0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan5 halaman
1. Resistance training dapat meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas pada pasien jantung.
2. Dzikir 4T dapat menurunkan kecemasan pada pasien sindrom koroner akut secara signifikan.
3. Terapi lantunan dzikir 4T menggunakan headphone dapat mengurangi kecemasan pasien jantung.
1. Resistance training dapat meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas pada pasien jantung.
2. Dzikir 4T dapat menurunkan kecemasan pada pasien sindrom koroner akut secara signifikan.
3. Terapi lantunan dzikir 4T menggunakan headphone dapat mengurangi kecemasan pasien jantung.
1. Resistance training dapat meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas pada pasien jantung.
2. Dzikir 4T dapat menurunkan kecemasan pada pasien sindrom koroner akut secara signifikan.
3. Terapi lantunan dzikir 4T menggunakan headphone dapat mengurangi kecemasan pasien jantung.
Tugas untuk memenuhi mata kuliah : Evidence based nursing
Dosen pengampu : Mardiyono, MNS, Ph.D
Disusun Oleh :
Arslan Kamil Aries P1337420819001
Galih Mahendra W. P1337420819006
Amelia Nurul Hakim P1337420819011
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM MAGISTER TERAPAN KESEHATAN PRODI KEPERAWATAN TAHUN 2019 TABEL EBN PADA PENYAKIT JANTUNG
No Diagnosa Diagnosa NOC NIC EBN
Medis 1. OMI Intoleransi a. Energy a. Mampu Judul Penilitian : Effects of resistance training on muscle Aktivitas conservation menunjukkan tidak strength, exercise capacity, and mobility in middle-aged and activity adanya peingkatan elderly patients with coronary artery disease: A meta- b. Tolerance TTV setelah analysis aktivitas Penulis : S. Yamamoto et all b. ADL klien Tahun : 2016 terpenuhi Hasil Statistic : c. Perawatan jantung a. Pada peserta paruh baya : : Rehabilitatif Resistance Training meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah [perbedaan rata-rata terstandarisasi (SMD): 0,65, interval kepercayaan 95% (CI): 0,35 hingga 0,95], kekuatan otot ekstremitas atas (SMD: 0,73, 95% CI: 0,48 hingga 0,99) b. Pada peserta lansia : Resistance Training meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah (SMD: 0,63, 95% CI: 0,05 hingga 1,21), kekuatan otot ekstremitas atas (SMD: 1,18, 95% CI: 0,56 hingga 1,80), mobilitas yang lebih baik (SMD: 0,61, 95% CI: 0,21 hingga 1,01) dibandingkan dengan kontrol. Kesimpulan : Pada Resistance Training merupakan analisis dari 22 jurnal yang mencapai total 1095 partisipan. Dimana permberian perlakuan merupakan kombinasi dari Resistance Training dengan Aerobic Training. Dengan hasil Resistance Training dapat meningkatkan kapasitas latihan dan kekuatan otot pada pasien setengah baya dan lanjut usia, dan mobilitas pada pasien usia lanjut, dengan CAD. 2. Penurunan a. Anxiety a. Klien mampu Judul Penelitian : Dzikir 4T terhadap Penurunan Kecemasan Kecemasan self- mengidentifikasi pada Pasien Sindrom Koroner Akut (Anxiety control dan Penulis : Sukarni et all Reduction) b. Anxiety mengungkapkan Tahun : 2016 level gejala cemas. Nilai Statistic : c. Coping b. Mengidentifikasi, a. Clinical Signifikan : secara statistik hasil penelitian mengungkapkan menunjukkan dzikir 4T dan dapat menurunkan kecemasan selama 12 jam, 24 jam, 36 menunjukkan jam, 48 jam, 60 jam dan 72 jam pada pasien Sindrom teknik untuk Koroner Akut (p<0,05). Ada pengaruh yang sangat mengontrol bermakna penurunan kecemasan yaitu cemas pada jam ke- 24 jam (p<0,001) dan 72 jam (p<0,001) c. Vital sign dalam diantara group lain setelah dilakukan dzikir 4T pada pasien normal postur Sindrom Koroner Akut. tubuh, ekspresi b. Effect Size wajah, bahasa Cohen's d = (11 - 64) ⁄ 49.015304 =1.081295. tubuh dan tingkat Gates' delta = (11 - 64) ⁄ 62 = 0.854839. aktivitas Hedges' g = (11 - 64) ⁄ 49.015304 = 1.081295. menunjukkan c. Mean berkurangnya Intervensi dzikir terhadap Penurunan kecemasan pada kecemasan. waktu 72 jam Mean = 0,64 SD = 0,62 Kontrol dzikir terhadap Penurunan kecemasan pada waktu 72 jam Mean = 11 SD = 0,31 d. Standar Devisiasi Intervensi dzikir terhadap Penurunan kecemasan pada waktu 72 jam SD = 0,62 Kontrol dzikir terhadap Penurunan kecemasan pada waktu 72 jam SD = 0,31 Kesimpulan : intervensi lantunan dzikir 4T menggunakan MP 3 dengan intensitas 60dB, volume diantara level 4 sampai 5, beat rate 60 – 80 mm dan pitch 220 -800 Hz selama 30 menit setiap 12 jam yaitu pada 12 jam, 24 jam,36 jam,48 jam 60 jam dan 72 jam. Peneliti juga melakukan pengukuran awal tentang kecemasan 2 jam setelah pasien mendapat terapi standar rumah sakit, sebagai data awal (pre test), kemudian peneliti memasangkan head phone dengan lantunan dzikir Empat T (Tasbih Tahmid Tahlil dan Takbir ) selama 30 menit . Peneliti mengukur kecemasan kembali (post test) 10 menit setelah diberi perlakuan dzikir, begitu juga pada kelompok control. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Data kecemasan diukur dengan menggunakan wawancara dari Numerical Rating Scale Anxiety (NRSA).