Anda di halaman 1dari 50

GEOMETRI

ELIIPTIK
OLEH: KELOMPOK 8
Anggota Kelompok The hero was attacked

4191111057 M.Fikri Sulaiman Solin

4193111004 Saniy Basiyroh Manullang

4193111027 Dewi Ramadhani

4193111041 Putri Ardhanita Harahap

4193311002 Ibrahim Yusuf Nasution

KELAS : PSPM D 2019


TABLE OF CONTENTS
1. Sejarah Singkat 5. Sifat Kutub pada Bidang
Geometri Eliptik
2. Tokoh Penemu Geometri 6. Teorema Dalam Geometri
Eliptik Eliptik
7. Aplikasi Geometri Eliptik
3. Pengantar Geometri Eliptik

4. Representasi Geometri Eliptik


pada bola Euclid
SEJARAH
GEOMETRI
ELIPTIK
Ilmu tentang astronomi telah banyak dipelajari berabad-abad sebelum masehi,
hal ini terlihat dengan adanya bukti-bukti peninggalan sejarah tentang system
penanggalan kuno dan peramalan untuk memperkirakan fenomena alam, masa
kesuburan pertanian dan sifat seseorang dipandang dari segi rasi bintang.
Berdasarkan catatan sejarah yang ditulis oleh Claudius Ptolemy (150 SM),
seorang ahli geografi, astronomi, dan astrologi berkebangsaan Yunani,
menuliskan pada bukunya Geographica bahwa “untuk menempuh jarak terdekat
antara dua titik pada bumi, maka seseorang harus mengikuti lingkaran yang
memuat dua titik tersebut”.
Berdasarkan referensi sejarah tersebut dan beberapa referensi lain, maka untuk
pertamakalinya, matematikawan Benhard Riemann (1826-1866)
memperkenalkan geometri bola sebagai geometri non-Euclid.
Selanjutnya disajikan secara singkat tokoh-tokoh penemu dan pengembang
geometri eliptik.
1. George Friedrich Benhard Riemann (September 17, 1826 – July 20, 1866)

Riemann lahir di Breselenz, sebuah desa dekat


Dannenberg di Kerajaan Hanover ketika masa Republik
Federal Jerman.
Riemann merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
Riemann dikenal dengan kepribadiannya yang cenderung
pemalu dan menderita banyak kerusakan saraf.
Pada tahun 1840, Riemann pergi ke Hanover untuk
tinggal bersama neneknya dan mengikuti lyceum
(sekolah menengah).
Selama musim semi tahun 1846, ayahnya Friedrich
Riemann, mengirim Riemann ke universitas, dia berhenti
belajar teologi dan mulai menekuni matematika.
Bernhard Riemann menyelenggarakan kuliah perdananya pada
tahun 1854 yang menemukan bidang Geometri Riemann.
Pada tahun 1857, ada upaya untuk mempromosikan Riemann
ke status profesor luar biasa di Universitas Göttingen.
Riemann melarikan diri dari Göttingen ketika tentara Hanover
dan Prusia bentrok pada tahun 1866.
Beberapa karya Riemann yang dipublikasikan membuka
penelitian-penelitian yang menggabungkan analisis dengan
geometri.
Riemann juga membuat kontribusi besar untuk analisis riil.
Riemann menerapkan prinsip Dirichlet dari variasi kalkulus
untuk efek yang besar ini, kemudian terlihat menjadi heuristik
kuat dari metode yang ketat.
2. Felix Christian Klein (25 April 1849 - 22 Juni 1925)

Felix Christian Klein adalah seorang matematikawan Jerman.


Pada saat itu, Julius Plücker mengadakan kursi Bonn tentang
matematika dan fisika eksperimental, namun pada saat Klein menjadi
asistennya, pada tahun 1866, Plücker tertarik pada geometri.
Plücker meninggal pada 1868, meninggalkan buku tentang dasar-dasar
garis geometri yang tidak lengkap.
Erlangen menunjuk Klein sebagai profesor pada tahun 1872, ketika dia
berusia 23.
Setelah lima tahun di Technische Hochschule, Klein diangkat ke kursi
geometri di Leipzig.
Klein menerima kursi di Universitas Göttingen pada 1886.
Di bawah redaktur Klein, Mathematische Annalen menjadi salah satu
jurnal matematika yang terbaik di dunia.
Pada 1890-an, Klein beralih ke fisika matematika, subjek yang tidak melenceng
jauh, menulis pada giroskop dengan Arnold Sommerfeld.
Pada 1871, ketika di Göttingen, Klein membuat penemuan besar dalam
geometri.
Sintesis geometri Klein sebagai studi tentang sifat ruang yang tidak berubah
dalam grup transformasi tertentu, yang dikenal sebagai Program Erlangen
(1872), sangat mempengaruhi evolusi matematika.
Klein melihat karyanya yang berfungsi sebagai kontribusi besar untuk
matematika, khusus karyanya pada hubungan antara ide-ide Riemann tertentu
dan teori invarian, teori bilangan dan abstrak aljabar, teori grup, Geometri
dengan lebih dari 3 dimensi dan persamaan diferensial, terutama ia
menemukan persamaan, yaitu fungsi modular dan fungsi eliptik automorphic.
Pada tahun 1884 dalam bukunya tentang Icosahedron, Klein menetapkan
sebuah teori fungsi automorphic, menghubungkan aljabar dan geometri.
PENGANTAR
GEOMETRI
ELIPTIK
Berdasarkan uraian singkat sejarah geometri eliptik di atas,
munculnya geometri ini berawal dari analisis Riemann terhadap
postulat kesejajaran Euclid. Penemuan ini merupakan bagian
dari disertasi Riemann yang disajikan pada tahun 1854 di
Jerman.
Postulat kesejajaran Riemann :
"Tidak ada garis-garis yang sejajar dengan garis lain.”
Berdasarkan postulat tersebut, Riemann mengemukakan
bahwa dua garis selalu berpotongan dan tidak ada dua garis
sejajar (Budiarto dan Masriyah, 2007: 172). Dalam geometri
Euclid, postulat kesejajaran Euclid, dua garis yang tegak lurus
terhadap garis yang sama adalah sejajar.
Diketahui: Dua garis yang berbeda 𝑙 dan 𝑚 yang tegak lurus
terhadap garis 𝑛.
(Lihat Gambar 1 (a))
Akan dibuktikan: 𝑙 dan 𝑚 adalah sejajar.
Bukti:
Andaikan l tidak sejajar dengan m maka l akan berpotongan
dengan m di titik C (gambar (b)).
Misalkan l dan m berpotongan dengan n di A, B.
Langkah Alasan
1. Perluas CA melalui panjangnya 1. Segmen dapat digandakan
sendiri Melalui A ke C’
2. Gambar C’B 2. Dua titik menentukan suatu garis
3. ΔABC kongruen dengan ΔABC’ 3. Sisi sudut sisi
4. ABC = ABC’ 4. Bagian yang sehadap
Jadi ABC’ merupakan sudut siku-siku
Karena ABC merupakan sudut siku-siku
BC dan BC’ tegak lurus AB
5. BC dan BC’ serupa 5. Hanya ada satu garis yang tegak lurus
dengan garis yang diketahui pada titik
pada garis yang diketahui pula.

Jadi, AC dan BC, atau l dan m memiliki titik di C dan C’ secara bersama-sama.
6. Jadi l dan m serupa 6. Dua titik menentukan garis

Hal ini kontradiksi dengan hipotesis kita bahwa l dan m adalah


garis yang berbeda.
Jadi pengandaian kita salah dan teorema berlaku.
Analisis Pembuktian Rieman
* Pandangan penting adalah Langkah 6, bahwa “l dan m serupa”
karena garis tersebut memiliki titik C dan C’ secara bersama-sama.
Langkah ini akan gagal jika C dan C’ tidak berbeda.
* Euclid mengasumsikan bahwa setiap garis “memisahkan bidang
menjadi dua sisi yang berhadapan (Separation Principle)
* Dalam pandangan sifat pemisahan, konstruksi dalam Langkah 1
pembuktian di atas (untuk memperluas CA melalui panjangnya C’)
menjamin bahwa C dan C’ berada pada sisi sehadap dari n dan
merupakan titik yang berbeda.
* Tanpa sifat pemisah, keberadaan C dan C’ tidak memiliki
justifikasi formal dan bukti tersebut akan gagal.
Berdasarkan analisis Riemann di atas, maka muncul
dua teori baru yang berangkat dari dua
kemungkinan berikut.
a. Jika prinsip pemisahan diterima, maka 𝐶 dan 𝐶′
harus merupakan titik yang berbeda. Dengan kata
lain, setiap dua garis berpotongan pada dua titik dan
setiap garis memisahkan bidang.
b. Jika mengabaikan prinsip pemisahan, maka 𝐶
dan 𝐶′ merupakan titik yang sama. Dengan kata lain,
setiap dua garis berpotongan pada satu titik dan
tidak ada garis yang memisahkan suatu bidang.
Kemungkinan pertama di atas yang mendasari munculnya
geometri eliptik ganda (double elliptic geometry)dan
kemungkinan kedua mendasari munculnya geometri eliptik
tunggal (single elliptic geometry).Gambar berikut ini berturut-
turut merupakan model dari geometri eliptik tunggal dan
geometri eliptik ganda.
Ada 2 teori yang mengasumsikan postulat kesejajaran Riemann

1
Dua garis berpotongan dalam
tepat satu titik, dan setiap
garis tidak memisahkan
bidang; 2 titik yang Geometri
berlawanan terhadap
diameternya dianggap sebagai Eliptik Tunggal
satu titik.
(Single Eliptic
Geometry)
Geometri Eliptik Tunggal (Single Elliptic Geometry)

1 titik : A = A’
• 2 garis berpotongan pada 1 titik garis
A’
tidak memisahkan bidang menjadi 2
setengah bidang
O • 2 titik yang diamteral dinaggap
sebagai 1 titik
A
2

Geometri Eliptik Dua garis berpotongan pada


dua titik, dan setiap garis
Ganda (Double memisahkan bidang.

Elliptic
Geometry)
Geometri Eliptik Ganda (Double Elliptic Geometry)

2 titik : A A’
B B’
A’
B’
Setiap garis memisahkan bidang
• Diameter AA’
• Garis Busur AA’ O

B A
2 garis berpotongan pada titik, setiap
garis memisahkan bidang menjadi 2
setengah bidang
4
REPRESENTASI
GEOMETRI ELIPTIK
PADA BOLA EUCLID
IBRAHIM YUSUF NASUTION
Representasi Geometri Eliptik pada Bola Euclid
■ Representasi geometri eliptik tunggal diturunkan dari geometri eliptik
ganda. Sebuah lingkaran besar pada bola tidak merepresentasikan secara
tepat sebuah garis pada geometri eliptik tunggal. Hal ini disebabkan dua
lingkaran besar selalu berpotongan pada dua titik yang berlawanan terhadap
diameternya.
■ Selanjutnya, kita dapat merepresentasikan geometri eliptik tunggal seperti
layaknya geometri eliptik ganda. Dengan demikian, sebuah garis pada
geometri eliptik tunggal direpresentasikan sebagai sebuah lingkaran besar
(dengan kesepakatan bahwa titik-titik yang berlawanan diidentifikasi).
Sebuah ruas garis direpresentasikan sebagai busur kecil dari sebuah
lingkaran besar, karena busur besar atau setengah lingkaran
direpresentasikan sebagai sebuah garis utuh.
Untuk menentukan jarak antara dua titik, A dan B,
ingat bahwa A dan lawannya, A’, dipandang sebagai
titik yang sama. Hal ini juga berlaku pada B. (Lihat
Gambar 4).

A’ B’

B A
’ ’
Gambar4
Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan representasi konsep dasar
geometri eliptik ganda pada bola Euclide.

Geometri Eliptik Ganda Representasi Euclide


Titik Titik pada bola
Garis Lingkaran besar bola
Bidang Bola
Ruas garis Busur dari suatu lingkaran besar
Jarak antara dua titik Panjang busur terpendek dari lingkaran
besar yang melalui kedua titik itu
Sudut antara dua garis Sudut pada bola yang dibentuk oleh dua
lingkaran besar
Ukuran sudut Ukuran sudut pada bola
5
SIFAT KUTUB PADA
BIDANG GEOMETRI
ELIPTIK
IBRAHIM YUSUF NASUTION
Sifat Kutub pada Bidang Geometri Eliptik

■ Sifat Kutub :
■ Misalkan l adalah suatu garis.
■ Maka ada suatu titik K yang disebut kutub dari l sedemikian
hingga:
■ Setiap segmen yang menghubungkan K dengan suatu titik pada l
tegak lurus pada l,
■ K berjarak sama dari setiap titik pada l.
■ Jarak K sampai sebarang titik pada l disebut “jarak polar”.
■ Jarak polar suatu kutub sampai garisnya adalah konstan.
6
TEOREMA DALAM
GEOMETRI ELIPTIK
SANIY BASYIRAH MANULLANG

PUTRI ARDHANITA HARAHAP


Teorema 1

“Dua garis yang tegak lurus pada


suatu garis berpotongan pada suatu
titik”

Teorema 1
Teorema 2

‘’Semua garis yang tegaklurus pada suatu garis,


berpotongan pada titik yang disebut kutub
dari garis itu dan sebaliknya setiap garis
melalui kutub suatu garis tegaklurus pada
garis itu”

Teorema 2
Teorema 3

“Dalam sebarang segitiga ABC dengan , sudut A


kurang dari, sama dengan, atau lebih dari
900, tergantung dari ruas garis BC kurang
dari, sama dengan, atau lebih dari jarak
polar q.”

Teorema 3
Teorema 4

“Jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga lebih

besar 1800”

Teorema 4
P

A B
l

m n
Teorema 5
“Jumlah besar sudut – sudut suatu segiempat lebih besar dari 360”
Diketahui : Segiempat ABCD
Akan dibuktikan
Perhatikan segiempat ABCD.
Tarik garis dari ke sehingga terdapat dua buah
segitiga yaitu dan
Berdasarkan teorema 4 A
1 2
D
+ B

1 2

Terbukti. C
Teorema
6
“Sudut-sudut puncak dari segiempat Saccheri sama dan tumpul”
Bukti :
Akan ditunjukkan :
1. Sudut – sudut puncak segiempat Saccheri sama
2. Sudut – sudut puncak segiempat Saccheri tumpul
Bukti (1) :

Gambar Segiempat Saccheri


pada Geometri Eliptik

Perhatikan gambar diatas.


AD = BC
(Definisi Segiempat Saccheri)
Akan ditunjukkan
Misalkan titik E dan F sebagai titik tengah AB dan CD, sehingga AE = EB dan DF = FC.
Buat garis yang menghubungkan titik U, F, E dan S, sehingga terbentuk FE.
Buat garis yang melalui titik D dan E dan garis yang melalui titik C dan E, sehingga terbentuk DE dan
CE.
Perhatikan dan . Karena AD = BC, , dan AE = EB maka (s, sd, s).
Sehingga, … (1)
Selanjutnya, perhatikan dan . Karena maka DE = CE, EF = EF (berimpit), maka (s, s, s).
Sehingga, … (2)
Dari (1) dan (2) diperoleh :

Jadi, .
Terbukti.
Bukti (2)
Perhatikan kembali gambar sebelumnya.
AD = BC dan (Definisi Segiempat Saccheri)
Akan ditunjukkan .
Berdasarkan teorema 5, maka :

Maka, . Terbukti.
Sehingga, terbukti Sudut-sudut puncak dari
segiempat Saccheri sama dan tumpul
Teorema 7
“Dalam segiempat Lambert ABCD dengan , maka sudut
keempat D tumpul”
Bukti :
Perhatikan gambar berikut.
Garis dan , sedemikian hingga dan merupakan
kutub dari dan , merupakan kutub dari . Misal,
di C dan di B.
Selanjutnya, misal berpotongan dengan dan
berturut – turut di A dan D.
Akan dibuktikan
Karena , maka berdasarkan teorema 3 diperoleh
bahwa . Dengan kata lain, terbukti .
Teorema 8
“Tidak ada bujursangkar dalam geometri Eliptik”
Bukti :
Andaikan ada bujursangkar dalam geometri eliptik.
Berarti ada segiempat ABCD dengan semua sisinya sama panjang
dan semua sudutnya siku-siku.
Jadi jumlah besar sudut segiempat ABCD

Hal ini bertentangan dengan Teorema 5 yaitu jumlah besar sudut-


sudut suatu segiempat lebih besar dari 360 o. Jadi pengandaian
salah. Seharusnya tidak ada bujursangkar dalam geometri Eliptik.
7
APLIKASI GEOMETRI
ELIPTIK
DEWI RAMADHANI
Aplikasi Geometri Eliptik
• Ketika kita mengamati bintang dan benda-benda
langit pada malam hari, tentu kita mengamatinya
dari permukaan berbentuk bola (calestial). Bumi
di bola calestial ini sebagai pusat radius yang
tidak terbatas.
• Titik Z pada bola celestial berada di atas
pengamat, titik ini disebut zenith (titik
puncak).Sedangkan titik Z’ yang diameteral
terhadap Z disebut nadir (titik terendah).
Lingkaran besar pada bola dimana terdapat
garis yang menghubungkan Z dan Z’ sebagai
porosnya disebut horizon pengamat. Lingkaran
besar yang melalui zenith disebut lingkaran
vertikal.
• Jika poros bumi diperpanjang melalui kutub-
kutubnya, maka titik N akan memotong bola celestial
sehingga disebut kutub celestial utara, sedangkan
titik S akan memotong bola celestial lawan dari utara
sehingga disebut kutub celestial selatan. Diameter
yang menghubungkan kutub celestial utara dan
selatan disebut poros bola celestial. Lingkaran yang
melalui utara dan selatan disebut meridian celestial.
• Meridian celestial memotong secara horizontal di dua
titik. Titik terdekat dengan kutub celestial utara
disebut titik horizon. Dari titik utara tersebut, timur
berada disebelah kanan, dan barat berada disebelah
kiri, sedangkan selatan berada dibagian
belakangnya.
• Perpotongan ekuator bumi dengan bola celestial
disebut ekuator celestial. Gambar berikut
merepresentasikan bola celestial dengan bumi
sebagai pusatnya. HH’ mewakili horizontal. Z
mewakili zenith dan Z’ mewakili nadir, sedangkan
kutub utara dan kutub selatan secara berturut-turut
diwakili oleh N dan S. ekuator celestial diwakili oleh
E dan E’.
• Jika P merepresentasikan posisi matahari, maka
segitiga PZN disebut segitiga astronomis matahari.
Busur PL dari lingkaran vertikal yang melalui P
disebut ketinggian matahari dan busur MP dari
meridian yang melalui P disebut kemerosotan
matahari. Busur EZ adalah garis lintang zenith,
busur ini setara dengan garis lintang pengamat.
ANY QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai