Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MAKALAH FIELD STUDY

KELOMPOK III

RUANGAN CVCU

“Asuhan Keperawatan Ischemic Heart Disease (IHD)”

Nama Kelompok :

1. Dola ulti sari : 12031009


2. Julita Hidayah Tunnur : 12031023
3. Wulla Khairini : 12031053
4. Inayati ulfa : 12031021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes HANG TUAH PEKANBARU

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Makalah Filed
Study yang berjudul “Asuhan Keperawatan Iskemik Heart Disease” ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Ns. Susi Erianti,
M. Kep dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.

Pekanbaru, 25 November 2015

Penyusun

(Kelompok III)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung iskemik, sering disebut penyakit jantung koroner (PJK), menjadi epidemi sejak
abad ke-20 pada kebanyakan negara industri, yang mana penyakit jantung iskemik merupakan
penyebab kematian utama pada orang dewasa. Epidemi tersebut mulai terlihat di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia (Djoko Kraksono, 2002; Luepker et al., 2003; Schoen, 2005).
Di seluruh dunia diperkirakan 30 % dari semua penyebab kematian diakibatkan oleh penyakit
jantung iskemik (Fuster, et al., 2008). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari
seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik (Mamat
Supriyono, 2008).

Penyakit tersebut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
orang dewasa di Eropa dan Amerika Utara (Wilson et al., 1998). Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa peringkat
penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian semakin meningkat (Heru Sulastomo,
2010). Berdasarkan SKRT 1992 penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian
dengan angka sebesar 16,4% dari seluruh penyebab kematian (Djoko Kraksono, 2002).

Persentase kematian akibat penyakit kardiovaskular di tahun 1998 sekitar 24,4% (Heru
Sulastomo, 2010). Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit
kardiovaskular termasuk penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4 %, dan sampai dengan
saat ini penyakit jantung iskemik juga merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar 40
% dari sebab kematian laki-laki usia menengah (Mamat Supriyono, 2008).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami konsep Ischemic Heart Disease


2. Mengetahuai dan memahami asuhan keperawatan Ischemic Heart Disease
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

IHD (Ischemic Heart Disease) adalah penyakit jantung iskemik, keadaan berkurangnya pasokan
darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang
beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah jantung biasanya
menyempit karena plak ateromatosa. Jika pengobatan dengan obat=-obatan vasodilator tidak
berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan. Penyakit jantung iskemik adalah keadaan
berbagai etiologi yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara suplai dan
tuntutan oksigen (Andrew Selwyn/ Wugene Braunwald, 2002)

2.2 Anatomi Jantung

Jantung adalah organ otot dengan 4 ruang yang di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga,
sedikit sebelah sternum. Jantung dilapisi kantung longgar berisi cairan disebut pericardium
keempat ruang jantung adalah atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Tujuan sistem
kardiovaskuler adalah untuk mengambil oksigen di paru-paru dan zat-zat gizi yang serap dari
usus untuk disalurkan ke semua sel tubuh. Pada saat yang ama, sistem kardivaskuler mengangkut
produk-produk sisa metabolic yang dihasilkan oleh setiap sel untuk dibuang melalui ginjal. Sisi
kiri jantung memompa darah ke seluruh tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran
gas di paru. Ini disebut sirkulasi sistemik. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru utnuk
mendapatkan oksigen ini disebut sirkulasi paru (pulmoner) Arteri pulmonaris dan aorta adalah
pembuluh-pembuluh yang berotot membesar saat aliran dara dari ventrikel datang. (Corwin, J.
2001)

Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot jantung. Otot jantung merupakan ajringan
yang istimewa karena jika dilihat bentuk dan susunannya sama dengan otot lurik tetapi cara
kerjanya menyerupai otot polos diluar kesadaran (dipengaruhi susunan saraf otonom) bentuknya
menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) yang disebut basis cordis.
Diabagian bawah agak runcing yang disebut cordis. Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya  250-300 gr. (Syaifuddin, 1997)

2.3 Etiologi

Terlapisnya suatu plak ateroskerotik dari aslah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut
dibagian hilir yang menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi oleh
pembuluh darah tersebut. IHD juga bisa terjadi jika apabila lesi membaik yang melekat ke sautu
arteri yang rusak membesar dan menyumbat total aliran darah ke bagian hilir atau apabila suatu
ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat dipenuhi.

2.4 Faktor Resiko

Factor resiko IHD (Ischemik Heart Disease) adalah sebagai berikut

1. Riwayat hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Merokok
4. Obesitas
5. Kadar kolesterol darah tinggi
6. Kelelahan dan stress emosional

(Corwin, J Elizabeth, 2001)

2.5 Patofisiologi

1. Perubahan awal
Terjadinya penimbunan plak-plak srterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen srteri koroner epikardium. Hal ini
menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebankyak 2-3 kali lipat akibat olehraga tidak
dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut iskemia dan manifestasinya dapat berupa angina atau
nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat.
3. Perubahan akhir
Terjadi rupture pada “cap” atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu
situasi yang tidak stabil dan berbagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest
atau Infark miokard. Dengan terpaparnya sis plak dengan darah akan memicu
serangkaian proses platelet agregasi yang pada akhirnya akan menambah obstruksi dari
lumen pembuluh darah tersebut.
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolic, lalu
kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombang
ST-T) dan akhirnya timbul keadaan infark miokard.
- Angina stabil : bila obstruksi pada arteri koroner ≥75%
- Unstable angina : bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utama

2.6 Manifestasi Klinis

1. Nyeri dada > 30 menit intensif dan menetap, tidak hialng dengan istirahat
2. Mual dan muntah
3. Berkeringat, pasien gelisah, takut, muka pucat akibat vasokonstrik simpatis
4. Takikardi akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
5. Nyeri dada di bagian bawah sternum dan perut atas secara tiba-tiba dan spontan
6. Perasaan lemas berkaitan dengan penurunan darah ke otot rangka
7. Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan
aldosteron dan ADH (Arif Mansjoer, 2001)

2.7 Komplikasi

Perluasan infarik dan iskemia pasca infarik, aritmia (sinus takikardia, supraventrikuler
takikardia, aritmua ventricular, gangguan konduksil, disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri)
hipotensi dan syok, infark ventrikel kanan, defek mekanik, rupture miokard, aneurisma ventrikel
kiri, perikarditis dan trombus.

2.8 Pemeriksaan Diagnostik

1. Tekanan darah mungkin turun atau netral tergantung luasnya kerusakkan jantung
2. EEG : elevasi segmen ST diikuti perubahan sampai inverse gelombang T, kemudian
muncul peningkatan gelombang dan minimal di dua sadapan.
3. Echocardiogram : digunakan untuk evaluasi lebih jauh dari mengenal fungsi jantung
khususnya fungsi ventrikel.
4. Kolesterol/trigliserida serum meningkat
5. Kadar mioglobin di dalam darah meningkat
6. Peningkatan enzim dan isoenzimnya merupakan indikator spesifik infark miokard akut.
7. Peningkatan LED terjadi lebih lambat, mencapai puncaknya dalam 1 minggu dan dapat
bertahan 1-2 minggu.
8. Rongen thorak mengetahui adanya kardiomegali (Brunner & Suddart, 2002)

2.9 Penatalaksanaan Medik

1. Istirahat total
2. Diet makanan lunak serta rendah garam
3. Pasang infuse dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena
4. Diberikan nitral untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan arteri
5. Oksigen 2-4 l/menit
6. Sedative sedang seperti diazepam 3-4x, 2-5 mg/hari.
7. Pada insomnia dapat ditambahkan fluratepam 25-30 mg
8. Morfin 2,5-5 mg atau petidin 25-50 mg untuk mengatasi nyeri
9. Resusitasi jantung paru bila terjadi fibrilasi jantung
(Corwin, 2001)
2.10 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan individu dan keluarga
3. Riwayat kesehatan individu secara umum sebelum sakit dan saat sakit sekarang
4. Pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Pemeriksaan fisik
1. Psikologis (cemas, takut, konsep diri)
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak bisa tidur, pola hidup menetap, jadwal olahraga
tidak teratur.
Tanda : takikardia, dispnea saat istirahat/aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat infark miokard sebelumnya, PJK, GJK, dan diabetes mellitus
Tanda : TD bisa normal/naik turun, nadi bisa normal, penuh atau tidak kuat/lemah,
kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, distrimit, bunyi jantung III/IV
menunjukkan gagal jantung, murmur : menunjukkan gagal katup, disfungsi otot pada
pilar, friksi : dicurigai perikarditias, irama jantung /; dapat teratur/tidak. Edema :
distensi vena jugularis, edema perifer, edema umum, krekels terjadi pada gagal
jantung/ventrikel. Warna : pucat/sianosis (kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane
mukosa dan bibir)
3. Integritas ego
Gejala :takut mati, perasaan ajal sudah dekat, kuatir tentang keluarga, kerja dan
keuangan.
Tanda : menyangkal, cemas, gelisah dan marah
4. Eliminasi
Gejala : mual, kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan, bising usus menurun
5. Hygiene
Gejala/tanda : sulit melakukan perawatan diri
6. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut saat bangun/sewaktu tidur
Tanda : perubahan mental, kelemahan dan nyeri
7. Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada tiba-tiba, tidak hilang dengan istirahat, lokasi-lokasi takikardi
pada dada arterior, substernal, dapat menyebar ke tangan, bahu, wajah.
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang,
kehilangan kontak mata, menarik diri.
8. Pernafasan
Gejala : dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa
sputum, riwayat merokok.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, pucat, siabnosis, bunyi nafas
bersih/krekels, mengi, sputum merah jambu.
(Doengoes, 2000)

B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhungan dengan berkurangnya aliran darah jantung


2. Ansietas berhubungan dengan takut akan kematian
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan turunnya kontraksi jantung
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan membrane kapiler alveolar

(Brunner & Suddart, 2002)

C. Intervensi keperawatan

1. Nyeri berhungan dengan berkurangnya aliran darah jantung


Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan maslah teratasi
dengan criteria hasil : ekspresi nyeri biasa, menyatakan nyeri dada menghilang, mudah
bergerak, rileks.
Intervensi Rasional
- Pantau karakteristik nyeri - Merupakan dasar pengkajian dan
pedoman intervensi selanjutnya
- Observasi isyarat ketidaknyamanan - Membantu menegaskan indikator
nonverbal ketidaknyamanan
- Berikan lingkungan yang tenang dan - Menurunkan rangsangan memicu nyeri
nyaman
- Bantu melakukan tehnik relaksasi - Membantu mengurangi nyeri,
nonfarmakologik
- Berikan obat analgesik - Menurunkan nyeri hebat dan mengurangi
kerja miokad

2. Ansietas berhubungan dengan takut akan kematian


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bisa terhatasi
dengan krireia hasil : menyatakan kecemasan berkurang, mengungkapkan perasaannya,
mengekspresikan perasaan positif.
Intervensi Rasional
- Panta tanda dan gejala ansietas - Mengetahui tingkat ansietas pasien
- Dengarkan keluhan pada pasien dengan - Meningkatkan rasa aman dan nyaman
penuh perhatian pasien
- Berikan informasi tentang penyakit dan - Mengurangi ansietas
prognosis klien
- Berikan hipnotik (kalium, ativon, - Meningkatkan istirahat dan menurunkan
dalmane) sesuai indikasi ansietas

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan


kebutuhan
Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah
dapat teratasi dengan criteria hasil : menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas,
menyeimbangkan aktivitas dan istirahat, tingkat daya tahan adekuat.
Intervensi Rasional
- Kaji respon emosional, sosial dan - Mengetahui tingkat toleransi terhadap
spiritual terhadap aktivitas aktivitas
- Pantau respon kardiorespiratori terhadap - Mengindikasikan program obat dan
aktivitas pemberian oksigen tambahan
- Batasi rangsangan lingkungan - Mamfasilitasi relaksasi
- Ajarkan pasien pengaturan aktivitas - Mencegah keluhan
- Kolaborsi dengan terapi okupasi - Merencanakan dan memantau program
aktivitas
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan turunnya kontraksi jantung
Tujuan :etelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan masalah bisa
teratasi dengan criteria hasil : Edema perifer tidak ada, tidak ada distensi vena jugularis,
Distes tidak ada.
Intervensi Rasional
- Pantau tanda kelebihan cairan - Mengetahui adanya edema perifer
- Auskultasi bunyi paru - Mengetahui adanya suara tambahan
- Ubah posisi pasien tiap 2 jam - Menurunkan sirkulasi perifer
- Instruksikan tentang mempertahankan - Memantau keseimbangan asupan dan
keadekuatan asupan dan pengeluaran pengeluaran
- Berikan oksigen tambahan - Meningkatkan suplai oksigen
- Berikan obat anti aritmia - Menurunkan kontraktilitas koroner

5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan membrane kapiler alveolar


Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan diharapkan maslah keprawatan bisa
teratasi dengan criteria hasil : dada perifer kuat dan simetris, tidak ada edema perifer dan
asites, tidak ada angina/nyeri, tidak ada bunyi nafas tambahan.
Intervensi Rasional
- Pantau nyeri dada - Mengetahui tingkat kenyamanan
- Observasi adanya perubahan segmen ST - Mengetahui tingkat/luasnya infark
- Tingkatkan istirahat - Meningkatkan pertukaran gas
- Hindari pengukuran suhu rectal - Mengurangi keakuratan
- Hindari melakukan maneuver valsava - Mengurangi kontraksi kuat pada jantung
(mengejan) pada psien
- Jelaskan pembatasan asupan kafein, - Mencegah konteraksi kuat pada jantung
natrium, kolesterol dan lemak
BAB III

PEMBAHASAN

FORMAT PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 25 November 2015

Jam : 09.15

Diagnosa masuk :

No. MR :-

A. DATA UMUM
Identitas pasien
Nama : Tn. MY
Usia : 85 tahun
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku :
Agama : Islam
Alamat :
Diagnosa : Iskemik Heart Disease
Keluhan utama : Tidak terkaji

B. PENGKAJIAN PRIMER

1. Airway (A) :
Tidak ada sumbatan/obstruksi jalan nafas, jalan nafas paten, tidak ada suara nafas
tambahan.
2. Breathing (B) :
Gerakkan dada simetris, irama nafas cepat, pola nafas tidak teratur, ada retraksi otot dada,
ada sesak nafas, RR: 26x/i, terpasang oksigen 8 ml.
3. Circulation (C) :
Nadi teraba 87x/i, tidak ada sianosis, CRT 4 detik, tidak ada pendarahan, akral teraba
dingin, ada edema ditangan dengan kedalaman ½ cm, edema di kaki dengan kedalaman 1
cm.
4. Disability (D) :
Kesadaran somnolen, GCS 9 : E: 4, M: 4, V:1, reflek cahaya ada, ukuran pupil 2/2.

C. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU :

Tidak terkaji

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

Tidak terkaji

E. PEMERIKSAAN FISIK :

Keadaan Umum : Somnolen


Kesadaran/GCS : Somnolen/9
Tekanan darah : 183/77 mmHg Nadi : 87x/i
Pernafasan : 26x/i Suhu : 360 Celcius
1. Kepala
a. Rambut
Rambut pendek, pertumbuhan rambut tidak merata, rambut bersih.
b. Mata
Reaksi pupil +/+, ukuran 2/2
c. Hidung
Terpasang oksigen 8 ml, tidak ada perdarahan, sinusitis tidak terkaji, gangguan
penciuman dan malformasi tidak terkaji, bentuk hidung simetris.
d. Mulut
Kebersihan mulut tidak terkaji, terpasang oksigen, tidak terpasang ETT, gangguan
oengecapan tidak terkaji.
e. Gigi
Tidak terkaji
f. Telinga
Telinga bersih, tidak ada perdarahan, tidak terpasang alat bantu, tidak ada infeksi,
tidak ada gangguan pendengaran.
2. Leher
Tidak ada perbesaran KGB, kaku kuduk tidak terkaji, tidak terpasang trakeostomi.
3. Dada
a. Inspeksi : bentuk simetris, normo chest, tidak ada jejas, gerakkan dada
simetris, menggunakan otot bantu pernafasan.
b. Palpasi : tidak ada nyeri, tidak ada krepitasi, tidak ada fraktur iga
c. Perkusi : Sonor, tidak ada perbesaran jantung
d. Auskultasi : suara vesicular di semua lapang paru, Terdengar bunyi Lup Dup
pada saat diauskultasi.
4. Tangan
Tangan utuh, tidak ada luka lecet, tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger, akral
teraba dingin, tidak ada fraktur, ada edema dengan kedalaman ½ cm.
5. Abdomen
a. Inspeksi :Tidak ada jejas di abdomen, tidak ada perbesaran abdomen dan
tidak ada ikterik
b. Palpasi : terasa kenyal, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
c. Perkusi : tidak terkaji
d. Auskultasi : ada bising usus, 4x/menit
6. Genetelia
Terpasang kateter, tidk ada perdarahan
7. Kaki
Tidak ada fraktur, tidak ada malformasi, ada edema di kaki dengan kedalaman 1 cm, ada
luka dikaki, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada sianosis, akral teraba dingin.
8. Punggung
Ada dekubitus di belakang bahu kanan, tidak ada infeksi.

F. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Istirahat total
G. NUTRISI, CAIRAN DAN ELIMINASI

Diit MC extra putih telur, IVFD: NaCl 0,9 : 1000 ml, infuse kitmil 1 fls/hari. Kateter urin 198
cc.

Pemeriksaan penunjang

Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai normal


25 november
2015

Terapi Medikasi

Tanggal Obat Dosis Kegunaan


25 Meropenem 2x1 gr(Hr 4)
november Ozid 1x1 fls
2015 citicolin 2x500mg
Cernefit 1x1 (Drip)
parasetamol 3x1000 mg k/p
valsarton 1x160 mg
renosteril 3x2 tab
CPG 1x75 mg
aspilet 1x80 mg
Adalat aros 1x30 mg
Decubal salp 2x/hari (habis mandi)
IVFD NaCl 0,9 12 tts/menit Terapi cairan
FORMAT ANALISA DATA

No Data Penunjang Kemungkinan Penyebab Masalah


1 DS : - Pompa jan tung tidak adekuat Pola nafas tidak
DO : ↓ efektif
 Klien terlihat sesak Kekurangan oksigen di tubuh
 TTV ↓
TD : 183/77 mmhg Sesak
RR: 26 x/i ↓
Nadi: 87 x/i Pola nafas tidak efektif
2 DS : - Pompa jantung tidak adekuat Penurunan curah
DO: ↓ jantung
 Edema ekstermitas Aliran balik tidak adekuat
atas ½ cm, bawah 1 ↓
cm Edema ekstremitas

Penurunan curah jantung
3 DS : - Pompa jantung tidak adekuat Inefektif perfusi
DO: ↓ jaringan
 Akral dingin Darah keseluruh tubuh ↓
 CRT 4 detik ↓
 Kesadaran Kesadaran ↓, akral dingin,
somnolen CRT > 2 detik

 GCS : 9 ↓

 Suhu: 360C Inefektif perfusi jaringan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Inefektif pola nafas berhubungan dengan


2. Inefektif perfusi jaringan berhubungan dengan
3. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Nama Pasien : Tn. MY Nama Mahasiswa : Kelompok 3


2. Ruang : CVCU No.MR :

No Diagnosa Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Inefektif pola Setelah dilakukan tindakan - Evaluasi frekuensi pernafasan - Respon pasien bervariasi
nafas keperawatan 1x24 jam diharapkan - Auskultasi bunyi nafas - Menunjukkan status ventilator
sesak berkurang dengan KH: - Atus posisi semifowler - Merangsang fungsi pernafasan
Klien tidak sesak, RR normal - Observasi penyimpangan - Mencegah ekspansi lengkap
dada - Menunjukkan kongesti paru
- Observasi karakter batuk
2 Penurunan Setelah dilakukan tindakan - Pantau tanda kelebihan cairan - Mengetahui adanya edema perifer
curah jantung keperawatan 1x24 jam diharapkan - Auskultasi bunyi paru - Mengetahui adanya suara tambahan
bd turunnya penurunan curah jantung teratasi - Ubah posisi pasien tiap 2 jam - Menurunkan sirkulasi perifer
kontraksi dengan KH: - Instruksikan tentang - Memantau keseimbangan asupan dan
jantung Edema ektremitas bekurang mempertahankan pengeluaran
keadekuatan asupan dan - Meningkatkan suplai oksigen
pengeluaran - Menurunkan kontraktilitas koroner
- Berikan oksigen tambahan
- Berikan obat anti aritmia
3 Inefektif Setelah dilakukan tindakan - Evaluasi status mental - Indikator menunjukkan emboli
perfusi keperawatan 1x24 jam diharapkan - Selidiki nyeri dada - Emboli arteri mempengaruhi jantung
jaringan bd perfusi jaringan teratasi dengan - Observasi ekstremitas dan organ vital lainnya
penurunan KH: - Tingkatkan tirah baring - Ketidakefektifan/tirah baring lama
kontraksi GCS normal, kesadaran mnecetuskan statis vena
jantung meningkat, CRT < 2 detik, akral - Dapat membantu mencegah
hangat pembentukkan atau migrasi emboli.
4. CATATAN PERKEMBANGAN

1. Nama Klien : Tn. MY Diagnosa Medis : Iskemik Heart Disease


2. Ruang : CVCU No. MR :-

No Diagnosa Keperawatan SOAP Paraf


1 Inefektif pola nafas S : -
O : Tampak sesak, RR 26x/i
berhubungan dengan
A:-
P : Pertahankan posisi, pertahankan oksigenisasi
2 Penurunan curah jantung S:-
O : Edema ektremitas, pitting edema atas ½ cm, bawah 1 cm
A:-
P : Pertahankan posisi
3 Inefektif perfusi jaringan S:-
O : akral dingin, CRT 4 detik, suhu 360c
berhubungan dengan
A:-
P : selimuti pasien
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi yang semua mempunyai kesamaan
ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen, yang disebabkan oleh terlapisnya suatu
plak ateroskerotik dari aslah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut dibagian hilir yang
menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut.
Dengan manifestasi yang khas yaitu Nyeri dada > 30 menit intensif dan menetap, tidak hilang
dengan istirahat. Jika tidak diatasi akan mengakibatkan infark miokard.

Penatalaksanaan yang dapat dialkuakan pada pasien IHD ini adalah diantaranya istirahat
total, diet makanan lunak serta rendah garam, pasang infuse dekstrosa 5% untuk persiapan
pemberian obat intravena, diberikan nitral untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan
arteri, Oksigen 2-4 l/menit.

4.2 Saran

1. Diahrapkan dengan adanya makalah ini menambah wawasan pembaca tentang penyakit
jantung
2. Diharapkan dengan adanya makalah ini, para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Dengan adanya makalah ini, dapat mendorong pembaca untuk menulis karya baru yang
berhubungan dengan penyakit jantung.
DAFAR PUSTAKA

Corwin J,Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Ed 3. Jakarta: EGC.

Doenges dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.Ed 3.Jakarta: EGC.

Mutaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Mutaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Ed 2. Jakarta : EGC.

Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai