Isos
Isos
B. Faktor penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-
tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tahap Perkembangan Tugas
Masa Bayi Menetapkan rasa percaya
Mengembangkan otonomi dan awal
Masa Bermain
perilaku mandiri
Belajar menunjukkan inisiatif, rasa
Masa Prasekolah
tanggung jawab, dan hati nurani
Belajar berkompetisi, bekerja sama,
Masa Sekolah
dan berkompromi
Menjalin hubungan intim dengan
Masa Praremaja
teman sesama jenis kelamin.
Menjadi intim dengan teman lawan
Masa Remaja
jenis atau bergantung pada orang tua.
Menjadi saling bergantung antara
orangtua dan teman, mencari
Masa Dewasa Muda
pasangan, menikah, dan mempunyai
anak.
Belajar menerima hasil kehidupan
Masa Tengah Baya
yang sudah dilalui.
Berduka karena kehilangan dan
Masa Dewasa Tua mengembangkan perasaan keterikatan
dengan budaya.
Sumber : Stuart dan Sundeen (1995)
b. Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk
masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double
bind) yaitu suatu keadaan di mana seorang anggota keluarga menerima pesan
yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang
tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan
di luar keluarga.
c. Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan
suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap
anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis,
dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
d. Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur
yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk
sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.
2. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal
dan eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Faktor eksterna
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat ansietas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk
berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan
maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
1) Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus
listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang
ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan
terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya
perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian
lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan
adanya ide bunuh diri yang menetap.
(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon
membaik pada ECT.
(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau
klien tidak dapat menerima antidepresan.
b) Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi
lain berbahaya bagi klien.
c) Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada
skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting
dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan
rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat
empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur
kepada klien.
3) Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri seseorang.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Pengertian
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004
: hal.1).
b) Tujuan
c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial
adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap
dari interpersonal, kelompok dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).
2) Pendidikan kesehatan
a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata
seperti menulis, menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.
b) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.
c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan
klien.
d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di
masyarakat.
Data Minor :
DS : Curiga dengan orang lain, mendengar suara/melihat
bayangan, merasa tak berguna
DO : Mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak berinisiatif
berhubungan dengan orang lain
2.Diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri / tidak
mau bergaul dengan
orang lain
4.Diskusikan jadwal
harian yang dilakukan
untuk meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
5.Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
6.Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi
5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada dokter atau
perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan
TUK :1
Klien dapat
membantu hubungan 1.1.Setelah 2X interaksi 1.bina hubungan Hubun
saling percaya dengan klien, klien saling percaya dengan percay
menunjukkan tanda prinsip komunikasi langka
percaya kepada perawat teraupetik : melaku
: -sapa klien dengan
-ekpresi bersahabat ramah , baik verbal
-ada kontak mata maupun non verbal
-menunjukkan rasa - perkenalkan nama
senang lengkap, nama
-mau berjabat tangan panggilan dan tujuan
-mau duduk berkenalan
berdampingan dengan - tanyakan nama yang
perawat disukai klien
-mengungkapkan -buat kontrak yang
masalah yang dihadapi jelas
-tunjukkan sikap jujur
dan menepati janji
-beri perhatian kepada
klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
-tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
1. adakan kontrak
langsung dan singkat
secara bertahap
2. observasi tingkah
laku klien terkait
2.1.setelah 2X interaksi dengan halusinasinya.
TUK 2 : klien menyebutkan -tanyakan apakah klien
klien dapat -isi mengalami halusinasi Menge
mengenal -waktu -jika klien halusin
halusinasinya -frekuensi menjawabnya, menen
-situasi dan kondisi yang tanyakan apa yang yang te
menimbulkan halusinasi dialaminya halusin
-katakan bahwa
perawat percaya
1.identifikasi bersama
klien cara atau
tindakan yang
dilakukan jika terjadi
halusinasi
2. diskusikan cara
1.setelah ... kali interaksi yang digunakan klien
klien menyebutkan -jika cara yang
TUK : 3 tindakan yang biasanya digunakan adaptif, beri
klien dapat dilakukan untuk pujian
mengontrol mengendalikan -jika cara yang Klien d
halusinasi halusinasinya digunkan maladaptif tindaka
2. setelah... kali interaksi diskusikan kerugian halusin
klien menyebutkan cara cara tersebut
baru mengontrol 3. diskusikan cara baru
halusinasi untuk mengontrol
3. setelah .. kali interaksi halusinasi
klien dapat memilih dan -katakan pada diri
memperagakan cara sendiri ini tidak nyata
megatasi halusinasi (saya tidak mau
4. setelah.. klia interaksi, mendengar)
klen melaksanakan cara -menemui orang tua
yang telah dipilih untuk /perawat untuk
mengendalikan menceritakan tentang
halusinasi dengar halusinasinya
5. setelah 2X interaksi, -membuat dan
klien mengikuti terapi melaksanakan jadwal
aktivitas kelompok kegiatan sehari-hari
yang telah disususn
TUK : 4 1.setelah 2X interaksi 1.diskusikan denagn Minum
klien dapat klien dapat klien tentang manfaat mengu
memanfaatkan obat menyebutkan : dan kerugian tidak klien
dengan baik -manfaat dari minum minum obat, nama,
obat warna, dosis, dan efek
-kerugian tidak minum terapi dan efek
obat samping penggunaan
-nama, warna, dosis, obat
efek terapi dan efek 2. pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
2. setelah ... kali 3. beri pujian bila klien
interaksi klien menggunakan obat
mendemonstrasikan dengan benar
penggunaan obat dengan 4. diskusikan akibat
benar berhenti minum obat
3. setelah.. kali interaksi tanpa konsultasi
klienmenyebutkan denagn dokter
akibat berhenti minum 5. anjurkan klien untuk
obat konsultasi kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
1.bina hubungan
saling percaya
a.sapa klien dengan
ramah, baik verbal
1.klien dapat maupun nonverbal
TUM : mengungkapkan b.perkenalkan diri
3. Harga Diri Klien dapat perasaannya dengan sopan
rendah melakukan 2.ekspresi wajah c.tanya nama lengkap Hubun
hubungan sosial bersahabat klien dan nama percay
secara bertahap 3.ada kontak mata panggilan yang disukai menim
4.menunjukkan rasa klien keperc
TUK 1 : senang d.jelaskan tujuan perawa
Klien dapat 5.mau berjabat tangan pertemuan, jujur dan memud
membina hubungan 6.mau menjawab salam menepati janji pelaks
saling percaya 7.klien mau duduk e.tunjukkan sikap selanju
berdampingan empati dan menerima
8.klien mau klien apa adanya
mengutarakan masalah f.beri perhatian pada
yang dihadapi klien
2.beri kesempatan
untuk mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakit yang
dideritanya
3.sediakan waktu
untuk mendengarkan
klien
1.diskusikan
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
klien dan beri pujian
/reinforcement atas
kemampuan
mengungkapkan
Klien mampu perasaannya
mempertahankan aspek 2.saat bertemu klien,
positif yang dimiliki hindarkan memberi
TUK 2 : penilaian negatif.
Klien dapat Utamakan memberi Pujian
mengidentifikasi pujian yang realistis mening
kemampuan dan klien
aspek positif yang
dimiliki
1.diskusikan
kemampuan klien
yangmasih dapat
digunakan selama
sakit
2.diskusikan juga
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaan di rumah
1.kebutuhan klien sakit dan dirumah
terpenuhi nanti
2.klien dapat melakukan
aktivitas terarah
TUK 3 : Pening
Klien dapat menilai 1.rencanakan bersama kemam
kemampuan yang klien aktivitas yang klien u
dapat digunakan masih dapat dilakukan
setiap hari sesuai
kemampuan : kegiatan
mandiri, kegiatan
dengan bantuan
minimal, kegiatan
1.klien mampu dengan bantuan total
beraktivitas sesuai 2.tingkatkan kegiatan
kemampuan sesuai dengan toleransi
2.klien mengikuti terapi kondisi klien
TUK 4: aktivitas kelompok 3.beri contoh cara
Klien dapat pelaksanaan kegiatan Pelaks
menetapkan dan yang boleh klien secara
merencanakan lakukan (sering klien awal u
kegiatan sesuai takut melaksanakanny) eningk
dengan kemampuan rendah
yang dimiliki
1.beri kesempatan
klien untuk mencoba
kegiatan yang
direncanakan
2.beri pujian atas
keberhasilan klien
3.diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan dirumah
1.beri pendidikan
Klien mampu kesehatan pada
beraktivitas sesuai keluarga klien tentang
kemampuan cara merawat klien
harga diri rendah
TUK 5 : 2.bantu keluarga
Klien dapat memberi dukungan Denga
melakukan kegiatan selama klien dirawat akan m
sesuai kondisi sakit 3.bantu keluarga kemam
dan kemampuannya menyiapkan
lingkungan dirumah
1.klien mampu
melakukan apa yang
TUK 6 : diajarkan
Klien dapat 2.klien mau memberikan
memanfaatkan dukungan Perhat
sistem pendukung penger
yang ada akan d
mening
Kriteria evaluasi :
Intervensi Keperawatan :
Rasionalisasi :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya
Kriteria evaluasi :
Intervensi keperawatan :
a. Kaji pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri dan tanda – tandanya.
c. Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda serta penyebab
yang muncul.
Rasionalisasi :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan berhubungan dengan
orang lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan dengan orang lain.
Rasionalisasi :
Kriteria evaluasi ;
Intervensi Keperawatan :
b. Dorong dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain melalui tahap k-p, k-p-
p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok masyarakat.
c. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.
e. Diskusikan jadwal harian yang daopat dilaukan bersama klien dalam mengisi
waktu luang.
Rasionalisasi :
Kriteria evaluasi :
Intervensi Keperawatan :
- Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan orang lain akan sangat
membantu klien memahami manfaat berhubungan dengan orang lain.
Kriteria evaluasi :
Intervensi Keperawatan :
c. Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu.
Rasionalisasi :
Intervensi Keperawatan :
a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek samping
minum obat)
b. Bantu dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,
dosis, cara, waktu).
c. Anjurkan klien untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
Rasionalisasi :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien lebih suka menyendiri di tempat tidurnya, ekspresi wajah seidh, tidak mau kontak
dengan yang lain, lebih banyak diam, kontak mata singkat.
2. Diagnosa keperawatan
Resti mencederai diri, bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
4. Tindakan keperawatan
TUK 1 :
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
c. Jujur dan menepati janji
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian terhadap klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
TUK 2 :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
b. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul.
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
muncul.
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien banyak diam di tempat tidurnya, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain,
kontak mata ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Tuk 3 :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, diam, kontak mata ada, klien tidak mau kontak dengan yang
lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 4 : klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawaatan
Tuk 4 :
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan mangan.
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dan kegiatan mangan.
Tuk 5:
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri
3. Tujuan Khusus
Tuk 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
4. Tindakan Keperawatan
1. Diskusi dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.
1.Masalah Utama :
Isolasi sosial : Menarik diri.
2.Proses Terjadinya Masalah
a.Pengertian
b.Tanda dan Gejala
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri)
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
Posisi janin saat tidur.
(Budi Anna Keliat, 1998)
Gejala Klinis
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut
botak karena terapi).
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
d.Akibat dari Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang
maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/
rangsangan eksternal.
Gejala Klinis :
Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian.
Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
(Budi Anna Keliat, 1999)
5.Diagnosa Keperawatan
a.Isolasi sosial: menarik diri
b.Harga diri rendah
6.Rencana Tindakan Keperawatan
A.Diagnosa 1 : Isolasi sosial : menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya.
Tindakan :
1)Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan
cara :
a.Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b.Perkenalkan diri dengan sopan.
c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
d.Jelaskan tujuan pertemuan.
e.Jujur dan menepati janji
f.Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g.Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.
3.1.2
3.1.3
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.2.1
3.2.2
3.2.3
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
4.Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa
membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.
Tindakan
4.1Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.2Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K–P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – Kel/ Klp/ Masyarakat
4.3Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.5Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.6Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
4.7Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
5.Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah
Tindakan :
5.1Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.2Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain.
6.Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Rasional :
Memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat
kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya.
Tindakan :
6.1Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
salam, perkenalan diri
jelaskan tujuan
buat kontrak
eksplorasi perasaan klien
6.2Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
perilaku menarik diri
penyebab perilaku menarik diri
akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
cara keluarga menghadapi klien menarik diri
Tindakan:
6.1Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
6.2Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
1.Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2.Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
3.Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK
UI. 1999
4.Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
5.Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
6.Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan k
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
C. Rentang Respons
Respons Adaptif Respons Maladaptif
Menyendiri
Otononi
Bekerja sama
Interdependen
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
curiga
Merasa sendiri
Depedensi
Curiga
D. Etiologi
II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
A. Isolasi sosial
Data Mayor :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi, mengatakan orang
lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak selevel.
DO : Menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap dengan
orang lain.
Data Minor :
DS : Curiga dengan orang lain, mendengar suara/melihat
bayangan, merasa tak berguna
DO : Mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak berinisiatif
berhubungan dengan orang lain