Makalah Sam Kelp 1
Makalah Sam Kelp 1
Disusun oleh:
Meivi Ulfa Atsilah (161053
Fuji Jumatul Putra (161053
Hisannah Fairuz Israr (1610532007)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah
mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan
aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan
perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk
pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas
menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai
proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan
pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau
pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas, yaitu mencoba untuk
menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan untuk
menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan. Manajemen berdasarkan
aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas.
Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan
kompetitif dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama
atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari
pesaing.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi untuk
pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan pelanggan). Apa yang
diterima, disebut sebagai produk total (total product). Produk total seluruh manfaat baik wujud
(tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli.
Pengorbanan pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk, waktu dan usaha yang
dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan produk, dan biaya-biaya
paska pembelian, yang didefinisikan sebagai biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual
kembali produk tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi
untuk pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based managemen?
3. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen?
4. Bagaimana proses activity based managemen?
5. Bagaimana proses value analysis?
6. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based
management dalam suatu organisasi?
7. Apa penyebab yang menimbulkan kegagalan dalam ABM?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari activity based manajemen.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dan manfaat activity based managemen.
3. Untuk memahami dan mendeskripsikan model dan penerapan dimensi activity based
manajemen.
4. Untuk mengetahui bagaimana proses activity based management
5. Untuk memahami value analysis
6. Untuk memahami dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan
penerapan activity based management dalam suatu organisasi.
7. Untuk mengetahui penyebab yang menimbulkan kegagalan dalam ABM
BAB II
PEMBAHASAN
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang memberikan
informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik
dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang
memberikan kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses
adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang
dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab biaya, analisis
aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari ABC.
Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu
aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses adalah
serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu. Dimensi ini
mengendalikan aktivitas dengan cara :
Menganalisis driver – driver biaya, analisis driver biaya adalah mengidentifikasi
faktor – faktor yang menyebabkan biaya atau menjelaskan mengapa biaya aktivitas
terjadi.
Mengidentifikasi aktivitas, yaitu menilai aktivitas apa saja yang dilaksanakan.
Menganalisis kinerja, yaitu mengevaluasi aktivitas yang dilaksanakan untuk menilai
seberapa baiknya.
Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn ABC. ABM dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya yang
lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-program
pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas
dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak
perlu dan tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang
tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang
bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan.
Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak
bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang
mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukan aktivitas
yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami jalan dimana
aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-menerus dan
membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin terarah pada
aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus disoroti
pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi aktivitas tak bernilai tambah, dan
melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses dan
menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
D. Proses ABM
Business process analysis :
1. Pengurangan biaya (cost reduction) dilandasi oleh keyakinan bahwa pemahaman secara
mendalam terhadap proses bisnis dan improvement berkelanjutan terhadap proses
tersebut merupakan penentu efektivitas pengelolaan biaya
2. Pergeseran paradigma terhadap organisasi; dari organisasi sebagai sekelompok
fungsi/departemen ke organisasi sebagai sekumpulan proses.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya (cost
reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang
kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan konsumen, dalam waktu
yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan
yang terus menerus dalam melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya
malalui dengan 4 cara berikut ini:
a. Activity elimination
Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai tambah, dengan mengidentifikasikan
kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection
Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan kerena srtategi yang saling
bersaing. Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya
rendah untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction
Pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi yang diperlukan suatu aktivitas.
Pendekatan ini terutama ditujukan untuk pengingkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak
bernilai tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing
Peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala ekonomi, khususnya dengan
meningkatkan jumlah kuantitas cost driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, % kegagalan eksternal, jumlah
sisa bahan atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas
dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total permintaan pembelian, jumlah
kesalahan setiap order pembelian.
c. Efisiensi
Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya persediaan
Kesimpulan
Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006; 11).
Menurut Mulyadi (2007; 731) Activity-Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen
yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement
berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia
value tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based Management (ABM) analisis
aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan
keuntungan perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting,
yaitu manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba
dari penyedia nilai tersebut.
ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para
konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan menyediakan nilai
tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen
dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen,
produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan
meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-
Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, activity based management memiliki dua
dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini
bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Dimensi proses atau analisis nilai proses
adalah dimensi ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan biaya.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam
suatu organisasi adalah budaya organisasi, top management support and commitment, Change process
dan Continuing education.