KELOMPOK III
RUANGAN CVCU
Nama Kelompok :
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Makalah Filed
Study yang berjudul “Asuhan Keperawatan Iskemik Heart Disease” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Ns. Susi Erianti,
M. Kep dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Penyusun
(Kelompok III)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jantung iskemik, sering disebut penyakit jantung koroner (PJK), menjadi epidemi sejak
abad ke-20 pada kebanyakan negara industri, yang mana penyakit jantung iskemik merupakan
penyebab kematian utama pada orang dewasa. Epidemi tersebut mulai terlihat di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia (Djoko Kraksono, 2002; Luepker et al., 2003; Schoen, 2005).
Di seluruh dunia diperkirakan 30 % dari semua penyebab kematian diakibatkan oleh penyakit
jantung iskemik (Fuster, et al., 2008). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari
seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik (Mamat
Supriyono, 2008).
Penyakit tersebut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
orang dewasa di Eropa dan Amerika Utara (Wilson et al., 1998). Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa peringkat
penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian semakin meningkat (Heru Sulastomo,
2010). Berdasarkan SKRT 1992 penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian
dengan angka sebesar 16,4% dari seluruh penyebab kematian (Djoko Kraksono, 2002).
Persentase kematian akibat penyakit kardiovaskular di tahun 1998 sekitar 24,4% (Heru
Sulastomo, 2010). Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit
kardiovaskular termasuk penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4 %, dan sampai dengan
saat ini penyakit jantung iskemik juga merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar 40
% dari sebab kematian laki-laki usia menengah (Mamat Supriyono, 2008).
1.2 Tujuan
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
IHD (Ischemic Heart Disease) adalah penyakit jantung iskemik, keadaan berkurangnya pasokan
darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang
beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah jantung biasanya
menyempit karena plak ateromatosa. Jika pengobatan dengan obat=-obatan vasodilator tidak
berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan. Penyakit jantung iskemik adalah keadaan
berbagai etiologi yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara suplai dan
tuntutan oksigen (Andrew Selwyn/ Wugene Braunwald, 2002)
Jantung adalah organ otot dengan 4 ruang yang di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga,
sedikit sebelah sternum. Jantung dilapisi kantung longgar berisi cairan disebut pericardium
keempat ruang jantung adalah atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Tujuan sistem
kardiovaskuler adalah untuk mengambil oksigen di paru-paru dan zat-zat gizi yang serap dari
usus untuk disalurkan ke semua sel tubuh. Pada saat yang ama, sistem kardivaskuler mengangkut
produk-produk sisa metabolic yang dihasilkan oleh setiap sel untuk dibuang melalui ginjal. Sisi
kiri jantung memompa darah ke seluruh tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran
gas di paru. Ini disebut sirkulasi sistemik. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru utnuk
mendapatkan oksigen ini disebut sirkulasi paru (pulmoner) Arteri pulmonaris dan aorta adalah
pembuluh-pembuluh yang berotot membesar saat aliran dara dari ventrikel datang. (Corwin, J.
2001)
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot jantung. Otot jantung merupakan ajringan
yang istimewa karena jika dilihat bentuk dan susunannya sama dengan otot lurik tetapi cara
kerjanya menyerupai otot polos diluar kesadaran (dipengaruhi susunan saraf otonom) bentuknya
menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) yang disebut basis cordis.
Diabagian bawah agak runcing yang disebut cordis. Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya 250-300 gr. (Syaifuddin, 1997)
2.3 Etiologi
Terlapisnya suatu plak ateroskerotik dari aslah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut
dibagian hilir yang menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi oleh
pembuluh darah tersebut. IHD juga bisa terjadi jika apabila lesi membaik yang melekat ke sautu
arteri yang rusak membesar dan menyumbat total aliran darah ke bagian hilir atau apabila suatu
ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat dipenuhi.
1. Riwayat hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Merokok
4. Obesitas
5. Kadar kolesterol darah tinggi
6. Kelelahan dan stress emosional
2.5 Patofisiologi
1. Perubahan awal
Terjadinya penimbunan plak-plak srterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen srteri koroner epikardium. Hal ini
menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebankyak 2-3 kali lipat akibat olehraga tidak
dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut iskemia dan manifestasinya dapat berupa angina atau
nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat.
3. Perubahan akhir
Terjadi rupture pada “cap” atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu
situasi yang tidak stabil dan berbagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest
atau Infark miokard. Dengan terpaparnya sis plak dengan darah akan memicu
serangkaian proses platelet agregasi yang pada akhirnya akan menambah obstruksi dari
lumen pembuluh darah tersebut.
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolic, lalu
kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombang
ST-T) dan akhirnya timbul keadaan infark miokard.
- Angina stabil : bila obstruksi pada arteri koroner ≥75%
- Unstable angina : bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utama
1. Nyeri dada > 30 menit intensif dan menetap, tidak hialng dengan istirahat
2. Mual dan muntah
3. Berkeringat, pasien gelisah, takut, muka pucat akibat vasokonstrik simpatis
4. Takikardi akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
5. Nyeri dada di bagian bawah sternum dan perut atas secara tiba-tiba dan spontan
6. Perasaan lemas berkaitan dengan penurunan darah ke otot rangka
7. Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan
aldosteron dan ADH (Arif Mansjoer, 2001)
2.7 Komplikasi
Perluasan infarik dan iskemia pasca infarik, aritmia (sinus takikardia, supraventrikuler
takikardia, aritmua ventricular, gangguan konduksil, disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri)
hipotensi dan syok, infark ventrikel kanan, defek mekanik, rupture miokard, aneurisma ventrikel
kiri, perikarditis dan trombus.
1. Tekanan darah mungkin turun atau netral tergantung luasnya kerusakkan jantung
2. EEG : elevasi segmen ST diikuti perubahan sampai inverse gelombang T, kemudian
muncul peningkatan gelombang dan minimal di dua sadapan.
3. Echocardiogram : digunakan untuk evaluasi lebih jauh dari mengenal fungsi jantung
khususnya fungsi ventrikel.
4. Kolesterol/trigliserida serum meningkat
5. Kadar mioglobin di dalam darah meningkat
6. Peningkatan enzim dan isoenzimnya merupakan indikator spesifik infark miokard akut.
7. Peningkatan LED terjadi lebih lambat, mencapai puncaknya dalam 1 minggu dan dapat
bertahan 1-2 minggu.
8. Rongen thorak mengetahui adanya kardiomegali (Brunner & Suddart, 2002)
1. Istirahat total
2. Diet makanan lunak serta rendah garam
3. Pasang infuse dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena
4. Diberikan nitral untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan arteri
5. Oksigen 2-4 l/menit
6. Sedative sedang seperti diazepam 3-4x, 2-5 mg/hari.
7. Pada insomnia dapat ditambahkan fluratepam 25-30 mg
8. Morfin 2,5-5 mg atau petidin 25-50 mg untuk mengatasi nyeri
9. Resusitasi jantung paru bila terjadi fibrilasi jantung
(Corwin, 2001)
2.10 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan individu dan keluarga
3. Riwayat kesehatan individu secara umum sebelum sakit dan saat sakit sekarang
4. Pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Pemeriksaan fisik
1. Psikologis (cemas, takut, konsep diri)
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak bisa tidur, pola hidup menetap, jadwal olahraga
tidak teratur.
Tanda : takikardia, dispnea saat istirahat/aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat infark miokard sebelumnya, PJK, GJK, dan diabetes mellitus
Tanda : TD bisa normal/naik turun, nadi bisa normal, penuh atau tidak kuat/lemah,
kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, distrimit, bunyi jantung III/IV
menunjukkan gagal jantung, murmur : menunjukkan gagal katup, disfungsi otot pada
pilar, friksi : dicurigai perikarditias, irama jantung /; dapat teratur/tidak. Edema :
distensi vena jugularis, edema perifer, edema umum, krekels terjadi pada gagal
jantung/ventrikel. Warna : pucat/sianosis (kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane
mukosa dan bibir)
3. Integritas ego
Gejala :takut mati, perasaan ajal sudah dekat, kuatir tentang keluarga, kerja dan
keuangan.
Tanda : menyangkal, cemas, gelisah dan marah
4. Eliminasi
Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan, bising usus menurun
5. Hygiene
Gejala/tanda : sulit melakukan perawatan diri
6. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut saat bangun/sewaktu tidur
Tanda : perubahan mental, kelemahan dan nyeri
7. Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada tiba-tiba, tidak hilang dengan istirahat, lokasi-lokasi takikardi
pada dada arterior, substernal, dapat menyebar ke tangan, bahu, wajah.
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang,
kehilangan kontak mata, menarik diri.
8. Pernafasan
Gejala : dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa
sputum, riwayat merokok.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, pucat, siabnosis, bunyi nafas
bersih/krekels, mengi, sputum merah jambu.
(Doengoes, 2000)
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
PEMBAHASAN
FORMAT PENGKAJIAN
Jam : 09.15
Diagnosa masuk :
No. MR :-
A. DATA UMUM
Identitas pasien
Nama : Tn. MY
Usia : 85 tahun
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku :
Agama : Islam
Alamat :
Diagnosa : Iskemik Heart Disease
Keluhan utama : Tidak terkaji
B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway (A) :
Tidak ada sumbatan/obstruksi jalan nafas, jalan nafas paten, tidak ada suara nafas
tambahan.
2. Breathing (B) :
Gerakkan dada simetris, irama nafas cepat, pola nafas tidak teratur, ada retraksi otot dada,
ada sesak nafas, RR: 26x/i, terpasang oksigen 8 ml.
3. Circulation (C) :
Nadi teraba 87x/i, tidak ada sianosis, CRT 4 detik, tidak ada pendarahan, akral teraba
dingin, ada edema ditangan dengan kedalaman ½ cm, edema di kaki dengan kedalaman 1
cm.
4. Disability (D) :
Kesadaran somnolen, GCS 9 : E: 4, M: 4, V:1, reflek cahaya ada, ukuran pupil 2/2.
Tidak terkaji
Tidak terkaji
E. PEMERIKSAAN FISIK :
Istirahat total
G. NUTRISI, CAIRAN DAN ELIMINASI
Diit MC extra putih telur, IVFD: NaCl 0,9 : 1000 ml, infuse kitmil 1 fls/hari. Kateter urin 198
cc.
Pemeriksaan penunjang
Terapi Medikasi
GCS : 9 ↓
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi yang semua mempunyai kesamaan
ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen, yang disebabkan oleh terlapisnya suatu
plak ateroskerotik dari aslah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut dibagian hilir yang
menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut.
Dengan manifestasi yang khas yaitu Nyeri dada > 30 menit intensif dan menetap, tidak hilang
dengan istirahat. Jika tidak diatasi akan mengakibatkan infark miokard.
Penatalaksanaan yang dapat dialkuakan pada pasien IHD ini adalah diantaranya istirahat
total, diet makanan lunak serta rendah garam, pasang infuse dekstrosa 5% untuk persiapan
pemberian obat intravena, diberikan nitral untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan
arteri, Oksigen 2-4 l/menit.
4.2 Saran
1. Diahrapkan dengan adanya makalah ini menambah wawasan pembaca tentang penyakit
jantung
2. Diharapkan dengan adanya makalah ini, para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Dengan adanya makalah ini, dapat mendorong pembaca untuk menulis karya baru yang
berhubungan dengan penyakit jantung.
DAFAR PUSTAKA
Mutaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Mutaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta:
EGC.