Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang masih muda.
Permasalahan pendidikan bukan hanya untuk dilihat dan didengar, tetapi juga harus
ditemukan pemecahannya melalui penelitian.
Di Perguruan Tinggi, penelitian pendidikan ditetapkan sebagai suatu bidang
studi, matakuliah wajib bagi program sarjana pendidikan. Dan dikembangkannya
prosedur dan teknik penelitian, maka jumlah penelitian pun semakin banyak,
eksperimentasi menjadi semakin popular.
Penelitian pendidikan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian itu
didasarkan pada rasional, empiris, dan sistematis.
Pemetaan jenis penelitian dapat dilakukan secara bervariasi tergantung dari
segi apa kita meninjaunya. Setelah pemetaan jenis-jenis penelitian diketahui, kita juga
harus membedakan penelitian kualititatif maupun kuantitatif. Sehingga kita bisa
menguraikan sistematika rancangan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam
penelitian pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis penelitian pendidikan?
2. Apa saja perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitif?
3. Bagaimana sistematika rancangan penelitian kualitatif?
4. Bagaimana sistematika rancangan penelitian kuantitatif?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Penelitian
1. Menurut Pengunaanya
Jenis penelitian bila dilihat dari penggunaanya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu:
a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni

Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu
tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai
namun namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.

b. Penelitian Terapan

Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Yang hasilnya diharapkan segera
dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang
kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi
kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.

2. Menurut Metodenya
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut:
a. Penelitian historis
b. Penelitian filosofis
c. Penelitian observasional
d. Penelitian eksperimental

3. Menurut Sifat Permasalahannya

Sesuai dengan tugas penelitian itu untuk memberikan, menerangkan,


meramalkan, dan mengatasi permasalahan-permasalahan atau persoalan-persoalan,
maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandang ini, sehingga
penggolongan ini bisa mencakup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan

2
penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada jenis penelitian
ini yakni:1

a. Penelitian Historis

Penelitian ditunjukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan


objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat
kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data
yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip
atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditunjukan kepada
kepribadian seseorang, maka penelitian ini disebut dengan penelitian biografis.
Ciri khusus dari penelitian ini adalah:

1) Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain, data
yang baik adalah data yang otentik, tepat dan dari sumber-sumber
penting.
2) Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif dan tuntas.
3) Data-data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri
langsung melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.
Data ini disebut primer.

b. Penelitian Deskripsi

Penelitian deskripsi2 berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat


fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Data dikumpulkan sesuai dengan
tujuan dean secara rasional disusun kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik
dari data yang dikumpulkan.

Misalnya: penelitian yang di lakukan mahasiswa untuk menyusun tesis


memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP. Biasanya adalah penelitian
deskriptif, seperti peristiwa mengenai kemunduran prestasi belajar siswa dan
kemunduran rasa tanggung jawab. Ciri dari penelitian ini adalah:

1) Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang di


hadapi sekarang. Misalnya pengumpulan data-data penghambat
pelaksanaan kurikulum 2013.

1
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 164-165.
2
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.8-9

3
2) Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun,
dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada
hipotesis biasanya tidak diuji menurut analisis statistik.

c. Penelitian Perkembangan

Penelitian ini menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagi
fungsi dari waktu. Ciri-ciri dari penelitan ini adalah:

1) Memusatkan perhatian pada perubahan-perubahan dan


perkembangannya selama jangka waktu tertentu. Laju arah dan urutan
perkembangan dalam beberapa fase.
2) Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat
logitudinal, Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas
cukup.
3) Bila metode penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional,
maka sampel yang dipilih harus referesentatif mewakili populasi
penelitian. Berarti sampel harus lebih banyak, tetapi meliputi faktor-
faktor pertumbuhan lebih sedikit dari metode longitudinal.

d. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan dari metode ini adalah:

1) Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam,
sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu.
Kasus bisa terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu
peristiwa atau suatu sekelompok terbatas lain.
2) Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga
terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar
jumlahnya, yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus. Biasanya
penelitian ini dengan longitudinal.

e. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.
Misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa mereka.
Kekhususan dari metode ini adalah:

4
1) Gejala-gejala yang hendak diteliti adalah pelik tak dapat dikontrol,
sehingga tak dapat dieksperimenkan.
2) Ubahan-ubahan yang akan diukur ada hubungannya serentak muncul
dalam kenyataannya.
3) Korelasi yang akan diukur adalah tingkat tinggi atau rendahnya
hubungan bukan ada tidaknya hubungan.

f. Penelitian Hubungan Sebab Akibat

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat


antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Penelitian ini umumnya menggunakan model rasional empiris, yaitu digunakan logika
rasional guna menyusun hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang terkumpul.

Misalnya: sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan


banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kehususan atau ciri-ciri dari penelitian ini adalah:

1) Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan


sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu
telah terjadi.
2) Suatu gejala yang telah diamati, diusut kembali dari suatu faktor pada
masa lampau.

g. Penelitian Eksperimental

Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok


eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur


secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya: hendak meneliti keefektifan
metode-metode belajar. Penerapan tiap metode dicobakan kepada kelompok-
kelompok percobaan. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
Ciri-ciri dari penelitian ini adalah:

1) Di dalam ekperimen terdapat kelompok yang dikenai perlakuan


eksperimental dan kelompok yang dikenal perlakuan pembanding.
2) Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen.
3) Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal,
dan pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.

5
4) Harus memperhatikan kesahihan kedalam yaitu menghitungkan benar-
benar perbedaan pengaruh yang diakibatkan oleh eksperimental dengan
perlakuan pembanding.
5) Harus memperhatikan kesahihan keluar yaitu memperhitungkan hasil-
hasil penelitian praktis yang dapat diberlakukan umum dengan kondisi-
kondisi yang bersesuaian.

h. Penelitian Tindakan3
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi
kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya meneliti
keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah. Ciri- ciri dari
penelitian ini adalah:
1) Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia
kerja.
2) Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan tingkah laku.
Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.
3) Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian
bila dianggap penting untuk pembaruan.

B. Membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


Untuk memahami metode penelitian kualitatif dan kuantitatif secara mendalam, maka
harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif
meliputi tiga hal yaitu:4
1. Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan
kuantitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang
diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai.
a. Sifat Realitas5
Dalam memandang realitas, gejala atau objek yang diteliti, terdapat
perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif
berlandaskan filsafat positivisme, realias dipandang sebagai sesuatu yang
kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut

3
Ibid., h. 10-11.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. I, h. 9.
5
Ibid., h. 10.

6
jenis, bentuk, warna dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan
diverifikasi.
Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat menentukan
hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat
membuat instrumen untuk mengukurnya.
Sedangkan penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositisme,
atau paradigma interprective, suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat
secara parsial dan dipecahkan ke dalam beberapa variabel.
Penelitian kualitatif memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis,
hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati,
serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati).
Tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Jadi realitas itu merupakan
kontruksi atau interprestasi dari pemahaman terhadap semua data yang
tampak di lapangan.
b. Hubungan Peneliti Dengan yang Diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga
hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga
bersifat independen, yakni dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik
pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa
yang diteliti atau responden yang memberikan data.
Sedangkan penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument dan
dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan
serta) dan in depth interview (wawancara mendalam). Maka peneliti harus
berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus
mengenal betul orang yang memberikan data.
c. Hubungan Antar Variabel
Penelitian kuantitatif melihat hubungan variabel terhadap objek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya
ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya
dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.

7
Sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat holistik dan lebih
menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan
antar variabel pada objek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling
mempengaruhi, sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan
dependen.6
d. Kemungkinan Generaliasi
Pada umumya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan
informasi. Bukan kedalaman sehingga metode ini cocok digunakan untuk
populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang
diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik
random (acak). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti
membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana
sampel tersebut diambil).
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi, tetapi lebih
menekankan ke dalam informasi sehingga sampai pada tingkat makna.
Seperti telah dikemukakan, makna adalah data dibalik yang tampak.
Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti
hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain. Generalisasi
dalam penelitian kualitatif disebut keteralihan.7
e. Peranan Nilai
Penelitian kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi
antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti
maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-
nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda-beda, sehingga dalam
pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai-
nilai masing-masing.
Adapun dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi
dengan sumber data. Objek penelitian akan terbebas dari nilai-nilai yang
dibawa peneliti dan sumber data. Maka peneliti menjaga jarak dengan
sumber data, supaya data yang diperoleh objektif.8

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. I, h. 11.
7
Ibid., h. 12.
8
Ibid., h. 13.

8
2. Karakteristik Penelitian9

No Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif

Desain Desain
a. Umum. a. Spesifik, jelas, rinci.
b. Fleksibel. b. Ditentukan secara mantap sejak
1.
c. Berkembang, dan muncul dalam awal.
proses penelitian. c. Menjadi pegangan langkah demi
langkah.
Tujuan Tujuan
a. Menemukan pola hubungan yang a. Menunjukkan hubungan antar
bersifat interaktif. variabel
2. b. Menemukan teori. b. Menguji teori
c. Menggambarkan realitas yang c. Mencari generalisasi yang
kompleks. mempunyai nilai predikatif.
d. Memperoleh pemahaman makna. d. memperoleh pemahaman makna.
Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data
a. Participant Observation a. Kuesioner
3. b. In dept interview b. Observasi dan wawancara terstruktur
c. Dokumentasi
d. Tringulasi
Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian
a. Peneliti sebagai instrument (human a. Test, angket, wawancara terstruktur.
4. instrument) b. Instrumen yang telah terstandar.
b. Buku catatan, tape recorder, kamera,
handycam dan lain-lain.
Data Data
a. Deskriptif Kualitatif. a. Kuantitatif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, b. Hasil pengukuran variabel yang
5.
ucapan dan tindakan responden, dioperasionalkan dengan menggunakan
dokumen dan lain-lain. instrumen.

9
Ibid., h. 14-16.

9
Sampel Sampel
a. Kecil. a. Besar.
6. b. Tidak repsresentatif. b. Representatif.
c. Purposive, snowball. c. Sedapat mungkin random.
d. Berkembang selama proses. d. Ditentukan sejak awal.
Analisis Analisis
a. Terus menerus sejak awal sampai a. Setelah selesai pengumpulan data.
7. akhir penelitian. b. Deduktif.
b. Induktif. c. Menggunakan statistik untuk
c. Mencari pola model tema, teori. menguji hipotesis.
Hubungan dengan Responden Hubungan dengan Responden
a. Empati, akrab, supaya memperoleh a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa
pemahaman yang mendalam. kontak supaya objektif.
8. b. Kedudukan sama bahkan sebagai b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari
guru, konsultan. responden.
c. Jangka lama, sampai data jenuh, c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat
dapat ditemukan hipotesis atau teori. dibuktikan.
Usulan Desain Usulan Desain
a. Singkat, umum bersifat sementara. a. Luas dan rinci
b. Literatur yang digunakan bersifat b. Literatur yang berhubungan dengan
sementara, tidak menjadi pegangan masalah dan variabel yang diteliti.
utama. c. Prosedur yang spesifik dan rinci
c. Prosedur bersifat umum. langkah-langkahnya.
9.
d. Masalah bersifat sementara dan akan d. Masalah dirumuskan dengan spesifik
ditemukan setelah studi pendahuluan dan jelas.
e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas.
justru akan menemukan hipotesis. f. Ditulis dengan rinci dan jelas sebelum
f. Fokus penelitian ditetapkan setelah terjun ke lapangan.
diperoleh data awal dari lapangan.
Kepercayaan terhadap hasil Kepercayaan terhadap hasil
10.
Penelitian Penelitian

10
Pengujian validitas dan realiabilitas Pengujian kredibilitas, depenabilitas,
instrumen proses dan hasil penelitian.

3. Proses Penelitian
Perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif juga dapat dilihat
dari proses penelitian. Proses dalam penelitian kuantitatif bersifat linier dan
kualitatif bersifat sirkuler.10

C. Sistematika Rancangan Penelitian Kualitatif

Tugas pertama seorang peneliti apabila akan melakukan penelitian ialah menyusun
rancangan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian ada kaitannya dengan paradigma
yang dianut oleh peneliti.11 Dan ada beberapa variasi dalam paradigma yang dianut oleh
peneliti kualitatif sekalipun. Maka dengan berusaha mendekati paradigma ilmiah,
kedudukan rancangan penelitian jelas dan unsur-unsurnya mudah diaplikasikan.

Rancangan atau desain merupakan landasan berpijak atas sebuah proses yang
memberikan arahan tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan, termasuk
penelitian. Demikian rancangan penelitian pun harus memberi pertanggungjawaban
terhadap langkah-langkah yang akan diambil, sehingga penelitian mampu mencapai
tujuannya. Beberapa perumusan rancangan penelitian pun harus memperhatikan kriteria12
sebagai berikut:

1. Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber data,
sarana prasarana dan sebagainya.
2. Disusun secara sistematis logis sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi
peneliti dan penilaian oleh masyarakat.
3. Harus dapat memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha
yang mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.

Berdasarkan perumusan dalam penyusunan rancangan penelitian, seorang peneliti


harus merancang penelitiannya secara sistematis agar lebih praktis dan mengikuti pola
yang berlaku sesuai dengan lingkungan atau objek proyek penelitiannya. Maka dalam

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. I, h. 16.
11
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), cet. XXI, h. 403.
12
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. VIII, h. 100.

11
penelitian kualitatif terdapat empat tahap yang harus dilalui oleh seorang peneliti,13 yaitu
sebagai berikut:

1. Tahap sebelum ke lapangan, ialah segala persiapan yang diperlukan sebelum seorang
peneliti terjun dalam kegiatan penelitian, seperti menyusun rancangan penelitian,
memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan,
memanfaatkan informan, penyiapkan perlengkapan penelitian, dan etika penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan yang dibagi atas tiga bagian, yaitu: memahami latar
penelitian, dan persiapan diri; memasuki lapangan; dan ikutserta kegiatan sosial
sambil mengumpulkan informasi.
3. Tahap analisis data yang dibimbing oleh usaha untuk menentukan tema dan hipotesis
kerja.
4. Tahap penulisan laporan.

1) Content Analysis (Analisis Isi)


Analisis isi merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap suatu
informasi dengan memanfaatkan kategorisasi baik deduktif dan kategorisasi induktif.
Berikut langkah-langkah analisis isi kualitatif menurut Philipp Mayring:14

13
Op. Cit., h. 127-150.
14
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), cet. XXI, h. 222-223.

12
2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses ilmiah dalam bentuk refleksi diri
yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu15 yang bertujuan memperbaiki
pemahaman dan keadilan tentang situasi pendidikan yang berlangsung. Menurut Stephen
Kemmis dan Robin McTaggart16 terdapat empat komponen penting yang menjadi ciri
khas penelitian tindakan kelas, yaitu Plan, Act, Observe, dan Reflect atau disingkat
menjadi PAOR.
Menurut H. M. Sukardi dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan
Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya (2013) memaparkan model Elliot
dan Edelman dalam penelitian tindakan kelas. Pengembangan dalam penelitian tindakan
kelas mempunyai tujuan utama, hal ini memudahkan peneliti dalam melakukan PTK.
Prosesnya pun dilaksanakan dalam semua tingkatan dan diakhiri dengan menyusun
laporan penelitian. Setelah ditemukan ide dan permasalahan yang menyangkut upaya
peningkatan di kelas secara praktis, kemudian dilakukan tahapan peninjauan lapangan
yang bertujuan kelayakan dan menyamakan ide utama dan permasalahan sesuai dengan
kondisi lapangan sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif. Selanjutnya
merancang perencanaan yang sistematis dan diberikan kepada subjek penelitian, seperti
siswa atau guru. Di akhir tindakan, peneliti melakukan monitoring yang difokuskan pada
efek tindakan berupa faktor-faktor yang memungkinkan keberhasilan serta hambatan
disertai analisis penyebabnya. Setelah menemukan hasil dari monitorng peneliti dapat
menggunakannya sebagai bahan perbaikan yang diterapkan pada langkah tindakan kedua
dan seterusnya sehingga diperoleh informasi atau kesimpulan, apakah tujuan telah
tercapai dan permasalahan yang telah dirumuskan dapat dipecahkan.

15
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 98
16
H. M. Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet. II, h. 4.

13
3) Deskriptif dan Sejarah
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk menjawab
persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi tanpa memberikan
perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut.17 Penelitian ini bertujuan menafsirkan
dan menyajikan data yang bersangkutan dengan keadaan yang terjadi apa adanya, sikap
dan pandangan dalam suatu masyarakat, pertentangan dua keadaan maupun perbedaan
dua fakta atau lebih, dan lain-lain. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti
yaitu:
a. Mengidentifikasi dan memilih masalah
b. Melakukan kajian pustaka
c. Merumuskan masalah
d. Merumuskan asumsi dan hipotesis
e. Merumuskan tujuan penelitian
f. Menjelaskan manfaat hasi penelitian
g. Menentukan variabel penelitian
h. Menyusun desain penelitian
i. Menentukan populasi dan sampel
j. Menyusun instrumen penelitian
k. Mengumpulkan data
l. Mengolah data
m. Membahas hasil penelitian
n. Menarik kesimpulan, implikasi dan saran
o. Menyusun laporan
Adapun penelitian sejarah yang disebut dengan expost facto research,18 dimana
penelitian ini memfokuskan kajiannya terhadap fenomena, peristiwa atau perkembangan
yang terjadi pada masa lampau. Tujuan penelitian ini untuk (a) mendeskripsikan dan
merekontruksi fenomena masa lalu secara sistematis, objektif dan rasional dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensistesiskan bukti-bukti secara
faktual, (b) meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan tentang fenomena di
masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, serta kemungkinan
penerapannya pada masa yang akan datang. Sumber informasi dalam penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian: dokumen, rekaman numerik, pernyataan lisan,
dan relief (objek fisik).

4) Pustaka

17
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 54.
18
Ibid., h. 37.

14
Penelitian kualitatif rancangan pustaka19 seutuhnya merupakan penelitian yang
bersumber dari perpustakaan atau dokumen. Dalam penelitian filasafat dikenal dengan
metode theoritical hermeneutic, yaitu penelitian ilmiah yang bertolak pada kekuatan
interpretasi dan pemahaman seseorang terhadap teks, sumber, dan pandangan-pandangan
para pakar terhadap suatu konten, objek atau simbol. Adapun teknik-teknik yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Menghimpun atau mencari literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
b. Mengklasifikasi buku berdasarkan konten atau jenisnya.
c. Mengutip data atau teori atau konsep lengkap dengan sumbernya.
d. Mengecek atau melakukan konfirmasi atau kroscek data dari sumber atau dengan
sumber lainnya dalam rangka memperoleh keterpercayaan data.
e. Mengelompokkan data berdasarkan outline atau sistematika penelitian yang telah
disiapkan.

D. Sistematika Rancangan Penelitian Kuantitatif


1. Korelasional
Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Hubungan antara
dua variabel dapat hanya karena kebetulan saja, dapat pula memang merupakan
hubungan sebab-akibat.
Berikut contoh sistematika rancangan penelitian korelasi:
Judul Penelitian: Pengaruh Metode Numbered Head Together (NHT) terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-
Azhar Indonesia Pamulang
Penulis : Septia Rahayu
Tahun Angkatan: 2010

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Indentifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

19
H. Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif
Lapangan Dan Perpustakaan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), cet. III, h. 190-198.

15
BAB II Kajian Teoritik dan Pengajuan Hipotesis Penelitian

A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian

BAB III Metode Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian


B. Metode dan Desain Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Penelitian
G. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas
3. Uji Taraf Kesukaran soal
4. Daya Pembeda
H. Teknis Analisis Data
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Hipotesis
I. Hipotesis Statisik

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Profil Tempat Penelitian


B. Uji Coba Instrumen
1. Validitas
2. Reabilitas
3. Tingkat Kesukaran
4. Daya Pembeda
C. Deskripsi Data
D. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji normalitas data
2. Uji homogenitas data
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Uji Hipotesis Penelitian
2. Pembahasan Hasil Penelitian
F. Keterbatasan Penelitian

BAB V Kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan

16
B. Implikasi
C. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

2. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap
kelompok-kelompok eksperimen. Tiap kelompok dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Penelitian eksperimen paling
tepat untuk menguji hubungan sebab akibat melalui pengujian hipotesis dengan
pendekatan kuatitatif analitik.20
Model desain eksperimen yang lebih kuat generalisasinya adalah model
representatif yang dikembangkan oleh Richard Snow dalam buku yang berjudul
Metode Penelitian pendidikan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010). Model
representatif merupakan suatu proses perencanaan eksperimen yang disusun dengan
bertolak dari keadaan lingkungan yang sesungguhnya dan keadaan partisipan yang
alamiah. Desain ini menempatkan model penelitian kuantitatif yang berhubungan
dengan kualitatif, berupa studi tentang prilaku manusia dalam setting alamiah dan
penekanan pada kajian emik, kajian dari pandangan partisipan bukan dari pandangan
peneliti. Eksperimen murni sangat sulit dilakukan dalam pendidikan dan kurikulum
pembelajaran. Desain eksperimen representatif dipandang paling cocok dalam bidang
pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
Adapun penyusunan dan pelaksanaan eksperimen representatif menurut Richard
Snow, yaitu:
a. Lakukan penelitian dalam seting pendidikan yang nyata atau dalam lingkungan
yang memungkinkan untuk dilakukan generalisasi.
b. Masukkanlah beberapa variansi lingkungan ke dalam desain eksperimen.
c. Amatilah apa yang secara nyata dilakukan oleh partisipan (siswa) selama
eksperimen berlangsung.
d. Kajilah konteks sosial dari lingkungan dimana eksperimen akan dilakukan.
e. Siapkan dengan baik para partisipan yang akan ikut dalam eksperimen.

20
Deni Dermawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 39.

17
f. Adakan pengendalian perlakuan yang memungkinkan para partisipan
menggunakan pendekatan yang biasa mereka lakukan dalam kegiatan belajar
mereka.21

Adapun rancangan penelitian kuantitatif eksperimen:22

Judul Penelitian

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 kegunaan penelitian
a. Teoritis
b. Praktis

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis


2.1 Kajian Pustaka
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian

III. Metodologi Penelitian


3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
3.2 Metode Penelitian :
1) Operasional Variabel
2) Metode/Pendekatan. Menggunakan Model-Model Desain Eksperimen
(1x1); (2x2), dan seterusnya.
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
3.6 Jadwal Penelitian
3.7 Daftar Pustaka

3. Kasual Komparatif atau Expose Facto


Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau
waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya.

21
Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010),
cet: VI, h. 202
22
Op, Cit., h. 222.

18
Penelitian expose facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis. Dimana
peneliti tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas karena
manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar dimanipulasi.23
Dalam bidang pendidikan penelitian kausal komparatif ini tepat digunakan apabila
penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan pengaruh antara
dua variabel.
Penelitian kasual komparatif dilakukan dalam lima tahap yaitu:
a. Merumuskan masalah
b. Menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti
c. Pemilihan kelompok pembanding
d. Pengumpulan data
e. Analisis data

4. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam
mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai
atau manfaat dari suatu praktik (pendidikan).24 Nilai atau manfaat yang didapat
merupakan dari suatu praktik pedidikan yang didasari atas hasil pengukuran atau
pegumpulan data secara absolut. Praktik pendidikan di sini dapat berupa program
kurikulum, pembelajaran, kebijakan, regulasi administratif, manajemen, struktur
organisasi dan produk pendidikan.
Penelitian evaluasi memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, bisa dimulai
dari lingkup terkecil samapai pada lingkup yang yang berskala besar, menyangkut
satu komponen atau aspek pendidikan, sebagian atau seluruh komponen.
Dalam pendidikan dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif lebih diarahkan pada mengevaluasi proses dan ditujukan untuk
meperbaiki atau menyempurnakan suatu program. Evaluasi sumatif lebih
diarahkan pada mengevaluasi hasil, untuk menilai apakah program cukup efektif
atau tidak.25

23
Deni Dermawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 40.
24
Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010,
cet: VI ) h. 120
25
Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, ( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010,
cet: VI ) h. 122

19
Dalam menjalankan penelitian evaluasi ada langkah-langkah yang harus di
lakukan: 26
1.Klarifikasi alasan melakukan evaluasi. Menjelaskan alasan diadakannya
evaluasi, dan latar belakang mengadakan evaluasi.
2.Memilih model evaluasi, karena alasan untuk mencari dampak positif
dengan dampak negatif menggunakan model atau pendekatan yang berbeda.
3.Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait. Hal ini sangat penting untuk
mencari kelacaran pelaksanaan evaluasi.
4.Penentuan komponen yang akan dievaluasi. Menentukan dalam suatu
program yang dievaluasi mana komponen utama dan mana komponen
penunjang.
5.Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi. Rincian dari fokus atau
aspek-aspek yag dievaluasi dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, hipotesis,
atau tujuan.
6.Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan. Dalam hal ini berisi tentang
lagkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.
7.Pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan
jadwal yang telah disusun. Pengambilan data yang bersifat kuantitatif
menggunakan instrumen-instrumen baku.
8.Pelaporan hasil evaluasi. Membuat laporan dari hasil penelitian berdasarkan
temuan-temuanyang diperoleh dari hasil analisis.

26
Ibid., h. 133

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian pada umumnya memiliki dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif. Namun jenis penelitian bila dilihat dari penggunaanya dapat
digolongkan menjadi dua yaitu penelitian dasar atau penelitian murni dan penelitian
terapan. Sedangkan menurut metodenya terdapat empat macam, yaitu: penelitian
historis, penelitian filosofis, penelitian observasional, dan penelitian eksperimental.
Adapun jenis penelitian menurut sifat permasalahannya, yaitu: penelitian historis,
penelitian deskripsi, penelitian perkembangan, penelitian kasus dan penelitian
lapangan, penelitian korelasional, penelitian hubungan sebab akibat, penelitian
eksperimental, dan penelitian tindakan.

Perbedaan mendasar antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif


meliputi tiga hal, yaitu: perbedaan aksioma, karakteristik penelitian, dan proses
penelitian. Aksioma ialah pandangan dasar, yang mana meliputi tentang realitas,
hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi
dan peranan nilai. Dalam prosesnya, penelitian kualitatif bersifat sirkuler dan
penelitian kuantitatif bersifat linier.
Selanjutnya contoh sistematika rancangan penelitian kualitatif dan kuantitatif
dapat dilihat dalam lampiran.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2010. h. 37-54, 98.

Dermawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif, cet. II. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2014. h. 39-40, 222.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, cet. VIII. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010. h.

8-11, 100.

Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, cet. XXI. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2005. h. 127-150.

Mukhtar, H. Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian

Kualitatif Lapangan Dan Perpustakaan, cet. III. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010. h.

190-198.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2012. h. 9-

16.

Sukardi, H. M. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan

Pengembangannya, cet. II. Jakarta: Bumi Aksara. 2013. h. 4.

Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011. h. 164-165.

22

Anda mungkin juga menyukai