Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sektor perindustrian seiring dengan kemajuan pengetahuan dan
teknologi memberikan tantangan yang terus berubah untuk perusahaan.
Sektor industri pangan terus mengalami inovasi produk yang dapat
menembus pasar yang luas. Dengan iklim usaha yang semakin kompetitif
namun daya beli masyarakat yang menurun mengakibatkan kondisi yang
kurang menguntungkan bagi pelaku bisnis. Salah satu industri besar yang
masih bertahan dan terus bersaing adalah PT. Nissin Biscuit Indonesia. PT.
Nissin Biscuit Indonesia telah memproduksi berbagai macam produk biscuit
dan wafer yang berkualitas tinggi dengan standar jaminan mutu yang
berkelas.
Dengan hadirnya PT. Nissin Biscuit Indonesia ini pula lah yang
mendorong timbulnya usaha baru di berbagai bidang untuk memasarkan
produk sejenis. Dengan demikian persaingan bisnis pun terjadi dan tantangan
perusahaan pun terus berkembang. Perekonomian global terus mengalami
perubahan yang cepat, ide baru yang inovatif menjadi target utama dalam
perkembangan perusahaan. Dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang,
industry pangan dan minuman mengalami perkembangan yang positif. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya produk makanan ringan dan minuman yang
tersedia di pasaran, seperti bentuk makanan ringan dengan bentuk biscuit dan
wafer, juga banyak merek – merek makanan ringan yang di jual dipasaran.

1.2 Tujuan Penulisan


Dari kegiatan Kunjungan Industri yang dilakukan pada tanggal 13-14
November 2019 di PT Nissin Biscuit Indonesia, maka berikut kami paparkan
tujuan dari penulisan laporan ini:
1.2.1 Profil PT. Nissin Biscuit Indonesia
1.2.2 Visi dan Misi PT. Nissin Biscuit Indonesia
1.2.3 Susunan Organisasi PT. Nissin Biscuit Indonesia
1.2.4 Laporan Hasil Kegiatan

1
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari kunjungan industri, yaitu:
1. Mendapatkan tambahan wawasan mengenai dunia kerja yang berkaitan
dengan perindutrian
2. Sebagai bekal persiapan untuk menempuh dunia kerja di masa yang akan
datang.
3. Supaya kita dapat mengetahui tentang bagaimana cara berproduksi di
dalam sebuah perusahaan dengan baik dan benar.

1.4 Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Kunjungan Indusri Perusahaan di PT Nissin Biscuit
Indonesia yaitu pada hari Rabu dan Kamis, 13 – 14 November 2019.

1.5 Lokasi Pelaksanaan


Pelaksanaan Kunjungan Industri Perusahaan yaitu berada di PT Nissin
Biscuit Indonesia, Semarang. Alamat: JL. Raya Semarang Salatiga Km. 23
Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah Indonesia.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan Umum


PT. Nissin Biscuit Indonesia mengawali produksi komersial pertama
pada Januari 1977 di atas lahan seluas sekitar 8 hektar. Produk-produk
pertama yang dihasilkan adalah biskuit Butter Coconut, Frychip, Madu,
Aynako dan Longer Stick. Seiring dengan berjalannya waktu, PT. Nissin
Biscuit Indonesia telah memproduksi beragam jenis biskuit, kukis, krekers,
wafer dan snack dengan merek Nissin, Monde dan Khong Guan.
Dalam menghadapi persaingan di industri makanan yang semakin ketat,
PT. Nissin Biscuit Indonesia selalu bertekad untuk menyajikan produk yang
berkualitas melalui inovasi yang selalu berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan
meliputi jenis produk, mesin, proses dan kemasan.
PT. Nissin Biscuit Indonesia saat ini telah memiliki sekitar 700 orang
karyawan yang turut mendukung kualitas produknya. Dengan dukungan
inovasi, sumber daya manusia dan teknologi, sampai dengan saat ini PT.
Nissin Biscuit Indonesia terus berkembang dan berhasil memproduksi
berbagai merek biscuit yang telah menjadi pemimpin pasar.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


2.2.1 Visi
Bertekad menjadi produsen biskuit terbaik.
2.2.2 Misi
Memproduksi biskuit yang bergizi tinggi, higienis dan berkualitas
dengan citarasa tinggi serta terjamin mutunya bagi pelanggan dengan
cara terbaik yang dikembangkan oleh sumber daya manusia yang unggul
melalui teknologi yang modern.

3
2.3 Susunan Organisasi
PT. Nissin Biscuit Indonesia mempunyai susunan organisasi seperti berikut:
a. General Manager
Sebagai pimpinan tertinggi dan dan penanggung jawab umum.
Tugasnya mengelola kegiatan yang ada di PT. Nissin Biscuit Indonesia
dengan melakukan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan.
b. Manager
Tugasnya sama dengan general manager yaitu melakukan fungsi-
fungsi manajemen, selain itu juga menentukan kebijakan dengan
persetujuan general manager.
c. Manager Produksi
Tugas manager produksi adalah hal-hal yang berkaitan dengan
proses dan hasil produksi, antara lain:
1) Merencanakan besarnya volume produksi.
2) Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi secara keseluruhan.
3) Bertanggung jawab atas hasil produksi yang dihasilkan, baik kualitas
maupun kuantitas.
4) Mempelajari kemungkinan-kemungkinan pengembangan produk baru.
5) Mengkoordinir dan memimpin bagian produksi untuk membuat
rencana produk dan pelaksanaan serta pengadaan bahan baku dan
bahan penolong.
6) Melakukan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian kualitas produk.
d. Manager Teknik
Tugasnya mengawasi penggunaan mesin-mesin dalam proses
produksi supaya selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
e. Manager Personalia
Tugasnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan karyawan
antara lain mengkoordinir, mengawasi, dan mengarahkan, serta memimpin
tenaga kerja, mengadakan pelatihan untuk karyawan, melaksanakan
program pengupahan dan kesejahteraan karyawan, merencanakan promosi
yang tepat untuk perusahaan, dan melakukan pengadaan/penarikan
karyawan.

4
f. Manager Pembelian
Tugasnya adalah menentukan kualitas bahan baku yang digunakan
perusahaan, merencanakan kebutuhan bahan yang akan datang, serta
melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
g. Manager Pemasaran
1) Mempelajari potensi dan situasi daerah pemasaran.
2) Mengadakan hubungan dengan pembeli/calon pembeli.
3) Menentukan target penjualan dan merealisasikannya.
4) Menentukan target penjualan dan pemasaran.
5) Melaporkan kegiatan pada General Manager.
h. Supervisor
Supervisor bertugas mengawasi jalannya proses produksi yang
dilakukan oleh buruh pabrik.
i. Sales
1) Menawarkan produk kepada pembeli.
2) Bertugas meminta barang di gudang.
3) Membuat laporan stock dan laporan penjualan.
4) Mengirimkan barang yang sudah dipesan.
5) Mengambil barang cacat yang diretur.

Gambar 1. Bagan Susunan Organisasi PT. Nissin Biscuit Indonesia

5
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan kunjungan industri di PT Nissin Biscuit
Indonesia ini dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, 13-14 November 2019
yang diikuti oleh seluruh siswa SMK Nurul Islam Larangan, dan beberapa
guru SMK Nurul Islam Larangan.
PT Nissin Biscuit Indonesia Semarang mempunyai gedung yang luas,
nyaman, dan juga asri, sehingga pengunjung pun akan merasa betah disana
karena dalam proses kunjungan pun selalu disuguhi oleh hal-hal yang menarik
pengunjung, yaitu seperti adanya kolam yang berisi ikan-ikan hias dan juga
terdapat air mancur pada halaman depan perusahaan, lalu ada taman hijau
yang berada di dalam perusahaan sehingga membuat kita terkesan dan nyaman
bila melihat dan melewatinya.

3.2 Hasil Kegiatan


Dari kegiatan kunjungan industri di PT Nissin Biscuit Indonesia, kami
akan menjelaskan tentang beberapa hasil dari kegiatan pengamatan kunjungan
industry, yaitu antara lain:
3.2.1 Quality Control
a. Bahan Baku
Pengendalian mutu bahan baku meliputi pengujian sampel
bahan dan pemeriksaan kelengkapan dokumen. Pengujian
terhadap sampel bahan dilakukan sesuai parameter mutu masing-
masing bahan untuk mengetahui kesesuaiannya terhadap standar.
b. Higienitas Personal
Untuk menjaga kualitas proses dan produk, tenaga kerja
diwajibkan mengenakan pakaian, perlengkapan kerja dan alat
perlindungan diri yang sesuai, misal topi, masker, dan sebagainya.
Sejumlah prosedur dan standar sanitasi juga diterapkan untuk
mencegah kontaminasi dari personel.

6
c. Proses dan Produksi
Pengendalian mutu juga dilakukan sepanjang proses dari
bahan baku hingga produk jadi sesuai parameter dan standar yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, akan dihasilkan produk dengan
kualitas yang terstandar dan konsisten.
d. Sanitasi Peralatan dan Lingkungan Kerja
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem produksi,
prosedur sanitasi yang terjadwal juga diterapkan untuk menjaga
kebersihan peralatan dan lingkungan kerja, sehingga kontaminasi
dari peralatan dan lingkungan kerja terhadap produk dapat
dihindarkan.

3.2.2 Quality Commitment


PT Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi produk
yang berkualitas dan bergizi, maka Nissin turut memberikan
kontribusinya untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu,
pengawasan mutu produk menjadi salah satu prioritas utama.
Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup
penggunaan bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih
dalam proses produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi
Makanan yang Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP
(Saritation Standard Operating Produce), dan HACCP (Hazard
Analytical Critical Control Point), Standar mutu ISO 2200:2005 untuk
kualitas dan keamanan produk juga telah diterapkan dengan proses
produksi disertai dengan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk Nissin telah
memenuhi kaidah halal & aman dikonsumsi.
3.2.3 Pengelolaan Produksi
a. Pencampuran (Mixing)
Semua bahan yang telah siap untuk diolah, akan dicampur
sehingga berubah menjadi adonan.
b. Penggilingan
Jika adonan biskuit telah siap, maka proses selanjutnya
yaitu menggiling adonan sehingga adonan menjadi berbentuk lebih

7
kecil dan siap untuk dipotong.
c. Pemotongan (cutting) dan pencetakan
Proses selanjutnya yaitu pemotongan bahan adonan yang
sebelumnya telah digiling lalu adonan dicetak sesuai dengan
bentuk biskuit dari PT Nissin Biscuit.
d. Inspeksi 1
Dilakukan oleh pengawasan kinerja mesin yang digunakan
dalam pemotongan roti sehingga mencapai ketebalan seperti yang
diinginkan. Pengawas ini dilakukan karena terkadang program
yang telah diatur dalam komputer mesin pemotongan berubah
dengan sendirinya. Misalkan pada mesin telah diatur pengaturan
pemotongan ketebalan adonan adalah 13,5 mm, tetapi terkadang
setelah beberapa waktu pengaturan ketebalan pada mesin bisa
berubah dengan senirinya menjadi 12,5 mm. Perbedaan yang
mungkin hanya 1 mm itu memang sekilas terlihat sepele, namun
dalam produksi roti mempunyai efek yang besar antara laindengan
perbedaan ketebalan seperti yang telah direncanakan, maka dapat
membuat roti patah sebelum dikemas. Masalah kinerja mesin ini
disebabkan karena berbagai faktor antara lain arus listrik yang naik
turun dan usia mesin itu sendiri yang sudah tua, sehingga untuk
mengatasinya setiap kurang lebih 15 menit sekali dilakukan
pengawasan/pemeriksaan ulang pada mesin untuk memastikan
program pengaturan pemotongan ketebalan roti tidak berubah.
Demikian juga halnya dengan pengawasan yang dilakukan pada
mesin percetakan roti. Mesin pencetakan roti harus diperiksa
apakah dalam melakukan pencetakan bahan sudah sesuai dengan
yang diinginkan.
e. Pemanggangan
Adonan yang telah dipotong dan dicetak, selanjutnya akan
dipanggang hingga matang dan menimbulkan aroma yang sedap.
f. Inspeksi 2
Dilakukan untuk mengawasi dan memeriksa apakah
pembumbuan yang dilakukan telah terlaksana dengan benar

8
sehingga aroma dan rasa roti sesuai dengan standar produkyang
ditetapkan oleh perusahaan. Pengawasan juga mencakup quality
roti crispy crakers, yaitu memastikan bahwa roti akan dikemas
dalam kondisi baik, tidak patah, dan pembumbuan yang dilakukan
telah terlaksana dengan benar.

PT Nissin Biscuit dalam memproduksi produk rotinya


secara keseluruhan sangat memperhatikan kualitas yang terdapat
dalam produknya, seperti rasa dan aroma roti harus sesuai dengan
standar yang ditetapkan, roti yang dijual pada konsumen tidak
patah atau rusak, dan roti yangs elesai diproduksi harus dalam
keadaan renyah. Pengendalian kualitas yang diterapkan PT Nissin
Biscuit sekarang ini masih menggunakan metode konvensional,
artinya hanya ada pengawas atau mandor yang tugasnya hanya
mengawasi proses produksi para pekerja agar bekerja dengan
penuh kedisiplinan. Tidak ada / belum ada metode pengendalian
kualitas yang moderen yang diterapkan di perusahaan ini. Hal ini
sebenarnya sangat ironi mengingat PT Nissin Biscuit merupakan
perusahaan yang sangat besar dan telah merambah pangsa pasar
hampir di seluruh Indonesia dan bahkan hampir merambah pangsa
Internasional. Penyebab hal ini mungkin saja adalah jumlah
kerugian akibat adanya produk cacat yang terjadi di perusahaan ini
bila dihitung secara finansial masih kalah dari jumlah laba yang
dihasilkan dari penjualan produknya.
g. Packaging
Adonan biskuit yang telah dioven atau dipanggang dalam
mesin, maka selanjutnya adonan yang telah jadi akan di packing ke
dalam wadah. Ini dilakukan oleh mesin yang sudah dijalankan oleh
operator.

9
Alur Proses Produksi Crispy Crakers

Keterangan: (alur proses produksi ini terjadi dalam satu ruangan)


1. Mesin mixing section
2. Mesin cutting section
3. Mesin backing section
4. Packing section

Semua alat atau mesin di atas bekerja menurut urutan yang


pasti dan dengan tempo waktu yang konstan menurut ban
convenyor yang berjalan. Ban convenyor ini menghantarkan
adonan yang sudah jadi di section 1 menuju ke section 2. Setelah
dicetak berupa lembaran tipis, adonan tersebut dipotong-potong
dan dihantarkan dengan convenyor menuju ke section 3. Di section
3 ini, potongan adonan tersebut dipanggang hingga menjadi roti
yang matang kemudian diantarkan untuk masuk ke section 4. Di
section 4 ini roti-roti tersebut ditata dan di packing menurut ukuran
spesifikasi produknya.

3.3 Laporan Kegiatan


3.3.1 Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
Sistem Pengelolaan SDM yang diterapkan di Perusahaan
PT.NISSIN ini menggunakan bentuk kerja sama serikat kerja, serta
menggunakan Sistem Otodidak. Dalam UUD no.22 Th 2000, telah
dikeluarkan bentuk kerja sama dalam bentuk PKB (Yang mengatur
hal- hal yang spesifik tentang bentuk kerja sama serikat kerja).
Sistem produksi dalam pengelolaan SDM membutuhkan 7
departement yang saling bekerja sama. PT NISSIN juga

10
menerapkan 4 prinsip dalam system pengelolaan SDM dalam
melaksanakan pekerjaan karyawan yang meliputi, perencanaan
kualitas dan kuantitas SDM serta kegiatan perancangan pekerjaan
bagi SDM (Job Design).
Perencanaan kualitas ini meliputi tingkat pendidikan, skill,
pengalaman, usia dan lain-lain untuk masing-masing jabatan dalam
struktur organisasi tersebut. Setelah mengetahui kebutuhan kualitas
karyawan, maka kita membuat perencanaan kuantitas adalah
merancang berapakah batas minimal jumlah karyawan kita di
masing-masing jabatan dan wilayah kerja. Setelah itu, baru kita
membuat job discription dari masing-masing jabatan/posisi sesuai
dengan struktur organisasi perusahaan. Bagian ini meliputi
rekruitment, seleksi dan penempatan.
Rekruitment pada dasarnya merupakan aktivitas untuk
mencari dan memperoleh pekerjaan yang terdapat di dalam
perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan kualitas yang
ditentukkan dan sesuai dengan ciri intrapreneurship. Mengingat
rekruitment adalah bidang yang sangat penting, karena rekruitment
adalah “pintu gerbang” kita guna mewujudkan SDM pekerja
berpengetahuan, maka harus dibuat sistem rekruitment yang sangat
efektif dan efisien. Aktivitas berikutnya setelah rekruitment adalah
penempatan karyawan di posisi masing-masing.
Sebelum mulai kerja, mereka diberikan orientasi pekerjaan
yang menjelaskan secara rinci dan runtut apa saja yang harus
mereka kerjakan dan dengan siapa-siapa mereka harus
berhubungan dan berkomunikasi. Bidang ini meliputi
pengembangan karier (penugasan) dan pengembangan kemampuan
kerja. Pengembangan karier berkaitan dengan penyusunan jalur
karier yang merupakan urut-urutan posisi (jabatan) sesuai dengan
struktur organisasi. Sedangkan pengembangan kemampuan kerja
adalah cara-cara kita untuk meningkatkan kemampuan
karyawan baik secara informal maupun formal.

11
3.3.2 Bidang Manajemen Operasional dan Produksi
Manajemen operasi dan produksi merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (sering
disebut dengan faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses
transformasi bahan mentah dan renaga kerja menjadi berbagai
produk atau jasa. Para manajer produksi dan operasi mengarahkan
berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai
keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat
tertentu sesuai dengan permintaan konsumen (Handoko, 2004).
PT Nissin Biscuit Indonesia merupakan salah satu
perusahaan yang berkaitan dengan pertanian yang memiliki
kredibilitas dan mampu mengakomodasi materi praktik Manajemen
Operasi dan produksi. Jenis bangunan PT Nissin Biscuit Indonesia
ialah bangunan bertingkat, karena bangunan ini terdiri dari beberapa
tingkatan pada gedungnya. PT Nissin Biscuit Indonesia memiliki
mesin-mesin tersendiri bila memproduksi produk yang berbeda.
Sehingga setiap produk memiliki tempatnya tersendiri. Layout
yang digunakan pada pabrik di PT Nissin Biscuit Indonesia layout
produk atau bisa disebut layout garis.
Pemilihan lokasi dan fasilitas produksi pada PT Nissin
Biscuit Indonesia dipengaruhi oleh letak konsumen atau pasar,
lingkungan masyarakat, letak sumber tenaga kerja, sumber bahan
baku dan tersedianya fasilitas transportasi. Metode dalam
penentuan lokasi dan fasilitas produksi dipilih oleh PT Nissin
Biscuit Indonesia berdasarkan metode transportasi dengan
mempertimbangkan kebutuhan permintaan konsumen dan jumlah
tenaga kerja terbatas karena lokasi yang dahulu jauh dari
pemukiman, harga tanah yang murah, serta lokasi yang jauh dari
pasar. Hambatan yang dialami PT Nissin Biscuit Indonesia yaitu
sulitnya untuk menambah faktor produksi, misalnya seperti
perluasan areal pabrik untuk mendukung kegiatan produksi.
Berikut ini adalah Proses Produksi produk PT. Nissin Biscuit:

12
a. Bahan baku yang datang dari pemasok disimpan di gudang
bahan baku setelah melalui proses pemeriksaan dokumen dan
pengujian sampel bahan. Penyimpanan bahan baku di gudang
dilakukan dengan sistem FIFO (First In First Out) sehingga
rotasi stok bahan baku dapat berlangsung dengan baik.
b. Sebelum bahan baku digunakan dalam proses produksi,
dilakukan proses penimbangan sesuai formula dari masing-
masing produk. Hal ini akan memastikan bahan baku yang
masuk dalam proses produksi sesuai dengan takaran yang tepat.
c. Sebelum diproses lebih lanjut, bahan-bahan baku yang
berbentuk tepung (misalnya tepung terigu, gula halus, susu
bubuk dan lain sebagainya) terlebih dahulu diayak guna
memperoleh ukuran partikel yang sesuai. Proses pengayakan
memastikan tidak ada bahan baku yang menggumpal saat
masuk ke tahap pencampuran.
d. Proses pencampuran dilakukan dengan kecepatan dan waktu
yang terstandar, dengan tujuan memperoleh campuran adonan
yang homogen dan konsistensi yang sesuai dengan yang
diinginkan, sehingga adonan yang dihasilkan siap untuk
diproses pada tahapan proses berikutnya.
e. Untuk produk-produk tertentu yang menggunakan yeast dalam
pembuatannya, dibutuhkan tahap fermentasi dengan suhu,
kelembaban dan waktu tertentu untuk memberi kesempatan
pada yeast untuk berkembangbiak. Setelah waktu fermentasi
selesai, adonan siap diproses ke tahap pembentukan.
f. Pembentukan biskuit umumnya didahului dengan proses
pembentukan lembaran adonan dengan ketebalan tertentu.
Selanjutnya lembaran adonan dipotong / dicetak hingga
menjadi kepingan adonan yang siap dipanggang. Selain itu, ada
pula beberapa metode pembentukan kepingan adonan yang
dilakukan tanpa melalui proses pembentukan lembaran adonan.
g. Setelah melalui proses pembentukan, kepingan adonan biskuit
dipanggang dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu

13
sehingga diperoleh biskuit matang yang berwarna kecoklatan.
h. Untuk jenis-jenis produk biskuit tertentu, setelah selesai proses
pemanggangan, dilakukan tahapan lanjutan, misalnya
penyemprotan dengan minyak nabati, penaburan dengan garam
dan bumbu tabur, pelapisan dengan krim, atau penyalutan
dengan coklat guna mendapatkan citarasa yang diinginkan.
i. Bahan pengemas yang umum digunakan untuk mengemas
biskuit adalah plastik, metalized plastic, tray plastik, cup kertas
dan kaleng, dengan kotak karton sebagai pengemas luarnya.
j. Produk jadi selanjutnya disimpan dalam gudang sambil
menunggu waktu untuk didistribusikan. Penyimpanan produk
jadi di gudang dilakukan dengan sistem FIFO (First In First
Out).
k. Produk selanjutnya didistribusikan melalui jaringan distribusi
sehingga dapat dengan mudah dijumpai oleh konsumen di
berbagai tempat penjualan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia, dan juga di beberapa negara lainnya.

3.3.3 Bidang Manajemen Pemasaran


a. Strategi Pemasaran
Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven
strategy adalah menjadikan pasar dan konsumen sebagai titik
awal dalam memformulasikan strategi.
Strategi pemasaran meliputi Segmentasi Produk, targeting,
positioning:
1) Segmentasi Produk
PT Nissin Biscuit merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi
berbagai macam produk biscuit, dimana salah satu
produknya adalah Biscuit Khong Guan. Biscuit Khong
Guan merupakan produk biscuit pertama di Indonesia yang
di kemas dalam kaleng dan telah dikenal oleh masyarakat
luas. Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya biscuit
dalam kemasan kaleng yang beredar di pasaran.

14
Berdasarkan data pada PT Nissin Biscuit terdapat lima
merek biscuit dalam kemasan kaleng yang beredar di
Indonesia selain yang di produksi oleh PT Nissin Biscuit,
yaitu Roma, Hatari, Tango, Selamat, Good Time.
PT Nissin Biscuit pada saat ini dihadapkan pada
berbagai saingan produk minuman ringan yang tidak hanya
dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan
berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat
perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi
pemasarannya.
Keberhasilan Nissin tidak lepas dari brand “biscuit
kaleng” dengan produk legendarisnya Khong Guan
Berikutnya Nissin semakin kuat karena jaringan
distribusi biscuitnya yang sangat kuat sampai di titik akhir
pelosok. Yang masih dipertahankan dari PT Nissin Biscuit
adalah upaya-upaya mempertahankan image secara above
the line. Upaya iklan di media masa, event, maupun
promosi yang akan terus membuat teh botol tertancap di
kepala konsumen masih dilakukan.
2) Targetting
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah
awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan
pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana
konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan
pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian
produk.
Target dari PT Nissin Biscuit adalah yang menyukai
makanan ringan sebagai cemilan dan orang-orang yang
membutuhkan jamuan untuk acara-acara yang mereka
adakan atau ketika waktu berkumpul bersama keluarga.
Diberikannya kemasan kaleng yang praktis dengan varian
jenisnya dan banyak tersedia di kios – kios yang ada di
pinggir jalan, mini market, took-toko kelontong bahkan

15
super market.Jadi jika ada konsumen yang membutuhkan
segera produk dari Nissin dapat mereka dapatkan dengan
mudah
3) Positioning
Nissin melakukan positioning dengan memberikan
kesempatan bagi masyarakat yang ingin melihat kegiatan
produksi dengan berkunjung ke PT Nissin Biscuit yang
berlokasi di Ungaran Semarang. Dengan lokasi yang
strategis tersebut diharapkan banyak masyarakat yang
berkenginan untuk berkunjung dan dapat menambah
kepercayaan masyarakat dengan produk dari PT Nissin
Biscuit. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari
Sosro dibandingkan para pesaingnya.
b. Strategi Distribusi
PT Nissin Biscuit merupakan salah satu contoh
perusahaan terbaik yang sukses mengolah makanan ringan
biscuit, salah satu produk yang dihasilkan adalah biscuit
dengan kemasan kaleng dengan produk legendarisnya Khong
Guan. Sukses pemasaran produk dan besarnya keuntungan
yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi distribusi
yang jitu dalam menjangkau pasar.Strategi penjualan yang
dilakukan Nissin adalah dengan mengembangkan saluran
distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan
availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada
kesetiaan pelanggan. Distribusi Nissin mencakup hampir
seluruh wilayah nasional mulai dari Kota Sabang sampai Kota
Merauke. Bahkan produk PT Nissin Biscuit diekspor ke
Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat
dan beberapa bagian di Benua Eropa. Sosro dikenal memiliki
jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai
pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan
keputusan distribusi. Ketersediaan (availability) menjadi kunci
sukses pemasaran. PT Nissin Biscuit kadang menerima

16
pesanan dari negara luar, sebelum mengerjakan pesanan pihak
PT Nissin Biscuit terlebih dahulu mempertimbangkan jumlah
biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk proses produksi, jika
sesuai maka PT Nissin Biscuit akan melakukan MoU dengan
pihak pemesan atau pihak yang ingin menjadi distributor
produk PT Nissin Biscuit di suatu negara tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kami membuat laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
berfungsi sebagai bukti bahwa kami telah mengikuti Kegiatan Kunjungan
Industri ke Semarang. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan wajib yang
memberikan suatu pembelajaran dan pengamatan langsung pada suatu
kinerja perusahan tersebut. Dengan adanya kunjungan perusahaan ini
dapat memberikan informasi dan pengalaman yang nyata kepada siswa-
siswi. Kegiatan ini bertujuan ke salah satu perusahaan yang ada di
Semarang yaitu PT. Nissin Biscuit Indonesia.
Setelah melakukan Kegiatan Kunjungan Perusahaan ke PT. Nissin
Biscuit Indonesia, siswa-siswi dapat mengamati dan memahami secara
langsung bagaimana suatu kinerja pada perusahaan dan proses
produksinya. PT. Nissin Biscuit Indonesia ini merupakan salah satu yang
menghasilkan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.

4.2 Saran
Setelah melakukan pengamatan secara langsung ke PT. Nissin
Biscuit Indonesia, kami menyarankan agar PT. Nissin Biscuit Indonesia
selalu menjaga kualitas dan cita rasa pada produknya, terus melakukan
inovasi lagi, dan meningkatkan kinerja perusahaan untuk tetap menjadi
perusahaan yang dikenal masyarakat Indonesia maupun luar. PT. Nissin
Biscuit Indonesia selalu menjaga dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat loyalitas konsumen, walaupun terdapat issue perusahaan tetap
dapat mempertahankan kepercayaan konsumen.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/19332945/Laporan_Kunjungan_Industri_PT_Sido_Muncul
_dan_PT_Nissin_Biscuit (diakses19 November 2019)
http://www.nissinbiscuit.co.id/perusahaan#section-1 (diakses19 November 2019)
http://www.nissinbiscuit.co.id/proses_produksi (diakses 19 November 2019)
http://ethnicleader24.blogspot.co.id/ (diakses19 November 2019)
http://www.nissinbiscuit.co.id/makanan (diakses19 November 2019)
http://www.nissinbiscuit.co.id/museum_terbaru (diakses 19 November 2019)
http://www.nissinbiscuit.co.id/quality_control (diakses 19 November 2019)

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai