Anda di halaman 1dari 14

Tekanan Manusia Terhadap Alam/Lingkungan

Salah satu masalah yang menjadi ancaman bagi keberlanjutan keseimbangan ekosistem
dan alam adalah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk dunia maupun
Nasional diduga menjadi penyebab utama bagi kerusakan alam yang demikian mengkuatirkan
pada tiga dasawarsa terakhir ini. Dengan meningkatnya jumlah penduduk. telah menyebabkan
peningkatan kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat
meliputi:

a) Kebutuhan dasar (essensial): yaitu kebutuhan yg mutlak diperlukan untuk dapat hidup sehat,
aman dan manusiawi, misalnya; pangan, papan, sandang, air bersih dan udara sehat b.

b) Kebuluhan tambahan (non-essensial): kebutuhan sebagai pelengkap, agar manusia dapat


menikmati hidup lebih baik lagi, seperti pendidikan, rekreasi, transfortasi, dsb.

Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut, eksploitasi terhadap sumber daya alam
tidak dapat dihindarkan, bahkan sering hal ini tidak dibarengi dengan upaya untuk menjaga
keseimbangan dan keberlanjutan sumberdaya alam tersebut. Misalnya untuk memenuhi
kebutuhan pangan, perlu dilakukan dengan intensiflkasi pertanian atau ekstensiflkasi pertanian.

Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa


terorientasi dengan perluasan area pertanian, tetapi dengan penggunaan hasil-hasil teknologi
pertananian, seperti; pemupukan, penggunaan pestisida hingga bibit-bibit unggul hasil hibridisasi
dan rekayasa genetik. Dampak negatif yang berpotensi merusak lingkungan adalah pencemaran
dan tekanan terhadap spesies tanaman lokal yang menyimpan potensi genetik (gen pool) sebagai
sumber plasma nutfah yang dapat mengalir (gen-flow) ke varian varian flora dan fauna yang
lebih bennanfaat. Penggunaan pupuk non-organik yang berlebihan berpotensi tldak memberikan
kesempatan bagi organisme pengurai untuk memainkan peranannya dalam ekosistem tersebut,
sehingga menyebabkan lahan menjadi cepat tandus dan memiliki ketergantungan terhadap
masukan pupuk an-organik. Demikian pul halnya dengan penggunaan pestisida yang kurang
tepat sasaran, berpotensi membunuh hewan lain yang justru berperan sebagai predator bagi hama
tanaman dan dapat memutus mata rantai dari rantai dan Jaring-jaring makanan pada ekosistem
tersebut
Ekstensifikasi pertanian adalah upaya meningkatkan hasil-hasil pertanian dengan
memperluas area pertanian. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut,
akan berdampak pada pembukaan lahan-lahan penanian baru. Hal ini diperparah dengan
pengubahan kawasan pertanian produktif menjadi kawasan-kawasan pemukiman bahkan industri
yang kian mempersempit lahan pertanian yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan penduduk
akan pangan. Kawasan utama yang menjadi target utama pembukaan lahan baru tersebut adalah
hutan. Hutan yang memiliki potensi sumberdaya alam dan berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem di bumi serta menyimpan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang
tinggi akan menghadapi ancaman yang cukup serius untuk apabila terjadi pengalihan fungsi
hutan tersebut. Hasil penelitian Prastowo P, terhadap epiflt paku sarang burung (Asplenium
nidus) yang hidup di batang pohon puspa (Schima wallichii) menunjukkan ada 146 Species
hewan yang menjadikan epifit paku sarang burung tersebut sebagai tempat melakukan berbagai
aktivitas (tinggal, mencari makan, mencari pasangan, dll) dan 45 species diantaranya merupakan
penghuni-penghuni permanen epifit tersebut.

Pembukaan kawasan hutan menjadi kawasan pertanian yang tidak memperhatikan aspek-
aspek keseimbangan ekosistem tanpa didahului dengan penilaian Analisis Menggenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), sangat berpotensi menyebabkan:

a) Kawasan menjadi lebih terbuka dan sangat rentan terjadinya erosi yang berdampak pada
menurunnya kesuburan tanah.

b) Menurunnya daya serap air oleh tanah sehingga menurunkan kandungan air tanah.

c) Rawan longsor bagi kawasan yang memiliki kemiringan lahan.

d) Terjadinya banjir di bagian hilir kawasan (terutama bila kawasan yang diubah tersebut
merupakan zona buffer bagi penyerapan air hujan oleh tanah).

e) Menurunnya keanekaragaman hayati (biodiversity) sebagai dampak banyaknya flora dan


fauna yang kehilangan habitatnya.
Masalah lain yang dapat berdampak pada terganggunya keseimbangan lingkungan berkaitan
dengan masalah kependudukan adalah arus urbanisasi. Salah satu penyebab utama urbanisasi
adalah adanya pandangan bahwa kesempatan bekerja di kota dinilai jauh lebih menguntungkan
dari pada bekerja di desa. Lajunya urbanisasi ini mengakibatkan penduduk kota semakin padat,
dan mereka yang tidak memperoleh pekerjaan tetap menggantungkan hidupnya di sektor
informal. Disisi lain, semakin besar penduduk perkotaan, maka permintaan akan sumberdaya
alam akan meningkat, ditambah dengan jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin banyak.
Ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan serta daya tampung ini
mengarah pada ketidakberlanjutan keseimbangan lingkungan di suatu kota.

Masalah utama saat ini adalah banjir. Penyebab utamanya adalah ketidak mampuan sungai
dalam menampung dan mengalirkan air kc wilayah yang lebih rendah dan akhjmya ke laut serta
semakin sempitnya lahan terbuka tempat peresapan air tanah. Banyaknya pemukiman yang
dibangun disekitar bantaran sungai akan mempersempit daerah aliran sungai dan ini berdampak
dengan semakin sedikitnya kemampuan sungai dalam menampung debit air. Hal ini diperparah
dengan pembuangan sampah ke aliran air (sungai dan parit) yang berdampak pada terhambatnya
aliran air sungai. Pcnutupan permukaan tanah dengan semen dan aspal menyebabkan
terhambatnya peresapan air ke dalam tanah, pada akhimya hal ini akan bcrdampak pada
meningkatya debit air yang harus ditampung oleh sungai. Hal-hal di alas pada akhimya akan
menyebabkan meluapnya air sungai ke kawasan-kawasan di sekitar daerah aliran sungai bahkan
meluas jauh ke kawasan yang lain.

Adanya pertumbuhan dan pertambahan wilayah perkotaan (rasio jumlah penduduk pedesaan
dengan perkotaan tahun tahun 2000 adalah 140 juta berbanding 80 juta, pada tahun 2020
diperkirakan akan menjadi 125 juta berbanding 137 juta) juga akan dibarengi dengan berbagai
masalah sosial yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas perorangan maupun secara kelompok.
Tingginya tingkat pencemaran, buruknya kondisi pemukiman, kepadatan penduduk tinggi, rasa
aman mulai hilang, lingkat kejahatan yang meningkat, adalah sebagaian efek samping atas
meningkalnya arus urbanisasi yang berdampak pada meningkatnya wilayah perkotaan. Untuk itu
potensi penduduk yang besar sebagai Sumber daya, perlu dibarengi dengan upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia ser 13 diikuti dcngan peningkatan kualilus lingkungan fisik, biota
maupun sosialnya. Peningkatan lingkungan fisik dan biotanya dapat dikembangkan melalui
upaya konservasi.

Macam-Macam Konservasi

Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam. Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam
hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya

Konservasi yang lebih dikenal dengan perlindungan dan pengawetan alam, merupakan
upaya-upaya yg dilakukan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan flora, fauna tanah dan
air serta komponen ekosistem lainnya agar tetap, serasi dan seimbang. Alam dikatakan serasi
apabila mengandung komponen-komponen ekosistem yang seimbang. Dimana masing-masing
komponen ekosistem tersebuf merupakan bagian yang terintegrasi dan akan terganggu
keseimbangannya ketika ada bagian komponennya yang hilang atau rusak. Konservasi terhadap
keanekaragaman hayati dan sumberdaya alam perlu dilakukan.

Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung pada sumberdaya
tersebut, antara lain:

a) Nilai ilmiah; alam sebagai sumber plasma nutfah dan dapat digunakan untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.

b) Nilai ekologis; alam yg mengandung komponen ekosistem yg seimbang akan menjamin


keselarasan proses yang terjadi di dalamnya

c) Nilai ekonomi; kebutuhan manusia diperoleh dari lingkungannya, untuk itu alam dapat
benilai ekonomis bagi manusia.

d) Nilai mental-spiritual; kekaguman terhadap keindahan alam akan dapat meningkatkan


ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa meningkatkan kebugaran psikologisnya.
e) Nilai keindahan (estetika); salah satu kebutuhan manusia saat ini yang tidak dapat diabaikan
saat ini adalah refreshing melalui kegiatan rekreasi ke kawasan-kawasan yang cenderung
memiliki lingkungan yang masih alami.

Pada dasarya konservasi merupakan upaya perlindungan alam yang dikenal juga sebagai
pencagar-alaman. Ada tiga tujuan utama dari perlindungan alam yang saling berkaitan, yaitu:

a) Memelihara proses ekologi yang essensial dalam mendukung kehidupan.

b) Mempertahankan keanekaragaman gen.

c) Menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara berkelanjutan.

Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati
tertinggi di dunia disamping Brazilia dan Zaire. Keragaman hayati merupakan sumber daya
penting bagi kehidupan sosial ekonomi dan kebutuhan masyarakat Indonesia maupun bagi
negara secara keseluruhan. sekitar 40 juta orang Indonesia hidupnya ditopang langsung oleh
keanekaragaman hayati misalnya antara lain dengan menggantungkan hidupnya pada hutan,
sumber daya pesisir dan lautan maupun pertanian dan masyarakat telah memanfaatkan lebih dari
6000 spesies tanaman hewan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat pentingnya sumber daya alam ini GBHN 1993 dengan tegas telah
menyatakan bahwa konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan fauna serta keunikan
alam perlu ditingkatkan untuk melindungi keanekaragaman plasma nuftah, jenis spesies dan
ekosistem. Pada dasarnya ada dua macam bentuk konservasi keanekaragaman hayati yaitu :

(a) Secara in-situ : merupakan upaya konservasi Hayati dengan mengembangbiakan


hayati pada habitat aslinya, misalnya konservasi orangutan di Taman Nasional
Gunung Leuser dan Taman Nasional Tanjung Puting, konservasi komodo di Pulau
Komodo, badak di Ujung Kulon dan lain-lain

(b) Secara Ex-situ : merupakan konservasi yang dilakukan diluar habitat aslinya
misalnya konservasi buaya di Asam Kumbang Medan, mengembangbiakan hewan
hewan di kawasan penangkaran seperti kebun binatan, budidaya berbagai jenis
tumbuhan langka di Kebun Raya Bogor.
Kegiatan Konservasi Tingkat Internasional, Nasional Dan Lokal

Hasil Konferensi Tingkat Tinggi bumi ( Earth Summit ) yang diselenggarakan pada
bulan Juni 1992 di Rio de Janeiro dengan dihadiri oleh 179 negara telah menghasilkan agenda
21 yang merupakan program kerja besar untuk abad ini sampai dengan abad 21. secara jelas
menyatakan bahwa pembangunan nasional suatu negara tidak lagi bisa memisahkan antara
pengelolaan lingkungan dengan pembangunan sosial ekonomi sebagai bidang-bidang yang
terpisah. agenda 21 merupakan blueprint dalam mewujudkan hubungan kemitraan Global yang
bertujuan terciptanya keserasian antara dua kebutuhan penting yaitu lingkungan yang bermutu
tinggi dan perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang sehat bagi seluruh penduduk dunia.

Agenda 21 global terdiri dari 39 bab yang dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu:

1 Dimensi sosial-ekonomi

2 Dimensi konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam untuk pembangunan

3 Isu kemitraan antara pengelola lingkungan untuk mewujudkan pembangunan


berkelanjutan.

4 Kajian dan analisis tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Sedangkan Agenda 21 Indonesia terdiri dari 4 bagian utama, yaitu:

1 Pelayanan masyarakat, meliputi: pengentasan kemiskinan; perubahan pola konsumsi;


dinamika kependudukan; pengelolaan dan peningkatan kesehatan; pengembangan
perumahan dan pemukiman; dan sistem perdagangan global.

2 Pengelolaan Limbah, meliputi: perlindungan atmosfer; pengelolaan bahan berbahaya dan


beracun; pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun; pengelolaan limbah
radioaktif; dan pengelolaan limbah padat dan limbah cair.

3 Pengelolaan sumberdaya tanah, meliputi: Perencanaan sumberdaya tanah; pengelolaan


hutan; pengembangan pertanian dan pedesaan; dan pengelolaan sumberdaya air.

4 Pengelolaan sumberdaya alam, meliputi: Konservasi Keanekaragaman hayati;


pengembangan bioteknologi; dan pengelolaan terpada wilayah pasisir dan lautan.
Sebagai bentuk keseriusan Indonesia terhadap upaya konservasi terhadap keanekaragaman
hayati dan sumberdaya alam, telah diwujudkan dalam bentuk UU Perlindungan alam. Di
Indonesia, kebijakan konservasi diatur ketentuannya dalam UU 5/90 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU ini memiliki beberapa turunan Peraturan Pemerintah
(PP), diamaranya:

1. PP 68/1998 terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan


Pelestarian Alam (KPA)

2. PP 7/1999 terkajt pengawetanlperlindungan tumbuhan dan satwa c. PP 8/1999 terkait


pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar/TSL

3. PP 36/2010 terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman


nasional (TN), taman hutan raya (Tahura) dan taman wisata alam (TWA).

Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagaimana berikut:

a) Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis/'tropical rain forest'
yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)

b) Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus:
endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka, atau terancam
punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis bumng sepeni dang
garuda/elang Jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-jenis mi biasanya
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.

c) Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.

d) Lansekap (bentang alam) atau ciri geoiisik yang bemilai estetik/scientik.

e) Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global. pengusaha wisata alam
yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).

f) Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang
menarik).
Menurut undang-undang Perlindungan Alam, kawasan konservasi dibedakan atas, Kawasan
Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam (KSA) meliputi:

a) Cagar Alam; merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri kekhasan tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Contohnya Cagar Alam Sibolangit

b) Suaka margasarwa; merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan kebanggaan nasional yang untuk kelangsungan
hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

Sedangkan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara Iestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Kawasan Perlindungan Alam (KPA) meliputi:

1. Taman Nasional: mempakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekOSiStem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa, pariwisata dan
reheasi. Pengelolaan Kawasan Taman Nasional dilakukan oleh Pemerintah. Misalnyéi;
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), TN. Batang Gadis, TN Kerinci Seblat, dll.

2. Taman Hutan Raya: _merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,. pendidikan,
penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya dilakukan oleh Pemerintah. Misalnya Taman
Hutan Raya (Tahura) Bogor, Tahura Tongkoh Brastagi. dll.
3. Taman Wisata Alam: merupakan kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Pengelolaan Kawasan
Taman Wisaha Alam dilakukan oleh Pemerintah.

Studi Kasus Kesuksesan Kegiatan Konservasi

Jauh sebelum pemerintah mencanangkan kegiatan konservasi dilakukan demi menjaga


kelestarian lingkungan, masyarakat tradisional sudah banyak yang telah melakukannya meskipun
terkadang kegiatan tersebut dilalcukan tanpa disadarinya. Bahkan sampai saat ini, di beberapa
daerah Indonesia aktivitas konservasi tersebut masih tetap dilakukan.

Beberapa kawasan di Indonesia, banyak masyarakat lokal memiliki kcbiasaan dan cara
yang unik untuk melakukan konservasi. Hal ini mempakan bentuk dari kcan'fan local penduduk
setempat. Berikut ini adalah bebempa contoh bentuk kearifan local dalam melakukan konservasi
alam:

1. Penetapan kawasan “lubuk Iarangan” di beberapa bagian aliran sungai Batang Gadis di
Panyabungan (Kabupaten Mandailing Natal). Pada kawasan tersebut masyarakat dilarang
menangkap ikan dan bila melanggar. akan dikenai hukuman secara adat. Penangkapan hanya
boleh dilakukan pada waktu-waktu tertentu (seperti beberapa hari setelah lebaran Idul Fiui)
dan biasanya dilakukan secara beramai-ramai oleh masyarakat setempat dengan beberapa
ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar. Secara tidak disadari konsep konservasi
terhadap ikan telah dilakukan disini. Pelarangan terhadap penangkapan ikan secara
sembarangan dan tidak tepat waktu, telah memberikan kesempatan pada ikan untuk tumbuh
dan berkembang biak dengan baik. Hal ini menyebabkan kawasan lubuk larangan tersebut
tetap memiliki kelimpahan ikan yang tinggi.

2. Di Aek Siais (Kecamatan Batang Tom) ada sebuah kawasan aliran sungai yang dipinggimya
berdiri suatu Mesjid. Ada kepercayaan di masyarakat setempat, barang siapa yang
menangkap dan memakan ikan yang berasal dari sungai di sekitar mesjid akan mengalami
sakit dan bisa mengakibatkan meninggal dunia. Namun penduduk tetap boleh menangkap
ikan di luar kawasan tersebut. Akibatnya ikan di kawasan tersebut berkembang dengan baik,
bahkan beberapa ikan Iangka seperti ikan jurung ditemukan sangat melimpah. Konsep
konservasi di sini memperlihatkan bahwa kawasan tersebut dapat dijadikan tempat pemijahan
dan perkembangbiakan ikan. Ketika ikan dikawasan tersebut sudah sangat melimpah dan
diluar daya dukung lingkungannya, ikan akan berenang keluar dad kawasan itu, bila ha] ini
terjadi masyarakatpun bisa menangkapnya. Pada akhimya ikan seperti ikan jurung tidak akan
pemah punah dari kawasan tersebut.

3. Desa Kepras adalah sebuah desa di Kecamatan Selapian Kabupaten Langkat yang memiliki
hutan larangan. Hutan ini berada di tengah-tengah perkampungan dan berada di daerah yang
lebih tinggi dari kawasan pemukiman dengan luas sekitar 4 5 hektar. Hutan ini sangat
dikeramatkan oleh masyarakat setempat, jangankan mengambil sesuatu dari dalam hutan,
masuk saja tidak ada penduduk yang berani. Pada dasamya ha] ini sangat menguntungkan
berkaitan dengan konservasi. Adanya kawasan hutan yang tidak tersentuh oleh manusia,
menyebabkan semua kehidupan flora dan fauna di dalamnya tidak terganggu yang pada
akhimya keanekaragaman hayati masih tetap tetjaga. Di sisi Iain, letak tempat yang lebih
tinggi air yang terserap dapat dimanfaatkan sebagai sumber air serapan bagi masyarakat
sekitamya. Secara ekologis hutan ini juga menyimpan potensi tempat predator alami bagi
hama tanaman budidaya masyarakat sekitar.

Upaya Penyelamatan Sumberdaya Air, Udara dan Tanah

Adanya kecendrungan penurunan kulitas lingkungan sebagai dampak meningkatnya


Pencemaran mempakan masalah yang harus diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan daya dukung
lingkungan terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya manusia yang merupakan
bagian dari lingkungan. Sebagai tindak lanjut demi menjaga ketersediaan daya dukung
lingkungan perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain:

1. Penghematan penggunaan sumberdaya alam.

2. Pemakaian bahan pengganti bagi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui

3. Lebih mengutamakan penggunaan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui.

4. Penerapan etika lingkungan berdasarkan filsafat hidup secara damai dengan alam.

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki hutan tropis terluas ketiga di dunia
setelah Brazil dan Zaire. Secara ekologis hutan merupakan sumber keanekamgaman hayati yang
sangat kaya, baik flora maupun fauna dan juga paru-paru dunia. Hutan merupakan kawasan yang
berperan dalam menjaga dan mengontrol komposisi gas di atmosfer (penyerap limbah C02 dan
penghasil 02), hutan juga menjaga kestabilan tanah dan berperanan penting dalam menyerap air
sehingga turut mempertahankan air bawah tanah. Pada dasamya, hutan berfungsi sebagai
pencegah teljadinya erosi tanah, meningkatkan kandungan air tanah (kemampuan penyerapan air
oleh tanah meningkat), mencegah banjir dan tanah longsor, dan menjaga kelestarian hewan dan
tumbuhan, serta sumber perekonomian bagi masyarakat setempat pada khususnya dan Negara
pada umumnya. Namun saat ini keberadaan hutan di lndonesia menghadapi ancaman kerusakan
yang cukup serius, faktor-faktor yang dapat menekan kcberadaan hutan di Indonesia antara lain:

a) Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang tidak merata.

b) Konversi Hutan,

c) Pengabaian atau ketidaktahuan mengenai Pemilikan tanah secara tradisional

d) Peranan hak adat dalam memanfaatkan sumberdaya alam. e. Program transmigrasi.

e) Pencemaran Industri dan pertanian pada hutan basah.

f) Degradasi hutan bakau untuk dijadikan pertambakan.

g) Pemungutan spesies hutan secara berlebihan.

h) lntroduksi spesies eksotik.

Dalam upaya mempertahankan fungsi hutan dalam menjaga kestabilan ekosistem di


sekitanya, upaya yang dapat dilakukan dalam pengawetan hutan antara lain:

1. Tidak menebang hutan secara semena-mena

2. Penebangan hutan diimbangi dengan penanaman kembali

3. Mengadakan peremajaan hutan

4. Mengadakan reboisasi

5. Mencegah kebakaran
Atmosfer sebagai pemasok bahan mentah untuk berbagai aktivitas manusia dan tcmpat
pembuangan yang menyerap dan mendaur ulang sisa-sisa kegiatan manusia, dapat terganggu
dengan masuknya bahan-bahan pencemar yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia. Untuk itu
melalui Agenda 21 pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan dalam upaya
pengemdalian pencemaran udara, antara lain

1. Melakukan langkah-langkah efisiensi dalam pembangunan energi pada sektor pembangkit


tenaga listrik, transfortasi, Industri dan rumah tangga sebagai sumber polutan bagi atmosfer.

2. Menghapus seluruh penggunaan ODS (Ozone Depleting Substance) mulai tahun 1997
(Konsumsi ODS Indonesia kurang dari 1% dari konsumsi seluruh dunia)

3. Melakukan konservasi dan perlindungan terhadap hutan sebagai upaya menghadapi


perubahan iklim global sebagai dampak dari green house effect (Indonesia berkontribusi l,6%
-l,8% emisi gas mmah kaca).

4. Meningkatkan kcmampuan dalam menghadapi potensi trasfort polutan udara jarak jauh,
misalnya; kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menyebabkan pencemaran asam ke
wilayah atau ke Negara tetangga.

Tingginya pertumbuhan diberbagai sektor pembangunan, telah mengakibatkan kebutuhan


akan sumberdaya alam termasuk tanah semakin meningkat. Penumbuhan jumlah penduduk juga
mempengaruhi kebutuhan akan tanah dan mang. Hal ini diindikasikan oleh beberapa faktor
antara lain:

a) Adanya konversi tanah pertanian ke non pertanian (misalnya pemukiman, indusri,


perkantoran dan lain lain).

b) Adanya perkembangan kegiatan social ekonomi di perkotaan yang diperkirakan


mencapai 60% Gross Domestic Product (GDP) Indonesia di luar migas.

c) Perkembangan penduduk Indonesia yang demikian pesat yang berdampak pada


konversi hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman, reklamasi kawasan pantai,
berkembangnya wilayah galian dan menyusutnya ruang publik.
Untuk mengatasi penurunan kualitas tanah yang dapat berdampak pada kualitas sumber
daya alam lainnya, maka perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan pada tanah. Pada dasarnya,
perlindungan tanah bertujuan untuk:

1. Mempertahankan bahan-bahan organik dan mineral dalam tanah, dilakukan dengan;


penghijauan, rotasi tanaman, pemupukan, irigasi/pengairan.

2. Menghindari erosi, dilakukan dengan pembuatan sengkedan/terasering, perbaikan


sistem saluran air, pembajakan tanah disesuaikan dengan bentuk permukaan bidang
tanah (arah meilintang kemiringan tanah), reboisasi dan pengaturan tanaman secara
selang-seling antara tanaman berakar banyak dengan yag sedikit.

Dalam upaya mengatasi permasalahan pertanahan yang demikian kompleks, telah dibuat
kebijakan atau strategi dalam perencanaan sumberdaya tanah yang efisien, berkeadilan dan
berkelanjutan guna mcncegah dampak negatif dari kegiatan pembangunan sumberdaya tanah
yaitu:

1. Alokasi dan realokasi tanah untuk berbagai penggunaan.

2. Mempertegas peraturan perundang-undangan terutama berkaitan dengan tranformasi


dari masyarakat agraris ke industry, tradisional ke modern pedesaan ke perkotaan.

3. Lebih aktif melakukan registrasi dan sertiflkasi tanah. . Memperhatikan hak adat,
tradisi dan kepentingan publik Penataan kelembagaan pertanahan.

Selain Atmosfer dan tanah, air merupakan sumberdaya panting dalam menunjang
kchidupan semua makhluk yang ada di bumi. Air juga merupakan sumberdaya vital dalam
menunjang pembangunan ekonomi. Disamping untuk hal-hal positif di atas, air juga
dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Untuk menjaga kelestarian
ketersediaan air upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mengatur dengan lebih eflsien pengadaan dan penggunaan air untuk berbagai
kepentingan dengan didukung oleh peraturan perundang-undangan yang lebih jelas
dan tegas.
2. Meningkatkan peranserta masyarakat untuk melakukan konservasi air melalui
pendidikan dan penyuluhan.

3. Menerapkan pemanfaatan kembali (reuse), pendaur-ulangan recycledan pemulihan


(recovery) sumberdaya air.

4. Mencegah pembuangan limbah terutama B3 (bahan berbahaya beracun) ke


lingkungan (dapat mencemari air tanah maupun sumber air lainnya seperti sungai).

5. Menjaga kelestarian hutan sepanjang aliran sungai, terutama di hulu sungai.

6. Melakukan konservasi dan meningkatkan kemampuan daerah resapan/tangkapan air


din daerah DAS (daerah aliran sungai).

Anda mungkin juga menyukai