Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

LINGKUNGAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI


PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI SUMATERA
SELATAN

Muhammad Akbar Yuliansyah


Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti
PalembangJl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang ; Telp.0711 -372164-360717, Fax. 0711-
360725Website : www/mm-utp.com ; E-mail : info@mm-utp.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya


Organisasi terhadap Lingkungan kerja serta dampaknya pada Kinerja Pegawai di
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penelitian ini
jumlah populasi adalah 99 orang sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling Jenuh yaitu pengambilan sampel
dilakukan secara keseluruhan dari jumlah populasi. Dari hasil penelitian ini Hipotesis
pertama yaitu Kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap Lingkungan
kerja Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan, hal
ini ditunjukkan oleh t statistik sebesar 8.078 ≥ 1,96. Hipotesis kedua yaitu Budaya
organisasi berpengaruh terhadap Lingkungan kerja Pegawai Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan, hal ini ditunjukkan oleh t statistik
sebesar 2.614 ≥ 1,96. Hipotesis ketiga yaitu Kepemimpinan berpengaruh terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan, hal
ini ditunjukkan oleh t-statistik sebesar 13.247 ≥ 1,96. Hipotesis keempat yaitu
Budaya organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja Pegawai Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan, hal ini ditunjukkan oleh t
statistik sebesar 52.259 ≥ 1,96. Hipotesis kelima yaitu Lingkungan kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Sumatera Selatan, hal ini ditunjukkan oleh t statistik sebesar 1.552 < 1,96. Hipotesis
keenam yaitu Kepemimpinan berpengaruh tak langsung melalui Lingkungan kerja
terhadap Kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera
Selatan, ditunjukan oleh nilai Pengaruh langsung : P1 = 0,849 > Pengaruh melalui
mediasi : P2 * P3 = 0,630 *-0,044 = 0,027 Hipotesis ketujuh yaitu Budaya organisasi
berpengaruh tak langsung melalui Lingkungan kerja terhadap Kinerja pegawai Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan ditunjukan dengan nilai
Pengaruh langsung : P4 = 1,075 > Pengaruh melalui mediasi: P5 * P3 = 0,340 * -
0,044 = 0,015
Kata Kunci : Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Lingkungan kerja, Kinerja.

1
PENDAHULUAN pemimpin yang cenderung punya
A. Latar Belakang Masalah intelijensi dalam hal kemampuan
Sumber Daya Manusia bicara, menafsir, dan bernalar yang
(pegawai) merupakan unsur yang lebih kuat ketimbang yang bukan
strategis dalam menentukan sehat pemimpin.
tidaknya suatu organisasi. Budaya organisasi merupakan
Pengembangan SDM yang terencana sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi
dan berkelanjutan merupakan dasar yang ditemukan, diciptakan atau
kebutuhan yang mutlak terutama untuk dikembangkan oleh suatu kelompok
masa depan organisasi. Dalam kondisi tertentu dengan maksud agar
lingkungan tersebut, manajemen organisasi bisa mengatasi,
dituntut untuk mengembangkan cara menanggulangi permasalahan yang
baru untuk mempertahankan pegawai timbul akibat adaptasi eksternal dan
pada produktifitas tinggi serta integritas internal yang sudah berjalan
mengembangkan potensinya agar dengan cukup baik sehingga perlu
memberikan kontribusi maksimal pada diajarkan dan diterapkan kepada
organisasi. Masalah sumber daya anggota-anggota baru sebagai cara
manusia yang kelihatannya hanya yang benar untuk memahami,
merupakan masalah intern dari suatu memikirkan dan merasakan berteman
organisasi sesungguhnya mempunyai dengan mereka-mereka tersebut (Scain
hubungan yang erat dengan dalam Lako, 2004).
masyarakat luas sebagai pelayanan Faktor lain yang mempunyai
publik yang diukur dari kinerja. pengaruh terhadap kinerja yaitu
Kepemimpinan merupakan salah Lingkungan kerja, menurut Simamora
satu faktor yang dapat mempengaruhi (2004 : 26) mengatakan bahwa
disiplin kerja pegawai. Seorang Lingkungan kerja dapat
pemimpin harus dapat menunjukkan mempengaruhi kinerja. Lingkungan
sikap positif dan disiplin, agar dapat kerja dapat mempengaruhi hal tersebut
menjadi teladan kedisiplinan bagi para dengan membentuk harapan pegawai
pegawai. Kepemimpinan merupakan tentang konsekuensi yang akan timbul
tulang punggung pengembangan dari berbagai tindakan. Para pegawai
instansi dan menjadi faktor kunci mengharapkan imbalan, kepuasan,
dalam suksesnya suatu organisasi serta prestasi atas dasar persepsi mereka
manajemen. Dengan entitas yang terhadap Lingkungan kerja.
mengarahkan kerja para anggota Dinas Pengelolaan Sumber
organisasi untuk mampu mengikat, Daya Air Provinsi Sumatera Selatan
mengharmonisasi, serta mendorong merupakan dinas yang bekerja
potensi sumber daya organisasi agar dibidang pengairan. Pengairan adalah
dapat bersaing secara baik. suatu bidang pembinaan atas air,
Kepemimpinan juga memiliki sifat termasuk kekayaan alam yang
kolektif dalam arti segala perilaku terkandung didalamnya, baik yang
yang diterapkan seorang pimpinan alami maupun yang diusahakan oleh
akan memiliki dampak luas bukan bagi manusia sebagaimana dimaksud dalam
dirinya sendiri melainkan seluruh undang-undang No. 11 tahun 1974
anggota organisasi dengan sifat tentang pengairan.

2
Mengacu pada Peraturan kemajuan kinerja yang optimal, masih
Gubernur Nonor. 44 tahun 2016 Dinas kurangnya komitmen pegawai
Pengelolaan Sumber Daya Air terhadap penyelesaian suatu pekerjaan
Provinsi Sumatera Selatan memiliki 7 sehingga hasil dari pekerjaan tersebut
(tujuh) unit kerja yaitu Bagian kurang baik dan Evaluasi kinerja
Perencanaan, Bagian Keuangan, pegawai yang memberikan perhatian
Bagian Umum dan Kepegawaian, serius pada setiap kemajuan yang
Bagian Rekayasa Teknik, Bagian dicapai oleh setiap pegawai belum
Konstruksi, Bagian Operasi dan berjalan secara intensif.
Pemeliharaan, dan Bagian Bina Dari penjelasan diatas, maka
Manfaat. Setiap unit memiliki tugas untuk mengetahui pengaruh variavel
dan tanggung jawab masing-masing bebas terhadap variabel terikat dapat
yang telah diatur sesuai dengan dilakukan melalui penelitian dengan
bidangnya masing-masing. judul “Pengaruh Kepemimpinan dan
Dengan berbagai dinamika Budaya Organisasi terhadap
yang terjadi, secara kontekstual Lingkungan kerja serta dampaknya
harapan sebagaimana dijelaskan diatas pada Kinerja Pegawai pada Dinas
belum sepenuhnya terwujud sehingga Pengelolaan Sumber Daya Air
optimalisasi kinerja pegawai pada Provinsi Sumatera Selatan”.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air B. Perumusan Masalah
Provinsi Sumatera Selatan Adapun masalah yang akan
menunjukkan hasil yang optimal. diselesaikan dalam penelitian ini
Apabila dikaji lebih mendalam kondisi adalah sebagai berikut :
yang demikian disebabkan oleh Peran Adapun masalah yang akan
pimpinan dalam menegakan aturan diselesaikan dalam penelitian ini
yang berlaku masih rendah, adalah sebagai berikut :
kemampuan pimpinan dalam a. Apakah Kepemimpinan
memberikan ide-ide yang inovatif berpengaruh terhadap Lingkungan
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan kerja Pegawai Dinas Pengelolaan
masih belum baik, sosialisasi budaya Sumber Daya Air Provinsi
organisasi terhadap para pegawai Sumatera Selatan?.
masih belum mendapat perhatian b. Apakah Budaya organisasi
serius, belum optimalnya pencapaian berpengaruh terhadap Lingkungan
Lingkungan Kerja yang dinamis pada kerja Pegawai Dinas Pengelolaan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Sumber Daya Air Provinsi
Provinsi Sumatera Selatan, masih Sumatera Selatan?.
lemahnya pengawasan yang ada pada c. Apakah Kepemimpinan
instansi ini sehingga belum mampu berpengaruh terhadap kinerja
meningkatkan kinerja pegawai, belum Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber
terlaksananya fungsional manajemen Daya Air Provinsi Sumatera
pengembangan sumber daya manusia Selatan?.
(pegawai) Dinas Pengelolaan Sumber d. Apakah Budaya organisasi
Daya Air Provinsi Sumatera Selatan berpengaruh terhadap kinerja
dalam memberikan bimbingan dan Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber
pengendalian pegawainya pada arah

3
Daya Air Provinsi Sumatera 3. Budaya Organisasi
Selatan?. Budaya organisasi adalah pola
e. Apakah Lingkungan kerja tingkah laku yang dikembangkan oleh
berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi yang dipelajarinya
Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber ketika menghadapi masalah adaptasi
Daya Air Provinsi Sumatera eksternal dan integrasi internal.
Selatan?. Adapun dimensi variabel budaya
f. Apakah Kepemimpinan yang organisasi adalah strategi, struktur
dimediasi oleh Lingkungan kerja organisasi, sistem, pegawai,
berpengaruh tak langsung terhadap keterampilan, pola kepemimpinan dan
kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan nilai-nilai.
Sumber Daya Air Provinsi
Sumatera Selatan?. 4. Lingkungan Kerja
g. Apakah Budaya organisasi yang Lingkungan kerja adalah keadaan
dimediasi oleh Lingkungan kerja fisik dan non fisik disekitar pekerjaan
berpengaruh tak langsung terhadap dan yang dapat mempengaruhi
kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Pegawai dalam melaksanakan
Sumber Daya Air Provinsi tugasnya;
Sumatera Selatan?.
KAJIAN PUSTAKA DAN B. Kerangka Berpikir
HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka berfikir dalam penelitian ini
A. Kajian Pustaka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kinerja
Kinerja adalah sebagai suatu
keadaan atau tingkah laku seseorang
yang harus dicapai dengan persyaratan
tertentu. Secara operasional kinerja
teridentifikasi melalui pengetahuan
tentang pekerjaan, mampu menyusun
dan melaksanakan program kerja,
bekerja sesuai dengan standar mutu
pekerjan yang dipersyaratkan,
memiliki kemandirian, kemampuan
bekerja dalam kelompok dan
Meningkatkan kemampuan diri.
2. Kepemimpinan Gambar 1
Kepemimpinan merupakan Kerangka Berpikir
cara berhubungan, berperilaku, C. Hipotesis Penelitian
mempengaruhi orang lain untuk Berdasarkan kerangka berpikir
mencapai tujuan dan sasaran. Secara diatas, hipotesis penelitian yang akan
operasional definisi kepemimpinan diajukan dalam penelitian ini adalah :
terwujud dalam bentuk: memiliki a. Diduga Kepemimpinan
kemampuan manajerial, memiliki visi, berpengaruh terhadap
sebagai pembaharu, sebagai auditor, Lingkungan kerja Pegawai Dinas
sebagai penggerak, sebagai motivator.

4
Pengelolaan Sumber Daya Air oleh Lingkungan Kerja. Dalam
Provinsi Sumatera Selatan. penelitian ini dilaksanakan selama 4
b. Diduga Budaya organisasi (empat) bulan dari bulan Januari 2019
berpengaruh terhadap sampai bulan April 2019.
Lingkungan kerja Pegawai Dinas B. Populasi dan Sampel
Pengelolaan Sumber Daya Air 1. Populasi
Provinsi Sumatera Selatan. Populasi dan wilayah
c. Diduga Kepemimpinan generalisasi yang terdiri atas
berpengaruh terhadap kinerja obyek/subyek yang mempunyai
Pegawai Dinas Pengelolaan kuantitas dan karakteristik tertentu
Sumber Daya Air Provinsi yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Sumatera Selatan. dipelajari dan kemudian ditarik
d. Diduga Budaya organisasi kesimpulannya (Supranto, 2003 : 76).
berpengaruh terhadap kinerja Populasi dalam penelitian ini adalah
Pegawai Dinas Pengelolaan pegawai Dinas Pengelolaan Sumber
Sumber Daya Air Provinsi Daya Air Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan. sedangkan sampel adalah bagian dari
e. Diduga Lingkungan kerja populasi yang akan dijadikan objek
berpengaruh terhadap kinerja penelitian. Dalam penelitian ini jumlah
Pegawai Dinas Pengelolaan populasi adalah 99 orang.
Sumber Daya Air Provinsi Tabel 1. Jumlah Populasi
Sumatera Selatan. No Jabatan Jumlah
f. Diduga Kepemimpinan yang 1. Sekretariat 22
dimediasi oleh Lingkungan kerja 2. Bina Manfaat 14
berpengaruh tak langsung 3. Konstruksi 17
terhadap kinerja Pegawai Dinas 4. Rekayasa Teknik 14
Pengelolaan Sumber Daya Air 5. Operasi dan 13
Provinsi Sumatera Selatan. Pemeliharaan
g. Diduga Budaya organisasi yang 6. Balai Wilayah Sungai 10
dimediasi oleh Lingkungan kerja Musi
berpengaruh tak langsung 7. Balai Wilayah Sungai 9
terhadap kinerja Pegawai Dinas Sugihan
Pengelolaan Sumber Daya Air Jumlah 99
Provinsi Sumatera Selatan. Sumber : Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Sumatera
METODOLOGI PENELITIAN Selatan
A. Tempat dan Waktu Penelitian 2. Sampel dan dan Teknik
Penelitian ini dilaksanakan di Sampling
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pengambilan sampel dalam
Provinsi Sumatera Selatan, penelitian penelitian ini menggunakan teknik
ini diharapkan dapat memberikan andil Sampel Jenuh yaitu pengambilan
dan manfaat dalam peningkatan sampel dilakukan secara keseluruhan
Kinerja melalui Peran kepemimpinan, dari jumlah populasi. Sejalan dengan
Budaya Organisasi yang dimediasi

5
pendapat tersebut diatas, maka dalam persamaan struktural yang berbasis
penelitian ini dengan komponen atau varian (variance).
mempertimbangkan jumlah populasi Penelitian dengan PLS-SEM
sebesar 99 orang maka penulis menggunakan dua tahapan penting,
mengambil keseluruhan jumlah yaitu measurement model
populasi, yaitu sebanyak 99 orang (pengukuran model vairabel) dan
sebagai sampel uji coba dan sebagai structural model (pengukuran
sampel penelitian. struktur). Data dalam Measurement
F. Teknik Analisis Data model digunakan untuk mengevaluasi
validitas dan reabilitasnya. Sedangkan
Analisis Inferensial dalam structural model hipotesis diuji
Analisis data yang digunakan melalui signifikansi dari : 1) Path
dalam penelitian ini pendekatan coefficient, 2) T-Statistic, dan 3) r-
metode analisis penelitian ini squared value.
menggunakan Structural Equation G. Hipotesis Statistika
Model (SEM) yang dioperasikan Secara ringkas t-statistic dalam
melalui program Partial Least Square penelitian ini ditampilkan pada
(PLS) dengan menggunakan software tabel berikut ini :
SmartPLS. PLS adalah model
Tabel 2
Pengambilan Keputusan Dalam Uji t-statistic

Keputusan
No Hipotesis
H0 ditolak H0 diterima
1. H0 : Kepemimpinan tidak
berpengaruh secara signifikan
P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
terhadap Lingkungan kerja
atau atau
H1 : Kepemimpinan berpengaruh
t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
secara signifikan terhadap
Lingkungan kerja
H0 : Budaya organisasi tidak
berpengaruh secara signifikan
P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
terhadap Lingkungan kerja
2 atau atau
H1 : Budaya organisasi berpengaruh
t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
secara signifikan terhadap
Lingkungan kerja
3 H0 : Kepemimpinan tidak
berpengaruh secara signifikan
P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
terhadap Kinerja
atau atau
H1 : Kepemimpinan berpengaruh
t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
secara signifikan terhadap
Kinerja
4 H0 : Budaya organisasi tidak P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
berpengaruh secara signifikan atau atau

6
terhadap Kinerja t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
H1 : Budaya organisasi berpengaruh
secara signifikan terhadap
Kinerja
5 H0 : Lingkungan kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap
P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
Kinerja
atau atau
H1 Lingkungan kerja berpengaruh
t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
secara signifikan terhadap
Kinerja
H0 : Tidak ada Pengaruh Tak
langsung antara :
6 Kepemimpinan terhadap Kinerja
yang dimediasi oleh Lingkungan P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
kerja atau atau
H1 : Ada Pengaruh Tak langsung t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
antara Kepemimpinan terhadap
Kinerja yang dimediasi oleh
Lingkungan kerja
7 H0 : Tidak ada Pengaruh Tak
langsung antara Budaya
organisasi terhadap Kinerja yang
P value ≤ 0,05 P value ≥ 0,05
dimediasi oleh Lingkungan kerja
atau atau
H1 : Ada Pengaruh Tak langsung
t hitung ≥ 1,96 t hitung ≤ 1,96
antara Budaya organisasi
terhadap Kinerja yang dimediasi
oleh Lingkungan kerja
Sumber:Haryono, Siswoyo 2017 variabel eksogen dalam menjelaskan
- Koefisien Determinsasi variasi variabel endogen amat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 berarti
Koefisien determinasi (R²) variabel-variabel eksogen memberikan
dilakukan untuk melihat adanya semua informasi yang dibutuhkan
hubungan yang sempurna atau tidak, untuk memprediksi variasi endogen.
yang ditunjukkan pada apakah
perubahan pengaruh variabel-variabel HASIL PENELITIAN DAN
exogen Kepemimpinan (Kep), dan PEMBAHASAN
Budaya organisasi (BO) terhadap
Lingkungan kerja (LK) serta Hasil penelitian terlebih dahulu
implikasinya pada Kinerja Pegawai akan diuraikan dalam bentuk
(Kin)). pada proporsi yang sama. deskriptif, yang bertujuan untuk
Pengujian ini dengan melihat nilai R menggambarkan karakteristik
Square (R²). Nilai koefisien responden berdasarkan variabel
determinasi adalah antara 0 sampai demografi dan juga menggambarkan
dengan 1. Selanjutnya nilai R² yang kondisi jawaban responden untuk
kecil berarti kemampuan variabel- masing-masing variabel.

7
Selanjutnya hasil penelitian 1. Pengukuran Model Variabel /
akan di analisis dengan terlebih dahulu Outer Model
melakukan uji validitas dan reliabilitas Pengukuran model variabel
untuk setiap item pertanyaan mengenai merupakan langkah untuk melihat
variabel yang diteliti. Selanjutnya validitas dan reliabilitas indikator pada
setelah diketahui semua hasil model. Suatu model dinyatakan valid
pengolahan data akan dilakukan jika memiliki loading factor di atas
pembahasan mengenai hasil 0,5, atau dengan kata lain loading
pengolahan dan yang terakhir adalah factor yang lebih rendah dari 0,5
menarik kesimpulan yang didasarkan memiliki convergent validity rendah,
pada hasil analisis tersebut. sehingga loading factor yang lebih
rendah dari 0,5 harus di drop dari
Ada beberapa tahapan yang model, sedangkan uji reliabitas dilihat
harus dilakukan pada penelitian dari composite reliability, jika nilainya
dengan teknik pengolahan data analisis lebih dari 0,7 maka menunjukkan nilai
inferensial menggunakan metode SEM yang memuaskan, dan diperkuat lagi
berbasis Partial Least Square (PLS), dengan melihat cronbah’s alpha,
yaitu: disarankan memiliki nilai di atas 0,6.
Gambar 1
Full Model setelah dikalkulasi

8
Gambar di atas menunjukkan validity. Selanjutnya dilihat nilai
bahwa semua loading factor memiliki Composite Reliability dan Cronbach
nilai lebih dari 0,5, sehingga dapat Alpha dari masing-masing vaariabel
dikatakan sudah memenuhi convergent seperti tabel di bawah ini :
Tabel 2 Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Composite Reliability Cronbachs Alpha
Kinerja 0,927 0,927
Kepemimpinan 0,931 0,931
Lingkungan kerja 0,930 0,925
Budaya Organisasi 0,923 0,922

Tabel 4.9 di atas menunjukkan Pengukuran Struktur / Inner Model


bahwa nilai composite reliability Pengukuran Struktur / Inner
semua variabel di atas 0,7 dan nilai Model digunakan untuk melihat
cronbah’s alphasemua variabel di atas hubungan antara variabel, melalui
0,6, sehingga semua variabel proses bootstrapping, parameter uji T-
penelitian sudah menunjukkan sebagai Statistic diperoleh untuk memprediksi
pengukur yang fit, hal ini berarti hubungan antar variabel, selanjutnya
bahwa semua item pertanyaan yang model struktural dievaluasi dengan
akan digunakan untuk mengukur melihat persentase varian yang
variabel adalah reliable, dimana dijelaskan oleh R-square Adjusted
reliabilitas atau keandalan suatu variabel dependen.
instrumen adalah kemantapan atau Nilai R-square Adjusted untuk
stabilitas antara hasil pengamatan variabel dependen adalah sebagai
dengan instrumen atau pengukuran . berikut :
Tabel 3 Tabel R-square Adjusted Variabel Dependen

Original Standard
Sample Sample Error T Statistics P
(O) Mean (M) (STERR) (|O/STERR|) Values

kinerja 1,126 1,123 0,016 69,001 0,000

Lingkungan kerja 0,121 0,161 0,013 9,307 0,000

dapat dijelaskan oleh konstruk


Kepemimpinan dan konstruk Budaya
Tabel 4.10 di atas organisasi sebesar 12,1%. Variabel
menunjukkan bahwa variabel Kinerja memiliki nilai r-square
Lingkungan kerja memiliki niai r- Adjusted sebesar 1,126 artinya bahwa
square Adjusted sebesar 0,121, artinya variabel kinerja dapat dijelaskan oleh
bahwa variabel Lingkungan kerja konstruk Kepemimpinan, Budaya

9
organisasi, dan Lingkungan kerja lebih besar daripada path coefficient
sebesar 100 %. Semakin tinggi nilai r- dengan variabel mediasi, sehingga
square Adjusted maka semakin besar dapat disimpulkan bahwa variabel
kemampuan variabel independen Lingkungan kerja bisa memediasi
tersebut dapat menjelaskan variabel hubungan Kepemimpinan terhadap
dependen sehingga semakin baik kinerja pegawai Dinas Pengelolaan
persamaan struktural. Sumber Daya Air Provinsi Sumatera
Selatan.
2. pengaruh langsung (Direct B. Pengaruh Budaya organisasi
Effects) dan tidak langsung terhadap kinerja pegawai Dinas
(Indirect Effects) Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Sumatera Selatan dengan
A. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Lingkungan kerja sebagai variabel
kinerja pegawai Dinas Pengelolaan mediasi.
Sumber Daya Air Provinsi 1. Hubungan Budaya organisasi
Sumatera Selatan dengan ke kinerja memiliki nilai Path
Lingkungan kerja sebagai variabel coefficient sebesar 1,075 pada
mediasi. alur panah hipotesis keempat
1. Hubungan Kepemimpinan ke (P4)
kinerja memiliki nilai Path 2. Hubungan Budaya organisasi
coefficient sebesar 0,849 pada ke Lingkungan kerja memiliki
alur panah hipotesis ke nilai path coefficient sebesar
pertama (P1) 0,340 pada alur panah
2. Hubungan Kepemimpinan ke hipotesis ke lima (P5)
Lingkungan kerja memiliki 3. Hubungan Lingkungan kerja
nilai path coefficient sebesar ke kinerja memiliki nilai path
0,630 pada alur panah coefficient sebesar -0,044
hipotesis ke dua (P2) pada alur panah hipotesis ke
3. Hubungan Lingkungan kerja tiga (P3)
ke kinerja memiliki nilai path Selanjutnya dibandingkan path
coefficient sebesar -0,044 coefficient antar pengaruh langsung
pada alur panah hipotesis dan pengaruh melalui mediasi di
ketiga (P3) dapatkan sebagai berikut :
Selanjutnya dibandingkan path  Pengaruh langsung : P4 =
coefficient antar pengaruh langsung 1,075
dan pengaruh melalui variabel mediasi  Pengaruh melalui mediasi: P5 *
di dapatkan sebagai berikut : P3 = 0,340 * -0,044 = 0,015
 Pengaruh langsung : P1 = Ternyata keduanya
0,849 menghasilkan angka yang beda path
 Pengaruh melalui mediasi : P2 coefficient dari hubungan langsung
* P3 = 0,630 *-0,044 = 0,027 lebih kecil daripada path coefficient
Ternyata keduanya menghasilkan dengan variabel mediasi, sehingga
angka yang beda, dimana path dapat disimpulkan bahwa variabel
coefficient dari hubungan langsung Lingkungan kerja memediasi

10
hubungan Budaya organisasi terhadap Sumber Daya Air Provinsi Sumatera
kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Selatan.
Tabel 4 Tabel Indirect Effects

Original Sample Standard


Sample Mean Error T Statistics
(O) (M) (STERR) (|O/STERR|) P Values
Budaya Organisasi->
Lingkungan kerja -> kinerja 0,015 0,012 0,006 2,514 0,000
Kepemimpinan -> Lingkungan
kerja-> kinerja 0,027 0,029 0,010 2,702 0,000
Gambar 4.8
Full Model Bootstrapping t statistik

11
dari nilai t-statistic dan nilai
A. Uji Hipotesis standardized path coefficient. Batas
Uji hipotesis pada PLS nilai pengujian hipotesis yaitu nilai-t
didasarkan pada nilai yang terdapat muatan faktornya (factor loadings)
pada analisis structural model, tingkat lebih besar dari nilai kritis ( ≥1.96) .
signifikansi path coefficient didapat
Tabel 5 Path Coefficient
Original Sample Standard Error T Statistics P
Sample (O) Mean (M) (STERR) (|O/STERR|) Values
Kepemimpinan -> 0,630 0,629 0,078 8,078 0,000
Lingkungan kerja
Budaya
Organisasi-> 0,340 0,361 0,130 2,614 0,009
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja -0,044 -0,051 0,028 1,552 0,121
> kinerja
Budaya
Organisasi-> 1.075 1,080 0,021 52,259 0,000
kinerja
Kepemimpinan -> 0,849 0,850 0,064 13,247 0,000
kinerja
Pegawai Dinas Pengelolaan
Hasil uji hipotesis melalui Sumber Daya Air Provinsi
inner model dapat dilihat pada path Sumatera Selatan, hal ini
coefficient seperti tabel 4.11 di atas, ditunjukkan oleh t-statistik sebesar
dan hasil dari masing-masing hipotesis 13.247 ≥ 1,96 atau P-value 0.000
dapat dijelaskan seperti berikut : < 0.05.
1. Hipotesis pertama : 4. Hipotesis keempat : Budaya
Kepemimpinan berpengaruh organisasi berpengaruh signifikan
signifikan positif terhadap positif terhadap kinerja Pegawai
Lingkungan kerja Pegawai Dinas Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Pengelolaan Sumber Daya Air Air Provinsi Sumatera Selatan, hal
Provinsi Sumatera Selatan, hal ini ini ditunjukkan oleh t statistik
ditunjukkan oleh t statistik sebesar sebesar 52.259 ≥ 1,96 atau P-
8.078 ≥ 1,96. atau P-value 0.000 < value 0.000 < 0.05.
0.05 5. Hipotesis kelima : Lingkungan
2. Hipotesis kedua : Budaya kerja tidak berpengaruh terhadap
organisasi berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Dinas
Lingkungan kerja Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Selatan, hal ini
Provinsi Sumatera Selatan, hal ini ditunjukkan oleh t statistik sebesar
ditunjukkan oleh t statistik sebesar 1.552 < 1,96 atau P-value 0.121 >
2.614 ≥ 1,96 atau P-value 0.009 < 0.05.
0.05. 6. Hipotesis keenam :
3. Hipotesis ketiga : Kepemimpinan Kepemimpinan berpengaruh tak
berpengaruh terhadap Kinerja langsung melalui Lingkungan

12
kerja terhadap Kinerja pegawai dirinya sendiri melainkan seluruh
Dinas Pengelolaan Sumber Daya anggota organisasi dengan sifat
Air Provinsi Sumatera Selatan, pemimpin yang cenderung punya
ditunjukan oleh nilai Pengaruh intelijensi dalam hal kemampuan
langsung : P1 = 0,849 > Pengaruh bicara, menafsir, dan bernalar yang
melalui mediasi : P2 * P3 = 0,630 lebih kuat ketimbang yang bukan
*-0,044 = 0,027 (lampiran 11) pemimpin.
7. Hipotesis ketujuh : Budaya Pada hasil uji hipotesis kedua
organisasi berpengaruh tak Budaya organisasi berpengaruh positif
langsung melalui Lingkungan dan signifikan terhadap Lingkungan
kerja terhadap Kinerja pegawai kerja Pegawai Dinas Pengelolaan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Sumber Daya Air Provinsi Sumatera
Air Provinsi Sumatera Selatan Selatan, hal ini Berdasarkan Budaya
ditunjukan dengan nilai Pengaruh organisasi merupakan sebagai suatu
langsung : P4 = 1,075 > Pengaruh pola dari asumsi-asumsi dasar yang
melalui mediasi: P5 * P3 = 0,340 ditemukan, diciptakan atau
* -0,044 = 0,015 (lampiran 11) dikembangkan oleh suatu kelompok
tertentu dengan maksud agar
B. Pembahasan Hasil peneitian organisasi bisa mengatasi,
Pada hasil uji hipotesis menanggulangi permasalahan yang
pertama menunjukkan bahwa timbul akibat adaptasi eksternal dan
Kepemimpinan berpengaruh signifikan integritas internal yang sudah berjalan
positif terhadap Lingkungan kerja dengan cukup baik sehingga perlu
pegawai Dinas Pengelolaan Sumber diajarkan dan diterapkan kepada
Daya Air Provinsi Sumatera Selatan. anggota-anggota baru sebagai cara
Kepemimpinan merupakan salah satu yang benar untuk memahami,
faktor yang dapat mempengaruhi memikirkan dan merasakan berteman
disiplin kerja pegawai. Seorang dengan mereka-mereka tersebut (Scain
pemimpin harus dapat menunjukkan dalam Lako, 2004).
sikap positif dan disiplin, agar dapat Pada hasil uji hipotesis ketiga
menjadi teladan kedisiplinan bagi para menunjukkan bahwa : Kepemimpinan
pegawai. Kepemimpinan merupakan berpengaruh positif dan signifikan
tulang punggung pengembangan terhadap Kinerja Pegawai Dinas
instansi dan menjadi faktor kunci Pengelolaan Sumber Daya Air
dalam suksesnya suatu organisasi serta Provinsi Sumatera Selatan.
manajemen. Dengan entitas yang Kepemimpinan yang efektif tentunya
mengarahkan kerja para anggota merupakan harapan bagi setiap instansi
organisasi untuk mampu mengikat, dalam upaya mencapai tujuan
mengharmonisasi, serta mendorong organisasi secara keseluruhan, karena
potensi sumber daya organisasi agar tanpa kepemimpinan atau bimbingan,
dapat bersaing secara baik. hubungan antara tujuan perseorangan
Kepemimpinan juga memiliki sifat dan tujuan organisasi mungkin
kolektif dalam arti segala perilaku menjadi renggang (lemah). Keadaan
yang diterapkan seorang pimpinan ini menimbulkan situasi dimana
akan memiliki dampak luas bukan bagi perseorangan bekerja untuk mencapai

13
tujuan pribadinya, sementara itu tidak berpengaruh terhadap kinerja
keseluruhan organisasi menjadi tidak Pegawai Dinas Pengelolaan Sumber
efisien dalam pencapaian sasaran- Daya Air Provinsi Sumatera Selatan.
sasarannya. Sehubungan dengan Lingkungan kerja merupakan salah
kepemimpinan,menurut Handoko satu faktor yang harus diperhatikan
(2000,h.295) terdapat tiga pendekatan oleh organisasi karena berkaitan erat
kepemimpinan yaitu: pendekatan dengan tinggi rendahnya semangat
kesifatan (traits), pendekatan perilaku kerja para pegawai. Jika lingkungan
(behaviors), dan pendekatan kerja suatu organisasi baik maka hal
situasional (contingency). tersebut dapat pula memacu timbulnya
Pada hasil uji hipotesis keempat semangat kerja yang tinggi, yang pada
menunjukkan bahwa Budaya akhirnya dapat meningkatkan kinerja
organisasi berpengaruh positif dan pegawai.
signifikan terhadap kinerja Pegawai Pada hasil uji hipotesis keenam
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air menunjukkan bahwa Lingkungan kerja
Provinsi Sumatera Selatan, Menurut merupakan variabel mediasi hubungan
Organisasi mempunyai kepribadian, Kepemimpinan terhadap kinerja.
seperti halnya individu, kepribadian Sehingga berdasarkan kesimpulan
tersebut sebagai budaya organisasi. tersebut, apabila Pimpinan Dinas
Budaya organisasi adalah system Pengelolaan Sumber Daya Air
pengertian yang diterima secara Provinsi Sumatera Selatan bermaksud
bersamaan. Karakteristik utamanya menerapkan Kepemimpinan untuk
adalah inisiatif individual, toleransi meningkatkan kinerja pegawai, maka
terhadap resiko, arah (direction), perlu melalui peningkatan Lingkungan
integrasi, dukungan manajeman, kerja. Kepemimpinan perlu
kontrol, identitas, sistem imbalan, disesuaikan dengan organisasi, strategi
toleransi terhadap konflik dan pola- dan system yang digunakan untuk
pola komunikasi. mencapai tujuan.
Budaya organisasi tidak begitu Lingkungan kerja merupakan
saja muncul dari kehampaan. Sekali faktor dalam Kepemimpinan yang
ditegakkan jarang budaya itu dapat berubah, dengan memberikan
berangsur padam. Kebiasaan yang dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan
terjadi dewasa ini, tradisi dan cara bawahan, memberikan pengakuan dan
umum dalam melakukan segala perhatian individual dari atasan dapat
sesuatu disebabkan oleh apa yang mempunyai pengaruh positif terhadap
dilakukannya sebelumnya dan tingkat Lingkungan kerja. menurut Rivai
keberhasilan apa yang diperoleh. Ini (2004 : 121), lingkungan kerja
membimbing kesumber paling akhir merupakan elemen-elemen organisasi
dari budaya organisasi, yaitu sebagai sistem sosial yang mempunyai
pendirinya. Para pendiri organisasi pengaruh yang kuat di dalam
atau instansi secara tradisional pembentukan perliaku individu pada
mempunyai dampak utama pada organisasi dan berpengaruh terhadap
budaya dari organisasi atau instansi. prestasi organisasi.
Pada hasil uji hipotesis kelima Pada hasil uji hipotesis ketujuh
menunjukkan bahwa Lingkungan kerja menunjukkan bahwa Lingkungan kerja

14
merupakan variabel mediasi hubungan 1. Hasil uji hipotesa pertama
Budaya organisasi terhadap kinerja. menunjukkan bahwa
Sehingga berdasarkan kesimpulan Kepemimpinan berpengaruh
tersebut, apabila Pimpinan Dinas signifikan positif terhadap
Pengelolaan Sumber Daya Air Lingkungan kerja pegawai Dinas
Provinsi Sumatera Selatan bermaksud Pengelolaan Sumber Daya Air
meningkatkan Budaya organisasi agar Provinsi Sumatera Selatan.
kinerja meningkat, maka perlu melalui Semakin Maksimal penerapan
terciptanya keselarasan Lingkungan Kepemimpinan pada pegawai
kerja. untuk melahirkan budaya Dinas Pengelolaan Sumber Daya
organisasi seorang pemimpin harus Air Provinsi Sumatera Selatan,
dapat memberikan motivasi kerja. maka semakin baik pula tingkat
Seseorang harus memiliki budaya Lingkungan kerjanya.
organisasi dengan dasar kapabilitas 2. Hasil uji hipotesa kedua
pribadi yang memadai guna mencapai menunjukkan bahwa Budaya
tujuan yang telah ditetapkan. Budaya organisasi berpengaruh
organisasi yang baik tersebut harus signifikan positif terhadap
mutlak dikuasai, karena kalau tidak, Lingkungan kerja Pegawai Dinas
maka akan berdampak luas pada Pengelolaan Sumber Daya Air
kinerja pegawai. Provinsi Sumatera Selatan.
3. Hasil uji hipotesa ketiga
KESIMPULAN DAN SARAN menunjukkan bahwa
Kepemimpinan berpengaruh
A. Kesimpulan signifikan positif terhadap
Kesimpulan dihasil penelitian ini Kinerja Pegawai Dinas
adalah: Pengelolaan Sumber Daya Air
Penelitian yang dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Semakin baik dan optimal
Provinsi Sumatera Selatan dengan penerapan Kepemimpinan
subyek penelitiannya adalah seluruh pegawai Dinas Pengelolaan
pegawai pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Sumatera Selatan, maka semakin
Selatan, bertujuan untuk melihat baik pula Kinerja dalam
pengaruh Kepemimpinan, dan Budaya pekerjaannya.
organisasi terhadap kinerja pegawai 4. Hasil uji hipotesa keempat
dengan Lingkungan kerja sebagai menunjukkan bahwa Budaya
variabel mediasi. Dari tujuan tersebut, organisasi berpengaruh terhadap
dirumuskan Lima hipotesa dan Dua kinerja Pegawai Dinas
hipotesa pengaruh langsung dan tak Pengelolaan Sumber Daya Air
langsung, selanjutnya hipotesa diuji Provinsi Sumatera Selatan,
menggunakan SEM berbasis varian 5. Hasil uji hipotesa kelima
dengan menggunakan smart-PLS, dan menunjukkan bahwa
hasil uji hipotesa dari penelitian ini Lingkungan kerja Pegawai Dinas
adalah sebagai berikut : Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Sumatera Selatan tidak

15
berpengaruh terhadap kinerja teknis terkait dengan lingkup
Pegawai Dinas Pengelolaan pekerjaanya, Pegawai mampu
Sumber Daya Air Provinsi melaksanakan seluruh tugas teknis
Sumatera Selatan. yang menjadi tanggungjawabnya.
6. Hasil uji hipotesa keenam Pegawai diharapkan mampu
menunjukkan bahwa berkreativitas untuk meningkatkan
Kepemimpinan berpengaruh tak kinerja organisasi dan pegawai
langsung melalui Lingkungan diharapkan mampu membimbing
kerja terhadap Kinerja pegawai pegawai lain dalam melaksanakan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya tugasnya. kemudian juga apabila
Air Provinsi Sumatera Selatan. Pimpinan Dinas Pengelolaan Sumber
Berdasarkan kesimpulan Daya Air Provinsi Sumatera Selatan
tersebut, apabila Pimpinan Dinas bermaksud meningkatkan Budaya
Pengelolaan Sumber Daya Air organisasi agar kinerja meningkat,
Provinsi Sumatera Selatan maka perlu melalui peningkatan
bermaksud meningkatkan Lingkungan kerja.
penerapan Kepemimpinan untuk C. Saran
meningkatkan kinerja pegawai, Berdasarkan kesimpulan yang
maka perlu melalui peningkatan dihasilkan pada penelitian ini, maka
Lingkungan kerja. penulis memberikan saran kepada
7. Hasil uji hipotesa ketujuh beberapa pihak sebagai berikut:
menunjukkan bahwa Budaya 1. Saran untuk Dinas Pengelolaan
organisasi berpengaruh tak Sumber Daya Air Provinsi
langsung melalui Lingkungan Sumatera Selatan
kerja terhadap Kinerja pegawai Dari model yang dibangun pada
Dinas Pengelolaan Sumber Daya penelitian ini, dan dari hasil uji
Air Provinsi Sumatera Selatan. hipotesis menggunakan Smart-
Berdasarkan kesimpulan PLS, maka dapat disarankan
tersebut, apabila Pimpinan Dinas kepada Dinas Pengelolaan
Pengelolaan Sumber Daya Air Sumber Daya Air Provinsi
Provinsi Sumatera Selatan Sumatera Selatan untuk program
bermaksud meningkatkan peningkatan kinerja. Dari 3
Budaya organisasi agar kinerja variabel yang digunakan untuk
meningkat, maka perlu melalui melihat pengaruh terhadap
peningkatan Lingkungan kerja. kinerja, yaitu Kepemimpinan,
B. Implikasi kebijakan Budaya organisasi, dan
berdasarkan kesimpulan tersebut, Lingkungan kerja, tiga dari tujuh
apabila Pimpinan Dinas Pengelolaan hipotesis yang di analisi
Sumber Daya Air Provinsi Sumatera memiliki pengaruh positif
Selatan bermaksud meningkatkan terhadap kinerja,. Namun dari
penerapan Kepemimpinan untuk ketiga variabel tersebut, dapat
meningkatkan kinerja pegawai, maka diprioritaskan peningkatan
perlu melalui peningkatan Lingkungan Lingkungan kerja. Karena dari 4
kerja seperti; Pegawai diharapkan indikator Lingkungan kerja, 2
dapat mengetahui segala kegiatan indikator memiliki nilai loading

16
factor yang rendah dari 11 DAFTAR PUSTAKA
indikator , yaitu nilai loading
factor seberar 0,708 untuk
indikator pertanyaan item no 8 Daft, Richard L. 2002. Manajemen
dan nilai loading factor seberar Edisi Kelima Jilid Satu.
0,679 untuk indikator pertanyaan Jakarta : Erlangga
item no 9 . Adapun langkah yang Dharma 2006. Dasar-Dasar Prilaku
harus di prioritaskan yaitu; Organisasi, Andi Offset,
Pegawai diharapkan dapat Yogyakarta.
mengetahui segala kegiatan
teknis terkait dengan lingkup Djati Julistriarsa & John Suprihanto.
pekerjaanya, Pegawai mampu 2001. Manajemen Umum
melaksanakan seluruh tugas Sebuah Pengantar.
teknis yang menjadi Yogyakarta : BPFE
tanggungjawabnya. Pegawai Faisal. 2005. Manajemen Sumber
diharapkan mampu Daya Manusia. Cintya Press,
berkreativitas untuk Jakarta.
meningkatkan kinerja organisasi
Faustino Cardos Gomes, 2003.
dan pegawai diharapkan mampu
Manajemen Sumber Daya
membimbing pegawai lain dalam
Manusia, Andi Offset,
melaksanakan tugasnya.,serta
Yogyakarta.
perlu diprioritaskan pula
peningkatan kinerja Karena dari Gibson, 2005. Prilaku Dalam
11 indikator kinerja, 3 indikator Organisasi, Erlangga, Jakarta
memiliki nilai loading factor Griffin. 2007, Human Resources
yang rendah, yaitu nilai loading Management, Salemba
factor sebesar 0,702 untuk Empat, Jakarta
indikator pertanyaan item no 2,
Handoko, 2003. Prilaku
loading factor sebesar 0,723
Keorganisasian, BPFE,
untuk indikator pertanyaan item
Yogyakarta.
no 7, loading factor sebesar
0,726 untuk indikator pertanyaan Hasibuan, 2000. Organisasi dan
item no 12 Adapun langkah yang Motivasi : Dasar
harus di prioritaskan yaitu; Hasil Peningkatan Produk,
kerja pegawai yang dicapai Jakarta. Bumi Aksara.
melebihi hasil kerja rata-rata Haryono, Siswoyo 2017,Metode SEM
yang ditentukan, Pegawai untuk Penelitian Manajemen:
melaporkan hasil kerja kepada Amos, Lisrel & PLS, Pt.
atasan sesuai keadaan yang Luxima Metro Media, Jakarta
sebenarnya dan sering
memberikan ide-ide untuk Hodgetts, 2003. Manajemen Sumber
perbaikan Organisasi Daya Manusia, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Joni Iskandar. 2009. Pengaruh
Motivasi dan Pengawasan

17
terhadap Kinerja pegawai Moh As’ad, 2003. Dasar-Dasar
PT. Thamrin Brothers Prilaku Organisasi, UII
Palembang. FE Unanti Press, Yogyakarta
Palembang. Mudjahirin Tohir, 2002. Metode
Juanda. 2003. Metodologi Penelitian. Penelitian. Rineka Cipta,
Gunung Agung, Jakarta. Jakarta.
Kadir Jailani, 2008. Pengaruh M.Sinungan 2002. Produktifitas, Apa
Motivasi Kerja dan dan Bagaimana. Bumi
Lingkungan Kerja terhadap Aksara, Jakarta
Kinerja Pegawai PT. Surya
Kencana Palembang. FE Nawawi, 2003. Manajemen Sumber
Unsri. Palembang Daya Manusia Untuk Bisnis
Yang Kompetitif, Yogyakarta,
Kartono, 2004. Organisasi dan
Gajah Mada University
Motivasi : Dasar
Press..
Peningkatan Produk,
Jakarta. Bumi Aksara Miftah, Thoha, 2006. Prilaku
Kreitner, Robert, 2005. Prilaku Organisasi, Konsep dan
Organisasi, Salemba Empat, Aplikasinya. PT.Rajagrafindo
Jakarta Persada, Jakarta
Lako, Anderas, 2004. Kepemimpinan
Notoatmojo, Soekidjo. 2008. Analisis
dan Kinerja Organisasi Isu
Serta Perumusan
Teori dan Solusi.
Kebijaksanaan dan Strategi
Yogyakarta: Amara Books
Organisasi. Gunung Agung,
Mangkunegara, 2001. Riset Sumber Jakarta
Daya Manusia dalam
organisasi, Edisi Revisi, PT. Ranupandojo dan Husnan, 2002.
Gramedia Pustaka Utama, Manajemen Personalia.
Jakarta. Penerbit, Yogyakarta
Manullang, M. 2001. Manajemen
Rio Saputra, 2008. Pengaruh Budaya
Sumber Daya Manusia. Edisi
Organisasi dan Komunikasi
Pertama. Cetakan Pertama.
Interpersonal terhadap
Yogyakarta:BPFE
Kinerja Pegawai Pada Balai
___________. 2002. Manajemen Pengembangan Kegiatan
Sumber Daya Manusia. Edisi Belajar Provinsi Sumatra
Kedua. Cetakan Pertama. Selatan. FE Unanti
Yogyakarta:BPFE. Palembang.
Maryoto, 2000. Manajemen Sumber
Daya Manusia. BPFE, Sarwoto, 2004. Manajemen Sumber
Yogjakarta. Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara, Jakarta

18
Saptoatmojo, 2008. Manajemen Stephen P. Robbins, 2001. Prilaku
Sumber Daya Manusia. Organisasi jilid I, PT.
Sulita, Bandung Prenhallindo, Jakarta

Schuller dan Jackson. 2004. _______________, 2006. Prilaku


Manajemen Sumber Daya Organisasi Jilid II, PT.
Manusia Menghadapi Abad Prenhallindo, Jakarta
ke-21. Erlangga. Jakarta.
Terry, 2002. Prilaku Organisasi,
Siagian, 2002. Organisasi Salemba Empat, Jakarta.
Kepemimpinan Perilaku
Administrasi. Gunung T. Hani Handoko, 2001. Manajemen
Agung. Jakarta. Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta. Liberty
Santoso, Singgih. 2002. SPSS Statistik
Multivariat. Elik Media Thomson. 2002. Manajemen Sumber
Komputindo, Jakarta Daya Manusia : Salemba
Empat, Jakarta.
Simamora, 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Sekolah Wahyusumidjo. 2002. Kepemimpinan
Tingi Ilmu Ekonomi YKPN. dan Motivasi. Ghalia
Yogyakarta. Indonesia, Jakarta

Soelaiman, Sukmalana. 2005. Langkah Winardi. 2003. Kepemimpinan dalam


dan Kebijakan Evaluasi Manajemen. PT. Remika
Kinerja, Universitas Cipta, Jakarta
Tridinanti Palembang.
Wursanto, 2001. Manajemen
Soejono, 2003. Sistem dan Prosedur Kepegawaian. Kanisius,
Kerja. Bumi Aksara, Jakarta. Yogyakarta

Sugiyono, 2003. Manajemen Sumber Young, 2002. Metodologi Penelitian.


Daya Manusia, Bumi Aksara, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta
Jakarta.

Sritua Arif, 2006. Riset Sumber Daya


Manusia dalam organisasi,
Edisi Revisi, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Steers, Richard M. 2005. Efektivitas


Organisasi. Jakarta:Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai