“Bahaya LGBT”
Diajukan Kepada
Disusun Oleh
Endah Susanti
(H2A012043)
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : H2A012043
Fakultas : Kedokteran
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program
Pendidikan Profesi Dokter
Pembimbing I Pembimbing II
Segala puji bagi Allah Sang Penguasa Alam Semesta . Semoga salawat serta keselamatan
tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya
, semuanya .
Yang pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat berupa kesehatan kepada kita sehingga dapat hadir pada majelis yang
Baik , pada kesempatan hari ini , saya hendak memaparkan sedikit mengenai “ Bahaya
LGBT”
LGBT merupakan hubungan sejenis atau dikenal dengan homoseksual, sebab: (a) Lesbian
adalah hubungan intim antara perempuan dengan perempuan. (b) Gay hubungan intim antara
laki-laki dengan laki-laki. (c) Biseksual bisa berhubungan intim dengan laki-laki juga
perempuan. Jadi jika laki-laki ia bisa jadi gay bisa pula normal dengan perempuan. Jika ia
perempuan ia bisa jadi Lesbi bisa pula normal dengan laki-laki.(d) Transgender adalah
berpindahnya alat kelamin, awalnya laki-laki menjadi perempuan, atau sebaliknya. Jika ia
perempuan sehingga hakikatnya ia adalah lesbi. Begitu sebaliknya laki-laki berubah jadi
perempuan lalu berhubungan intim dengan lelaki sehingga hakikatnya adalah gay.
LGBT sesungguhnya penyakit kejiwaan. Ketua Seksi Religi, Spiritualitas, dan Psikiatri
(PPDGJ) halaman 228 disebutkan homoseksual dan biseksual termasuk dalam gangguan
psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual.
Dalam ajaran Islam, pernikahan sejenis sangat dikecam, baik sesama laki-laki (Gay) maupu
sesama perempuan (Lesbi). Begitu pula Biseksual, misalnya laki-laki bisa kawin dengan
perempuan bisa pula dengan laki-laki, atau sebaliknya. Dalam Alquran dijelaskan kisah kaum
Nabi Luth a.s. yang melakukan pernikahan sejenis. Artinya: “Dan (Kami juga telah
mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa
kamu mengerjakan perbuatan keji (fahisyah) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang
Rasulullah SAW juga pernah mengakhawatirkan perbuatan terkutuk ini terjadi di kalangan
umatnya. Sabdanya: “Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa umatku adalah
Alquran sangat mencela perbuatan homoseksual ini. Paling tidak, ada 10 istilah negatif yang
sayyi’at
2 Buruk karena ditolak oleh akal sehat
(Hud/11: 78)
qaumun ‘adun
perbuatan itu lebih hina dari pada
3 (asy-Syu’ara’/26: kaum melam-paui batas
binatang
166)
Di antara bahaya yang ditimbulkan di dunia oleh LGBT adalah munculnya penyakit menular.
Dalam banyak penelitian disebutkan bahwa adanya cairan sperma di dalam rectum dan
bercampur dengan bakteri yang kotor, menjadi awal mula terjadinya virus HIV di dunia.
Selain itu, LGBT akan menghambat kelahiran generasi yang akan menentukan nasib
Para ulama sepakat bahwa pernikahan sejenis hukumnya haram dan dosa besar. Mereka
hanya berbeda pendapat tentang hukuman yang ditimpakan kepada mereka di dunia ini. Ada
yang mengatakan mereka harus dirajam, baik pelakunya muhshan (sudah menikah) maupun
yang tidak. Bahkan Abu Hanifah berpendapat mereka harus dihukum mati dengan dijatuhkan
dari tempat yang tinggi, kemudian dihujani dengan batu sebagaimana yang diperbuat
(gay, lesbi atau biseksual), mesti membangun sikap optimis bahwa Allah akan mengampuni
dosanya dan menolongnya agar meninggalkan perbuatan keji itu. Dalam surat Ali Imran ayat
135 ditegaskan agar pelaku fahisyah itu segera berzikir, beristighfar dan bertaubat dengan
tidak mengulangi perbuatan tersebut. Maka zikir yang dilakukan secara kontiniu dapat
menimbulkan ketenangan (Ar-Ra’d [13]: 28), memperoleh rahmat dari Allah, para Malaikat
mendoakan agara dosanya diampuni dan ia keluar dari berbagai persoalan yang sulit penuh
Begitu pula istighfar, akan membangun optimisme seseorang untuk memperoleh ampunan
mental yang dideritanya dapat sembuh (Hud [11]: 52, Allah limpahkan kepadanya rahmat
(An-Naml [27]: 46), kenikmatan dan kenyamanan hidup (Hud [11]: 3). Khusus mengenai
LGBT, sesungguhnya keinginan untuk melakukan LGBT adalah penyakit, maka si pelaku
mesti menyadari bahwa ia menderita penyakit mental. Selain melakukan perintah di atas,
hendaklah berobat kepada psikolog, psikiater dan para ulama yang memiliki kemampuan
untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit mental tersebut. Dengan begitu, si pelaku
Sekian dari saya, semoga bermanfaat bagi ibu-ibu dan bagi diri saya sendiri. Semoga
dengan ini akan mempertebal keimanan kita. Apabila ada kata yang salah dan ada
pengucapan ayat yang salah saya mohon maaf.
Wassalamualaikum wr.wb