Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

1. KONSEP MASALAH/GANGGUAN KESEHATAN JIWA


A. Pengertian
Perilaku menarik diri adalah klien ingin lari dari kenyataan tetapi karena tidak
mungkin, maka klien menghindari atau lari secara emosional sehinga klien jadi pasif,
tergantung, tidak ada motivasi dan tidak ada keinginan untuk berperan
(Budi Ana Keliat, 1992).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Terjadinya perilaku menarik diri
dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan
sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri.
Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan
orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan
merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan
orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan
sehari-hari hampir terabaikan.

B. Faktor penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-
tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tahap Perkembangan Tugas
Masa Bayi Menetapkan rasa percaya
Mengembangkan otonomi dan awal
Masa Bermain
perilaku mandiri
Belajar menunjukkan inisiatif, rasa
Masa Prasekolah
tanggung jawab, dan hati nurani
Belajar berkompetisi, bekerja sama,
Masa Sekolah
dan berkompromi
Menjalin hubungan intim dengan
Masa Praremaja
teman sesama jenis kelamin.
Menjadi intim dengan teman lawan
Masa Remaja
jenis atau bergantung pada orang tua.
Menjadi saling bergantung antara
orangtua dan teman, mencari
Masa Dewasa Muda
pasangan, menikah, dan mempunyai
anak.
Belajar menerima hasil kehidupan
Masa Tengah Baya
yang sudah dilalui.
Berduka karena kehilangan dan
Masa Dewasa Tua mengembangkan perasaan keterikatan
dengan budaya.
Sumber : Stuart dan Sundeen (1995)
b. Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk
masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double
bind) yaitu suatu keadaan di mana seorang anggota keluarga menerima pesan
yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang
tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan
di luar keluarga.
c. Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan
suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap
anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis,
dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
d. Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur
yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk
sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.
2. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal
dan eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Faktor eksterna
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat ansietas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk
berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.

C. Tanda dan Gejala


Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial.
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghidar dari orang lain (menyendiri)
Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.
c. Komunikasi kurang / tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
d. Tidak ada kontak mata : klien lebih sering menunduk.
e. Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien kurang dalam mobilitas.
f. Menolak berhubungan dengan orang lain.
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah
tangga sehari-hari tidak dilakukan.
h. Kurang spontan.
i. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
k. Mengisolasi diri
l. Tidak ada atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
m. Asupan makanan dan minuman terganggu.
n. Aktivitas menurun.
o. Rendah diri.
p. Poster tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur).
Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya rendah,
sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak
dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori
: halusinasi dan resiko tinggi mencederai diri, orang lain juga bisa menyebabkan
intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan perawatan secara mandiri. Seseorang yang mempunyai harga diri rendah
awalnya disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dalam
hidupnya, sehingga orang tersebut berperilaku tidak normal (koping individu tidak
efektif). Peranan keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu
menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, bila sistem pendukungnya tidak baik
(koping keluarga tidak efektif) maka akan mendukung seseorang memiliki harga diri
rendah.

D. Rentang Respon Isolasi Sosial


Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial.
1. Respons adaptif
Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum berlaku. Dengan kata lain individu tersebut
masih dalam batas normal ketika menelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap
yang termasuk respons adaptif.
a. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi, kemempuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.
2. Respons maladaptif
Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons
maladaptif.
a. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
c. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

E. Dampak Menarik Diri Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia


Dibawah ini akan dijelaskan mengenai dampak gangguan interaksi sosial menarik diri
terhadap kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.
1. Kebutuhan Fisiologis
Klien dengan interaksi sosial menarik diri kurang memperhatikan diri dan
lingkungannya sehingga motivasi untuk makan sendiri tidak ada. Klien kurang
memperhatikan kebutuhan istirahat dan tidur, karena asyik dengan pikirannya
sendiri sehingga tidak ada minat untuk mengurus diri dan keberhasilannya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Klien dengan gangguan interaksi menarik diri cenderung merasa cemas, gelisah,
takut dan bingung sehingga akan menimbulkan rasa tidak aman bagi klien.
3. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri cenderung memisahkan diri
dari orang lain.
4. Kebutuhan Harga Diri
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan mengalami perasaan
yang tidak berarti dan tidak berguna. Klien akan mengkritik diri sendiri,
menurunkan dan mengurangi martabat diri sendiri sehingga klien terganggu.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan merasa tidak percaya
diri, merasa dirinya tidak pantas menerima pengakuan dan penghargaan dari orang
lain dan klien akan merasa rendah diri untuk meminta pengakuan dari orang lain.
F. Pohon Masalah

Effect Resiko mencedarai diri : bunuh


diri

Core Problem Ganguan isolasi sosial : menarik


diri

Causa Gangguan konsep diri : harga diri rendah

H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan
maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
1) Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus
listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang
ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan
terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya
perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian
lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan
adanya ide bunuh diri yang menetap.
(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon
membaik pada ECT.
(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau
klien tidak dapat menerima antidepresan.
b) Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi
lain berbahaya bagi klien.
c) Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada
skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting
dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan
rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat
empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur
kepada klien.
3) Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri seseorang.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:

1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

a) Pengertian

TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004
: hal.1).

b) Tujuan

Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku


yang destruktif dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3).

c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial
adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap
dari interpersonal, kelompok dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).

c. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial


1) Psikoterapeutik
a) Bina hubungan saling percaya
(1) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada waktu
interaksi dan tujuan.
(2) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk menunjukan
penghargaan yang tulus.
(3) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan
diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan.
b) Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka
(1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah yang
sederhana.
(2) Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan perawat.
(3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan teratur.
(4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
c) Kenal dan dukung kelebihan klien
Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien, cara
menceritakan perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.
(1) Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.
(2) Dukung koping klien yang konstruktif.
(3) Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.
d) Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal
(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.
(2) Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.
(3) Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.
(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
(5) Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

2) Pendidikan kesehatan
a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata
seperti menulis, menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.
b) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.
c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan
klien.
d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di
masyarakat.

3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)


a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan
secara mandiri.
b) Bimbing klien berpakaian yang rapi.
c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti
majalah, surat kabar, radio dan televisi.
d) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.
4) Lingkungan terapeutik
a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang lain di
lingkungan.
b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu yang
lama.
c) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di ruangan.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Data Mayor :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi, mengatakan orang
lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak
selevel.
DO : Menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap
dengan orang lain.

Data Minor :
DS : Curiga dengan orang lain, mendengar suara/melihat
bayangan, merasa tak berguna
DO : Mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak berinisiatif
berhubungan dengan orang lain

B. Diagnosa Yang Mungkin Muncul


1. Perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya
koping individu : koping defensif.
. Rencana Tindakan Keperawatan
Inisial klien : Tn. K Dx Medis : Skizofrenia
No RM : 013650 Ruangan : Cendrawasih
No. DX. Rencana
Keperawatan Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Isolasi Sosial TUM : Klien mampu


berinteraksi dengan
orang lain
TUK 1 : Klien dapat
membina hubungan
saling percaya Setelah 2 X interaksi 1. Bina hubungan Hubun
klien menunjukan tanda- saling percaya dengan percay
tanda percaya kepada : langka
atau terhadap perawat : - beri salam setiap melaku
- Wajah cerah, berinteraksi
tersenyum - Perkenalkan nama,
- Mau berkenalan nama panggilan
- Ada kontak mata perawat, dan tujuan
- Bersedia menceritakan perawat berkrnalan
perasaan - Tanyakan dan
- Berseddia panggil nama
mengungkapkan kesukaan klien
masalahnya - Tunjukan sikap jujur
dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
- Tanyakan perasaan
dan masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien

TUK 2 : 2.Setelah 2 kali interaksi 1.Tanyakan pada klien Denga


Klien mampu klien dapat menyebutkan tentang : tanda-t
menyebutkan minimal satu penyebab - Orang yang tinggal kita da
penyebab tanda dan menarik diri : serumah atau dengan langka
gejala isolasi sosial -Diri Sendiri sekamar klien selanju
- Orang lain - Orang yang paling
- Lingkungan dekat ddengan klien
- dirumah atau
diruangan perawatan
- Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
- Orang yang tidak
dekat dengan klien
dirumah atau
diruangan perawat
- Apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
- Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang tersebut

2.Diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri / tidak
mau bergaul dengan
orang lain

3.Beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya

TUK 3 : 3.Setelah 2 X interaksi 1.Tanyakan pada klien Reinfo


Klien mampu dengan klien dapat tentang : mening
menyebutkan menyebutkan - Manfaat hubungan klien
keuntungan keuntungan sosiial
berhubungan sosial berhubungan sosial, - Kerugian menarik
dan kerugian misalnya : diri
menarik diri -Banyak teman
- Tidak kesepian 2.Diskusikan bersama
- Saling menolong klien tentang manfaat
berhubungan sosial
Dean kerugian menarik dan kerugian menarik
diri misalnya : diri
-Sendiri
- Kesepian 3.Beri pujian terhadap
- Tidak bisa diskusi kemampuan klien
- mengungkapkan
perasaannya

TUK 4 : 4.Setelah 2 X interaksi 1.Observasi perilaku Menge


Klien dapat klien dapat klien tentang mana p
melaksanakan melaksanakan hubungan berhubungan sosial tentang
hubungan sosial soosial secara bertahaap dengan
secara bertahap dengan : 2.Beri motivasi dan
-Perawat bantuu klien untuk
- Perawat lain berkenalan /
- Kelompok berkomunikasi dengan
perawat lain, klien
lain, kelompok

3.Libatkan klien dalam


terapi aktivitas
kelompok sosialisasi

4.Diskusikan jadwal
harian yang dilakukan
untuk meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi

5.Beri motivasi klien


untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal
yang telah dibuat

6.Beri pujian terhadap


kemampuan klien
memperluas
pergaulanya melalui
aktifitas yang
dilaksanakan

TUK 5 : 5.Setelah 2X interaksi 1.Diskusikan dengan Agar k


Klien mampu klien dapat menyebutkan klien tentang diri un
menjelaskan perasaanya setelah perasaanya setelah dengan
perasaanya setelh berhubungan sosial berhbungan sosial
berhubungan sosial dengan : dengan :
-Orang lain -Orang lain
- Kelompok - Kelompok

2.Beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaaanya

TUK : 6 1.Setelah 2X kali 1.Diskusikan Agar k


Klien mendapat pertemuan, keluarga pentingya peran serta diri da
dukungan keluarga dapat menjelaskan : keluarganay sebagai berhub
dalam memperluas -pengertian menarik diri pendukung untuk orang l
hubyngan sosial -tanda dan gejala mengatasi perilaku
menarik diri menarik diri
-penyebab dan akibat 2.Diskusikan potensi
menarik diri keluarga untuk
-cara merawat klien membantu klien
menarik diri mengatasi perilaku
menarik diri
3.Jelaskan pada
keluarga tentang :
2.Setelah 2X pertemuan, -pengertian menarik
keluarga dapat diri
mempraktekkan cara -tanda dan gejala
merawat klien menarik menarik diri
diri -penyebab dan akibat
menarik diri
-cara merawat klien
menarik diri

4.Latih keluarga cara


merawat klien menarik
diri

5.Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan

6.Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi

7.Beri pujian pada


keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien dirumah
sakit
TUK 7 : 7.1 Setelah 2X interaksi 1.Diskusikan dengan Minum
Klien dapat klien menyebutkan : klien tentang manfaaat menye
memanfaatkan obat -manfaat minum obat dan kerugian tidak penyak
dengan baik -kerugian tidak minum obat, nama,
meminum obat warna, dosis, cara,
-nama, warna, dosis, efek terapi, dan efek
efek terapi, efek samping penggunaan
samping obat obat.

7.2.Setelah...kali 2.Pantau klien saat


interaksi klien penggunaan obat
mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan 3.Beri pujian jika klien
benar menggunakan obat
dengan benar
7.3.Setelah...kali
interaksi klien dapt 4.Diskusikan berhenti
menyebutkan akibat minum obat tanpa
berhenti minum obat konsultasi dengan
tanpa konsultasi dokter dokter

5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada dokter atau
perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan

2 Halusinasi TUM : klien dapat


mengontrol
halusinasi

TUK :1
Klien dapat
membantu hubungan 1.1.Setelah 2X interaksi 1.bina hubungan Hubun
saling percaya dengan klien, klien saling percaya dengan percay
menunjukkan tanda prinsip komunikasi langka
percaya kepada perawat teraupetik : melaku
: -sapa klien dengan
-ekpresi bersahabat ramah , baik verbal
-ada kontak mata maupun non verbal
-menunjukkan rasa - perkenalkan nama
senang lengkap, nama
-mau berjabat tangan panggilan dan tujuan
-mau duduk berkenalan
berdampingan dengan - tanyakan nama yang
perawat disukai klien
-mengungkapkan -buat kontrak yang
masalah yang dihadapi jelas
-tunjukkan sikap jujur
dan menepati janji
-beri perhatian kepada
klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
-tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien

1. adakan kontrak
langsung dan singkat
secara bertahap
2. observasi tingkah
laku klien terkait
2.1.setelah 2X interaksi dengan halusinasinya.
TUK 2 : klien menyebutkan -tanyakan apakah klien
klien dapat -isi mengalami halusinasi Menge
mengenal -waktu -jika klien halusin
halusinasinya -frekuensi menjawabnya, menen
-situasi dan kondisi yang tanyakan apa yang yang te
menimbulkan halusinasi dialaminya halusin
-katakan bahwa
perawat percaya

1.identifikasi bersama
klien cara atau
tindakan yang
dilakukan jika terjadi
halusinasi
2. diskusikan cara
1.setelah ... kali interaksi yang digunakan klien
klien menyebutkan -jika cara yang
TUK : 3 tindakan yang biasanya digunakan adaptif, beri
klien dapat dilakukan untuk pujian
mengontrol mengendalikan -jika cara yang Klien d
halusinasi halusinasinya digunkan maladaptif tindaka
2. setelah... kali interaksi diskusikan kerugian halusin
klien menyebutkan cara cara tersebut
baru mengontrol 3. diskusikan cara baru
halusinasi untuk mengontrol
3. setelah .. kali interaksi halusinasi
klien dapat memilih dan -katakan pada diri
memperagakan cara sendiri ini tidak nyata
megatasi halusinasi (saya tidak mau
4. setelah.. klia interaksi, mendengar)
klen melaksanakan cara -menemui orang tua
yang telah dipilih untuk /perawat untuk
mengendalikan menceritakan tentang
halusinasi dengar halusinasinya
5. setelah 2X interaksi, -membuat dan
klien mengikuti terapi melaksanakan jadwal
aktivitas kelompok kegiatan sehari-hari
yang telah disususn
TUK : 4 1.setelah 2X interaksi 1.diskusikan denagn Minum
klien dapat klien dapat klien tentang manfaat mengu
memanfaatkan obat menyebutkan : dan kerugian tidak klien
dengan baik -manfaat dari minum minum obat, nama,
obat warna, dosis, dan efek
-kerugian tidak minum terapi dan efek
obat samping penggunaan
-nama, warna, dosis, obat
efek terapi dan efek 2. pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
2. setelah ... kali 3. beri pujian bila klien
interaksi klien menggunakan obat
mendemonstrasikan dengan benar
penggunaan obat dengan 4. diskusikan akibat
benar berhenti minum obat
3. setelah.. kali interaksi tanpa konsultasi
klienmenyebutkan denagn dokter
akibat berhenti minum 5. anjurkan klien untuk
obat konsultasi kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.

1.bina hubungan
saling percaya
a.sapa klien dengan
ramah, baik verbal
1.klien dapat maupun nonverbal
TUM : mengungkapkan b.perkenalkan diri
3. Harga Diri Klien dapat perasaannya dengan sopan
rendah melakukan 2.ekspresi wajah c.tanya nama lengkap Hubun
hubungan sosial bersahabat klien dan nama percay
secara bertahap 3.ada kontak mata panggilan yang disukai menim
4.menunjukkan rasa klien keperc
TUK 1 : senang d.jelaskan tujuan perawa
Klien dapat 5.mau berjabat tangan pertemuan, jujur dan memud
membina hubungan 6.mau menjawab salam menepati janji pelaks
saling percaya 7.klien mau duduk e.tunjukkan sikap selanju
berdampingan empati dan menerima
8.klien mau klien apa adanya
mengutarakan masalah f.beri perhatian pada
yang dihadapi klien

2.beri kesempatan
untuk mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakit yang
dideritanya

3.sediakan waktu
untuk mendengarkan
klien

4.katakan pada klien


bahwa ia adalah
seorang yang berharga
dan bertanggungjawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri

1.diskusikan
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
klien dan beri pujian
/reinforcement atas
kemampuan
mengungkapkan
Klien mampu perasaannya
mempertahankan aspek 2.saat bertemu klien,
positif yang dimiliki hindarkan memberi
TUK 2 : penilaian negatif.
Klien dapat Utamakan memberi Pujian
mengidentifikasi pujian yang realistis mening
kemampuan dan klien
aspek positif yang
dimiliki

1.diskusikan
kemampuan klien
yangmasih dapat
digunakan selama
sakit
2.diskusikan juga
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaan di rumah
1.kebutuhan klien sakit dan dirumah
terpenuhi nanti
2.klien dapat melakukan
aktivitas terarah

TUK 3 : Pening
Klien dapat menilai 1.rencanakan bersama kemam
kemampuan yang klien aktivitas yang klien u
dapat digunakan masih dapat dilakukan
setiap hari sesuai
kemampuan : kegiatan
mandiri, kegiatan
dengan bantuan
minimal, kegiatan
1.klien mampu dengan bantuan total
beraktivitas sesuai 2.tingkatkan kegiatan
kemampuan sesuai dengan toleransi
2.klien mengikuti terapi kondisi klien
TUK 4: aktivitas kelompok 3.beri contoh cara
Klien dapat pelaksanaan kegiatan Pelaks
menetapkan dan yang boleh klien secara
merencanakan lakukan (sering klien awal u
kegiatan sesuai takut melaksanakanny) eningk
dengan kemampuan rendah
yang dimiliki

1.beri kesempatan
klien untuk mencoba
kegiatan yang
direncanakan
2.beri pujian atas
keberhasilan klien
3.diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan dirumah

1.beri pendidikan
Klien mampu kesehatan pada
beraktivitas sesuai keluarga klien tentang
kemampuan cara merawat klien
harga diri rendah
TUK 5 : 2.bantu keluarga
Klien dapat memberi dukungan Denga
melakukan kegiatan selama klien dirawat akan m
sesuai kondisi sakit 3.bantu keluarga kemam
dan kemampuannya menyiapkan
lingkungan dirumah

1.klien mampu
melakukan apa yang
TUK 6 : diajarkan
Klien dapat 2.klien mau memberikan
memanfaatkan dukungan Perhat
sistem pendukung penger
yang ada akan d
mening

1. Dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria evaluasi :

- Ekspresi wajah beersahabat, menunjukkan rasa senang, adanya kontak mata,


mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.

Intervensi Keperawatan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik.

b. Sapaklien dengan ramah baik vebal maupun nonb verbal.

c. Perkenalkan diri dengan sopan

d. Tanyakan nama lengkap klien dan nama kesukaan klien.

e. Jelaskan tujuan pertemuan.

f. Jujur dan menepeti janji.

g. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

h. Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat.

i. Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak menjawab.

j. Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan buru – buru,


tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

Rasionalisasi :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Kriteria evaluasi :

- KLien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Intervensi keperawatan :

a. Kaji pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri dan tanda – tandanya.

b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan pearasaan penyebab


menarik diri tidak mau bergaul.

c. Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda serta penyebab
yang muncul.

d. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan klien dalam


mengungkapkan perasaannya.

Rasionalisasi :

- Diketahuinya penyebab akan dapat dihubungkan dengan factor presipitasi yang


dialami klien.

3. KLien dapat menyebabkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan


kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Evaluasi :

- Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan


kerugian berhubungan dengan orang lain.

Intervensi Keperawatan :
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan berhubungan dengan
orang lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan dengan orang lain.

b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang


berhubunagn dengan orang lain

c. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian


bila tidak berhubungan denagn orang lain.

d. Diskusikan bersama tentan keuntungan berhubungan denagn orang lain dan


kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

e. Beri reinforcement positif terhadapo kemampuan mengungkapkan pearasaan


tentang keuntungan berhubunagn dengan orang lain dan kerugian bila tidak
berhubungan denagn orang lain.

Rasionalisasi :

- Mengidentifikasi sejauh mana keuntunagn yang klien rasakan bila berhubungan


dengan orang lain.

- Mengidentuifikasi kerugian yang klien rasakan bila tidak berhubungan dengan


orang lain.

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

Kriteria evaluasi ;

- Klien dapat mendemonstrasikan hubunagn sosial secara bertahap k-p, k-p-p


lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok masyarakat.

Intervensi Keperawatan :

a. Kaji kemampuan klien membina hubunagn dengan orang lain.

b. Dorong dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain melalui tahap k-p, k-p-
p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok masyarakat.
c. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungn.

e. Diskusikan jadwal harian yang daopat dilaukan bersama klien dalam mengisi
waktu luang.

f. Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.

g. Beri reinforcement atas kegiatan klien dalam ruangan.

Rasionalisasi :

- Klien harus dicoba berinteraksi secara bertahap agar terbiasa membina


hubungan yang sehat dengan orang alain

- Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga timbul motivasi untuk


berinteraksi.

5. KLien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan


orang lain.

Kriteria evaluasi :

- KLien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain


untuk diri sendiri dan orang lain.

Intervensi Keperawatan :

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengn


orang lain.

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungn dengan orang


lain.

c. Beri reinforcement atas kemampuan klien mengungkapkan perasaanya


berhubungan dengan orang lain.
Rasionalisasi :

- Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan orang lain akan sangat
membantu klien memahami manfaat berhubungan dengan orang lain.

6. Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu


mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Kriteria evaluasi :

- Keluarga dapat Menjelaskan perasaannya, Menjelaskan cara mearawat klien


menarik diri, mendemontrasikan cara perawatan klien menarik diri,
berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.

Intervensi Keperawatan :

a. Bina hubungan saling percaya denagn keluarga : salam, perkenalkan diri,


sampaikan tujuan, buat kontrak eksplorasi perasaan keluarga.

b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku menarik diri, penyebab


perilaku menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi, cara keluarga menghadapi klien menarik diri.

c. Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu.

d. Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk


berkomunikasi dengan orang lain.

e. Beri reinforcement atas hal – hal yang telah dicapai keluarga.

Rasionalisasi :

- Keluarga dapat membantu dan mendukung klien untuk berhubungan dengan


orang lain melalui keterlibatan keluarga dalam merawat klien.

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.


Kriteria evaluasi :

- Klien dapat minum obat dengan prinsip yang benar.

- Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan dengan perawat jika terjadi


keluhan.

Intervensi Keperawatan :

a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek samping
minum obat)

b. Bantu dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,
dosis, cara, waktu).

c. Anjurkan klien untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.

d. Beri reinforcement positif bila klien menggunakan obat dengan benar.

Rasionalisasi :

- Dengan mengetahui prinsip yang benar dalam menggunakan obat, akan


meminimalkan terjadinya ketidakefektifan pengobatan atau keracunan. Hal
ini juga dimaksudkan untuk memotivasi klien agar bersedia minum obat
(patuh dalam pengobatan).
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Resiko mencederai diri : bunuh diri
Data yang dikaji :
a. ada ide-ide / usaha bunuh diri
b. ingin mengakhiri kehidupan
c. mudah marah
d. gelisah
e. mengisolasi diri dengan membatasi hubungannya dengan orang lain
f. merasa tidak berguna.
2. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a. lebih banyak diam
b. lebih suka menyendiri / hubungan interpersonal yang kurang
c. personal hygiene kurang
d. merasa tidak nyaman di antara orang
e. tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. berkurangnya frekuensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. perasaan rendah diri
b. pikiran mengalah
c. mengkritik diri sendiri
d. kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. meremehkan kekuatan / kemampuan diri
f. menyalahkan diri sendiri
g. perasaan putus asa dan tidak berdaya.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
2. Gangguan sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Kriteria evaluasi
1.1. ekspresi wajah klien bersahabat
1.2. klien menunjukkan rasa senang
1.3. ada kontak mata
1.4. klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi
b. Intervensi
1.1.1. sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
1.1.2. perkenalkan diri dengan sopan
1.1.3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.1.4. jelaskan tujuan pertemuan
1.1.5. jujur dan menepati janji
1.1.6. tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
a. Kriteria evaluasi
2.1. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari :
- diri sendiri
- orang lain
- lingkungan
b. Intervensi
2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.1.2. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul.
2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
muncul.
2.1.4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 : Klien dapat menyebutkan kuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
3.1. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2. Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
b. Intervensi
3.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain.
3.1.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.1.3. Diskusikan bersama klien tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2.1. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.3. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
a. Kriteria evaluasi
4.1. Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara:
K–P
K–P–K
K – P – Kel
K – P – Klp
b. Intervensi
4.1.1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.1.2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K–P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – P – Kel / Masy.
4.1.3. Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.1.4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.1.5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.1.6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
TUK 5 : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
5.1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
- diri sendiri
- orang lain
b. Intervensi
5.1.1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.1.2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.1.3. Beri reinforcement positif atau kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
TUK 6 : Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
6.1. Keluarga dapat :
- menjelaskan perasaannya
- menjelaskan cara merawat klien menarik diri
- mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri
- berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri
b. Intervensi
6.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- salam, perkenalkan diri
- sampaikan tujuan
- buat kontrak
- eksplorasi perasaan keluarga.
6.1.2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku penyebab serta akibat perilaku
menarik diri.
6.1.3. Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
6.1.4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minim satu
kali seminggu.
TUK 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
a. Kriteria evaluasi
7.1. Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.
7.2. Klien dapat mendemonstrasikan dan tahu tentang manfaat dan efek samping dan
penggunaan obat dengan benar.
7.3. Klien memahami akibat berhentinya minum obat tanpa konsultasi.
b. Intervesi :
7.1.1. Diskusikan dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek
sampingnya.
7.1.2 Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
7.1.3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang
dirasakan.
7.1.4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien lebih suka menyendiri di tempat tidurnya, ekspresi wajah seidh, tidak mau kontak
dengan yang lain, lebih banyak diam, kontak mata singkat.
2. Diagnosa keperawatan
Resti mencederai diri, bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
4. Tindakan keperawatan
TUK 1 :
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
c. Jujur dan menepati janji
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian terhadap klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
TUK 2 :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
b. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul.
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
muncul.
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase oreientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi Mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa di panggil Ndari, nama
Mbak siapa? Baiklah Mbak, disini saya akan menemani Mbak, saya akan duduk di samping
Mbak, jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan".
b. Evaluasi / validasi
"Bagaimana perasaan Mbak hari ini? Saya ingin sekali membantu Mbak menghadapi masalah
dan saya harap Mbak mau bekerja sama dengan saya, Mbak boleh saya tahu apa yang terjadi
di rumah sehingga Mbak sampai dibawa kemari? Bagaimana kalau hari ini kita berbicara
tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri, Mbak bersediakan?".
c. Kontrak
"Berapa lama kita akan berbincang-bincang?"
"Dimana tempat yang Mbak sukai?"
"Baiklah kita berbicara di tempat tidur saja, berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?"
"Baiklah jadi kita akan ngobrol-ngobrol tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri
selama 30 menit?"
2. Fase Kerja
"Biasanya kalau jam-jam seperti ini apa yang Mbak lakukan di sini atau di rumah?"
"Bagaimana perasaan Mbak berdiam diri di kamar?"
"Apa yang menyebabkan Mbak berdiam diri di kamar?"
"Jika Mbak berdiam diri di kamar apa yang Mbak lakukan dan pikirkan?"
"Jadi apa saja tanda-tanda kalau Mbak enggan berhubungan dengan orang lain?"
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang Mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 30 menit tadi?"
"Bisa Mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi?"
b. Rencana tindak lanjut
"Setelah ini kita akan bicara mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain".
c. Kontrak
"Baiklah Mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupka sampai di sini, kira-
kira jam berapa kita besok bertemu lagi? Tempatnya dimana?"
"Baiklah jam 11 kita akan bertemu di sini lagi selama 15 menit."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien banyak diam di tempat tidurnya, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain,
kontak mata ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Tuk 3 :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya ? coba sebutkan siapa nama saya, bagus
ternyata mbak masih ingat."
b. Evaluasi/ validasi
"Mbak kelihatannya segar dan semangat hari ini, bagaimana perasaan Mbak pagi ini ?"
c. Kontrak
"Kemaren kita sudah berbicara mengenai hal yang menyebabkan bapak sering menyendiri di
kamar. Nah, sekarang sesuai dengan janji kita, kita sekarang akan berbincang-bincang
mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain selama 20 menit, bagaimana Mbak bisa kita mulai sekarang ?"
2. Fase Kerja
"Coba mbak sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain."
"Bagus, ternyata mbak lebih pintar daari saya"
"Sekarang coba mbak sebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain."
"Bagaimana jika mbak ngobrol-ngobrol dengan yang lain sekarang?"
"Bagaimana kalau saya beri contoh cara berkenalan dengan orang lain?"
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 20 menit tadi?"
"Coba mbak ulangi lagi, sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain."
b. Rencana tindak lanjut
"setelah ini, silahkan mbak coba berkenalan dengan orang lain, paling tidak mbak tahu nama
dan asal teman baru mbak."
c. Kontrak
"Baiklah mbak waktu kita sudah habis, sudah 20 menit kita berbincang-bincang."
"Kira-kira kapan kita akan bertemu lagi ? tempatnya di mana ? dan apa yang akan kita bahas
?"
"Baiklah bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 13.00, kita akan berbincang-bincang di
tempat ini lagi selama 30 menit, untuk membahas kegiatan dan perasaan mbak setelah
berkenalan dengan orang lain."
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN III

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, diam, kontak mata ada, klien tidak mau kontak dengan yang
lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 4 : klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawaatan
Tuk 4 :
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan mangan.
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dan kegiatan mangan.
Tuk 5:
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, kelihatannya mbak senang hari ini, mbak sudah makan?"
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana mbak, sudah berkenalan atau sudah ngobrol-ngobrol dengan kenalan baru mbak
?"
"Kalau boleh saya tahu siapa namanya ? asalnya dari mana ? bagus sekali mbak sudah ingat
nama dan asal teman baru mbak."
c. Kontrak
"Tadi sudah beerkenalan dengan teman baru mbak, bagaimana kalau kita berbicara tentang
teman baru mbak dan peerasaan mbah setelah berkenalan atau berhubungan dengan teman
baru mbak." Sesuai dengan kesepakatan kita, kita akan berbincang-bincang selama 30 menit."
2. Fase Kerja
"Coba mbak praktekkan carra berkenalan mbak dengan teman baru mbak pada saya."
"Setelah berkenalan, kegiatan apa yang mbak lakukan dengan teman baru mbak?"
"Setelah itu bagaimana perasaan mbak, senang atau tidak ?"
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah berhubungan dengan orang lain ?"
"Coba mbak ulangi lagi nama dan asal teman baru mbak!"
b. Rencana tindak lanjut
"baiklah saya lihat mbak sudah lelah, silahkan mbak istirahat dan besok kita lanjutkan lagi
bincang-bincang kita."
c. Kontrak
"Baiklah kita cukupkan sekian dulu, sudah 30 menit perbincangan kita kali ini, besok kita
akan bincang-bincang kembali tentang cara penggunaan obat yang mbak minum dengan
benar dan tepat."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN IV

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri
3. Tujuan Khusus
Tuk 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
4. Tindakan Keperawatan
1. Diskusi dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak ? mbak ingat janji pertemuan kita ? bagus sekali ternyata mbak masih
ingat dengan tepat, bahwa pagi ini kita akan kembali berbincang-bincang selama kurang lebih
15 menit."
b. Validasi/ evaluasi
"Bagaimana perasaan mbak pagi ini ? mbak masih berteman atau ngobrol dengan teman baru
mbak ? bagus sekali … mbak sudah mau bergabung dengan teman-teman mbak."
c. Kontrak
"Baik kalau begitu sesuai kesepakatan kita bagaimana kalau pada pertemuan kita kali ini
selama 15 menit kedepan kita berbincang-bincang tentang kegunaan obat yang mbak minum
tiap hari."
2. Fase Kerja
"Boleh saya tahu bagaimana cara mbak meminum obat ini ? bagus sekali, mbak sudah bisa
menggunakan obat ini secara benar dan tepat, dan jangan lupa ingat nama obat dan waktu
minum obat."
"Bagus sekali mbak patuh dan taat, saya senang mbak mau mengikuti saran perawat dan
dokter di sini."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Bagaimana perasaan mbak setelah minum obat dan mengetahui penggunaan obat ini ?"
"Mbak tadi mengatakan bahwa obat ini dapat membantu mbak dan banyak gunanya."
b. Rencana tindak lanjut
"Mbak haarus selalu mengingat-ingat nama obat, dosis dan cara pemberiannya, coba mbak
ingat-ingat lagi ya ?"
c. Kontrak
"Kira-kira kapan ada kesempatan untuk berbincang-bincang lagi mbak ?"
keperawatan jiwa
LAPORAN PENDAHULUAN

1.Masalah Utama :
Isolasi sosial : Menarik diri.
2.Proses Terjadinya Masalah
a.Pengertian
b.Tanda dan Gejala
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri)
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
Posisi janin saat tidur.
(Budi Anna Keliat, 1998)

Gejala Klinis
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut
botak karena terapi).
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
d.Akibat dari Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang
maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/
rangsangan eksternal.
Gejala Klinis :
Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian.
Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
(Budi Anna Keliat, 1999)

3.Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


a.Masalah Keperawatan
1.Resiko perubahan persepsi : halusinasi...
2.Isolasi Sosial : menarik diri
3.Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b.Data yang perlu dikaji


1.Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi
1)Data Subjektif
a.Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata.
b.Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
c.Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
d.Klien merasa makan sesuatu.
e.Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
f.Klien takut pada suara / bunyi / gambar yang dilihat dan didengar.
g.Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.
2)Data Objektif
a.Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b.Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu.
c.Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d.Disorientasi.
2.Isolasi Sosial : menarik diri
1)Data Subyektif
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2)Data Obyektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
3.Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1)Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2)Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
4.Pohon Masalah

5.Diagnosa Keperawatan
a.Isolasi sosial: menarik diri
b.Harga diri rendah
6.Rencana Tindakan Keperawatan
A.Diagnosa 1 : Isolasi sosial : menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya.
Tindakan :
1)Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan
cara :
a.Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b.Perkenalkan diri dengan sopan.
c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
d.Jelaskan tujuan pertemuan.
e.Jujur dan menepati janji
f.Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g.Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.

2.Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Rasional :
Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres
dan penyebab perasaaan menarik diri.
Tindakan :
1)Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2)Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau
mau bergaul.
3)Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul.
4)Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
3.Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain.
Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.
Tindakan :
3.1Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.1

3.1.2

3.1.3
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.2.1

3.2.2

3.2.3
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
4.Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa
membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.
Tindakan
4.1Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.2Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K–P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – Kel/ Klp/ Masyarakat
4.3Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.5Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.6Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
4.7Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
5.Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah
Tindakan :
5.1Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.2Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain.
6.Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Rasional :
Memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat
kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya.
Tindakan :
6.1Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
salam, perkenalan diri
jelaskan tujuan
buat kontrak
eksplorasi perasaan klien
6.2Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
perilaku menarik diri
penyebab perilaku menarik diri
akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi


dengan orang lain
6.4Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali
seminggu
6.5Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
B.Diagnosa 2 : Harga Diri Rendah.
Tujuan umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik :
a.sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b.Perkenalkan diri dengan sopan.
c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d.Jelaskan tujuan pertemuan
e.Jujur dan menepati janji
f.Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Rasional :
Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego
diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian
Tindakan:
2.1Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.3Utamakan memberikan pujian yang realistik.
3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Rasional :
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk
berubah.
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan
penggunaannya
Tindakan:
3.1Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4.Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Rasional :
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan
Tindakan:
4.1Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Kegiatan mandiri
Kegiatan dengan bantuan sebagian
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
4.2Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5.Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Rasional:
Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri
klien
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan
Tindakan:
5.1Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6.Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Rasional :
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah
Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan
klien.
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:
6.1Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
6.2Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

1.Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2.Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
3.Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK
UI. 1999
4.Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
5.Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
6.Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan k

LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


A. Pengertian
1.
3. Isolasi Sosial

C. Rentang Respons
Respons Adaptif Respons Maladaptif

Menyendiri
Otononi
Bekerja sama
Interdependen
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
curiga
Merasa sendiri
Depedensi
Curiga

D. Etiologi
II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
A. Isolasi sosial
Data Mayor :
DS : Klien mengatakan malas berinteraksi, mengatakan orang
lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak selevel.
DO : Menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap dengan
orang lain.
Data Minor :
DS : Curiga dengan orang lain, mendengar suara/melihat
bayangan, merasa tak berguna
DO : Mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak berinisiatif
berhubungan dengan orang lain

III. DAFTAR PUSTAKA


Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan Aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.
Keliat Budi Ana. 1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC.
Keliat Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis
Mosby Year Book.
Posted by Hamdan Ard at 10:34 AM

Anda mungkin juga menyukai