Salah satu masalah yang menjadi ancaman bagi keberlanjutan keseimbangan ekosistem
dan alam adalah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk dunia maupun
Nasional diduga menjadi penyebab utama bagi kerusakan alam yang demikian mengkuatirkan
pada tiga dasawarsa terakhir ini. Dengan meningkatnya jumlah penduduk. telah menyebabkan
peningkatan kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat
meliputi:
a) Kebutuhan dasar (essensial): yaitu kebutuhan yg mutlak diperlukan untuk dapat hidup sehat,
aman dan manusiawi, misalnya; pangan, papan, sandang, air bersih dan udara sehat b.
Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut, eksploitasi terhadap sumber daya alam
tidak dapat dihindarkan, bahkan sering hal ini tidak dibarengi dengan upaya untuk menjaga
keseimbangan dan keberlanjutan sumberdaya alam tersebut. Misalnya untuk memenuhi
kebutuhan pangan, perlu dilakukan dengan intensiflkasi pertanian atau ekstensiflkasi pertanian.
Pembukaan kawasan hutan menjadi kawasan pertanian yang tidak memperhatikan aspek-
aspek keseimbangan ekosistem tanpa didahului dengan penilaian Analisis Menggenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), sangat berpotensi menyebabkan:
a) Kawasan menjadi lebih terbuka dan sangat rentan terjadinya erosi yang berdampak pada
menurunnya kesuburan tanah.
b) Menurunnya daya serap air oleh tanah sehingga menurunkan kandungan air tanah.
d) Terjadinya banjir di bagian hilir kawasan (terutama bila kawasan yang diubah tersebut
merupakan zona buffer bagi penyerapan air hujan oleh tanah).
Masalah utama saat ini adalah banjir. Penyebab utamanya adalah ketidak mampuan sungai
dalam menampung dan mengalirkan air kc wilayah yang lebih rendah dan akhjmya ke laut serta
semakin sempitnya lahan terbuka tempat peresapan air tanah. Banyaknya pemukiman yang
dibangun disekitar bantaran sungai akan mempersempit daerah aliran sungai dan ini berdampak
dengan semakin sedikitnya kemampuan sungai dalam menampung debit air. Hal ini diperparah
dengan pembuangan sampah ke aliran air (sungai dan parit) yang berdampak pada terhambatnya
aliran air sungai. Pcnutupan permukaan tanah dengan semen dan aspal menyebabkan
terhambatnya peresapan air ke dalam tanah, pada akhimya hal ini akan bcrdampak pada
meningkatya debit air yang harus ditampung oleh sungai. Hal-hal di alas pada akhimya akan
menyebabkan meluapnya air sungai ke kawasan-kawasan di sekitar daerah aliran sungai bahkan
meluas jauh ke kawasan yang lain.
Adanya pertumbuhan dan pertambahan wilayah perkotaan (rasio jumlah penduduk pedesaan
dengan perkotaan tahun tahun 2000 adalah 140 juta berbanding 80 juta, pada tahun 2020
diperkirakan akan menjadi 125 juta berbanding 137 juta) juga akan dibarengi dengan berbagai
masalah sosial yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas perorangan maupun secara kelompok.
Tingginya tingkat pencemaran, buruknya kondisi pemukiman, kepadatan penduduk tinggi, rasa
aman mulai hilang, lingkat kejahatan yang meningkat, adalah sebagaian efek samping atas
meningkalnya arus urbanisasi yang berdampak pada meningkatnya wilayah perkotaan. Untuk itu
potensi penduduk yang besar sebagai Sumber daya, perlu dibarengi dengan upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia ser 13 diikuti dcngan peningkatan kualilus lingkungan fisik, biota
maupun sosialnya. Peningkatan lingkungan fisik dan biotanya dapat dikembangkan melalui
upaya konservasi.
Macam-Macam Konservasi
Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam. Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam
hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya
Konservasi yang lebih dikenal dengan perlindungan dan pengawetan alam, merupakan
upaya-upaya yg dilakukan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan flora, fauna tanah dan
air serta komponen ekosistem lainnya agar tetap, serasi dan seimbang. Alam dikatakan serasi
apabila mengandung komponen-komponen ekosistem yang seimbang. Dimana masing-masing
komponen ekosistem tersebuf merupakan bagian yang terintegrasi dan akan terganggu
keseimbangannya ketika ada bagian komponennya yang hilang atau rusak. Konservasi terhadap
keanekaragaman hayati dan sumberdaya alam perlu dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung pada sumberdaya
tersebut, antara lain:
a) Nilai ilmiah; alam sebagai sumber plasma nutfah dan dapat digunakan untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
c) Nilai ekonomi; kebutuhan manusia diperoleh dari lingkungannya, untuk itu alam dapat
benilai ekonomis bagi manusia.
Pada dasarya konservasi merupakan upaya perlindungan alam yang dikenal juga sebagai
pencagar-alaman. Ada tiga tujuan utama dari perlindungan alam yang saling berkaitan, yaitu:
Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati
tertinggi di dunia disamping Brazilia dan Zaire. Keragaman hayati merupakan sumber daya
penting bagi kehidupan sosial ekonomi dan kebutuhan masyarakat Indonesia maupun bagi
negara secara keseluruhan. sekitar 40 juta orang Indonesia hidupnya ditopang langsung oleh
keanekaragaman hayati misalnya antara lain dengan menggantungkan hidupnya pada hutan,
sumber daya pesisir dan lautan maupun pertanian dan masyarakat telah memanfaatkan lebih dari
6000 spesies tanaman hewan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat pentingnya sumber daya alam ini GBHN 1993 dengan tegas telah
menyatakan bahwa konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan fauna serta keunikan
alam perlu ditingkatkan untuk melindungi keanekaragaman plasma nuftah, jenis spesies dan
ekosistem. Pada dasarnya ada dua macam bentuk konservasi keanekaragaman hayati yaitu :
(b) Secara Ex-situ : merupakan konservasi yang dilakukan diluar habitat aslinya
misalnya konservasi buaya di Asam Kumbang Medan, mengembangbiakan hewan
hewan di kawasan penangkaran seperti kebun binatan, budidaya berbagai jenis
tumbuhan langka di Kebun Raya Bogor.
Kegiatan Konservasi Tingkat Internasional, Nasional Dan Lokal
Hasil Konferensi Tingkat Tinggi bumi ( Earth Summit ) yang diselenggarakan pada
bulan Juni 1992 di Rio de Janeiro dengan dihadiri oleh 179 negara telah menghasilkan agenda
21 yang merupakan program kerja besar untuk abad ini sampai dengan abad 21. secara jelas
menyatakan bahwa pembangunan nasional suatu negara tidak lagi bisa memisahkan antara
pengelolaan lingkungan dengan pembangunan sosial ekonomi sebagai bidang-bidang yang
terpisah. agenda 21 merupakan blueprint dalam mewujudkan hubungan kemitraan Global yang
bertujuan terciptanya keserasian antara dua kebutuhan penting yaitu lingkungan yang bermutu
tinggi dan perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang sehat bagi seluruh penduduk dunia.
Agenda 21 global terdiri dari 39 bab yang dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu:
1 Dimensi sosial-ekonomi
a) Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis/'tropical rain forest'
yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)
b) Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus:
endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka, atau terancam
punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis bumng sepeni dang
garuda/elang Jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-jenis mi biasanya
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
e) Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global. pengusaha wisata alam
yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).
f) Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang
menarik).
Menurut undang-undang Perlindungan Alam, kawasan konservasi dibedakan atas, Kawasan
Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam (KSA) meliputi:
a) Cagar Alam; merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri kekhasan tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Contohnya Cagar Alam Sibolangit
b) Suaka margasarwa; merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan kebanggaan nasional yang untuk kelangsungan
hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
Sedangkan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara Iestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Kawasan Perlindungan Alam (KPA) meliputi:
1. Taman Nasional: mempakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekOSiStem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa, pariwisata dan
reheasi. Pengelolaan Kawasan Taman Nasional dilakukan oleh Pemerintah. Misalnyéi;
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), TN. Batang Gadis, TN Kerinci Seblat, dll.
2. Taman Hutan Raya: _merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,. pendidikan,
penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya dilakukan oleh Pemerintah. Misalnya Taman
Hutan Raya (Tahura) Bogor, Tahura Tongkoh Brastagi. dll.
3. Taman Wisata Alam: merupakan kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Pengelolaan Kawasan
Taman Wisaha Alam dilakukan oleh Pemerintah.
Beberapa kawasan di Indonesia, banyak masyarakat lokal memiliki kcbiasaan dan cara
yang unik untuk melakukan konservasi. Hal ini mempakan bentuk dari kcan'fan local penduduk
setempat. Berikut ini adalah bebempa contoh bentuk kearifan local dalam melakukan konservasi
alam:
1. Penetapan kawasan “lubuk Iarangan” di beberapa bagian aliran sungai Batang Gadis di
Panyabungan (Kabupaten Mandailing Natal). Pada kawasan tersebut masyarakat dilarang
menangkap ikan dan bila melanggar. akan dikenai hukuman secara adat. Penangkapan hanya
boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu (seperti beberapa hari setelah lebaran Idul Fiui)
dan biasanya dilakukan secara beramai-ramai oleh masyarakat setempat dengan beberapa
ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar. Secara tidak disadari konsep konservasi
terhadap ikan telah dilakukan disini. Pelarangan terhadap penangkapan ikan secara
sembarangan dan tidak tepat waktu, telah memberikan kesempatan pada ikan untuk tumbuh
dan berkembang biak dengan baik. Hal ini menyebabkan kawasan lubuk larangan tersebut
tetap memiliki kelimpahan ikan yang tinggi.
2. Di Aek Siais (Kecamatan Batang Tom) ada sebuah kawasan aliran sungai yang dipinggimya
berdiri suatu Mesjid. Ada kepercayaan di masyarakat setempat, barang siapa yang
menangkap dan memakan ikan yang berasal dari sungai di sekitar mesjid akan mengalami
sakit dan bisa mengakibatkan meninggal dunia. Namun penduduk tetap boleh menangkap
ikan di luar kawasan tersebut. Akibatnya ikan di kawasan tersebut berkembang dengan baik,
bahkan beberapa ikan Iangka seperti ikan jurung ditemukan sangat melimpah. Konsep
konservasi di sini memperlihatkan bahwa kawasan tersebut dapat dijadikan tempat pemijahan
dan perkembangbiakan ikan. Ketika ikan dikawasan tersebut sudah sangat melimpah dan
diluar daya dukung lingkungannya, ikan akan berenang keluar dad kawasan itu, bila ha] ini
terjadi masyarakatpun bisa menangkapnya. Pada akhimya ikan seperti ikan jurung tidak akan
pemah punah dari kawasan tersebut.
3. Desa Kepras adalah sebuah desa di Kecamatan Selapian Kabupaten Langkat yang memiliki
hutan larangan. Hutan ini berada di tengah-tengah perkampungan dan berada di daerah yang
lebih tinggi dari kawasan pemukiman dengan luas sekitar 4 5 hektar. Hutan ini sangat
dikeramatkan oleh masyarakat setempat, jangankan mengambil sesuatu dari dalam hutan,
masuk saja tidak ada penduduk yang berani. Pada dasamya ha] ini sangat menguntungkan
berkaitan dengan konservasi. Adanya kawasan hutan yang tidak tersentuh oleh manusia,
menyebabkan semua kehidupan flora dan fauna di dalamnya tidak terganggu yang pada
akhimya keanekaragaman hayati masih tetap tetjaga. Di sisi Iain, letak tempat yang lebih
tinggi air yang terserap dapat dimanfaatkan sebagai sumber air serapan bagi masyarakat
sekitamya. Secara ekologis hutan ini juga menyimpan potensi tempat predator alami bagi
hama tanaman budidaya masyarakat sekitar.
2. Pemakaian bahan pengganti bagi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui
4. Penerapan etika lingkungan berdasarkan filsafat hidup secara damai dengan alam.
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki hutan tropis terluas ketiga di dunia
setelah Brazil dan Zaire. Secara ekologis hutan merupakan sumber keanekamgaman hayati yang
sangat kaya, baik flora maupun fauna dan juga paru-paru dunia. Hutan merupakan kawasan yang
berperan dalam menjaga dan mengontrol komposisi gas di atmosfer (penyerap limbah C02 dan
penghasil 02), hutan juga menjaga kestabilan tanah dan berperanan penting dalam menyerap air
sehingga turut mempertahankan air bawah tanah. Pada dasamya, hutan berfungsi sebagai
pencegah teljadinya erosi tanah, meningkatkan kandungan air tanah (kemampuan penyerapan air
oleh tanah meningkat), mencegah banjir dan tanah longsor, dan menjaga kelestarian hewan dan
tumbuhan, serta sumber perekonomian bagi masyarakat setempat pada khususnya dan Negara
pada umumnya. Namun saat ini keberadaan hutan di lndonesia menghadapi ancaman kerusakan
yang cukup serius, faktor-faktor yang dapat menekan kcberadaan hutan di Indonesia antara lain:
a) Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang tidak merata.
b) Konversi Hutan,
4. Mengadakan reboisasi
5. Mencegah kebakaran
Atmosfer sebagai pemasok bahan mentah untuk berbagai aktivitas manusia dan tcmpat
pembuangan yang menyerap dan mendaur ulang sisa-sisa kegiatan manusia, dapat terganggu
dengan masuknya bahan-bahan pencemar yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia. Untuk itu
melalui Agenda 21 pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan dalam upaya
pengemdalian pencemaran udara, antara lain
2. Menghapus seluruh penggunaan ODS (Ozone Depleting Substance) mulai tahun 1997
(Konsumsi ODS Indonesia kurang dari 1% dari konsumsi seluruh dunia)
4. Meningkatkan kcmampuan dalam menghadapi potensi trasfort polutan udara jarak jauh,
misalnya; kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menyebabkan pencemaran asam ke
wilayah atau ke Negara tetangga.
Dalam upaya mengatasi permasalahan pertanahan yang demikian kompleks, telah dibuat
kebijakan atau strategi dalam perencanaan sumberdaya tanah yang efisien, berkeadilan dan
berkelanjutan guna mcncegah dampak negatif dari kegiatan pembangunan sumberdaya tanah
yaitu:
3. Lebih aktif melakukan registrasi dan sertiflkasi tanah. . Memperhatikan hak adat,
tradisi dan kepentingan publik Penataan kelembagaan pertanahan.
Selain Atmosfer dan tanah, air merupakan sumberdaya panting dalam menunjang
kchidupan semua makhluk yang ada di bumi. Air juga merupakan sumberdaya vital dalam
menunjang pembangunan ekonomi. Disamping untuk hal-hal positif di atas, air juga
dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Untuk menjaga kelestarian
ketersediaan air upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengatur dengan lebih eflsien pengadaan dan penggunaan air untuk berbagai
kepentingan dengan didukung oleh peraturan perundang-undangan yang lebih jelas
dan tegas.
2. Meningkatkan peranserta masyarakat untuk melakukan konservasi air melalui
pendidikan dan penyuluhan.