1
Regulasi Pangan
Pendahuluan
Olahan Organik
Regulasi
Pangan Produk
Penutup
Rekayasa
Genetik
2
1. Pendahuluan
Pangan yang diedarkan harus
memenuhi persyaratan:
keamanan, mutu dan gizi;
label pangan; dan
iklan pangan.
1. Pendahuluan (lanjutan)
Dasar hukum:
Definisi
PANGAN OLAHAN ORGANIK adalah
makanan atau minuman yang berasal dari
pangan organik hasil proses dengan cara
atau metode tertentu, dengan atau tanpa
bahan tambahan yang diizinkan.
2. Regulasi Pangan Olahan Organik (lanjutan)
Definisi
Pangan Organik:
Pangan yang berasal dari suatu lahan pertanian organik
yang menerapkan praktek pengelolaan yang bertujuan
untuk memelihara ekosistem dalam mencapai
produktivitas yang berkelanjutan, melakukan
pengendalian gulma, hama, dan penyakit, melalui
beberapa cara seperti daur ulang sisa tumbuhan dan
ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, pengelolaan air,
pengolahan lahan, dan penanaman serta penggunaan
bahan hayati (pangan).
Permentan No.64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Persyaratan
a. mengandung Pangan Organik paling sedikit 95% dari total
berat atau volume, tidak termasuk air dan garam.
b. Pangan non Organik yang digunakan paling banyak 5% dari
total berat atau volume, tidak termasuk air dan garam.
c. Jenis BTP dan/atau Bahan Penolong yang dapat digunakan
harus sesuai ketentuan pada lampiran.
d. Pangan Olahan Organik dan Bahan Pangan yang digunakan
dilarang:
mendapat perlakuan iradiasi.
berasal dari produk rekayasa genetik.
e. Mendapatkan sertifikat organik yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi Organik. 8
2. Regulasi Pangan Olahan Organik (lanjutan)
WAJIB
memeriksakan keamanan
pangan bagi kesehatan manusia sebelum
diedarkan
15
•No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
•No. 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan
Undang-Undang •Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagene
Protocol on Biosafety to The Convention on Biological
Diversity
•No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
•Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
•Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Peraturan Pangan
Pemerintah •Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk
Rekayasa Genetik
1 9 Keputusan
Izin
Peredaran
8
2 7
3 5
4 6
Tugas BKKH:
a. menyampaikan informasi mengenai
prosedur, penerimaan permohonan,
proses dan ringkasan hasil
pengkajian;
b. menerima masukan dari masyarakat
dan menyampaikan hasil kajian dari
masukan tersebut;
c. menyampaikan informasi mengenai
rumusan rekomendasi yang akan
disampaikan kepada Menteri,
Menteri yang berwenang atau Kepala
LPND yang berwenang; dan
d. menyampaikan informasi mengenai
Keputusan Menteri, Menteri yang
berwenang atau Kepala LPND yang
berwenang atas permohonan yang
telah dikaji kepada publik.
3. Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH)
1. Informasi Genetik
1. Informasi Genetik
a. Kesepadanan Substansial
b. Perubahan Nilai Gizi
c. Alergenisitas
d. Toksisitas
e. Pertimbangan Lain-Lain
Informasi Keamanan Pangan
a. Kesepadanan Substansial
perbandingan komposisi pangan, sifat fenotipe dan metabolit serta
faktor pengolahan pangan dengan pangan yang diperoleh secara
konvensional.
c. Alergenisitas
c1. Analisis Bioinformatika
Analisis kemiripan struktural protein PRG dengan protein yang
berpotensi menimbulkan alergi atau toksik (menggunakan program
BLASTP, FARRP dan FASTA).
d. Toksisitas
28
Pangan PRG yang telah memperoleh
sertifikat keamanan pangan PRG
23
PANGAN PRG
1. Jagung PRG event MON 89034 (Tahan terhadap serangga hama penggerek
jagung)
2. Jagung PRG event NK 603 (Toleran terhadap herbisida glifosat)
3. Kedelai PRG event GTS 40-3-2 (Toleran terhadap herbisida glifosat)
4. Kedelai PRG event MON 89788 (Toleran terhadap herbisida glifosat)
5. Jagung PRG event GA 21 (Toleran terhadap herbisida glifosat)
6. Jagung PRG event MIR 162 (Tahan terhadap berbagai spesies serangga hama)
7. Jagung PRG event Bt 11 (Tahan terhadap serangga hama penggerek dan toleran
terhadap herbisida glufosinat)
8. Jagung PRG event MIR 604 (Tahan terhadap serangga hama penggerek akar
jagung)
9. Jagung PRG event 3272 (Memodifikasi enzim amilase untuk menghasilkan etanol)
10. Tebu PRG Toleran Kekeringan event NXI-1T (Toleran terhadap kekeringan)
11. Tebu PRG Toleran Kekeringan event NXI-4T (Toleran terhadap kekeringan)
12. Tebu PRG Toleran Kekeringan event NXI-6T (Toleran terhadap29kekeringan)
Pangan PRG yang telah memperoleh
sertifikat keamanan pangan PRG
13. Ice Structuring Protein (Memberikan efek terhadap es krim sehingga lebih
stabil (tidak mudah leleh))
14. Kedelai PRG event MON 87701 (Tahan terhadap hama Lepidoptera tertentu
dan toleran terhadap herbisida glifosat)
15. Kedelai PRG event MON 87705 (Meningkatkan profil asam lemak)
16. Jagung PRG event TC 1507 (Tahan terhadap hama serangga Lepidoptera
tertentu dan memberikan sifat toleransi kepada herbisida glufosinat-
amonium)
17. Kedelai PRG event MON 87708 (Toleran terhadap herbisida dikamba (3,6-
dichloro-2-methoxybenzoic acid)
18. Kedelai PRG event MON 87769 (Mengandung asam stearidonic)
19. Jagung PRG event MON 87427 (Toleran terhadap herbisida glifosat)
20. Jagung PRG Event MON 87460
21. Kentang PRG Katahdin Event SP951 (ketahanan terhadap penyakit hawar
daun (Phytophthora infestans)
22. Kedelai PRG Event SYHT0H2 (toleransi terhadap herbisida )
23. Kedelai PRG Event 305423 (menghasilkan asam lemak tak jenuh oleat tinggi
dan toleransi terhadap herbisida )
30
Pelabelan
tulisan “PANGAN REKAYASA GENETIK “.
dicantumkan jika pangan mengandung paling sedikit 5
(lima) persen Pangan PRG, berdasarkan persentase
kandungan Asam Deoksiribonukleat (Deoxyribo Nucleic
Acid/DNA) PRG terhadap kandungan Asam
Deoksiribonukleat non PRG.
Dalam hal pangan mengandung lebih dari 1 (satu) Pangan
PRG, persentase kandungan dilakukan terhadap masing-
masing Pangan PRG.
Pangan yang telah mengalami proses pemurnian lebih
lanjut (highly refined process) sehingga tidak teridentifikasi
mengandung protein PRG seperti minyak, lemak, gula dan
pati, tidak wajib diberi keterangan tentang pangan rekayasa
genetik.
31
Contoh Pelabelan
A B
COOKIES
COOKIES Produk Rekayasa
Genetika
Komposisi : kedelai
Komposisi : kedelai
(Pangan PRG), gula
PRG 32
MATERI RANCANGAN PERKA
Label dan Iklan