Anda di halaman 1dari 9

TAFSIR

QS. Al-An’am : 165 (Amanah)

ِ ‫س ِري ُع ْال ِعقَا‬


ٌ ُ‫ب َو ِإنَّهُ لَغَف‬
‫ور‬ َ َ‫ت ِل َي ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم ۗ ِإ َّن َربَّك‬ ٍ ‫ض ُك ْم فَ ْوقَ َب ْع‬
ٍ ‫ض دَ َر َجا‬ ِ ‫ف ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع َب ْع‬ َ ِ‫َوه َُو الَّذِي َج َعلَ ُك ْم خ َََلئ‬
‫َر ِحي ٌم‬

Artinya:

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tafsir Jalalayn:

(Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi) jamak dari kata khalifah;
yakni sebagian di antara kamu mengganti sebagian lainnya di dalam masalah kekhalifahan ini
(dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat) dengan harta
benda, kedudukan dan lain sebagainya (untuk mengujimu) untuk mencobamu (tentang apa
yang diberikan kepadamu) artinya Dia memberi kamu agar jelas siapakah di antara kamu
yang taat dan siapakah yang maksiat. (Sesungguhnya Tuhanmu itu adalah amat cepat
siksaan-Nya) terhadap orang-orang yang berbuat maksiat kepada-Nya (dan sesungguhnya
Dia Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin (lagi Maha Penyayang.") terhadap
mereka.

Tafsir

QS. As-Syura : 38 (Musyawarah)

َ‫ور ٰى َب ْي َن ُه ْم َو ِم َّما َرزَ ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِفقُون‬


َ ‫ش‬ُ ‫ص ََلة َ َوأ َ ْم ُر ُه ْم‬
َّ ‫َوالَّذِينَ ا ْست َ َجابُوا ِل َر ِب ِه ْم َوأَقَا ُموا ال‬

Artinya:

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Tafsir Jalalayn:

(Dan bagi orang-orang yang menerima seruan Rabbnya) yang mematuhi apa yang diserukan
Rabbnya yaitu, mentauhidkan-Nya dan menyembah-Nya (dan mendirikan salat)
memeliharanya (sedangkan urusan mereka) yang berkenaan dengan diri mereka (mereka
putuskan di antara mereka dengan musyawarah) memutuskannya secara musyawarah dan
tidak tergesa-gesa dalam memutuskannya (dan sebagian dari apa yang Kami rezekikan
kepada mereka) atau sebagian dari apa yang Kami berikan kepada mereka (mereka
menafkahkannya) untuk jalan ketaatan kepada Allah. Dan orang-orang yang telah disebutkan
tadi merupakan suatu golongan kemudian golongan yang lainnya ialah;

Tafsir:

Q.S Ar-Rum : 22

ٍ ‫ف أ َ ْل ِسنَ ِت ُك ْم َوأ َ ْل َوا ِن ُك ْم ۚ ِإ َّن ِفي ٰذَلِكَ ََل َيا‬


َ‫ت ِل ْل َعا ِل ِمين‬ ُ ‫اخ ِت ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ َّ ‫َو ِم ْن آ َيا ِت ِه خ َْل ُق ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬

Artinya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-
lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”

Tafsir Jalalayn:

(Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-
lainan bahasa kalian) maksudnya dengan bahasa yang berlainan, ada yang berbahasa Arab
dan ada yang berbahasa Ajam serta berbagai bahasa lainnya (dan berlain-lainan pula warna
kulit kalian) di antara kalian ada yang berkulit putih, ada yang hitam dan lain sebagainya,
padahal kalian berasal dari seorang lelaki dan seorang perempuan, yaitu Nabi Adam dan Siti
Hawa. (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda) yang
menunjukkan kekuasaan Allah swt. (bagi orang-orang yang mengetahui) yaitu bagi orang-
orang yang berakal dan berilmu. Dapat dibaca lil'aalamiina dan lil'aalimiina.

Tafsir

Q.S Ali Imran : 159

ۖ ‫ْف َع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي ْاْل َ ْم ِر‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬


ُ ‫ب ََل ْنفَضُّوا ِم ْن َح ْولِكَ ۖ فَاع‬ َ ‫ظا َغ ِلي‬ ًّ َ‫َّللاِ ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُك ْنتَ ف‬
َّ َ‫فَ ِب َما َرحْ َم ٍة ِمن‬
َ‫َّللاَ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِكلِين‬ َّ ‫فَإِذَا َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل َعلَى‬
َّ ‫َّللاِ ۚ ِإ َّن‬

Artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Tafsir Jalalayn:

(Maka berkat) ma merupakan tambahan (rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut) hai
Muhammad (kepada mereka) sehingga kamu hadapi pelanggaran mereka terhadap
perintahmu itu dengan sikap lunak (dan sekiranya kamu bersikap keras) artinya akhlakmu
jelek tidak terpuji (dan berhati kasar) hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap
mereka (tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka)
atas kesalahan yang mereka perbuat (dan mintakanlah ampunan bagi mereka) atas kesalahan-
kesalahan itu hingga Kuampuni (serta berundinglah dengan mereka) artinya mintalah
pendapat atau buah pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan lain-
lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah dan jejak langkahmu, maka
Rasulullah saw. banyak bermusyawarah dengan mereka. (Kemudian apabila kamu telah
berketetapan hati) untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu
(maka bertawakallah kepada Allah) artinya percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakal) kepada-Nya.

Tafsir

QS. Shad : 22 (Keadilan)


ْ ‫ق َو ََل ت ُ ْش ِط‬
‫ط َوا ْه ِدنَا إِلَ ٰى‬ ِ ‫ض فَاحْ ُك ْم بَ ْي َننَا بِ ْال َح‬
ٍ ‫ضنَا َعلَ ٰى بَ ْع‬
ُ ‫ان بَغ َٰى بَ ْع‬ ْ ‫ع ِم ْن ُه ْم ۖ قَالُوا ََل تَخ‬
ْ ‫َف ۖ َخ‬
ِ ‫ص َم‬ َ ‫إِذْ دَ َخلُوا َعلَ ٰى د َ ُاوودَ فَفَ ِز‬
‫الص َرا ِط‬
ِ ‫اء‬ ِ ‫س َو‬
َ

Artinya:

“Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena kedatangan) mereka. Mereka
berkata: "Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah
seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami
dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan
yang lurus.”

Tafsir Jalalayn:

(Ketika mereka masuk menemui Daud lalu ia terkejut karena kedatangan mereka. Mereka
berkata, "Janganlah kamu merasa takut) kami (adalah dua orang yang bersengketa) menurut
suatu pendapat dikatakan, bahwa yang bersengketa itu adalah dua golongan, demikian itu
supaya sesuai dengan dhamir jamak yang sebelumnya. Menurut pendapat yang lain
disebutkan bahwa orang yang bersengketa itu dua orang, sedangkan dhamir jamak diartikan
dengannya. Lafal Al-Khashmu dapat diartikan untuk satu orang atau lebih. Kedua orang itu
adalah dua malaikat yang menjelma menjadi dua orang yang sedang bersengketa.
Persengketaan yang terjadi di antara keduanya hanyalah sebagai perumpamaan, dimaksud
untuk mengingatkan Nabi Daud a.s. atas apa yang telah dilakukannya. Karena ia mempunyai
istri sebanyak sembilan puluh sembilan orang wanita. Tetapi sekalipun demikian ia melamar
istri orang lain yang hanya mempunyai seorang istri kemudian ia mengawininya dan
menggaulinya (salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain, maka berilah
keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran)
janganlah kamu berlaku berat sebelah (dan tunjukilah kami) bimbinglah kami (ke jalan yang
lurus) yakni keputusan yang pertengahan dan adil.

QS. An-Nisa : 135

‫اّلِلُ أَ ْولَ ٰى‬ ً ‫ش َهدَا َء ِ َّّلِلِ َولَ ْو َعلَ ٰى أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ِو ْال َوا ِلدَي ِْن َو ْاْل َ ْق َربِينَ ۚ إِ ْن يَ ُك ْن َغنِيًّا أ َ ْو فَ ِق‬
َّ َ‫يرا ف‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّو ِامينَ ِب ْال ِقس‬
ُ ‫ْط‬
ً ِ‫َّللاَ َكانَ بِ َما ت َ ْع َملُونَ َخب‬
‫يرا‬ َّ ‫بِ ِه َما ۖ فَ ََل تَت َّ ِبعُوا ْال َه َو ٰى أ َ ْن ت َ ْع ِدلُوا ۚ َوإِ ْن ت َْل ُووا أ َ ْو ت ُ ْع ِرضُوا فَإ ِ َّن‬

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Tafsir Jalalayn:

(Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menjadi penegak) atau benar-benar tegak
dengan (keadilan) (menjadi saksi) terhadap kebenaran (karena Allah walaupun) kesaksian itu
(terhadap dirimu sendiri) maka menjadi saksilah dengan mengakui kebenaran dan janganlah
kamu menyembunyikannya (atau) terhadap (kedua ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia)
maksudnya orang yang disaksikan itu (kaya atau miskin, maka Allah lebih utama bagi
keduanya) daripada kamu dan lebih tahu kemaslahatan mereka. (Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu) dalam kesaksianmu itu dengan jalan pilih kasih, misalnya dengan
mengutamakan orang yang kaya untuk mengambil muka atau si miskin karena merasa
kasihan kepadanya (agar) tidak (berlaku adil) atau menyeleweng dari kebenaran. (Dan jika
kamu mengubah) atau memutarbalikkan kesaksian, menurut satu qiraat dengan membuang
huruf wawu yang pertama sebagai takhfif (atau berpaling) artinya enggan untuk
memenuhinya (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)
hingga akan diberi-Nya balasannya.

QS. An-Nisa : 138


‫َبش ِِر ْال ُمنَافِقِينَ ِبأ َ َّن لَ ُه ْم َعذَابًا أَ ِلي ًما‬

Artinya:

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih.”

Tafsir Jalalayn:

(Beritakanlah hai Muhammad kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat
siksaan yang pedih) yang menyakitkan yaitu siksa neraka.

QS. An-Nisa : 139

‫ُون ْال ُمؤْ ِمنِينَ ۚ أ َ َي ْبتَغُونَ ِع ْندَ ُه ُم ْال ِع َّزة َ فَإ ِ َّن ْال ِع َّزةَ ِ َّّلِلِ َج ِمي ًعا‬
ِ ‫الَّذِينَ َيت َّ ِخذُونَ ْالكَا ِف ِرينَ أ َ ْو ِل َيا َء ِم ْن د‬
Artinya:

“(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong


dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang
kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”

Tafsir Jalalayn:

(Yaitu orang-orang) menjadi badal atau na'at bagi orang-orang munafik (yang mengambil
orang-orang kafir sebagai temannya yang setia dan bukan orang-orang mukmin) karena
dugaan mereka bahwa orang-orang kafir itu mempunyai kekuatan. (Apakah mereka hendak
mencari kekuatan pada mereka itu?) Pertanyaan bermakna sanggahan, artinya mereka takkan
menemukan hal itu padanya. (Karena sesungguhnya semua kekuatan itu milik Allah) baik di
dunia maupun di akhirat, dan takkan tercapai kecuali oleh kekasih-kekasih-Nya.

QS. An-Nisa : 144

َ ‫س ْل‬
‫طانًا ُمبِينًا‬ ُ ‫ُون ْال ُمؤْ ِمنِينَ ۚ أَت ُ ِريد ُونَ أَ ْن تَجْ عَلُوا ِ َّّلِلِ َعلَ ْي ُك ْم‬
ِ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ََل تَت َّ ِخذُوا ْالكَافِ ِرينَ أ َ ْو ِليَا َء ِم ْن د‬
Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu)?”

Tafsir Jalalayn:

(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang kafir dan bukan orang-
orang mukmin sebagai pelindung! Apakah kamu hendak memberikan kepada Allah buat
menyiksamu) dengan mengambil mereka sebagai pelindung itu (suatu alasan yang nyata)
atau bukti yang tegas atas kemunafikanmu?

QS. Al-Maidah : 08

ِ ‫ش َهدَا َء ِب ْال ِقس‬


‫ْط ۖ َو ََل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَ ْو ٍم َعلَ ٰى أ َ ََّل ت َ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ه َُو أَ ْق َربُ ِللتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا‬ ُ ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّو ِامينَ ِ َّّلِل‬
َ‫ير ِب َما تَ ْع َملُون‬ َّ ‫َّللاَ ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َخ ِب‬ َّ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Tafsir Jalalayn:

(Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu selalu berdiri karena Allah) menegakkan
kebenaran-kebenaran-Nya (menjadi saksi dengan adil) (dan janganlah kamu terdorong oleh
kebencian kepada sesuatu kaum) yakni kepada orang-orang kafir (untuk berlaku tidak adil)
hingga kamu menganiaya mereka karena permusuhan mereka itu. (Berlaku adillah kamu)
baik terhadap lawan maupun terhadap kawan (karena hal itu) artinya keadilan itu (lebih dekat
kepada ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan) sehingga kamu akan menerima pembalasan daripadanya.

QS. Al-Maidah : 51

َّ ‫ض ۚ َو َم ْن يَت ََولَّ ُه ْم ِم ْن ُك ْم فَإِنَّهُ ِم ْن ُه ْم ۗ إِ َّن‬


‫َّللاَ ََل يَ ْهدِي‬ ٍ ‫ض ُه ْم أَ ْو ِليَا ُء بَ ْع‬
ُ ‫ار ٰى أ َ ْو ِليَا َء ۘ بَ ْع‬
َ ‫ص‬َ َّ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ََل تَت َّ ِخذُوا ْاليَ ُهودَ َوالن‬
َّ ‫ْالقَ ْو َم ال‬
َ‫ظا ِل ِمين‬

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Tafsir Jalalayn:

(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin) menjadi ikutanmu dan kamu cintai. (Sebagian mereka menjadi pemimpin
bagi sebagian lainnya) karena kesatuan mereka dalam kekafiran. (Siapa di antara kamu
mengambil mereka sebagai pemimpin, maka dia termasuk di antara mereka) artinya termasuk
golongan mereka. (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang aniaya) karena
mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka.

QS. At-Taubah : 03

ُ ‫َّللاَ بَ ِري ٌء ِمنَ ْال ُم ْش ِركِينَ ۙ َو َر‬


‫سولُهُ ۚ فَإِ ْن ت ُ ْبت ُ ْم فَ ُه َو َخي ٌْر لَ ُك ْم ۖ َو ِإ ْن ت ََولَّ ْيت ُ ْم‬ َّ ‫اس يَ ْو َم ْال َحجِ ْاْل َ ْكبَ ِر أ َ َّن‬
ِ َّ‫سو ِل ِه إِلَى الن‬ َّ َ‫ان ِمن‬
ُ ‫َّللاِ َو َر‬ ٌ َ‫َوأَذ‬
‫ب أ َ ِل ٍيم‬
ٍ ‫َّللاِ ۗ َو َبش ِِر الَّذِينَ َكفَ ُروا بِعَذَا‬ َّ ‫فَا ْعلَ ُموا أَنَّ ُك ْم َغي ُْر ُم ْع ِج ِزي‬

Artinya:

“Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada
hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang
musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik
bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat
melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih.”

Tafsir Jalalayn:

(Dan inilah suatu permakluman) pengumuman (dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat
manusia pada hari haji akbar) yaitu hari raya kurban (bahwa) sesungguhnya (Allah berlepas
diri dari orang-orang musyrik) dan perjanjian-perjanjian mereka (dan Rasul-Nya) demikian
pula. Sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis, bahwa
pada tahun itu juga, yaitu tahun sembilan Hijriah, Nabi saw. mengutus Ali untuk
mempermaklumkan ayat-ayat ini pada hari raya kurban di Mina. (Yang isinya ialah),
bahwasanya sesudah tahun ini tidak boleh lagi orang musyrik melakukan haji dan tawaf di
Baitullah dan tidak boleh pula tawaf di Baitullah dengan telanjang. (Kemudian jika kalian,
kaum musyrikin, bertobat) dari kekafiran (maka bertobat itu lebih baik bagi kalian dan jika
kalian berpaling) dari iman (maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak dapat
melemahkan Allah. Dan beritakanlah) beritahukanlah (kepada orang-orang kafir akan siksaan
yang pedih) azab yang pedih dengan cara dibunuh dan ditawan dan mendapat siksaan neraka
kelak di akhirat.

QS. Ali Imran : 28


ٰ
‫ش ْيءٍ ِإ ََّل أ َ ْن تَتَّقُوا ِم ْن ُه ْم تُقَاةً ۗ َويُ َحذ ُِر ُك ُم‬ َ ‫ُون ْال ُمؤْ ِمنِينَ ۖ َو َم ْن يَ ْف َع ْل ذَلِكَ فَلَي‬
َّ َ‫ْس ِمن‬
َ ‫َّللاِ فِي‬ ِ ‫ََل يَت َّ ِخ ِذ ْال ُمؤْ ِمنُونَ ْالكَافِ ِرينَ أ َ ْو ِليَا َء ِم ْن د‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ ِ ‫َّللاِ ْال َم‬
َّ ‫سهُ ۗ َو ِإلَى‬ َ ‫َّللاُ نَ ْف‬
َّ
Artinya:

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan


meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada
Allah kembali(mu).”

Tafsir Jalalayn:

(Janganlah orang-orang beriman mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin) yang akan
mengendalikan mereka (dengan meninggalkan orang-orang beriman. Barang siapa
melakukan demikian) artinya mengambil mereka sebagai pemimpin (maka tidaklah termasuk
dalam) agama (Allah sedikit pun kecuali jika menjaga sesuatu yang kamu takuti dari mereka)
maksudnya jika ada yang kamu takuti, kamu boleh berhubungan erat dengan mereka, tetapi
hanya di mulut dan bukan di hati. Ini hanyalah sebelum kuatnya agama Islam dan berlaku di
suatu negeri di mana mereka merupakan golongan minoritas (dan Allah memperingatkanmu
terhadap diri-Nya) maksudnya kemarahan-Nya jika kamu mengambil mereka itu sebagai
pemimpin (dan hanya kepada Allah tempat kamu kembali) hingga kamu akan beroleh balasan
dari-Nya.

QS. Al-Hujurat : 13 (Musawwat)

َّ ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ۚ إِ َّن‬


ٌ ِ‫َّللاَ َع ِلي ٌم َخب‬
‫ير‬ َّ َ‫ارفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ ُ ‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َوقَبَائِ َل ِلتَ َع‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”

Tafsir Jalalayn:

(Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan) yakni dari Adam dan Hawa (dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa)
lafal Syu'uuban adalah bentuk jamak dari lafal Sya'bun, yang artinya tingkatan nasab
keturunan yang paling tinggi (dan bersuku-suku) kedudukan suku berada di bawah bangsa,
setelah suku atau kabilah disebut Imarah, lalu Bathn, sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang
paling bawah adalah Fashilah. Contohnya ialah Khuzaimah adalah nama suatu bangsa,
Kinanah adalah nama suatu kabilah atau suku, Quraisy adalah nama suatu Imarah, Qushay
adalah nama suatu Bathn, Hasyim adalah nama suatu Fakhdz, dan Al-Abbas adalah nama
suatu Fashilah (supaya kalian saling kenal-mengenal) lafal Ta'aarafuu asalnya adalah
Tata'aarafuu, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Ta'aarafuu;
maksudnya supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk
saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan, karena sesungguhnya kebanggaan itu
hanya dinilai dari segi ketakwaan. (Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang
kalian (lagi Maha Mengenal) apa yang tersimpan di dalam batin kalian.

Anda mungkin juga menyukai