Guru memberikan informasi tentang pembelajaran yang akan datang
 Meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
 Guru mengucapkan salam

3. Pertemuan Ketiga
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
 Mengucapkan salam
 Memimpin do’a (meminta peserta didik untuk memimpin doa
 Mengecek kerapihan atribut peserta didik
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya/kegiatan lain yang berhubungan dengan
rasa nasionalisme(menyebutkan butir pancasila)
 Mengecek kehadiran peserta didik
 Menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness)
 Menciptakan suasana belajar yang demokratis
 Membangkitkan perhatian peserta didik
b. Kegiatan Inti (65 menit)
 Menstimulasi peserta didik mengenai masalah atau topik yang akan dibahas
(sintak fase 1)
o Peserta didik diminta untuk mencermati dalam kehidupan sehari-
hari mengenai asal serat protein. (mengamati)

o Setelah selesai diberi waktu untuk memikirkan dan mengamati,


Guru memberikan beberapa pertanyaan agar peserta didik
terangsang untuk mencari jawaban sendiri.

 Mengidentifikasi masalah (sintak fase 2)


o guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal-hal yang menyangkut 2 hal berikut:
 Menyebutkan pengertian serat protein
 Mendeskripsikan jenis-jens serat protein
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah) (Menanya)
 Pengumpulan Data atau Informasi (Sintak fase 3)
o Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai 2 hal yang telah ditetapkan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian peserta
didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya. (mengeksplorasi)
 Mengolah Data (sintak fase 4)
o Peserta didik bekerja dalam kelompoknya untuk membicarakan hasil
pengumpulan data dan informasinya menyangkut 2 hal yang telah
ditetapkan. (mengasosiasi dan mengkomunikasikan)
 Menalar (Sintak fase 5)
o guru memberikan gambaran umum mengenai 2 hal yang telah
dikumpulkan dan diolah peserta didik sebagai penekanan.
o Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan jika ada hal-hal yang akan diklarifikasi (mengamati dan
menanya)
 Menarik Kesimpulan (sintak fase 6)
o Peserta didik mengikuti penjelasan guru dan menghubungkannya
dengan hasil kerja yang telah didapatkan (mengamati dan mengasosiasi)
c. Penutup (10 menit)
 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dan guru memberikan
penegasan atas kesimpulan pembelajaran tersebut
 Memotivasi peserta didik untuk mengembangkan diri dengan membaca atau
mencari informasi tambahan setelah pulang ke rumah
 Guru memberikan informasi tentang pembelajaran yang akan datang
 Meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
 Guru mengucapkan salam

H. ALAT/BAHAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Alat/Bahan : Laptop, infocus, buku paket,modul pembelajaran.
Media Pembelajaran : powerpoint mengenai

 Pengertian serat
 Macam-macam serat
 Sifat-sifat serat
 Pengelompokan serat
I. SUMBER BELAJAR
1. Buku paket ilmu tekstil
2. Modul pembelajaran
3. Internet

J. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : penugasan dan tes
2. Instrumen Penilaian :

Kisi-Kisi Penugasan
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal
3.2.menganalisis serat  Menjelaskan Disajikan Penugasan Temukan pengertian
tekstil dari protein pengertian serat pernyataan, Berstruktur serat tekstil protein di
tekstil dari peserta didik internet.
protein. dapat
menyebutkan
pengertian serat
tekstil dari
protein
 Menentukan Disajikan Penugasan Terangkan prosedur
prosedur pernyataan, berstruktur pemeriksaan serat
pemeriksaan serat peserta didik tekstil protein yang
dapat kamu ketahui
tekstil protein
mendeskripsikan
prosedur
pemeriksaan
serat serat tekstil
protein
 Menganalisis serat Disajikan Penugasan Analisa serat protein
tekstil protein pernyataan, berstuktur sutera menurut
peserta didik pendapat masing-
dapat masing
menceritakan
analisanya
mengenai serat
protein

Pedoman Penilaian :
Menemukan Jawaban Benar diberi Skor 1
Menemukan Jawaban Salah diberi Skor 0
Ceklis Observasi-Demonstrasi/Praktik

Perangkat : Daftar Cek Observasi – Demonstrasi/Praktek

Nama peserta didik :

Nama guru : Nadya Karlina, S.Pd.

Mata Pelajaran : PENGETAHUAN BAHAN TEKSTIL

Tanggal pelaksanaan :
60 menit
Waktu :

Pencapaian Penilaian
Daftar
Poin yang dicek/ diobservasi
No. Tugas/Instruksi
Ya Tidak K BK
4.2 Mengelompokkan 1. Mengumpulkan bahan tektil yang
serat protein
berasal dari serat protein
2. Menganalisis pengelompokan serat
protein

Pedoman Penilaian :
Jawaban YA/K diberi Skor 4
Jawaban TIDAK/BK Tidak diberi Skor

Instruksi/Tugas Praktik-Demontrasi

Perangkat : Instruksi/Tugas Praktek-Demonstrasi

Nama peserta didik :

Nama guru : Nadya Karlina, S.Pd.

Mata Pelajaran : PENGETAHUAN BAHAN TEKSTIL

Tanggal pelaksanaan :

Waktu : 60 menit

A. Petunjuk
1. Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi dibawah ini dengan cermat sebelum
melaksanakan praktek
2. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
3. Waktu pengerjaan yang disediakan 120 menit

B. Instruksi kerja :

1. Identifikasi serat

2. Mengelompokkan serat protein

3. Melakukan pengujian dengan cara pembakaran dan menambahkan bahan


kimia

Rubrik Penilaian Sikap


Nama Percaya Tanggung Total
Cermat Teliti Kerjasama
No Siswa/ Diri Jawab Skor
Kelompok 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5
6.
Keterangan:
Indikator Peniaian Sikap :
1. Cermat
a. Mengidentifikasi masalah dengan tepat
b. Memecahkan masalah dengan cepat dan tepat
c. Menyajikan hasil analisis dengan tepat
d. Mendengarkan dan mengamati setiap masalah yang disajikan

2. Teliti
a. Mengamati lingkungan dengan teliti
b. Menyusun laporan sesuai dengan pedoman
c. Membuat desain struktur sesuai arahan
d. Membuat desai struktur busana sesuai arahan

3. Kerjasama
a. Membagi tugas dengan adil
b. Melaksanakan tugas sesuai bagiannya
c. Menghargai pendapat orang lain
d. Mengerjakan laporan bersama-sama

4. Percaya Diri
a. Tidak terlihat ragu dalam mengerjakan tugas
b. Berinisiatif merespons instruksi guru dengan mengangkat tangan atau symbol lain
c. Tidak memalingkan atau menundukkan muka ketika adapertanyaan dari guru
d. Menunjukkan bahasa tubuh (gesture) yang luwes.
5. Tanggung jawab
a. Melaksanakan tugas dengan maximal
b. Memperoleh dataatau pemecahan masalah sesuai seharusnya
c. Mampu menjelaskan lagi yang sudah disampaikan
d. Mampu mempertahankan data atau penyelesaian masalah

NILAI = RATA-RATA TOTAL SKOR


PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( A) 3,51 – 4,00
Baik (B) 3,00 – 3,50
Cukup (C) 2,00 – 2,99
Kurang (K)
2.
o –
1,99

Mengetahui Tangerang, Juli 2018


Kepala SMK N 4 Kab. Tangerang Guru Mata Pelajaran,

Wachid Rachmad Mursono, S. Pd. Nadya Karlina , S. Pd.


NIP. 19660213 198903013 NIP. 19811228 2014062001

Anda mungkin juga menyukai